Rabu, 21 Desember 2011

7 Bintang -This is Our Friendship-

7 bintang


7 bintang, ini adalah sebuah kisah tentang persahabatan 6 orang dengan sifat dan kepribadian yang berbeda. Kenapa enam? Karena satu diantaranya mungkin tak terlalu mencolok.

 Mendengar kata persahabatan, mungkin kebanyak orang berfikir mereka berenam sudah saling mengenal cukup lama, tetapi tidak untuk mereka. Mereka berenam baru mengenal satu sama lain selama 2 bulan walaupun 2 diantaranya sudah saling mengenal dan 2 diantaranya lagi juga sudah saling mengenal bahkan ada yang sudah saling mengenal sejak kecil tetapi 2 bulan itu sudah bisa membuat mereka menjadi sahabat. 7 bintang terdiri dari Arean, Acha, Bima, Putra, Pater, Prada dan ...

Pertama Arean atau lebih sering di panggil Rean. Dia adalah sosok cewek yang moody-an. Dia itu cewek yang bisa di bilang cewek galau of the year kenapa gitu? Itu bakalan kalian tahu dalam cerita ini. Kalau dia lagi galau dia lebih milih dengerin musik kenceng-kenceng dari Bbnya dan dia juga seneng baca novel horor dan membuat beberapa cerita sesuai pengalamannya. Arean belum pernah pacaran sejak lahir.

Selanjutnya Acha. Dia adalah sosok cewek yang dewasa walaupun terkadang dia gak bisa bersikap dewasa saat dia sedang dilanda masalah pribadi terutama masalah percintaan. Acha bisa di bilang susah melupakan kenangan masa lalunya, walaupun sebenernya Acha itu bukan tipe cewek yang selalu melihat ke masa lalu. Acha adalah orang yang sudah kenal dengan Arean sejak kelas X tapi baru saat kelas XI ini mereka dekat. Yang istimewa dari Acha. Dia adalah cewek INDIGO dan tarot reader.

Selanjutnya Bima. Sosok cowok songong dan susah di tebak kepribadiannya. Bima itu sebenarnya sosok cowok yang dewasa tetapi terkadang sikap songongnya itu yang membuat beberapa dari mereka bingung. Bima dan Acha seperti sepasang anak manusia yang di takdirkan bertemu. Mengapa? Semua ada dalam cerita ini.

Selanjutnya Putra. Sosok cowok konyol dan penggembira diantara 6 bintang. Putra adalah satu-satunya orang yang bisa membuat Arean tersenyum disaat Arean bener-bener nangis. Putra itu selalu saja dianggap adik oleh Arean karena Putra itu menyenangkan buat Arean dan selalu ngambek kayak anak kecil. Putra sama dengan Arean, sama-sama belum pernah pacaran.

Selanjutnya Pater. Dia sosok cowok yang paling dewasa dan paling bisa mengerti diantara 5 sahabatnya yang lain. Pater itu sosok yang cuek dan bisa selalau menganggap santai hidupnya, Pater adalah tipikel cowok bebas dan santai. Satu hal yang penting. Sosok Pater adalah sosok yang menarik untuk Arean.

Selanjutnya Prada. Dia adalah sosok cowok yang selalu mencoba mendewasakan dirinya tetapi dia tidak pernah dianggap dewasa oleh Arean. Prada itu cowok yang teralalu polos makanya dia di bilang baik. Prada mempunyai satu kesalahan kecil yang membuat Arean ilfil sama dia.

Terakhir... dia adalah bintang yang tak terlihat karena bintang itu sudah di ambil oleh bulan yang dapat bersinar hanya karena cahaya bintang itu.

Dan persahabatan mereka di mulai sejak mereka duduk di kelas XI IPA 2.
Inilah kisah hidup mereka...

siang ini di kelas XI IPA 2 terisi oleh jam kosong. Namanya juga jam kosong pasti kelas berasa ramai banget. Keramaian itu nyata terlihat saat seorang cowok sedang mengerjai seorang cewek.

“Bima! Balikin tasku!” teriak gadis itu sambil mengejar cowok yang dia sebuat Bima.

“Hahahaha... ogah ahh...” tolak Bima masih membawa lari tas cewek itu. Terjadilah saling kejar diantara mereka.

“Arghhh!!! BIMA!!!” cewek itu nampak kesal walaupun kekesalannya itu tercampur tertawa.

“Ckckckck... lihat tuh si Acha sama Bima, kayak film india aja...” komentar seorang cewek sambil melepaskan headsetnya pada sosok cowok tambun yang duduk di depannya.

“Hahahaha... mboh kae... tep dadi nek kui...” kata cowok tambun itu.

Cewek yang dikerjain itu ternyata adalah Acha. Dan Acha masih saja kejar-kejaran dengan Bima.

“Rean bantuin aku donk...” kata Acha pada cewek yang tadi berkomentar. Dia adalah Arean atau Rean.

“Hahahaha.. bantuin gimana coba?” rean malah berbalik tanya.

“Huaaa... Rean...” rintih Acha sudah lelah mengajar Bima.

“Yaudah kamu minta tolong sama Prada aja... hahaha..” goda Rean.

“Oiya...” kata Acha.

“Prada!!!” Acha berteriak melengking memanggil sosok Prada. Prada yang duduk di pojokan sambil kaskus-an langsung mendongakkan kepalanya.

“Kenapa? Cha?” tanya Prada.

“Bantuin aku Prada...” pinta Acha melas.

“Ahhh apa itu minta tolong orang... kejar sendiri donk Cha...” cibir Bima sambil berkacak pinggang. Mendengar cibiran Bima, Acha menatap bima sebel sambil berkacak pinggang juga.

“Ya makanya balikin donk Bim... aku udah capek.. balikin tas ku...” pinta Acha.

“ogah deh...” tolak Bima. Sejurus kemudian Bima malah menaiki meja yang berada di bawah AC dan langsung meletakan tas Acha diatas AC.

“HUAAA!! BIMA!! Tasku!” lengkingan suara Acha menggelegar dan seisi kelas semakin tertuju pada dia.

“Buset si Acha...” komentar Yeski salah satu teman sekelas Acha.

“Udah bim balikin aja tasnya Acha... kasihan tuh mukanya udah merah kayak tomat...” Rean mulai memberikan pembelaan atas Acha.

“Biarin toh.. biar dia suru ambil sendiri...” kata Bima.

“Yaampun mana mungkin dia manjat situ... dia kan pakek rok lagian gak nyampek juga kali...” kata Rean.

“Ya biarin.. hahaha...” kata Bima. Rean hanya bisa geleng-geleng.

“Prada tolongin aku donk...” pinta Acha pada Prada.

“Iya-iya aku tolongin..” kata Prada beranjak dari duduknya.

Prada berjalan dan langsung mengambil tas Acha dan memberikannya pada Acha.

“Nie tas mu..” kata Prada. Wajah Acha langsung berbinar.

“Hahahaha... makasih Prada...” kata Acha senang.

“Iyo sama-sama...” kata Prada.

“Wahhh gak asik...” kata Bima kecewa.

“Wekk sukurin...” kata Acha memeletkan lidahnya.

Rean dan Putra hanya bisa cekikikan melihat tingkah konyol Acha dan Bima.

‘Tep dadi nek kui’ fikir mereka.
Ini bukan awal...

***

“Cha besok jadi ngerjain tugas biologi di rumahmu?” tanya Rean sesaat setelah bel tanda istirahat di bunyikan.

“ya tanya sama yang lain aja... si Bima,Putra,Prada sama Pater pada bisa gak ?” Acha malah balik bertanya.

“Kayanya sih bisa... kalau gak bisa ya udah gak usah di masukin namanya aja dalam kelompok...” kata Rean.

“Ya jangan gitu lahh.. kasihan mereka...” kata Acha. Rean menghela nafas.

“yaudah deh nanti aku tanyain.. yang jelas besok sediain maka yang banyak loh...hahahhaa..” kata Rean.

“Liat aja besok..” kata Acha.

“Yahh tukan... kejem banget ew...” kata rean manyun.

“Hahahaha.. udah ahh.. lihat besok ajaa..” kata Acha.

“Udah yuk ke kantin ajaa...” ajak Acha langsung menarik Rean. Rean pun menurut saja.

***

Keesokan harinya. Kebetulan hari itu hari libur. Sesuai dengan pembicaraan singkat Rean dan Acha tentang kerja kelompok Biologi. Hari ini Rean, Bima, Putra, Pater dan Prada datang ke rumah Acha.

“Achaaaaaaa....” Rean berteriak kecil di depan rumah Acha.

tak lama Acha muncul dam membuka pintu gerbang.

“Elahh.. udah dateng toh...” kata Acha sambil membuka gerbang. Setelah itu mereka semuapun memasuki rumah Acha.

...

@rumahAcha

“duduk dulu deh...” Acha mempersilahkan mereka duduk. Mereka semuapun duduk.

“Mulai sekarang aja deh Cha...” usul Rean sambil mengeluarkan laptopnya.

“Yaudah...” kata Acha. “Udah pada bawa bahannya kan?” tanya Acha.

“Nie di flashdisk...” kata Bima santai sambil memberikan flashdisknya.

“Kalau aku di hape...” kata Putra.

“Wesemeleh... di hape? Terus kamu bawa kabel data gak?” tanya Rean.

“Enggak..” jawab Putra polos. Rean hanya menepuk jidat.

“Udah gampang... kabel data BB sama Nokia sama kan? Nanti pakek kabel data Nokiaku ajaa...” kata Acha.

“yaudah deh...” kata Rean pasrah.

“Nah terus kamu Da? Bawa gak?” tanya Acha ke Prada.

“Hehehehehe... ketinggalan...” kata Prada cengar-cengir.

“Huaduhh? Parahh dah.. mendingan aku deh...” kata Putra songong. Rean hanya menatap sakratis pada Putra.

“Yaa maaf... abisnya pada gak ingetin seh...” kata Prada melakukan pembelaan.

“Yaelah nie anakk ngelawak yak... namannya juga mau kerja kelompok ngapain pakek diingetin.. dodol banget ew...” kata Bima.

“Ya maaf ...” kata Prada menyesal.

“Sudah sudah... kan ada internet bisa cari dari mbah google kan...” Acha memberi solusi.

“Nahh itu dia.. ada internet jadi gak usah kawatir ...” kata Prada senang. Bima menyeringai.

“Yaudah yuk mulai sekarang ajaa.. masak kita gak mulai-mulai sih...” kata Pater.

“Iya nie.. tapi jangan lupa nyalakan musik yak...” kata Rean tersenyum lebar.

“Okokok...” kata Acha. Akhirnya merekapun memulai kerja kelompok biologi. Niatnya sih mau serius ngerjain tapi namannya juga anak SMA kalau udah di sodoron laptop plus modem pasti bukan jejaring social deh. Dan banar saja, baru beberapa jam mengerjakan mereka sudah membuka account facebook mereka secara bergantian menggunakan laptop dan modem Acha. Akhirnya sebagian besar waktu mereka di habiskan dengan membuka facebook dan bercanda-canda ala mereka berenam.

***

Sudah sekitar 2 jam mereka berkutat dengan laptop walaupun sebenrnya hanya sekitar 30 menit waktu mereka gunakan untuk membuat tugas elompok biologi mereka dan sisanya, tau sendiri lah... xixixixi...

Setelah 2 jam mama Acha menawarkan makan untuk mereka semua. Semangkok soto sadang untuk satu orang membuat mereka tergiur dan menghentikan kerja mereka.

Dengan bantuan Acha dan Rean 6 mangkok soto sadar sudah tersedia di meja ruang tamu di mana mereka mengerjakan tugas biologi tadi.

“Soto datang guys...” kata Rean sambil membawa 4 mangkok soto sadang di atas nampan.

“Ayoo makan dulu...” Acha berjalan di belakang Rean dengan 3 mangkok soto sadang lainnya di atas nampan.
“Waduhhh... makan gratis nie... yummy...” mulailah keluar sifat kocak Prada.

“Hahaha.. tau aja nie kalau lagi laper...” kata Pater yang langsung berpaling dari komputer dengan wjaah mupeng. Namanya juga anak kos begitulah sifatnya.

“Wahh kok ngerepotin ew...” kata Bima senggan.

“Halah Bim Bim... sok malu-malu ew... kamu juga laper kann..” goda Rean sambil melepatakan nampan berisi 4 mangkok soto sadang.

“Iya nie Bim... laper bilang aja...” tambah Acha. Bima hanya tersenyum malu-malu.

“Oiya kalian mau makan di luar atau di sini?” tanya Acha. Di luar itu maksudnya di kursi yang berada di teras luar rumah Acha.

“Hmm.. di luar ajaa deh... kayaknya enak..” kata Putra sambil memandang luaryang dimaksud Acha.

“Yaudah kalau gitu kalian bawa sendiri sotonya ke sana...” kata Acha.

“Kita makan sini aja ya Cha.. lagian kita masih cari tugas kan? Tadi sih malah banyakan OL...hahaha...” kata Rean.

“Okedeh...” kata Acha.

“yaudah kita di luar yaa...” kata Bima mengambil soto sadangnya dan pergi keluar diikuti Prada, Putra dan Pater.

Merekapun makan

Acha dan rean makan sambil sesekali mencari data di mbah google.

Tapi entah mengapa Acha yang memegang kendali komputer membuka tab Facebook dan muncullah account facebook Pater yang belum di log out.

“Ehh ini Fbnya Pater belum di log out...” kata Acha. Rean yang tadinya hendak menyuapkan soto sadang ke mulutnya mengalihkan pandangannya ke layar komputer dan meletakan sendoknya ke mangkok.

“Serius kamu...” rean nampak tak percaya dan sesaat kemudian mereka saling berpandangan. Mereka seakan satu pikiran.
KITA HACK!

Merekapun menyunggingkan senyum licik. Sesaat kemudian kendali komputer itu berada di tangan mereka berdua. Dan mulailah rencana konyol dan licik mereka.

“eh eh... si Magda OL.. kerjain yuk...” usul Acha.

“Ha? Serius kamu? Kita kerjain pakek Fbnya Pater?” Rean tak percaya.

“Iya lah.. aku mau lihat gimana dia? Nanggepin gak? Kalau nanggepin berarti dia gak serius sama Erick.. dan dia bakalan bermasalah lagi sama gue ...” kata Acha. Magda adalah musuh Acha. Bukan musuh tapi hanya seoarang cewek yang mampu membuat sosok dewasa Acha membencinya. Entah mengapa Acha sangat membenci Magda terlebih setelah Magda memikat Erick sahabat Acha sekaligus orang yang pernah menyukai Acha. Ini bukan berarti Acha cemburu, Acha hanya tidak suka ada cewek yang mempermainkan sahabatnya, Erick adalah sahabatnya.

“Ya udah sih.. terserah kamu...” kata Rean menurut saja. Akhirnya mulailah rencana konyol.

Mereka berdua terlarut dalam rencana konyol mereka. Mereka tertawa terkikik. Tapi tawa mereka tak cukup membuat Pater dan yang lain sadar atas kekonyolan yang di lakukan oleh Rean dan Acha sampai rean memanggil Putra untuk ikut ke dalam kekonyolan mereka berdua.

“Putra sini deh!” panggil rean dengan sisa-sisa tawanya.

“Ngapain?” tanya Putra yang sudah selesai makan. Sebenarnya mereka berempat sudah selesai makan tetapi mereka memilih ngobrol-ngobrol ala “PRIA” dulu.

“Udah deh sini aja...” Acha ikut memanggil dengan tawa.

Putra merasa penasaran dan diapun mendekat ke arah Rean dan Acha.

“Apa sih?” tanya Putra penasaran.

“Lihat deh...” Acha menunjukan layar komputernya. Seketika Putra kaget dan tertawa.

“Huahahaha... gila kalian.. serius nie?” tanya Putra tertawa konyol.

“hahahahahaha... si Acha nie...” kata Rean tertawa terbahak-bahak. Mereka bertigapun tertawa. Tawa mereka membuat Bima, Prada dan Pater penasaran.

“Kenapa sih?” tanya Bima dari teras depan.

“Pater loe lupa log out FB ya?” kata Acha sambil tertawa. Perkataan Acha membuat Oatra sontak kaget dan langsung berlari panik. Pater langsung melihat ke layar komputer.

“A*U!” umpat Pater kaget. Umpatan Pater itu bukan berarti marah dia hanya geli dengan tingkah konyol temannya.

“Huahahahahaha!” Prada dan Bima tertawa terbahak0bahak melihat facebook Pater yang di hack.

“Bajing** opo iki?!” protes Pater.

“Kita hack Tra.. abisnya kamu FB gak di log out...” kata Rean tanpa rasa bersalah.

“Asemm!! Kurang gawean ew...” kata Pater.

“Iki opo neh?” tanya Pater lagi saat melihat chat dari Magda. Rean dan Acha hanya membisu dan menahan tawa. Pater pun membuka chat itu dan dia tersentak kaget melihat chattingan mereka yang di perankan oleh Rean dan Acha.

“Hahahaha.. apik banget Tra... modyar kwe... diundang akang... hahahaha..” ejak Bima.

“Asenk piye kie... nek Erick ngerti piye jal, mengko aku di kiro ngerebut bojone?” protes Pater bingung.

“Wes santai aja.. mana tak bales aja chatnya.” Kata Bima langsung mengambil alih komputer.

Di tangan Bima dari chattingan yang berisi godaan rean dan Acha atas nama Pater langsung berubah dan teratasi hanya di dengan chat yang di tulis Bima “Di Hacktimu...”

“Udah kan...” kata Bima.

“Hahahahaha... asem tenan og...” kata Pater sedikit lega.

“Makannya Tra kalau buka FB di laptop orang di log out dulu.. huahahahahahhaa...” kata Rean. Semuanyapun tertawa bersama dan Pater hanya bisa manyun dan mulai terlarut dalam candaan lain yang dilontarkan oleh mereka semua. Begitulah keakraban mereka. Hangat dan menyengangkan.

***

Persahabatan 6 bintang sangatlah hangat. Mereka lebih sering menghabiskan waktu bersama di sekolah walaupun mereka terhitung jarang untuk pergi di luar bersama. Persahabatan mereka nampak cuek tapi sebenarnya mereka saling perduli. Mereka acuh tak acuh tapi mereka perduli terlebih saat mereka bersama, sungguh terasa hangat dan itu sangat di rasakan oleh rean. Reanlah yang merasa paling nyaman dengan persahabatan mereka bagi Rean mereka adalah hal terindah di dunia. Sebuah persahabatan yang di rindukan oleh Rean.

Suatu hari kehangatan persahabatan mereka semakin nyata.

Seusai acara nobar bersama kelas mereka di Movie box, Acha mengajak Bima, rean, Pater, Putra dan Prada untuk makan malam bersama mereka. Tidak hanya mereka yang di ajak oleh Acha tetapi ada Erick sahabat Acha sejak kelas 1 sekaligus teman Rean sejak kelas 1.

Tetapi di karenakan Putra harus segera pulang, Putra absen dan tidak bisa ikut.

Sebelum mereka ke rumah Acha, mereka harus menunggu di depan movie box untuk menunggu Prada yang harus mengambil sesuatu di kosnya dan manunggu Erick yang harus mengantarkan Magda pulang karena sangtlah tak mungkin Acha mengajak Magda.

Tinggallah Acha, Bima, Rean dan Pater di depan movie box. Mereka berempat sempat bingung mau melakukan apa. Pater hanya diam, rean membeli pancake dan sisanya. Siapalagi kalau bukan Bima dan Acha dan iasanya nie ya... kalau mereka lagi kayak gini pasti mereka bakalan bertengkar kecil dan konyol. Dan benar saja mereka beradu mulut. Pater dan Rean yang melihat itu hanya tertawa terkekeh sambil menikmati pancake dengan es krim yang di beli oleh Rean. Tak berapa lama Prada datang membawa gitar yang akan di gunakan untuk berlatih nyanyi dengan Rean.

“Wahh udah dateng nie si Prada” kata Bima langsung beranjak berdiri.

“Sorry-sorry aku telat...” kata Prada.

“Lama beud dah... emangnya gitar loe nyelip di mana sih? Si closet?” tanya Pater dengan gaya sok cool.

“kayaknya sih..” kata Prada polos.

“Udah yuk berangkat.. udah sore nie...” ajak Acha.

“Lah si Erick?” tanya Rean.

“Dia udah di daerah rumah ku kok...” kata Acha.

“Oalah.. yaudah yuk...” kata Rean. Akhirnya mereka semuapun berangkat menuju rumah Acha lagi.

***

Setibanya di rumah Acha mereka di sambut oleh mama Acha yang sangat senang melihat kami bertujuh.

“Wahh akhirnya datang juga... tante kangen banget sama kalian...” kata mama Acha.

“Iya tante...” kata rean yang tak malu-malu lagi dengan mama Acha karena ini bukan pertama atau ke dua kalinya Rean datang ke rumah Acha tapi sudah berkali-kali. Mama Acha tersenyum bahagia.

“Wahh ini Pater bukan ya?” mama Acha menunjuk Prada.

“Waduh... bukan tante saya Prada...” kata Prada.

“Lohh Prada toh? Bukan Pater...” kata mama Acha bingung.

“Saya yang Pater tante...” kata Pater.

“Loh kamu Pater? Bukan Prada?” kata mama Acha.

“Ahh mama... gimana sih? Masak gak bisa bedain sih.. yang Prada tuh yang ini kalau yang Pater yang ini...” kata Acha menjelaskan dan menujuk Prada dan Pater bergantian.

“Oalah rek rek... mereka tuh hampir mirip...” kata mama Acha.

“Iya sih tante mereka emang agak mirip.. maklum udah sahabatan sejak kecil lahirnya juga dalam bulan yang sama.. udah kayak anak kembar tapi beda ibu dan bapak... hahaha..” kata Rean.

“Palingan mereka Cuma beda kulit doank.. si Pater lebih item dari Prada walaupun Prada juga item tapi Pater lebih item...hahaha” tambah Erick.

“Oalah rek rek...” kata mama Acha.

“Oiya ini pada asal mana? Jogja semua?” tanya mama Acha.

“Kalau saya dari Serang tante sama kayak Pater...” kata Prada.

“Oalah arek serang toh... tante juga pernah tinggal sana loh...” kata mama Acha. Pater dan Prada hanya tersenyum malu-malu.

“kalau saya dari Semarang... tante kan tau sendiri... hehehehe...” kata Rean.

“Walah kalau kamu seh tante udah tau re re...” kata mama Acha. Rean hanya tersenyum malu.

“Saya dari Minggir tante...” kata Erick semangat dan meledakan tawa diantara mereka.

“Walahhh.. oponeh iki to rek... tante uwis ngerti rek... mas Erick sering tah ke sini....” kata mama Acha. Erick juga tersenyum malu.

“Nah iki arek lanang seko endi iki?” tanya mama Acha memandang Bima yang sejak tadi diam.

“Wah saya dari pulau bulan tante...” kata Bima. Seketika Acha, Rean, Prada, Pater dan Erick menganga. Pulau bulan? Apa itu?

“Oalah seko Moonisland –baca:muniland- ta” kata mama Acha.

“haa? Mana tuh?” tanya Acha cengo.

Rean nampak berfikir. Tak lama dia menjentikan jari seakan mengerti.

“Muntilan maksudnya...” kata Rean mulai mengerti.

“ASTAGA!!!” kata Acha,Prada, Pater dan Erick tepuk jidat.

“Hahahahahaha...” Bima, mama Acha dan Rean tertawa.

“Wes wes... mendingan arek-arek ku maem dulu.. tante udah masak loh...” ajak mama Acha. Mereka yang mendengar kata makan langsung semangat.

Mereka bertujuhpun makan bersama. seusai makan mereka melanjutkan bernanyi bersama diiringin oleh permainan gitar Prada. Kehangatan sangat terasa diantara mereka berenam. Opps bukan enam tapi tujuh. Yah! Persahabatan mereka ini sangat hangat. Bahkan begitu hangat. Tetapi mereka tidak akan menyangka kalau hal ini tak akan berlangsung lama. Karena sebuah hal mereka harus terpecah. Faktor batin, kesalahpahaman, saling tidak bisa mengerti dan tidak dewasa. Seiring jauhnya hubungan Acha dan Bima karena sering salah paham, seiring juga persahabatan mereka merenggang. Sebentar lagi impian Rean untuk memiliki persahabatan yang tak semu akan musnah. Suatu masalah kecil membuat mereka pecah. Perlahan tapi pasti mereka mulai terpecah hanya karena satu hal “KESALAHPAHAMAN”

***

Kehangatan yang biasanya terjadi diantara mereka entah mengapa perlahan hilang. Perlahan karena saling tak mengerti dan salah paham serta kurang komunikasi mereka mulai terpecah. Perpecahan nyata terasa bagi Rean saat Bima mulai sebal dengannya hanya karena masalah sepele. Permasalahan itu mulai terjadi sejak perdebatan kecil di group yang di buat Rean di FB untuk kelasnya. Sesungguhnya perdebatan itu tidak melibatkan Rean secara langsung tetapi karena kesalahan kecil Rean membuat Bima sebal dengannya dan menyalahkan Rean dalam masalah ini.
Awalnya Rean gak menyangka dan gak sadar dengan hal ini sampai Bima kacangin dia setiap dia mau ngomong sama Bima.

“Woi Bim nanti kamu main volley kan?” Rean menghampiri Bima yang sedang duduk sambil bermain PSP nya.

Tanpa menghiraukan sapaan Rean Bima hanya berkutat dengan PSPnya. Rean sempat bingung.

“Kamu kenapa sih Bim?” tanya Rean heran. Bima diam saja bahkan seakan tak mendengar.

Rean semakin bingung sampai tiba-tiba Acha datang dan membisikan sesuatu pada rean.

“Ikut aku sebentar yuk...” ajak Acha. Rean langsung membalikan badannya menghadap Acha.

“Ke?” tanya Rean.

“Ke depan...” jawab Acha.

Dengan sedikit ragu Rean mengangguk dan langsung mengikuti Acha.

“Mau ngomong apa sih?” tanya Rean sambil duduk di bangku depan kelasnya. Suasana saat itu cukup ramai, maklum saja di sekolah mereka sedang ada classmeeting yang diadakan seusai Tes Akhir Semester.

“Percuma kamu ngomong sama Bima tadi...” kata Acha. Rean mengernyitkan keningnya.

“Percuma? Emang kenapa? Apa kamu tahu kenapa Bima kayak gitu sama aku?” tanya Rean. Acha nampak menghela nafas.

“Iya. Aku tahu. Aku baca dia tadi. Dia marah sama kamu...” kata Acha. Rean sempat kaget.

“Marah? Kenapa? Aku salah apa?” tanya Rean heran.

“Aku gak tahu pastinya karena apa, tapi mungkin menurut aku sih dia marah karena kamu hapus kirimannya Rian di group kemaren malem...” jawab Acha. Rean semakin kaget dan tak percaya.

“Apa?! Jadi karena itu? Tapi kan aku lakuin itu ada alesannya.. dan kamu tahu sendiri kan alesannya... aku Cuma gak mau masalah yang dulu ke ulang lagi. Cuma karena kiriman yang mancing emosi kita malah jadi ribut... aku gak mau itu keulang lagi...” jelas rean setengah kecewa dan tak percaya.

“Iya yan... aku tahu maksud kamu itu baik tapi sayangnya Bima gak tahu maksud kamu sebenernya...” kata Acha. Lidah rean nampak kelu. Dia bingung harus bersikap seperti apa.

“Y,ya tapi kan ini konyol banget... Cuma karena itu Bima marah? Ya Tuhannn... mau dia apa sih... kolot banget ...” geram Rean bingung.

“Aku juga gak tau Yan... aku juga bingung sama dia. Selama ini aku deket sama dia aku gak pernah bisa mahamin dia. Aku gak tahu seperti apa dia.. pribadinya dia itu unik gak sama kayak yang lain. Mungkin kalau Putra,Prada,Pater aku bisa tahu pribadi mereka dan aku bisa bersikap seusai pribadi mereka. Tapi bima? Aku juga gak tahu dia tuh orang kayak gimana... sifatnya dia itu aneh...” jelas Acha tak kalah bingungnya.

Rean menghela nafas.

“terus aku harus gimana?” tanya rean bingung.

Gantian Acha yang menghela nafas.

“Gini aja... nanti aku coba ngomong sama dia sekalian ngomongin masalah kelas. Mungkin kalau aku yang ngomong dia bisa luluh...” kata Acha.

“bener juga sih.. lagian kamu yang lebih deket sama dia...” kata rean.

“yaudah kamu tenang aja aku pasti akan bantu kamu kok...” kata Acha tersenyum.

“Makasih yaa...” ucap Rean dengan senyum yang tak semangat.

***

Saat ini sudah pulang sekolah, classmeeting hari pertama sudah selesai dan akan dilanjutkan pada 2 hari kedepan. Bima sedang membereskan tasnya hingga Acha datang untuk memebicarakan sebuah masalah pada Bima.

“Aku mau ngomong sama kamu Bim...” kata Acha tiba-tiba. Bima yang sedang memasukan beberapa barang di tasnya langsung menengok kearah Acha.

“Mau ngomong apa?” tanya Bima dingin tanpa menatap Acha dan malah kembali memasukan barang-barang ke tasnya lagi. Acha sempat sebal dengan perlakuan Bima tapi dia mencoba meredam emosinya.

“Kemaren kamu kenapa sih?” protes Acha.

“Kemaren apa? Kenapa Gimana?” tanya Bima sudah selesai memasukan barang-barangnya dan membalikan badannya berhadapan dengan Acha.

“Marah-marah di group... kamu kenapa sih harus kayk gitu?” tanya Acha.

“Ya siapa dulu yang mancing emosi... si Rian kan? Ngapain dia kasih kiriman kayak gitu? Mancing emsoi tau gak sih.. aku tuh gak suka ada orang marah-marah gak jelas di FB apalagi di group...” jelas Bima.

“Nah itu... kamu gak suka orang marah-maranh tapi kamu juga marah-marah di FB...” kata Acha.

“Loh marah ku tuh beda... aku marah karena dia yang baut aku marah tapi kalau dia? Dia tuh marah gak jelas. Gak MUTU!” kata Bima geram.

“Ya tapi gak harus di selesaiin pakek marah-marah kan! Katanya kamu dewasa.. selesaiin bareng-bareng donk gak kayak gitu...”  kata Acha.

“Ya kalau mau di selesain bareng terserah kamu.. Aku sih ikut aja.. lagian kemaren aku marah karena di pancing emosi sama dia...” kata Bima.

“Oke kalau kamu emang maunya gitu. Aku anggap kamu Cuma kepancing emosi... tapi aku gak habis pikir kenapa kamu marah sama Rean? Apa salah dia?” tanya Acha mulai membahas masalah rean.
Bima berdecak seakan mengarti maksud Acha.

“Masalah rean? Aku Cuma gak suka aja sama caranya dia.. bua apa dia apus kiriman itu? Mau nutupin masalah ini?! Katanya group kelas kenapa gak di share malah di apus...” kata Bima.

“Jadi bener karena itu...” kata Acha.

“Iya kali...” kata Bima dingin.

“Tapi itu gak mutu kali Bim.. Rean punya alesan tersendiri masalah itu... dia Cuma gak mau masalah kayak kelas X tuh keulang... kita pernah Bim alamin itu dan karena itu kelas kita pecah... makanya itu rean gak mau itu ke ulang... itu alesan Rean...” jelas Acha. Bima nampak menatap Acha tajam.

“Aku gak perduli...” kata Bima penuh penakanan dan sejurus kemudian dia hendak meninggalkan Acha tetapi saat dia hendak keluar dari kursinya ada Rean yang sudah berdiri di depannya.

“aku mau minta maaf Bim...” kata Rean. Bima yang melihat itu gak menggubris dia Cuma berdiri dengan gaya songong. Kedua tangannya di lipatkan di depan dada.

“Aku sadar apa yang aku lakuin kemaren itu salah makanya aku minta maaf tapi aku punya alesan buat itu semua.. aku gak mau masalah itu tambah melebar dan bakalan mecahin kelas kita...” jelas Rean. Bukannya mendengarkan penjelasan Rean, Bima malah bersiul dan seakan tak mendengarkan perjelasan Rean.

“Aku gak mau ini ngerusak persahabatan kita... jadi aku minta maaf...” lanjut Rean. Tapi Bima masih tak menggubris dia malah langsung ngeloyor pergi sambil membawa tasnya dan pulang. Rean kaget dan semakin bingung. Dia sedih.

“Pecuma dia gak dengerin dia malah nyanyi-nyanyi di dalam hati, tadi aku baca matanya dia...” kata  Acha. Rean nampak putus asa.

“Tau dah.. terserah dia.. yang penting aku udah minta maaf... perkara dia maafin atau gak whatever...” kata Rean menyerah. Acha hanya bisa menepuk-nepuk pundak Rean seraya memberi semangat.

***

Semakin hari persahabatan mereka semakin renggang. Putra yang mudah terbawa arus juga ikut jutek pada rean walaupun tak sejutek Bima. 2 hari sisa mereka sebelum libur di habiskan dengan kerenggangan hubungan mereka. 6 bintang perlahan mulai pecah, rean semakin jauh dengan Bima, Putra dan juga Prada. Kalau masalah Prada itu adalah masalah batin bagi Rean.

Rean merasa hanya memiliki Acha dan Pater yang masih mau bersahabat dengannya dan juga Erick tentunya. Entah mengapa semakin lama Erick semakin dekat dengan mereka. Pernah suatu ketika Acha berkata pada rean “Yan, kita itu bukan Cuma berenam aja tapi kita itu bertujuh sama Erick, tapi sayang aja Erick lebih sering habisin waktu sama Magda” itulah yang pernah di ungkapkan oleh Acha masalah persahabatn mereka.

Kembali ke masalah persahabatan Rean, Acha, Bima, Prada, Putra dan Pater. Semakin hari mereka semakin menjauh. Mungkin Acha masih sering smsan dengan Bima tapi mereka lebih sering berdebat di smsan itu.

Rean sudah berusaha bersikap baik pada Bima demi memperbaiki hubungannya dengan Bima. Atas saran Acha, Rean juga sudah minta maaf lagi walaupun hanya lewat sms itupun tak di balas, boro-boro di balas saat Rean hendak menelpon Bima, Bima tak mau menjawabnya. Rean sudah putus asa. Dia terlalu lelah menjadi yang bersalah. Rean mungkin merasa bersalah tapi Rean gak mau selalu disalahkan seperti ini. Setiap hari Rean selalu berdoa kepada Tuhan agar menyelesaikan masalah persahabatannya itu.

Sekarang bagi Rean hanya “yang penting aku udah minta maaf. Dia mau maafin atau gak yasudah lah... biar waktu aja yang menjawab, mungkin liburan bisa mengubah segalanya.”

Saat ini adalah hari penerimaan rapor untuk setengah semester yang sudah di jalani Rean dkk. Dan di hari ini juga Rean, Acha dan teman-teman yang lainya akan memberikan kado kepada 5 orang temannya yang berulang tahun di bulan Desember ini. Sebenarnya hari ulang tahun kelima temannya itu bukan bebarengan tapi berlainan tanggal. Di mulai dari Bima, kemudian Kris, Erick, Saputra dan Desta. Bima! Ya Bima. Sebenarnya tanggal 4 bulan ini Bima ulang tahun tetapi karena ulangtahunnya bersamaan dengan ujian akhir semester maka di putuskan kalau di tunda pemberian kadonya.
Kado untuk Bima itu special, Rean dan Acha sudah berkorban hujan-hujan untuk membelikan kado itu dan harus bersedia kedinginan di dalam sebuah pusat perbelanjaan dan basah-basahan.

Puji Tuhan pengorbanan Rean dan Acha itu tak sia-sia setelah memberikan kado itu ada setitik cahaya untuk kembali menyatukan persahabatan mereka, Bima mulai luluh dan mulai menganggap keberadaan Rean.

“Makasih Ya...” kata Bima manis pada Acha dan Rean. 2 buah kata yang sangat berharga bagi rean dan Acha terutama Rean. Akhirnya Bima sudah tak begitu marah pada Rean. Sungguh Tuhan itu adil dan Tuhan selalu menjamah doa umatnya yang bersungguh-sungguh.

Rean dan Acha menyunggingkan senyum paling manis.

“Sama-sama...” kata Rean dan Acha senang. Bimapun langsung pergi dan berbaur dengan teman-temannya yang lain
Inilah setitik cahaya bagi persahabatan 6 bintang. Oops bukan 6 tapi 7 di tambah dengan Erick.

“Yaa.. walaupun belum sepenuhnya dia maafin aku... yang penting dia udah gak marah dan aku bisa liburan dengan tenang... see Tuhan itu adil dan yang namanya persahabtan itu akan indah pada akhirnya, kayak kepompong yang bakalan berubah jadi kupu-kupu yang indah pada  waktunya.” Kata Rean senang.

“Kamu bener Yan... semua pasti akan indah...” kata Acha.

“Tapi... aku lihat.... diantara kita bertujuh bakalan terjadi kejadian yang sangat lucu dan menegangkan...” kata Acha dengan aksen yang misterius. Sontak rean menatap Acha heran dan syok.

“Lihat aja nanti...” Acha hanya tersenyum penuh misteri dan langsung berjalan mendatangi teman-temannya meninggalkan rean dengan segudang pertanyaan.

_THE END_?

See... inilah  Persahabatan 7 Bintang. Tapi ini bukan akhir.. masih akan ada banyak hal diantara mereka...opppssss... Tunggu saja  :D

Kamis, 27 Oktober 2011

aku kangen sahabat-sahabatku :'(

kenapa semuanya harus gini sih? apa aku yang udah salah?
kenapa gini?
sekarang malah kamu yang ngejauh dari aku...
kalian jugaaa,,, apa sih salahku?
apa aku terlalu egois?
maaf kalau emang aku buat kalian benci sama diriku?
aku itu udah anggap kalian sahabat, tapi kenapa kalian tiba-tiba tinggalin aku kayak gini?
kenegative thingkinganku uah sebabibn semua persahabatanku rusak..
jujur aku kangen sama kalian semua.. canda tawa kita semua...
ejek ejekan kita semua... hampir 5 bulan kita bareng-bareng dan bercanda bareng tapi kenapa tiba-tiba kalian pergi gitu ajaa... kalian sekarang dingin bahakn lebih dingin dari gunung es..

apa sih salahku?
maaf kalau emang aku buat kalian benci..
aku pingin semuanya kembali lagi kayak dulu... lupain masalah kita semua dan kita jadi sahabat lagi.. ayolahhh teman-teman... ijinkan aku menulis lebih banyak lagi tulisan persahabatan tentang kalian...

kapan persahabatan itu bisa kita dapetin lagi... aku kangen,,,
aku pingin nangis kalau inget keadaan kita sekarang teman...

ayoo balik lagi..... ayoooooo... :'(

aku kangen kalian sahabat-sahabatku.... :') :'D

Selasa, 18 Oktober 2011

Hipertensi in Action (2)


ini saat Hipertensi menggila... masih dengan org yang sama :D

Hipertensi in Action


Hipertensi band... hahahaha.. aku bangga punya temen-temen seperti mereka... hahahaha.. :D

with Aloysius Abimanyu Advenmaristya, Petrus Faber Zuki, I.G.N Dhawantara, Felix Zelin Pradina, Anasthasia Cindya...


Jumat, 14 Oktober 2011

aku dan orang di sekitarku


Aku dan sahabat-sahabatku... (1)

Anasthasia Cindya Ayuningtyas


Cindya.... aku bukan kemaren kenal dia, aku udah 1 tahun setengah kenal sosok misterius tapi kocak ini tapi jujur aku akui baru setelah aku kelas XI aku ngerasa deket banget sama sosok Cindya... sebenernya udah sejak kelas X aku sekelas sama Cindya tapi aku baru bener-bener ngerasa deket sama Cindya waktu aku sekelas di kelas XI yaitu kelas XI IPA 2. Kalau boleh jujur sebenernya awal aku masuk kelas XI dan tahu aku sekelas sama Cindya itu buat aku takut. Kenapa? Gimana gak takut Cindya itu sosok yang cukup misterius dan sangat berpengaruh besar untuk lingkungan sekitarnya. Yang aku takutin itu aku gak bisa jaga perasaan dia dan aku selalu buat dia badmood setiap sama aku... ketakutan aku ini ada sebabnya loh... soalnya waktu aku kelas X aku pernah buat Cindya mutung sama aku dan itu bener-bener buat aku ngerasa gak pewe banget....hehehehe ^^
Tapi you know what? Setelah aku jalanin sekelas sama dia rasanya tuh asiknya bukan mainnn sob... aku ngerasa seperti punya seorang sahabat yang bisa ngertiin aku... hehehehe.. selain itu semenjak aku deket sama Cindya aku bisa ngerasa lebih be yourself dan aku ngerasa punya banyak temen. Tapi itu bukan berarti aku manfaatin Cindya loh... gak pernah ada niat untuk kayak gitu... heheheheheh...
Keseharian yang aku lalui di sekolah sekarang semakin nyenengin karena aku bisa ngerajin Cindya.. dan rasanya bisa ngerajain Cindya itu seneng bangettt.. apalagi sampek buat muka dia merah dan buat dia jadi kayak anak kecil... huahahahahahaha...
Di kelas aku selalu aja ketawa ketawa gak jelas sama Cindya... bahas ini ketawa bahas itu ketawa pokoknya bahas apa aja bisa jadi ketawa deh... hehehehe.. tapi aku juga harus hati hati soalnya Cindya itu tipe cewek yang moody-an ... kalau dia lagi badmood aku lebih mending diem dan kasih ruang untuk dia sendiri... hehehehehe...
Pokoknya buat aku mengenal sosok Cindya itu menjadi hal yang menyenangkan deh... hehehehehe :D GO GO CIMENG!!!


Aloysius Abimanyu Advenmaristya


Hohohohoho... Nama temenku yang satu ini bisa di bilang keren lohhh... kejawen banget gitu... temen ku yang satu ini dateng dari Muntilan loh... sebenernya nama dia itu Abim tapi aku lebih suka sebut dia Manyu... kenapa? Karena menurut aku nama Abim itu kebagusan buat dia... hehehehehe ^^
Kalau boleh jujur yaa awal aku lihat abim di XI IPA 2 yang ada di pikiranku itu Cuma satu... ORANGNYA SONGONG! -,- hahahaha... tapi ternyata aku salah besar tentang abim...  setelah aku kenal abim lebih deket Cuma satu yang ada dalam pikiranku ORANGNYA ASIK DAN BAIK BANGET! Hehehehehehe... J buat aku sosok abim adalah sosok orang yang asik diajak cerita dan bisa bantu masalah kita... abimpun tahu siapa yang aku suka loh :p hehehehe... kalau menurutku abim itu tipe cowok yang hidupnya di bawa santai .
Jujur aku akuin abim itu multitalent loh di tambah lagi mukanya dia good looking...:p  suaranya gak usah diragukan...  permainan gitarnya juga jangan ditanya lagi... dia itu anak musik banget deh...hehehehe...
Tau gak sihh... si manyu ituuu suka banget tuh godain Cindya.... mereka udah pada panggil abang dan eneng loh... huahahahahahaha.. sumpah aku suka banget kalau lihat abim sama Cindya... udah cocok banget dahh... apa sih yang gak cocok diantara mereka? Hehehe... tapi sayanggg... Cindya udah punya cowok... huffftttt.. eehhh tapi ini bukan berarti aku gak setuju kalau Cindya ma cowoknya... hehehe.. aku sih setuju setuju ajaa.. tapi jujur aku lebih setuju kalau Cindya ma manyu.. hehehehe :p nantikan jadi cinta abang dan eneng... hehehehehe :p
Pokoknya setelah kenal manyu aku ngerasa punya temen cowok yang baik dahh :p hahahahaha... GO GO GO manyu!!!

I.G.N Dhawantara


I.G.N ini bukan singkatan Ignatius lohh... tapi itu singkatan dari I Gusti Ngurah Dhawantara. Hehehehe.. temen ku yang satu ini sering aku panggil cumba cumba... mau tahu kenapa?? Ceritanya panjang... pokoknya ini karena permainan sobyong... hahahahaha...
Tau gak dhawan ini satu-satunya temen cowok yang bisa buat aku ketawa setiap saat... bayangin aja Cuma dengan lihat mukanya aja aku udah ketawa lohhh... hahahaha... mukanya tuh udah lucu bangett kayak anak kecil, wkwkwkwk... di mata aku Dhawan itu udah kayak adik sendiri tauu.. lucu banget anaknya... apalagi kalau udah ngelawak dan ketawa sendiri, bisa bikin orang ngakak sak modare..
Dhawan yang ngakunya anak hip hop ini sukanya mutungan loh.. hahaha.. tapi aku malah suka lihat dia mutung abis nek di kecu lucu seh.. sok ngambek sok imut lagi -,- ckckckck...
Dhawan ini suka banget main beatbox gak jelas.. pokoknya kalau ada dhawan di kelas dan itu jam kosong kelas serasa diskotic karena ada beatbox ala dhawan.. wkwkwkwkwk :p
Dhawan itu juga cowok yang baik kok...dia suka bayarin main lohh.. walaupun dia sedikit ngeyel kalau suru berhenti ngerokok... hhehehe... aku sering banget ngelarang dia ngerokok... itu bukan karena aku sok ngatur atau gimana aku Cuma gak mau Dhawan tambah parah... kan demi kesehatan juga hehehehe.. maaf ya cumba Cumba... katanya mau sembuh :p wkwkwkwk...
Kenal sama Dhawan itu serasa punya adik yang bisa di godain setiap saat dah.. hahahaha... GO GO Cumba Cumba... :p

Petrus Faber Zuki


Jujur banget pertama aku lihat nama tu anak di daftar nama anak IPA 2 aku sedikit ketawa... menurutku nama itu aneh... hehehehe... Faber? Kayak serat aja.. wkwkwkkwk :p
Awalnya aku gak sadar kalau ada sosok kayak dia loh di kelas... aku aja gak tahu mana yang namanya Zuki... abis dia terlalu abstrak di kelas.. dia terlalu diem dan gak berbaur... aku mulai kenal sama dia itu ya sejak aku ikut siapin pesta ultah kecil-kecilan buat dia, hehehe.. tau gak karena aku ikutan buat pesta kecil kecilan buat zuki ada yang kira aku suka sama dia padahal aku buat kejutan ultah ke zuki itu ka karena aku mau membuka keakraban dengan semua anak... lagian gak Cuma zuki yang dapet kejutan ultah kok.. tapi selanjutnya juga dapet... hahahahahaha...
Menurut aku sosok zuki itu termasuk sosok cowok yang ngebawa hidupnya itu jadi santai... jujur aku kagum loh sama pembawaan Zuki... dia itu tenang, netral, cool, asik dan baik... awalnya aku pikir sifat cool zuki itu buat dia jadi sosok yang nyebai, sengak, songong, nggaya, tapi aku salah sifat cool zuki itu malah buat dia jadi asik di mata semua orang.. hehehe.. satu lagi menurut Cindya dan aku tatapan Zuki itu adem... hahahaha..
Oiya tau gak zuki itu kalau aku lihat-lihat termasuk anak cowok yang aleman tapi dia gak mau ngaku tuh... kenapa aku bilang aleman? Gimana gak aleman masak sampek sekarang dia masih di panggil dedek sih sama orang tuanya, ckckckc... emang gak salah sih dipanggil dedek tapi rada aneh aja muka gondhes di panggil dedek wkwkwkwk.. :P
Menurutku Zuki itu termasuk cowok multitalent lohh... dia bisa drum bisa main gitar dan suaranya juga not bad... hehehe.. tapi dodolnya zuki itu setiap aku tanya ‘zuk kamu latihan drum otodidak?’ dia jawabnya ‘aku gak bisa drum kok’ dodol gak sihh.. emang ada drummer ga bisa main drumm.. sejenis dodol si dedek itu.. ckckckck..
Pokoknya buat aku kenal sosok zuki itu buat aku ngerasa punya kakak loh... karena jujur aku akuin mukanya dia sejenis sama kakak cowok aku... hehehe.. GO GO dedek.. :p

Felix Zelin Pradina


Bocah satu ini bisa dibilang kembar sama Zuki tapi mereka itu seperti serupa tapi tak sama, hahahaha... kembar beda ortu tuh.. wkwkwkwk... gimana gak di bilang kembar... mereka udah temenan dari TK bahkan dari orok kali yaa... mereka itu satu komplek, satu TK, satu SD dan SD mereka itu bernama SD MARIYUANA, oops bukan dink,,, namanya MARDIYUANA... hahahahaha :p mereka berdua itu pisah Cuma waktu SMP kalau gak salah karena setelah SMA ternyata mereka itu satu sekolah,,, hehehehehe dan akhirnya mereka juga satu kelas waktu di kelas XI hahahahaha...
Jujur-jujuran masalah Felix... aku akuin Felix itu ngingetin aku sama seseorang di masa lalu aku... dari wajah, sampek bakat... itu bener-bener ngingetin aku sama seseorang di masa laluku... ckckckck...
Awalnya aku ngerasa seneng bisa temenan sama felix.. dia anaknya baik, kocak, lucu... banyak yang bilang kalau cerita sama dia itu enak, dia bijak katanya... oke aku coba cerita sama dia masalahku... awalnya emang dia enak di ajak cerita tapi jujur aku akui setelah aku cerita sama dia aku malah ngerasa felix berubah... dia bukan felix yang aku kenal lagi... dia gak seasik yang dulu.. dia berubah abiss... aku sempet bingung, ada apa sih sama ni bocah? Ternyata aku denger dari salah satu temenku kalau dia gak suka kalau aku cerita sama dia? Edannn!!! Emang aku salah yaa? Oke! Aku terlalu aleman gitu nek cerita? Ckckck.. sorry yaa itu bukan berarti aku cewek aleman. Aku bukan cewek aleman dan aku bukan anak kecil.... aku itu Cuma udah kelewat galau ajaa... kalian tahu sendiri kan gimana rasanya galau?? Ckckck.. kalau emang dia gak suka gaya ceritaku ngomonglah , ckckck... toh aku juga udah gak berminat cerita ma dia lagi kok :p wkwkwkwkwk...
Tapi jangan kuatir, hal sepele ini gak akan buat aku benci sama sosok felix kok... mungkin sebel iya tapi kalau benci santai ajaa itu gak mungkin... gimana pun felix udah kasih beberapa kata bijak buat aku... dan mengenal felix gak buat aku nyesel kok... bahkan aku bangga bisa kenal sosok multitalent kayak felix jelin... wkwkwkwk GO GO Jelin!!!


this my friends :D

Selasa, 11 Oktober 2011

Konfirmasi blog

konfirmasi...!!
maaf ya buat pembaca blog ini sebelumnya blog ini di bajak dengan nama asu BAJINGAN! siapapun yang melakukan ini dialah yang asu dan bajingan! kurang ajar banget !! siapapun ituakan mendapatkan balasan dari Tuhan...
maaf ya sebelumnya blog ini jadi blog sara... maaf...
sekarang blog ini udah aku benerin...
maaf buat para pengunjung blog ini... :D
sekian..

Ayas_1412_

So Far Away (Simfoni untuk Sahabat)


So Far Αway (Simfoni untuk Sahabat )

So far away And I need you to know
So far away
And I need you to
Need you to know

A final song, a last request
A perfect chapter laid to rest
Now and then I try to find a place in my mind

Kini terlalu jauh untuk mengungkapkannya, tapi hanya satu yang kami inginkan, agar kau tahu... ini lagu terakhir untuk permintaan terakhir...bagian yang sangat sempurna untuk akhirnya kau dapat beristirahat... sekarang dan selanjutnya kami akan terus mencoba menemukan tempat dalam pikiran kami mengenaimu... SAHABAT yang telah pergi...

Kisah ini merupakan kisah persahabatan sebuah band yang cukup di kenal di Yogyakarta... siapa mereka? Last Night... siapa yang tak mengenal band yang di gawangi oleh 5 pria yang sanggup menarik banyak hati wanita... sebut saja mereka Abim sebagai vokalis, Felix sebagai lead gitar, Alvred sebagai gitaris, Dhawantara sebagai bassis dan Zuki sebagai drummer. Mereka berlima merupakan band yang sedang naik daun, berkat lagu-lagu mereka yang easy listening dan pas banget sama perasaan-perasaan kaum muda seperti mereka.
Awalnya band mereka baik-baik saja... sangat kompak bahkan bisa di bilang sangat konyol berkat celetukan canda yang kerap di lontarkan oleh Dhawan, sebutan akrab untuk Dhawantara sang bassis band tersebut. Namun sejak ketenaran mereka semakin memuncak band mereka di landa cukup banyak masalah hingga akhirnya masalah itu menyebabkan satu diatara mereka harus pergi sebelum selesai menyelesaikan satu lagu yang sangat ingin orang itu buat.
Dan inilah kisah hidup mereka...

Dari sebuah studio band pribadi bernama “Last Night Studio” terdengar suara permainan band yang sangat hebat, siapa lagi kalau bukan Last Night band.
“Stop Stop!” Abim, selaku vokalis band itu tiba-tiba menghentikan latihan mereka.
“Ngopo ew bim?” tanya Dhawan yang heran karena Abim tiba-tiba menghentikan latihan itu.
“Iyo kie? What’s wrong bim...” timpal Alvred.
“Bentar to... tempone Zuki kie piye to? Kok rusak banget....” kata Abim sambil menatap sebal ke arah Zuki yang duduk di kursi drummer.
“Iya... loe napa sih Zuk? Aneh banget latihannnya? Loe sakit?” tanya Felix juga merasakan keanehan di diri zuki.
“Gue gak papa kok? Lagian tempo gue baik-baik aja.. Abim aja tuh yang lebay....” jawab Zuki dengan nada santai dan cool. Yaa itulah sikap Zuki, dia memang tipe cowok yang dingin dan tak perduli pada sekitar.
“Bohong banget sih loe Zuk... aku dadi bingung ngikuti tempomu kie... serius ra sih latihane...” kata Abim dengan nada sedikit meninggi. Itulah abim, cowok yang emosional dan sensitive.
“Udah-udah malah gelut kie ngopo ew? Eling kita itu satu band... gelut wae...” Dhawan mencoba menengahi dengan gayanya yang masih terlihat seperti anak kecil.
“Bener kui... rausah gelut ngopo... ra penting sob...” kata Alvred juga.
“Iya nie.. udahlah... inget lah kita itu mau manggung loh minggu depan... jangan sampek kita kecewain para ‘Last Nighter’ –sebutan untuk fans band mereka-“ tambah Felix dengan perawakan tenang. Itulah dia, mencoba dewasa dan tenang dalam menghadapi setiap masalah.

Mendengar perkataan Dhawan, Felix dan Alvred, Abim mencoba menetralisir emosinya..
“Sorry Zuk... aku gak maksud....” kata Abim dengan nada menyesal setelah emosinya sudah bisa dia kontrol.
“Iya.. gak papa.. gue juga salah... gue akuin tempo gue agak kacau...” Zuki juga meminta maaf pada Abim.
“Nah nek gini kan enak toh... huahahahahahaha...” kata Dhawan tertawa. Yang lain pun ikut tertawa bersama Dhawan tapi tidak untuk Zuki, Zuki terlihat tidak cukup tertawa bersama mereka, seperti ada yang aneh dengan cowok satu ini.

***
@FarWay Senior High School
“Manyuuuu!!!!!” di salah satu kelas di SMA Far Away nampak seoarang cewek sedang heboh mencari seseorang yang dia panggil dengan nama Manyu.
“Opo toh Arean?” jawab orang yang di sebut Manyu tadi dan ternyata orang itu adalah Abim, nama manyu di dapatkan dari nama panjang Abim yaitu Abimanyu.
“Gimana band ne? Udah siap buat manggung kan?” tanya cewek itu yang bernama Arean.
“Wohh santai saja...mau berapa lagu sih?” tanya Abim dengan sedikit candaan. Itulah sisi lain abim.
“Wokee! Percaya le wes terkenal... percaya nyuu percaya...” cada Arean.
“Hahahahaha,,, ora-ora.. santai wae loh... hahahaha...” kata Abim.
“Hahahaha,,, njuk pye? Wes siap to? Kemaren cp acarannya tanya ke aku ma Nasya apa band nya udah siap...” kata Arean.
“Wes santai wae... siap lah... tapi ada satu yang masalah...” kata Abim dengan nada yang berubah 180 derajad dari sebelumnya.
“Weh? Masalah? Masalah opo?” tanya Arean sedikit panik.
“Zuki... tiap latihan dia kelihatan aneh banget...” kata Abim sedikit berbisik.
“Weh? Zuki? Emang kenapa?” tanya Arean dengan berbisik juga.
“Lah mboh.. aku yoo bingung...” kata Abim sambil menaikan kedua bahunya tanda tak mengerti.
“Hayo!!! Manyu ngapain itu sama Arean!!!” tiba-tiba seorang cewek dengan perawakan imut datang dan mengaggetkan Abim yang sedang berbisik dengan Arean.
“Astaga Nasya!” Arean terlonjak kaget.
“Yaampun Nasya.. kamu tuh dateng ngagetin aja ew...” protes Abim.
“Yaa abis kalian mencurigakan sih.. hayoo kenapa hayooo?” tanya Nasya dengan nada menggoda.
“Wahh cemburu kie ceritane Sya? Huayooo.. iyeerrr...” balas Arean dengan godaan yang sontak membuat Nasya memerah tak hanya nasya tapi Abim juga.
“Weh? Apaan sih? Siapa juga yang cemburu.. enggak kok...” Nasya nampak malu-malu.
“Ho’o kie... ngopo ew Arean kie? Ra cetho...” Abim tak kalah malu-malunya.
“Huahahahahahhahahaha.. tukan mukanya merah semua... huahahahaha... abang dan eneng so sweet dah.. wkwkwkwk :p” goda Arean. Arean memang senang sekali menggoda kedua temannya itu. Bagaimana tak suka menggoda, Abim dan Nasya nampak dekat dan cocok tapi mereka tak mengakui kedekatan mereka. Hahahahaha...
“Ahhh udah too.. balik ke masalah tadi wae..” kata Abim mencoba mengalihkan pembicaraan.
“Masalah? Masalah apaan sih?” tanya Nasya yang tak tahu masalah yang dimaksudkan oleh Abim.
“Ini loh Sya... katanya Abim, akhir-akhir ini Zuki tu gak konsen latihan...” Arean menjawab pertanyaan Nasya.
“Loh kok bisa gak konsen?” tanya Nasya.
“Ya makanya itu jadi masalah... soalnya kita gak tahu alasannya neng... donk gak ew neng...” kata Abim.
“Yaelahh... maaf maaf deh bang...” kata Nasya.
“Emang anehnya gimana sih Nyu?” tanya Arean.
“Ya dia tu sering banget kehilangan tempo... tempone sok berantakan.. terus mukanya tu selalu pucet akhir-akhir ini...” jelas Abim. Mendengar penjelasan Abim Nasya dan Arean nampak berfikir.
“Hmmm, sakit kali bim...” komentar Nasya.
“Hmmm lumayan aneh sih... setahu ku dia tu kalau latihan konsepnya mateng sendiri loh kayak si Felix...” komentar Arean heran.
“Ya makannya itu...” kata Abim.
“Yaudah coba besok aku cari tahu,,, yang jelas band kalian harus terus latihan... banyak job loh akhir-akhir ini... iya kan Sya?” Arean menyenggol bahu Nasya.
“Ho’o... kita dapet banyak banget job loh.. hahahaha...” kata Nasya.
“Wahh joss itu... pokoknya Last Night siap dengan job apapun asal bayaran sesuai yo ra...hahahaha...” canda Abim.
“Santai aja nyu.... semua beres... keuangan kita berdua yang hendel...” kata Arean sambil merangkul Nasya.
Mereka bertigapun tertawa bersama. Tak lama bel tanda masuk berbunyi, dan para anggota last night serta siswa lainnya mulai berhamburan masuk ke kelas.

***
“Kau cantik hari ini.. dan aku suka... kau lain sekali... dan aku suka...” terdengar lantunan sebuah lagu diiringin petikan gitar dari Zuki yang sedang duduk di kursi paling belakang di kelas saat jam kosong. Jadi tak hanya drum yang ia kuasai tetapi gitarpun ia kuasai.
“Wesemeleh..... dedekx menggalau...” tiba-tiba Dhawan mendatangi Zuki yang duduk menyendiri di sela kericuhan susana kelas saat jam pelajaran kosong. Dhawan tak datang sendiri di belakangnya ada Felix dan Alvred yang juga mendatangi Zuki.
Kedatangan Dhawan, Felix, dan Alvred membuat Zuki menghentikan permainan gitar dan lantunan lagunya.
“Hahahaha... sorry... buat gue tu no more to galau ... hahaha...” kata Zuki tertawa kecil.
“Hahahaha,,, percoyo zuk...” kata Alvred.
“Tumben loe gak gabung ma anak-anak.....” kata Felix.
“Hahahaha... males gue.. pada main capsa... kagak donk gue...wkwkwkwk..” canda Zuki.
“Hahahaha... makannya belajar donk zuk main capsa...” kata Alvred. Zuki hanya menanggapinya dengan tertawa kecil. Sejenak keadaan hening, Zuki sedikit memainkan instrumen kecil dari petikan gitarnya.
“Eh sob... kok gue pingin buat lagu yaa...” kata Zuki tiba-tiba sesaat setelah menghentikan permainan gitarnya.
“Loe mau buat lagu zuk?” tiba-tiba Abim datang dan masuk kedalam pembiacaran antara Zuki, Dhawan, Felix dan Alvred.
“Iya sob.. gue pingin buat lagu... masak selama ini yang buat lagu selalu si Felix,Alvred kalau gak Abim sih... gue pingin banget buat lagu untuk band kita...” kata Zuki dengan nada sangat yakin.
“Ahhh loe mah baca not drum aja gak lancar kok..hahahahha.” celetuk Alvred dengan canda.
“Enak aja loe... emang buat lagu harus pakek drum? Gue kan bisa buat lagu pakek gitar, hahahaha...” kata Zuki yang menanggapinya dengan candaan juga.
“Wess jangan salah sob... temen kita yang satu ini multitalent loh sob... hahahaha...” kata Felix.
“Tuh denger kata Felix... hahahaha...” kata Zuki sedikit sombong tapi masih dengan candaan ala Zuki.
“Oke kalau kamu emang pingin buat lagu, kita bakalan tunggu lagu dari kamu... lagu itu bakalan kita masukin di album terbaru kita.... gimana?” tawar Abim. Mendengar tawaran Abim, Zuki nampak tertarik dan matanyapun berbinar.
“Serius loe?” tanya Zuki memastikan.
“Iyalah... buat apa aku bohong.. lagian kamu berhak kok sumbangin lagu buat band kita... band ini kan bukan hanya sebatas karya dari aku,Felix sama Alvred kali.. tapi band ini adalah karya kita berlima sob...” kata Abim.
“Thx ya sob... gue gak akan kecewain kalian kok... gue akan buat lagu istimewa buat kalian dan band ini...” kata Zuki dengan semangat.
“Siph Zuk... pokoknya harus asik loh... hahahhaha..” kata Dhawan. Merekapun melanjutkan pembicaraan dengan candaan bersama.
***
Beberapa hari kemudian....
Saat ini Last Night band akan bersiap untuk manggung di salah satu acara yang akan diadakan di pasific restaurant.
“Kalian udah pada siapa semua kan?” tanya Nasya yang akan mendampingi Last Night band untuk manggung. Tak hanya Nasya yang akan mendampingi tapi juga Arean.
“Siap lah...” kata Abim dkk sambil merapikan pakaian mereka.
“Eh tunggu deh si Zuki mana?” tanya Arean yang menyadari ketidakhadiaran Zuki.
“Weh Bener? si Zuki mana nie?” tanya Felix yang juga menyadari ketidakhadiaran Zuki di antara mereka.
“Mampus kita? Masak iya Zuki di culik sih?” kata Dhawan polos.
“Ngawur banget loe wan... emang Zuki apaan di culik... ckckckck.. lagian mana ada yang mau culik Zuki... Zuki kan makannya banyak... bisa tekor penculiknya...” kata Alvred tak kalah polosnya.
“Ash! Berisik ahh... iki piye kok malah Zuki ilang... mau ra bareng kowe po Lix?” tanya Abim mulai panik bercampur emosi.
“Enggak... tadi gue dari kos langsung ke sini, gue gak bareng Zuki...” kata Felix.
“Loh kok bisa? Biasanyakan kamu jemput zuki dulu toh di kos-kosannya....” kata Nasya mulai panik
“Ya emang sih tadi gue rencannanya mau jamput Zuki dulu tapi tadi dia sms aku katanya dia mau berangkat sendiri yaudah deh gue gak jemput dia...” kata Felix.
“Ahh Shit!! Piye kie? Kita mau manggung loh...” kata Abim mulai emosi.
“Sudah Sudah jangan emosi... kita harus cari jalan keluar tapi bukan dengan emosi gini...” kata Nasya mencoba menenangkan suasana.
“Tapi jalan keluarnya gimana donk?” tanya Arean bingung. Nasya nampak berfikir.
“Nah gini aja... kamu Re, kamu susul Zuki di kos-kosan siapa tahu Zuki masih di kos-kosan...” kata Nasya.
“Ha? Aku? Sendiri?” tanya Arean bingung.
“Ya gimana lagi? Kalau sama aku gak mungkin, soalnya aku harus dampingin mereka sampek saatnya mereka muncul... lagian gue ada sedikit urusan sama CPnya...” kata Nasya.
“Hufttt... yawes lah... gue berangkat sekarang ?..” kata Arean.
“tahun depan yo oleh...” kata Abim sedikit emosi.
“Wus santai loh nyu... iyo-iyo aku berangkat sekarang...” kata Arean yang langsung pergi.
“Yaudah kita masuk aja yukk...” ajak Nasya. Akhirnya merekapun masuk ke dalam gedung acara itu.

***
Kini Arean sudah berada di depan kos-kosan Zuki. Dia berjalan memasuki kos-kosan zuki, dia nampak heran karena keadaan sekitar nampak sepi tak seperti biasanya yang rame dengan anak kos yang sedang bercanda di rumah kos-kosan itu.
“Kok tumben ya sepi banget...” gerutu Arean sambil terus berjalan.
Kini Arean sudah berada di depan pintu kos kosan Zuki. Pintu rumah kos kosan Zuki pun nampak terbuka. Arean semakin curiga dan penasaran.
“Kok gak di tutup si pintunya? Apa pada di dalem semua yaa?” gerutu Arean. Entah mengapa karena penasaran Arean masuk ke dalam kos kosan itu. Dengan langkah yang perlahan Arean memasuki rumah kos kosan itu. Langkahnya tertuju menuju kamar Zuki. Setibanya di depan kamar Zuki nampak pintu kamar Zuki sedikit terbuka, Arean semakin penasaran dia mencoba mengintip ke dalam sela pintu yang terbuka sedikit itu. Mata Arean terbelalak ketika mendapati sosok Zuki yang sedang di suntikan sesuatu oleh seorang cowok yang berada pada posisi membelakangi Arean. Zukipun terlihat sedikit kehilangan kesasaran dan nampak seperti ngefly.
Melihat kejadian itu sontak Arean langsung membuka pintu itu dengan tiba-tiba.
BRAK! Pintu kamar Zuki di buka dengan kasar oleh Arean. Suara keras yang berasal dari dobrakan pintu itu membuat cowok yang sedang menyuntikan sesuatu pada tubuh Zuki terlonjak kaget, cowok itu sontak menengok kearah Arean. Arean kaget saat melihat sosok orang itu.
“FRANS!!!” Arean nampak kaget melihat cowok itu adalah Frans, salah satu temannya dan teman dari anggota last night yang lainnya sekaligus teman satu kos Zuki.
“A...arean...” Frans nampak gelagapan dengan suntikan di tangan kanannya.
 “Apa-apaan loe?! Apa yang loe lakuin sama Zuki?!” Arean mendekat dan menyingkirkan tubuh Frans yang berada di dekat Zuki. Arean mencoba meraih Zuki, mengecek keadaan Zuki yang setengah sadar dengan wajah yang benar-benar pucat, nampaknya Zuki sedang mengalami apa yang di namakan kecanduan bahkan sudah berada dalam taraf hampir over dosis.
“Jangan! Gue harus kasih ini ke Zuki... Zuki butuh ini...” Frans mencoba mendekati Zuki dan menyuntikan kembali barang haram yang dia bawa dalam suntikannya.
“Gilak loe!!! jangan pegang dia lagi! Loe perusak! Njirrr loe!!!” Arean berusaha menghalangi perbuatan bejad Frans.
“Please biarin gue kasih ini ke Zuki... dia butuh banget barang ini... kalau gak dia bisa mati.. gue harus kasih barang ini...” Frans masih berusaha mendekati Zuki.
PLAK!! Sontak Arean menampar pipi Frans.
“Auw...” rintih Frans.
“Loe gilak frans!!! Kalau loe terus kasih barang ini malah bakalan buat Zuki bati goblok! Anjir banget sih loe! punya otak gak sih loe!!!! sekarang loe pergi dari sini!!! Pergi!!!” Arean mengusir Frans dengan emosi yang benar-benar sudah memuncak.
Mendengar perkataan dan emosi Arean, Frans tak dapat berbuat apa-apa, akhirnya diapun pergi meninggalkan tempat itu.
Areanpun mencoba mengecek keadaan Zuki, tapi saat dia mengecek temannya itu, ternyata keadaan temannya itu sudah cukup parah, busa keluar dari mulut Zuki, Zukipun nampak kejang-kejang.
“Astaga Zuki!” Arean nampak panik.
Busa semakin banyak keluar dari mulut Zuki. Ini benar-benar yang di namakan over dosis.
Dengan panik Arean langsung mengambil hapenya dan segera menghubungi Nasya yang berada di tempat Last Night akan manggung.

@Pasific restaurant –base camp-
Drt drt drt drt... hape Nasya nampak bergetar, dengan cepat Nasya mengambil haoenya, saat dia melihat nama yang tertera di layar hapenya, dia langsung mengangkat telepon itu.
“Arean...” Nasya mengucapkan nama Arean sesaat sebelum mengangkat telepon dari Arean.
Mendengar Nasya menyebut nama Arean para anggota Last Night langsung mendenkat ke Nasya dan ikut mendengarkan pembicaraan Arean dan Nasya.
“Halo...” sapa Nasya.
“Gawat Sya... Zuki OD –over dosis-...” dari sebrang terdengar suara oanik Arean.
“APA?! OD? Over dosis?” tanya Nasya memastikan. Para anggota last night yang mendengar itu sontak kaget terutama Felix yang merupakan sahabat dekat Zuki.
“Kita harus batalin manggung mereka! Zuki butuh bantuan... aku lagi cari taksi buat bawa Zuki ke RS...!” tutur Arean masih dengan nada panik.
“Oke oke... kita bakalan segera nyusul.. nanti kamu smsin nama rumah sakitnya yaa... kamu jangan panik... Zuki pasti baik-baik aja kok...” Nasya mencoba menenangkan Arean.
“Oke... cepetan yaa!” kata Arean. Sesaat kemudian sambunganpun terputus.
“Apa yang gue denger tentang Zuki over dosis itu bener?” tanya Felix langsung sesaat setelah Nasya mematikan sambungan teleponnya.
Nasya hanya bisa mengangguk sedih.
“Udah gue duga...” kata Felix langsung sedih.
“Apa maksudmu lix?” tanya Abim heran.
“Nanti gue jelasin.. yang jelas sekarang kita harus segera susul Zuki...” kata Felix.
“Iya! Felix bener.... sekarang kita harus batalin manggung kita dan kita harus susul Zuki ke rumah sakit...” kata Nasya. Yang lainpun hanya mengangguk setuju. Setelah itu mereka semuapun mencoba mengatakan perkara ini pada cp acara tersebut. Akhirnya setelah menjelaskan semuanya cp acara tersebut mengijinkan untuk last night membatalkan manggung mereka.
Setelah mendapat kabar dari Arean di mana Rumas Sakit yang dia dan Zuki tuju, Nasya dan anggota Last Night yang lain langsung menyusul ke sana.

***
@Medical Center
Saat ini Arean sedang menunggu dengan panik di depan ruang UGD. Tak lama Nasya dan anggota Last night yang lain datang.
“Arean!” panggil Nasya saat dia masih jauh. Nasyapun langsung berlari mendatangi Arean.
“Nasya!” Arean menyambut kedatangan Arean dengan langsung memeluknya.
“Gimana keadaan Zuki?” tanya Nasya sesaat setelah melepaskan pelukannnya dengan Arean.
“Zuki baik-baik aja kan?” tanya Abim juga.
“Sekarang Zuki di mana?” timpal felix.
“Aku gak tahu keadaan Zuki... semoga dia baik-baik aja... dia lagi di tangani di UGD...” Arean menjawab semua pertanyaan dari teman-temannya.
“Kok Zuki bisa gitu sih?” tanya Alvred heran.
“Iya.. ra nyongko Zuki seneng koyo ngono...” timpal Dhawan.
“Aku juga gak tahu... tadi waktu aku dateng ke kos-kosannya Zuki, keadaannya udah kayak gini, dan di sana ada Frans...” kata Arean.
“Apa? Frans? Maksud kamu dia yang udah buat Zuki kayak gitu?” tanya Abim.
“Aku gak tahu juga....” jawab Arean.
“Sebenernya emang Frans yang udah buat Zuki kayak gitu...” kata Felix. Mendengar perkataan Felix sontak semuanya kaget.
“Apa maksudmu lix? Kamu tahu masalah ini?” tanya Abim. Felixpun mengangguk.
“Udah sejak lama Zuki pakek barang kayak gituan... bahkan gue juga pernah tapi untung gue bisa lepas dari barang kayak gituan...” jelas Felix. Mendengar penjelasan Felix sontak semuanya kaget. Seorang Felix yang dianggap gak neko-neko pernah menggunakan barang haram seperti itu? Sungguh tak mudah di percaya.
“Apa? Kamu juga pernah? Ckckckck... gak nyangka....” komentar Alvred. Felixpun mengangguk.
“Ini juga Frans yang kenalin ke gue sama Zuki. Waktu gue masih satu kos sama Zuki. Makanya waktu itu gue putusin pindah kos karena gue pikir ini semua terlalu rusak buat gue...” jelas Felix.
“Kamu tahu Zuki pecandu kenapa gak bilang sama kita?” tanya Abim.
“Gue gak bilang karena Zuki udah janji kalau dia akan lepas dari barang kayak gitu... dan dia juga udah janji gak akan terpengaruh sama ajakan Frans lagi...” kata Felix.
“Dan loe percaya omongan Zuki begitu aja?” tanya Arean.
“Gak mungkinlah gue gak percaya... Gue udah kenal Zuki lama, dan gue yakin dia gak akan ingkar janji...” kata Felix.
“Tapi buktinya sekarang? Dia kayak gini! Dia OD! Coba aja waktu itu loe cerita mungkin ini gak akan terjadi... goblok banget sih loe! loe anggep kita gak?” Abim mulai naik pitam.
“Sabarr bim sabar... waktunya gak tepat...” Nasya mencoba menenangkan Abim.
“Gimana aku bisa sabar si Sya... sekarang Zuki kayak gini dan ini karena dia (menunjuk Felix) gak pernah cerita masalah ini sebelumnya... dia anggap apa sih band kita” kata Abim.
“Iya gue tahu gue salah, gue minta maaf... gue gak tahu kalau kejadiannya bakalan kayak gini...” Felix nampak menyesal.
“Gampang loe minta maaf... tapi apa bisa permintaan maaf loe buat Zuki kembali ke keadaannya yang baik baik aja?!” Abim semakin memojokan Felix.
“udah-udah gak usah salah-salahan kayak gitu... ini semua bukan sepenuhnya salah felix... dia juga gak tahu kan kalau ujungnya kayak gini? Sekarang yang bisa kita lakuin Cuma berdoa, semoga Zuni baik-baik ajaa...”  Arean mencoba menengahi.
“Bener kata Arean... lebih baik sekarang kita doain aja Zuki, semoga dia baik-baik ajaaa...” Nasya nampak sependapat dengan Arean.
Akhirnya merekapun berdoa bersama, dalam hati masih-masing mereka memanjatkan doa bagi sahabat mereka yang kini sedang dalam keadaan yang kritis.
“Tuhan... maafkan kesalahku... mungkin aku tidak pantas di sebut sahabat untuk Zuki... andai saja aku mengatakan semuanya pada yang lain mungkin hal ini bisa di cegah... maafkan aku Tuhan... Ku mohon Tuhan selamatkanlah sahabatku... berilah dia kesempatan untuk dapat merubah semuanya... ku mohon Tuhan....” doa indah ini di panjatkan dengan segenap hati oleh Felix sosok sahabat kecil Zuki.
“Ya Tuhan... mungkin aku tak terlalu dekat dengan sosok Zuki... mungkin perselisihan sering terjadi diantaraku dengannya, tapi kumohon Tuhan jangan ambil dia dari antara kami, kami masih sangat membutuhkannnya... masih ada satu janjinya untuk kami... ijinkan lah dia untuk menepati janji itu... membuatkan kami sebuah lagu... Kumohon Tuhan... berilah Zuki kesempatan untuk membuktikan pada kami...” doa indah ini khusus dipanjatkan dari Abim untuk sosok Zuki.
“Tuhan... jangan ambil sosok Zuki dari kami... sosok dedekx yang sangat ceria itu akan selalu kami rindukan... berikanlan Zuki perlindungan Tuhan, berilah dia kesempatan untuk Zuki hidup... hanya satu dedekx yang bisa hadir diantara kami, itulah Zuki...” doa ini muncul dari dalam lubuk hati seoarang Dhawan.
“Tuhan... jangan ambil Zuki... walaupun dia tak terlalu memikirkan keadaan sekitarnya tapi dia adalah sosok yang sangat care dan dewasa... sungguh sulit menemukan sosok seperti Zuki... berilah Zuki perlindungan dan kesempatan untuk tetap hidup Tuhan... kumohon Tuhan...” doa ini muncul dari dalam lubuk hati seorang Alvred.
“Tuhan... jangan Kau ambil sosok Zuki dari antara kami... kami masih sangat membutuhkannya... berilah kesempatan Zuki untuk tetap berada diantara kami... masih banyak hal yang ingin kami lakukan untuknya dan bersamannya... berilah dia kesempatan Tuhan...” dengan tulus Arean memanjatkan doa untuk Zuki.
“Tuhan... tak banyak sosok seperti Zuki... jangan ambil dia dari antara kami.. berilah dia kesempatan untuk hidup Tuhan... kami masih ingin bersamannya Tuhan.. berilah dia perlindungan...” doa tulus ini dipanjatkan oleh Nasya untuk Zuki.

Itulah beberapa doa yang dipanjatkan oleh para sahabat Zuki. Dengan tanda salib mereka saling mengakhiri doa mereka.
Tak berselang lama setelah doa dipanjatkan oleh para sahabat Zuki dokter yang menangani Zuki keluar dari ruang UGD.
Air muka dokter itu nampak sedih dan menyesal.
“Bagaimana keadaan sahabat kami dok?” tanya Abim panik.
“Maafkan kami... kami sudah melakukan yang terbaik untuk sahabat kalian tapi Tuhan berkehendak lain... Over dosis yang dia alami harus membuat sahabat kalian pergi cukup jauh... maaf...” jelas dokter itu sedih. Mendengar penjelasan itu sontak Abim dan yang lainnya syok. Air mata seketi tumpah dari antara mereka semua. Abim nampak terpukul sekali dengan takdir yang ada di depan matanya.
Ini sungguh mustahil, Zuki tidak mungkin pergi secepat ini... masih ada satu janji Zuki yang belum di tepati olehnya... tidak mungkin... Tuhan terkesan tak adil di sini, tetapi inilah takdir, Zuki telah pergi, pergi cukup jauh bahkan sangat jauh...
“Gak... ini gak mungkin...” Abim nampak syok. Tubuhnya mulai bergetar dan air mata mulai tumbah dari matanya.
Semuanyapun terpukul, semuanyapun sedih terutama Felix yang sangat merasa sangat bersalah.

***
Kini setelah sang sahabat telah pergi jauh hanya sesal yang bisa di rasakan oleh banyak diantara mereka. Sungguh begitu cepat dia pergi sebelum sempat menepati janjnya.
Hanya dengan mengenanng sosok sahabat yang bisa mereka lakukan.
6 orang sahabat yang tersisa itu hanya dapat menatap nanar ke arah seisi kamar sang almarhum sahabat. Di dalam kamar itu tersimpan banyak kenanngan termasuk beberapa lembar kertas dengan goresan nada-nada yang membentuk sebuah lantunan lagu. Zuki memang menepati janjinya dia berusaha membuatkan sebuah lagu untuk bandnya walaupun lagu itu belum sempat dia selesaikan.

Sambil duduk melingkar di dalam kamar Zuki. Abim, Felix, Arean, Nasya, Dhawan dan Alvred mengenang kenangan mereka selama mengenal Zuki. Dengan wajah penuh sesal dan sedih Felix memegang secarik kertas yang berisi lirik lagu buatan Zuki.
“Ini adalah lagu yang Zuki janjiin buat kita... Zuki memang gak pernah ingkar janji... coba saat ini masih ada Zuki pasti kita bisa merilis lagu baru kita dengan bahagia... tapi semuanya Cuma tinggal kenangan... Zuki udah gak ada lagi di antara kita.... dia udah pergi cukup jauh sebelum kita sempat mengungkapkan semuanya pada Zuki...” ucap Felix.
“Zuki memang udah pergi tapi ini gak buat band kalian menjadi hancur kan? Zuki pergi tapi dia masih tetap ada diantara kita, nampak atau tak nampak... aku yakin itu...” kata Arean. Sejenak keadaan hening, suasana ksong dari kamar yang sudah di tinggalkan Zuki sejak 40 hari lalu sangat terasa diantara mereka berenam. 40 hari itu juga membuat Last Night band vacum.
“Arean benar... Zuki gak akan seneng melihat kita seperti ini... ini harus move on... 40 hari harus cukup buat kalian bisa kembali semangat... kalian bisa tanpa Zuki secara nyata diantara kalian” kata Nasya.
“Gimana kalau kita lanjutin lagu yang Zuki buat... dan kita masukin sebagai lagu spesial di album terbaru kita...” usul Alvred.
“jangan... ini karya Zuki... dan akan tetap menjadi murni karya Zuki... biarkan lagu ini menjadi lagu pribadi untuk band kita... lagu yang akan terus membuat kita mengingat sosok Zuki...” ucap Abim.
“Abim bener... lebih baik kalian buat sebuah lagu yang mengungkapkan isi hati kalian yang ingin kalian ungkapin ke Zuki... ungkapkan kalau kalian gak akan terpuruk tanpa Zuki secara nyata di sini... buat Zuki bangga pernah ada diantara kalian... sampaikan pada Zuki yang ada di tempat yang jauh di sana....” kata Arean.
“Aku setuju sama saran Arean... saatnya kita bangkit... kita harus buktiin sama semuanya kalau kita bisa tetep berjalan tanpa Zuki secara nyata karena Zuki terus ada walaupun dia tak nyata diantara kita...” kata Dhawan.
Semua yang berada di tempat itupun nampak setuju. Akhirnya sejak saat itu Abim,Felix,Dhawan,Alvred dan dengan sedikit bantuan dari Arean dan Nasya mencoba membuat sebuah lagu untuk Zuki, lagu spesial yang mereka buat untuk mengungkapkan isi hati mereka yyang belum tersampaikan pada sosok sahabat yang telah pergi ke tempat yang jauh.
Inilah karya mereka dalam sebuah simfoni lagu bagi sahabat yang telah pergi jauh...
So Far Away
Never feared for anything
Never shamed but never free
A life that healed a broken heart with all that it could

Lived a life so endlessly
Saw beyond what others see
I tried to heal your broken heart with all that I could

Will you stay ?
Will you stay away forever ?

How do I live without the ones I love ?
Time still turns the pages of the book its burned
Place and time always on my mind
I have so much to say but you’re so far away

Plans of what our futures hold
Foolish lies of growing old
It seems we’re so invincible
The truth is so cold

A final song, a last request
A perfect chapter laid to rest
Now and then I try to find a place in my mind

Where you can stay
You can stay awake forever

How do I live without the ones I love ?
Time still turns the pages of the book its burned
Place and time always on my mind
I have so much to say but you’re so far away

Sleep tight, I'm not afraid
The ones that we love are here with me
Lay away a place for me
Cause as soon as I'm done I'll be on my way
To live eternally

How do I live without the ones I love ?
Time still turns the pages of the book its burned
Place and time always on my mind
And the light you left remains but it's so hard to stay
When I have so much to say and you’re so far away

I love you
You were ready
The pain is strong enough despite
But I'll see you
When He lets me
Your pain is gone, your hands are tied

So far away
And I need you to know
So far away
And I need you to
Need you to know


song by : Avenged Sevenfold - So Far Away