haii semuaaaa!! remember me ? penulis galau yang sukanya nulis cerpen melankolis... hhahaha...
huuuftt lama tak menulis buat kangen juga yaa...
kali ini aku dateng dengan cerpen terbaru dengan pemerannya anak icil. sebenarnya ini bukan ceroen terbaru juga sih... cerpen ini sebenernya cerpen sekuel dari cerpen yang pernah aku buat.. "KARENA KAU BUKAN DIA" remember ? kenapa aku buat sekuel ini? jujur aja sih cerpen KKBD itu cerpen favorite aku ... :D
Saking niatnya buat cerpen ini jadinya panjangggg banget... makanya aku buat 2 bagian...
okelah.. daripada kelamaan ... mendingan langsung aja baca,,,
let's read... check this out :D
KARENA KAU BUKAN DIA 2

***
Satu tahun sudah kulalui hari-hariku bersamamu...
Sosok yang tak pernah kusangka akan berada di sampingku...
Kau adalah sosok yang selalu ada di setiap aku kehilangan orang tercinta...
Mungkin Kau bukan cinta pertamaku...
Tapi Kau adalah cinta terakhirku...
Mungkin Kau bukan lelaki yang pertama mengajariku apa itu cinta...
Tetapi Kau adalah lelaki yang pertama mengajariku apa cinta sejati...
Dulu aku ingin Kau berubah menjadi dia...
Tetapi kini aku tak ingin Kau berubah sedikitpun...
Karena kau bukan dia...
Terimakasih untuknya yang telah mengirimmu untukku...
Segala cintaku hanya untukmu Raynald Prasetya... :* -L.S-
sepenggal ungkapan hati itu, di tuliskan oleh seorang gadis cantik dengan wajah yang berbinar. Larissa Safanah Arif. Siapa yang tak kenal sosok gadis cantik dan friendly itu. Masa lalunya cukup pahit saat dia kehilangan sosok tercinta, Ahmad Fauzy Ardiansyah, namun kini hidupnya diselimuti oleh cinta dan kebahagiaan semenjak kedatangan sosok tercinta, Raynald Prasetya.
Sudah 1 tahun Acha, sebutan bagi gadis itu merajut kasih dengan Ray, sebutan untuk Raynald Prasetya. Awalnya Acha memang tak bisa menerima Ray apa adanya. Selalu saja muncul sosok Ozy, sebutan untuk Ahmad Fauzy Ardiansyah dalam diri Ray. Hal itu cukup membuat Ray bersahabar walaupun kesahabarannya sepant habis dan hubungan itu terancam kandas. Namun karena besarnya cinta Ray pada Acha dan cinta Acha pada Ray kepahitan itu tak terjadi. Bagi Acha sosok Ray sangat berarti terlebih setelah kepergian papa Acha. Kini Ray lah yang telah menggantikan sosok ayah bagi Acha. Sikap dewasa Ray membuat Acha nyaman. kini hubungan mereka telah terajut 1 tahun dan Acha siap untuk menyongsong tahun-tahun selanjutnya.
“huft...” Acha menghempaskan tubuhnya pada sandaran kursi, sesaat setelah menuliskan ungkapan hatinya tentang Ray. Kini tepat satu tahun Acha merajut cinta dengan Ray.
“Aku memang cewek yang beruntung bisa mendapatkan sosok Ray... terimakasih Ozy kamu sudah pertemukan aku dengan cinta sejatiku.. aku yakin kamu pasti sudah merasa tenang dan senang di surga sana...” Acha berbicara sendiri dengan wajah yang senang.
TOK TOK terdengar suara seseoarang mengetuk pintu. Acha sontak menengok kearah pintu.
“Masuk aja, gak di kunci kok..” seru Acha yang enggan beranjak dari posisinya. Tak lama pintu kamar Acha terbuka, nampak sosok wanita paruh baya muncul dari balik pintu.
“Ray udah jemput tuh sayang...” ujar sosok itu. Acha yang mendengar nama Ray langsung beranjak girang.
“Ray udah dateng mah?” tanya Acha pada sosok yang ternyata adalah mamanya.
“Iya.. udah gih sana turun.. kasian kalau nunggu kelamaan...” saran mama pada Acha.
“Iyadeh... yaudah ya mah.. Acha pamit ya...” kata Acha sambil mengambil tas yang tergantung di sandaran kursinya yang tadi.
“Yaudah sana... pulang jangan malem-malem.. inget besok masih sekolah...” pesan mama.
“Oke mah..” kata Acha sambil mencium punggung tangan mamanya seraya berpamitan.
“Hati-hati sayang...” kata mama saat Acha berlari menemui Ray.
***
Kalau aku memang punya niat ninggalin kamu kenapa gak dari dulu aja waktu kamu bandingin aku sama Ozy –R.P-
Saat ini ray dan Acha sedang berada di mobil menuju tempat tujuan mereka.
“Ray...” seru Acha saat ray sedang konsentrasi menyetir.
“Ya...” jawab Ray santai sambil konsentrasi menyetir.
“Aku seneng deh kita udah bisa jalanin hubungan ini sampai satu tahun...” kata Acha senang.
“hehe...” Ray hanya tertawa kecil menanggapi perkataan Acha. Itulah Ray tetap saja santai dan cuek tapi itu tak berarti Ray tak sayang dan cinta pada Acha, bahkan Ray sangat mencitai dan menyayangi Acha.
“Ray... kamu janji gak akan tinggalin aku kan ?” tiba-tiba Acha menanyakan yang membaut Ray sedikit kaget dan menengok kearah Acha.
“Kok kamu tanya kayak gitu sih ?” tanya Ray heran.
“Ya... aku Cuma mau pastiin aja kalau kamu gak akan ninggalin aku...” jawab Acha polos. Melihat kepolosan Acha, Ray hanya tersenyum tipis.
“Kalau aku memang punya niat ninggalin kamu kenapa gak dari dulu aja waktu kamu bandingin aku sama Ozy...” kata Ray datar. Acha tertegun dan menatap Ray heran, kenapa dia mengungkin Ozy lagi? Fikir Acha dalam hati.
“Kok kamu malah ngomong gitu sih?” tanya Acha heran bercanpur sedih. Ray yang melihat itu langsung tertawa kecil.
“Hahaha.. enggak-enggak sayang...” kata Ray sambil mengacak-acak rambut Acha.
“Sayang? Ray panggil aku sayang?” batin Acha senang saat Ray menaggilnya sayang karena jujur saya Ray jarang sekali mengatakan kata sayang pada Acha. Mendengar itu Acha yakin bahwa Ray benar-benar sayang padanya.
***
Aku kangen banget sama kamu... semoga kamu bisa menjadi milikku... tunggu aku... –G.A-
@Bandara Soekarno-Hatta
“Akhirnya aku sampek juga di Jakarta... aku kangen banget sama kamu... semoga kamu bisa menjadi milikku... tunggu aku...” ucap seseorang yang baru saja keluar dari pintu bandara.
“Welcome jakarta sayang...” tiba-tiba muncul seorang lelaki paruh baya menghampiri orang itu.
“Papa...” seseoarang itu nampak bahagia ketika melihat sosok yang dia panggil papa.
“Akhirnya kamu pulang juga... papa kangen banget sama kamu...” kata lelaki paruh baya itu.
“Iya pah.. aku juga...” kata orang itu. “Oiya pah... apa dia tahu kalau aku pulang ?” tanya orang itu kemudian.
“Dia?” lelaki itu nampak berfikir. “Ooo.. sahabat kamu itu...” kata lelaki itu.
“iya...” kata orang itu girang.
“Enggak kok sayang.. ini bakalan jadi kejutan buat dia...” kata lelaki itu. Mendengar kata papanya, orang itu senang.
“yaudah yuk kita pulang.. kamu pasti capek banget...” ajak lelaki itu. Akhirnya orang itu dan papanya beranjak pulang.
***
“Good night darl...” –R.P-
“Makasih banget ya Ray kamu udah buat aku seneng di anniversary kita ini... menghabiskan waktu seharian di panti asuhan bareng kamu bener-bener buat aku seneng banget apalagi ketemu banyak anak kecil yang lucu-lucu.” kata Acha seraya keluar dari panti asuhan bersama Ray.
“Iya.. aku juga seneng kok kalau kamu seneng...” kata ray santai.
“Tapi ya Ray... aku heran deh kenapa sih ada orangtua yang tega buang anak-anak yang gak berdosa itu...kan kasihan...” kata Acha ikut sedih.
“Makannya itu, suatu saat nanti kalau kita jadi orang tua jangan pernah terbersit sedikitpun pikiran untuk membuang anak sendiri...” kata Ray. Acha nampak sejutu dengan pendapat Ray.
“Iya Ray.. aku setuju...” kata Acha. Merekapun melanjutkan jalan mereka menuju mobil Ray diparkirkan di panti asuhan itu.
Setibanya di parkiran mereka langsung pulang.
“Kamu mau mampir gak ?” tawar Acha saat mobil mereka sudah berada di depan gerbang rumah Acha.
“Gak usah dulu deh.. langsungan aja... udah malem gak enak sama mama kamu...” kata Ray.
“Yaudah aku turun ya... jangan lupa titip salam buat mama...” kata Acha beranjak turun.
“Iya...” jawab Ray. Achapun turun. Ray membuka jendela mobilnya untuk menyampaikan selamat malam.
“Aku masuk ya...” kata Acha.
“Iya..” jawab Ray.
“Be careful Ray...” kata Acha, sejurus kemudian hendak masuk ke rumah.
“Eh tunggu...” tahan Ray saat Acha hendak masuk ke rumah.
“kenapa Ray?” tanya Acha.
“Good night darl...” kata Ray manis sekali. Acha tertegun. Ini pertama kalinya Ray berkata kata manis selain sayang.
“Darl ?” Acha terkejut bercampur senang. Ray hanya tersenyum sangat manis.
“good night too darl...” balas Acha dengan senyum kebahagiaan. Sejurus kemudian ray memacu mobilnya menjauhi rumah Acha. Acha begitu bahagia mendengar kata-kata Ray barusan. Acha semakin yakin kalau ray sangat mencintainya.
***
Dia datang... apakah dia akan merusah segalanya ?
Entahlah... ini saatnya cintamu teruji darl ... –Author-
Keesokan harinya...
“Ray berangkat sekolah dulu ya mah...” pamit Ray pada mamanya.
“Eh tunggu Ray...” tahan mama.
“Kenapa Mah?” tanya Ray heran.
“Kamu jemput Acha dulu kan?” tanya mama.
“Iya kenapa?” tanya Ray balik.
“Mama titip ini ya...” kata mama sembari memberikan sebuah kotak kado.
“Apa ini?” tanya Ray saat menerima kotak itu.
“Adadeh.. pokoknya ini hadiah buat anak mama yang satu itu...” kata mama sok misterius.
Ray hanya mendesah sambil tersenyum.
“Okedeh...” kata Ray sambil memasukan kotak pemberian mamanya.
“Yaudah deh ray berangkat ya...” pamit ray lagi.
“Ati-ati ya sayang...” kata mama.
Saat ray hendak keluar dari rumah tiba-tiba muncul sosok gadis yang mengagetkannya.
“Ray...” sapa gadis itu. Ray kaget melihat sosok gadis itu.
“Keke?!” Ray nampak girang. tanpa babibu Ray langsung memeluk gadis yang dia panggil keke itu.
“Siapa Ray?” seru mama dari dalam karena mendengar teriakan Ray, namun pertanyaan mamanya tak digubris oleh Ray, dia masih saja memeluk Keke dengan girang.
“Yaampun keke.. loe kapan pulang?!” tanya Ray girang.
“Baru kemaren Ray...” jawab Keke dalam pelukan Ray.
“Ray... siapa yang dateng?” tanya mama menghampiri Ray.
“Keke?” mama Ray nampak kaget melihat sosok keke. Ray langsung melepaskan pelukannya dari Keke.
“Pagi tante...” sapa Keke manis.
“Yaampun keke... kamu kapan balik? Kok papa kamu gak pernah cerita sih sama tante kalau kamu mau pulang ?” tanya mama Ray.
“Hehehehe... baru kemaren tante... maaf tante keke gak kabarin abisnya Keke mau buat kejutan Ray...” Keke menyenggol Ray saat menyebut nama Ray.
“Yampun keke.. jadi kamu mau ngerjain aku ya? Ihh dasar usill...” Ray langsung mencubit pipi cubby Keke.
“hahaha.. biarin donk...” balas Keke dengan mencubit pinggang Ray.
“Hahahaha..” mereka bertigapun tertawa riang di pagi itu. Di sela tawa mereka tiba-tiba handphone Ray berbunyi. Tawa merekapun terhenti dan Ray segera menangkat telepon itu.
“Halo...” sapa Ray dengan tawa yang tersisa.
“Ray... kamu dimana ? ini udah jam berapa ? kok kamu belum jemput sih ?” tanya yang disebrang. Ray tertegun dia langsung melihat layar hapenya untuk memastikan penelponnya.
“Astaga Acha...”
“Yaampun Cha.. maafin aku ya... aku ini otw sekarang... maaf ya sayang...” kata Ray.
“Yaudah buruan Ray.. nanti kita telat...” kata Acha dari sebrang.
“Iya ... maaf ya...” kata Ray sejurus kemudian mematikan handphone.
“Siapa Ray?” tanya mamanya.
“Acha mah.. Ray lupa jemput Acha...” kata Ray.
“Yaampun.. yaudah sana.. kasihan nanti Acha nungguin kamu lama.. nanti kalian telat lagi... udah sana buruan...” kata Mamanya.
“Iya... Ray pamit ya mah...” pamit Ray. “Gue duluan ya Ke...” pamit Ray pada Keke juga. Raypun tergesa-gesa pergi.
“emmm... tante.. Acha siapa?” tanya Keke penasaran karena tadi Keke sempat mendengar Ray mengatakan kata sayang pada orang yang di sebut Ray Acha.
“Oo.. yang telpon Ray tadi?” tanya mama Ray. Keke mengangguk.
“Dia Acha.. pacarnya Ray.. mereka udah pacaran 1 tahun... Ray sayang banget sama Acha...” kata mama Ray. Keke tersentak kaget mendengar jawaban dari mama Ray.
“pacar? Ray udah punya pacar tante?” tanya Keke tak percaya. Wajahnya memerah seakan ingin menangis.
“Iya.. kenapa sayang?” tanya mama Ray.
“e,enggak kok tante...” kata Keke.
“Yaudah tante Keke pulang dulu ya tante..” pamit Keke.
“Loh kamu gak mau mampir dulu?” tanya mama Ray.
“Gak usah tante.. Keke ada urusan mendadak...” kata Keke langsung pergi meninggalkan rumah Ray.
“Kenapa sama Keke ya?” tanya mama Ray heran sambil menatap kepergian keke.
***
kenapa harus seperti ini?
Ku pikir ketika ku kembali kita akan bersatu...
Tetapi itu tak akan mungkin...
Kau telah dimilikinya...
Aku pikir dengan kembali ke sini akan membantu keadaanku ...
Tetapi semuanya salah...
Kenapa setelah aku kembali aku harus menerima kenyataan buruk...
Kenyataan bahwa kau telah di miliki yang lain...
Kenapa Ray... kenapa?! Aku butuh kamu!
Tapi kamu gak bisa berada di sampingku...
Lebih baik aku berpasrah pada keadaanku sekarang ini..
Lebih baik aku mati!
Aku sayang sama kamu...
Ray...
Ray...
Ray...
Ray...
Ray... aku ingin memilikimu... –G.A-
“Argh!!!” Keke mengakhiri tulisannya itu dengan emosi yang meledak. Sepulang dari rumah Ray, keke langsung mengurung diri di kamar, dia mencurahkan seluruh isi hatinya pada sebuah buku harian. Sambil menangis dia terus mencrhakan kekecewaanya pada buku hariannya itu.
Keke adalah sahabat kecil Ray. Mereka memang sangat dekat, bahkan dekat sekali. Hanya pada Keke lah Ray bisa bersikap riang. Tapi karena kedekatan itulah Keke menjadi jatuh cinta pada Ray. Tetapi karena keadaan dirinya yang mengharuskannya berobat ke luar negeri, keke terpaksa meninggalkan cintanya. Keke sama sekali tak menyangka jika kepulangannya aka membuatnya patah hati karena Ray sudah dimiliki oleh orang lain.
“Ya Tuhan! Kenapa semuanya harus terjadi sama aku !?” ratap Keke yang berlinangan air mata. Tiba-tiba tubuhnya melemah, tanpa dia sadari darah mengucur dari hidungnya.
Perlahan matanya mengatup dan...
BRUK!
Tubuhnya terjatuh di atas meja tempatnya menulis.
Keke pingsan dengan darah yang keluar dari hidungnya.
“Bik... Keke mana?” tanya papa keke yang baru saja bangun.
“Tadi sih sempat ijin mau ke rumah mas Ray, tetapi waktu pulang tadi non Keke langsung mengunci diri di kamar...” kata pembantu rumah Keke.
“Apa?! Mengunci diri?! Astaga!!” papa keke langsung panik dan langsung berlari menuju kamar keke.
DOK DOK DOK...
Papa keke mencoba mengetuk pintu kamar Keke, tetapi tak ada respon.
Karena kuatir papa keke langsung mendobrak pintu kamar keke. Papa keke kaget melihat anak semata wayangnya tergeletak diatas meja.
“KEKE!” papa keke nampak panik dan langsung mendatangi keke. Papa keke berusaha membangunkan keke. Dilihatnya Keke yang pingsan dengan darah di hidungnya.
“Astaga! Keke!!!” Papa keke langsung panik setengah mati. Dia langsung memanggil semua pembantunya.
“Mbok! Bik! Pak ujang! Pak maman!” teriak papa Keke panik sambil berusaha memberdrikan Keke. Tak lama keempat pembatunya datang dengan terburu-buru.
“Ada apa tuan?” tanya si pak ujang.
“Siapin mobil! Kita bawa Keke ke rumah sakit!” perintah papa keke panik.
“Mbok, Bik bawa Keke ke mobil... Pak Maman bantu mbok sama bibik.. saya akan telepon dokter pribadi keke...” perintah papa keke kemudian.
“baik Tuan.!” Jawab semua pembantunya yang langsung melaksanakan perintah papa Keke. Kekepun langsung di gotong oleh pembantu-pembantunya menuju mobil. Papa Keke langsung bergegas menelpon dokter pribadinya, namun ketika hendak mengeluarkan handphonennya, mata papa keke tertuju pada buku diary keke yang sempat terkena noda darah keke. Papa keke langsung mengambil buku itu dan membacanya dengan seksama.
...
“Jadi... ini yang Keke mau?” kata papa Keke sesaat setelah membaca tulisan tangan Keke.
“Kamu tenang saja sayang.. Papa akan berikan apa yang kamu mau... ini semua demi kamu...karena kamu harta terbesar bagi papa...” kata papa Keke dengan keyakinan penuh.
***
secueknya aku sama pacar aku, aku juga tahulah kalau pacar aku lagi cemburu... tenang aja sayang... aku gak akan hianatin kamu kok... –R.P-
“Ray... tadi kamu kok telat sih ? Kenapa?” tanya Acha saat mereka sedang makan di kantin saat jam istirahat.
“Oh tadi ? tadi ada temen lama aku dateng, saking girangnya aku jadi lupa kalau mau sekolah dan jemput kamu...” jelas Ray sambil memakan bakso menu makannya siang itu.
“Temen lama? Cewek ?” tanya Acha.
“Iya...” jawab Ray datar. Acha sedikit terkejut mendengar jawaban Ray.
“Ow...” Seketika Acha menekuk wajahnya dan nafsu makannya hilang. Dia hanya memainkan mie ayam pesanannya. Ray heran ketika melihat Acha seperti itu.
“Kamu kenapa?” tanya Ray membatalkan niatnya memasukan 1 butir bakso ke mulutnya.
“gak papa...” jawab Acha ketus.
“Kok ketus? Kenapa sih ?” tanya Ray heran.
“Gak papa...” jawab Acha masih ketus. Ray nampak berfikir. Tiba-tiba dia tertawa kecil.
“Kamu cemburu ya...” goda Ray. Seketika Acha tersentak dan wajahnya memerah.
“enggak kok...” elak Acha dengan wajah yang memerah.
“Bohong.. wajahnya merah tuh...” goda Ray.
“Ha? Enggak kok.. mukakku gak merah...” elak Acha salting.
“hahaha... Acha Acha.. ngapain kamu cemburu sih ? dia itu sahabat aku.. kamu gak usah cemburu...” kata Ray.
“Em,m kok kamu tahu aku cemburu sih ?” tanya Acha heran.
“Hehe... iyalah.. secueknya aku sama pacar aku, aku juga tahulah kalau pacar aku lagi cemburu... tenang aja sayang... aku gak akan hianatin kamu kok...” kata Ray meyakinkan. Acha yang mendengar itu langsung senang. Kata-kata Ray memang selalu membuatnya percaya. Sejenak mereka saling berdiam dan menikmati makan mereka.
“Oiya aku lupa... ada titipan dari mama...” kata ray tiba-tiba sembari mengambil titipan mamanya yang dia simpan di kantung bajunya.
“Titipan apa ini?” tanya Acha sembari menerima titipan itu dari Ray.
“Gak tahu tuh... katanya rahasia... special buat anak kesayangannya...” kata Ray. Mendengar itu Acha tersipu.
“Haha.. mama bisa aja Ray...” kata Acha tersipu sambil membuka kotak titipan itu.
“Eh, gelangnya bagus banget...” kata Acha. Ternyata hadiah itu sebuah gelang yang manis.
“Raycha?” Acha bingung dengan bentuk tulisan di gelang itu.
“Ray Acha kali...” jawab ray datar. Mendengar itu Acha mencoba berfikir.
“Iya juga ya... hahaha.. mama bisa aja...” kata Acha. Ray hanya tersenyum.
“Nanti ke rumah kamu ya... aku mau ucapin makasih sama mama...” kata Acha.
“Iya...” jawab Ray. Acha hanya tersenyum sambil melihat gelang yang cantik itu.
***
Aku tak mungkin menyakiti gadis semanis dia...
Bagiku dia sudah seperti anakku sendiri...
Tetapi taruhannya adalah kehidupanku dan kehidupan anakku...
Haruskan kulakukan ini sebagai seorang ibu...? –Mommy-
“Selamat siang...” Sapa seoarang wanita paruh baya pada seoarang lelaki seumurannya yang sedang duduk di kursi tunggu rumah sakit.
“Selamat siang...” balas lelaki itu sambil beranjak dari duduknya.
“Bagaimana keadaan Keke anak anda?” tanya wanita itu pada lelaki yang ternyata papa keke.
“Dia sedang di tangani oleh tim dokter.” Jawab papa keke.
“Oiya silahkan duduk...” papa keke mempersilahkan wanita itu. Wanita itupun mengambil duduk di sebelah lelaki itu.
“Maaf kalau boleh tahu apa maksud anda meminta saya datang kemari? Apa untuk membicarakan masalah bisnis?” tanya wanita itu.
“Ya...” jawab papa Keke penuh wibawa.
“Saya ingin membatalkan semua kontrak kerja kita.” Kata papa Keke dingin. Seketika wanita itu kaget.
“Apa?! Membatalkan semua kontrak kerja? Bagaimana mungkin? Baru saja kita memulai kontrak kerja kita... kenapa anda ingin membatalkannya?” wanita itu berusaha meminta penjelasan.
“Mama Ray... saya terpaksa membatalkan kontrak kerja kita karena anak anda... karena Ray...” kata papa Keke. Ternyata wanita tersebut adalah mama Ray.
“Apa? Anak saya? Ada apa dengan anak saya. Apa hubungannya anak saya dengan bisnis kita...” tanya mama Ray belum mengerti.
“Anak anda memang tidak ada hubungannya dengan bisnis kita. Tetapi anak anda ada hubungannya dengan keadaan keke sekarang...” jawab papa Keke. Mama Ray semakin tak mengerti.
“Apa? Keadaan keke ? apa maksud anda? Saya tidak mengerti...” tanya mama Ray.
“Anak saya keke menjadi seperti ini karena sakit hati oleh anak anda yang sudah memiliki kekasih. Perlu anda tahu anak saya sangat mencintai Ray dan selama ini dia berjuang melawan penyakitnya hanya demi anak anda, demi bersatu dengan Ray anak anda. Tetapi ternyata apa? Saat dia kembali dan berharap cinta dari Ray, anak anda malah menyakitinya dengan mencintai gadis lain... itu yang membuat anak saya seperti ini...” jelas papa Ray. Mama Ray kaget mendengar penjelasan papa keke.
“Apa? Jadi selama ini Keke mencintai Ray?” tanya mama Ray tak percaya.
“Anda terkejut? Sama halnya dengan saya. Saya baru saja mengetahui hal ini tadi sebelum keke kumat...” kata papa Keke.
“Ta,tapi itu bukan berarti anda menjadi membatalkan kerjasama kita, bukan... itu sangat tidak profesional...” kata mama Ray.
“Tidak profesional anda bilang? Anda tenang saja... saya bukan tipe pebisnis yang tidak profesional. Saya memang akan membatalkan kontrak kerja kita kalau Ray masih bersama kekasihnya tetapi saya tidak akan membatalkan kontrak kerja kita kalau Ray meninggalkan kekasihnya dan berada di samping Keke, selamanya...” kata papa Keke. Mama Ray sontak kaget.
“A,apa? Jadi maksud anda, saya harus memisahkan Ray dan kekasihnya? Tidak. Itu tidak mungkin. Ray sangat mencintai kekasihnya dan saya pun juga sangat menyayangi kekasih Ray layaknya anak saya sendiri. Saya tidak mungkin tega melakukan itu...” kata mama Ray.
“Saya tidak perduli... yang saya perdulikan sekarang kondisi anak saya... jadi sekarang anda tinggal pilih mempertahankan kekasih ray atau hidup Ray dan anda?” kata papa Keke. Mama Ray semakin bingung.
“Aku tak mungkin menyakiti gadis semanis dia... Bagiku dia sudah seperti anakku sendiri... Tetapi taruhannya adalah kehidupanku dan kehidupan anakku... Haruskan kulakukan ini sebagai seorang ibu...?” fikir mama Ray.
***
Apa yang terjadi? Kenapa terasa aneh? Apa salahku? –L.S-
“Ihh Ray lama banget sih... akukan pingin cepet ketemu mommy –sebutan sayang Acha ke mama Ray-...” Acha nampak sebal menunggu Ray yang lama tak datang.
5 menit kemudian...
“Maaf ya lama... tadi aku di suruh bantu-bantu bu winda dulu...” kata ray yang datang dengan terburu-buru.
“Yaudah ayo.. aku pingin cepet ketemu mommy...” kata Acha antusias.
“Iya iya...” kata Ray. Akhirnya mereka pun langsung masuk ke dalam mobil dan bergegas menuju rumah Ray.
...
Setibanya di rumah Ray. Acha langsung semangat turun dari mobil dan langsung bergegas menuju dalam rumah ray untuk menemui mommy. Ray yang melihat itu tersenyum dan mengikuti langkah Acha.
Beberapa langkah memasuki rumah Ray, Acha dan Ray langsung berpapasan dengan mommy. Acha nampak senang, tetapi ada yang berbeda dengan mommy. Tidak ada pancaran kebahagiaan dari wajah mommy saat melihat Acha, tidak seperti biasa.
“Siang mommy..” Acha hendak memeluk mommy tetapi mommy menghindar dengan wajah sinis.
“Eh?” Acha heran. Bukan hanya Acha tetapi Ray juga.
“Mommy?” kata Acha menatap heran mommy. Mommy malah menatap Acha sinis. Acha semakin heran.
“Kok mommy gak mau Acha peluk sih ? mommy kenapa? Mommy marah sama Acha ya? Acha salah apa mom?” tanya Acha sedih. Sejujurnya saat itu mommy merasa tidak tega memperlakukan Acha seperti itu tetapi ini semua karena keadaan.
“Mama capek ... Mama masuk dulu...” kata mommy pada Ray tanpa memperhatikan Acha. Mommy pun masuk. Acha nampak sedih sedangkan Ray nampak bingung.
“Mommy kenapa Ray?” tanya Acha sedih dan nyaris menitikan air mata. Ray juga heran dan tidak tega pada Acha.
“Udah kamu tenang aja, mama capek kayaknya... kamu tunggu sini dulu ya biar aku ngomong sama mama...” kata Ray sambil membelai lembut rambut Acha.
Ray pun bergegas menuju kamar mama. Di tinggalnya Acha di ruang tamu. Acha merasa sedih.
TOK TOK “mama ini Ray...” kata ray sambil mengetuk pintu kamarnya.
“masuk...” jawab mama dari dalam. Ray kemudian membuka pintu kamar mamanya. Di lihatnya sosok mama yang terduduk di atas kasur dengan wajah sedih. Raypun masuk dan menutup pintu kamar itu kemudian.
“Apa yang terjadi sama mama?” tanya Ray sambil berjalan mendekati mama.
“Apa maksud kamu ?” tanya mama balik berpura-pura tak mengerti padahal sejujurnya mama mengerti apa yang Ray maksud.
“Gak biasanya mama kayak gitu sama Acha. Mama kenapa jutek gitu sama Acha?” tanya Ray sambil mengambil duduk di samping mamanya.
Mama Ray terdiam sejenak.
Keadaan hening sejenak hingga mama ray angkat bicara sambil memutar badannya menghadap Ray.
“Ray...” kata mama.
“Sudah ada penjelasan?” tanya Ray.
“Kamu sayang sama mama kan?” tanya Mama Ray. Ray megernyitkan keningnya.
“Kamu gak mau kan lihat mama sedih..” kata mama Ray kemudian.
“Maksud mama ngomong kayak gitu apa?” tanya Ray heran.
“Ray... kamu tahu kan hidup kita bergantung pada bisnis mama semenjak papa ninggalin kita dengan wanita lain...” kata mama Ray. Mendengar perkataan mama Ray, ray semakin tak mengerti.
“Maksud mama apa sih? Ray gak ngerti. Terus apa hubungannya sama Acha...” tanya Ray heran.
“Bisnis mama akan hancur kalau kamu tetap bersama Acha...” kata mama Ray tidak tega. Ray sontak kaget dan tak percaya.
“A...apa ma? Apa maksud mama? Apa hubungan Acha sama kehancuran bisnis mama...” tanya Ray.
“Papa Keke mengancam mama akan memutuskan semua kontrak kerja bisnis mama kalau kamu masih bersama Acha...” kata mama Ray tak tega.
“Apa? Papa Keke?...” kata Ray tak percaya.
“Tapi itu semua mungkin karena Keke mencintai kamu dan dia membutuhkan kamu...” jelas mama Ray mulai berlinang air mata. Ray kaget mendengar itu. Ray tak pernah menduga bahwa Keke akan mencitainya. Selama ini Ray hanya menganggap Keke sebagai sahabat dan adik. Tidak lebih.
“Maksud mama?” tanya Ray tak percaya.
“Ray... mama mohon... tinggalin Acha... dampingin Keke... Mama mohon Ray... bantu mama...” kata mama Ray mulai menitikan air mata. Ray tersentak kaget mendengar perkataan mamanya.
Sementara itu Acha yang duduk di ruang tamu merasa sangat sedih. Dia menatap gelang pemberian mommy dengan sedih.
“mommy kenapa? Aku salah apa?” ratap Acha sambil memandangi gelang itu. Tiba-tiba gelang yang di pandangi Acha terlepas dan bandul bertuliskan Raycapun ikut putus.
DEG! Acha sontak kaget dengan kejadian itu. Perasaannya jadi tak enak.
“Apa yang terjadi? Kenapa terasa aneh? Apa salahku?” batin Acha nething.
“APA?!” kata Ray tersentak dan langsung bangkit berdiri.
“Mama mohon Ray... ini demi hidup kita... demi kelangsungan hidup kita... kita gak bisa berbuat apa-apa Cuma ini satu-satunya cara untuk mempertahankan bisnis kita..” pinta mama Ray berlinang air mata.
“Enggak mah! Ray gak akan ninggalin Acha...” kata Ray mantap.
“Tapi sayang... ini semua demi hidup kita bukan hanya hidup kita tapi hidup oma dan oppa kamu juga... Dan hidup keke juga. Keke butuh kamu...” pinta mama.
“Maaf ma... Ray gak bisa membantu Keke...” kata Ray keras kepala.
“Tapi Ray... apa salahnya kamu membantu Keke. Cobalah mencintai Keke. Keke butuh kamu. Lagipula apa salahnya dengan keke, dia baik, cantik dan kamu juga sudah mengenalnya lama kan. Keke dan Acha tidak akan berbeda jauh Ray...” bujuk mama. Sesungguhnya mama Ray tak ingin mengatakan hal itu tetapi kembali lagi pada keadaan.
“Karena Ray sudah mengenal keke lama. Makanya Ray gak bisa mencintai keke. Bagi Ray keke hanya sebatas adik tidak bisa lebih. Dan satu lagi mah. Keke dan Acha itu berbeda. Keke ya Keke, Acha ya Acha... Karena Keke bukan Acha dan Acha yang Ray sayang... maaf mah...” kata Ray dengan penekanan di setiap katanya.
“Tapi Ray....” kata Mama.
“Maaf mah... saat ini Ray gak bisa membantu...” kata Ray sambil berjalan menjauh dari mamanya dan keluar dari kamar itu.
“Ray... Maafin mama... kalau aja mama bisa mengatasi ini semua sendiri pasti mama gak akan lakuin ini...sekarang mama gak tahu apa yang akan terjadi...” ratap mama Ray.
Ray benar-benar bingung sekarang. apa yang akan dia katakan pada Acha sata bertemu dengannya.
“Gimana Ray? Apa yang terjadi sama mommy?” tanya Acha saat ray datang. Wajah ray benar-benar kusut.
“Aku anter kamu pulang ya...” kata Ray tanpa menjawab pertanyaan Acha.
“Tapi Ray... aku mau tahu apa yang terjadi sama mommy...” pinta Acha.
“Aku bilang aku anterin pulang...!” bentak Ray. Ini kali kedua Ray membentak Acha. Pertama saat Ray tak kuat dengan perlakuan Acha yang memperlakukannya selayaknya Ozy. Acha terkejut mendengar bentakan Ray. Wajahnya memerah. Kepalanya tertunduk ketakutan. Dia semakin sedih. Terlebih ray, dia tak sadar melakukan hal itu.
“R,ray...” air mata Acha mulai berlinang.
“Cha... ma,maafin aku... a,ku...” kata Ray tak enak hati. Dia sama sekali tak sadar melakukan hal itu.
“hikshiks...” Acha menundukan kepalanya dan air mata mulai meniti dari matanya.
“Aku pulang sendiri aja. Hiks...” kata Acha langsung beranjak pergi dengan air mata yang semakin berlinang. Belum sempat Acha pergi.
GYUT Ray langsung meraih tangan Acha dan memeluknya erat.
“Maafin aku sayang... aku gak bermaksud lakuin itu. Aku sayang banget sama kamu. Maafin aku. Kamu harus tahu apapun yang terjadi aku sayang kamu. Apapun yang aku lakukan nanti itu bukan berarti aku gak sayang sama kamu. Kamu harus percaya sama aku kalau aku sayang sama kamu dan aku cinta sama kamu...” ucap Ray sembari memeluk erat Acha. Acha heran mendengar perkataan Ray.
“Apa maksud Ray? Kenapa dia bicara seperti itu? Apa yang akan terjadi. Apa yang sebenarnya terjadi? Kenapa semuanya terasa aneh..” batin Acha heran.
Ray melepaskan pelukannya perlahan. Dia menatap Acha lekat-lekat.
“Darl... apapun yang terjadi aku tetep sayang sama kamu... seperti apapun keadaan kita nantinya... kamu harus percaya kalau aku sayang sama kamu dan aku lakuin semuanya demi kamu... kamu percaya kan sama aku...” kata Ray menatap lekat Acha.
Acha tak mengerti apa yang di katakan oleh Ray. Dia hanya mengangguk saja. Tatapan Ray seakan menghinotisnya.
Ray kembali memeluk Acha. Hanya sebentar Ray langsung melapaskannya.
“Aku anter pulang ya..” kata Ray. Acha hanya menurut saja. Raypun merangkul Acha dan berjalan keluar.
“Apakah aku tega memisahkan mereka...” dari jauh mama Ray mengamati mereka dengan miris. Tiba-tiba handphone mama Ray berbunyi. Diangkatnya handphone itu.
“Bagaimana?” kata orang disebrang.
“Maaf... saya tidak tega dengan anak saya...” kata mama Ray lemas.
“Baik itu keputusan anda. Anda akan terima akibatnya...” kata orang disebrang sana yang kemudian langsung menutup telepon itu. Mama Ray nampak sedih dan berpasrah saja.
***
bersambung...
bagaimana kelanjutan kisah cinta Ray dan Acha? akankah Ray meninggalkan Acha demi Keke dan mama nya? atau akan mempertahankan cintanya dengan taruhan kehidupannya dengan mamanya ?
tunggu kelanjutan kisahnya :D
kritik dan saran di tunggu :D
huuuftt lama tak menulis buat kangen juga yaa...
kali ini aku dateng dengan cerpen terbaru dengan pemerannya anak icil. sebenarnya ini bukan ceroen terbaru juga sih... cerpen ini sebenernya cerpen sekuel dari cerpen yang pernah aku buat.. "KARENA KAU BUKAN DIA" remember ? kenapa aku buat sekuel ini? jujur aja sih cerpen KKBD itu cerpen favorite aku ... :D
Saking niatnya buat cerpen ini jadinya panjangggg banget... makanya aku buat 2 bagian...
okelah.. daripada kelamaan ... mendingan langsung aja baca,,,
let's read... check this out :D
KARENA KAU BUKAN DIA 2

***
Satu tahun sudah kulalui hari-hariku bersamamu...
Sosok yang tak pernah kusangka akan berada di sampingku...
Kau adalah sosok yang selalu ada di setiap aku kehilangan orang tercinta...
Mungkin Kau bukan cinta pertamaku...
Tapi Kau adalah cinta terakhirku...
Mungkin Kau bukan lelaki yang pertama mengajariku apa itu cinta...
Tetapi Kau adalah lelaki yang pertama mengajariku apa cinta sejati...
Dulu aku ingin Kau berubah menjadi dia...
Tetapi kini aku tak ingin Kau berubah sedikitpun...
Karena kau bukan dia...
Terimakasih untuknya yang telah mengirimmu untukku...
Segala cintaku hanya untukmu Raynald Prasetya... :* -L.S-
sepenggal ungkapan hati itu, di tuliskan oleh seorang gadis cantik dengan wajah yang berbinar. Larissa Safanah Arif. Siapa yang tak kenal sosok gadis cantik dan friendly itu. Masa lalunya cukup pahit saat dia kehilangan sosok tercinta, Ahmad Fauzy Ardiansyah, namun kini hidupnya diselimuti oleh cinta dan kebahagiaan semenjak kedatangan sosok tercinta, Raynald Prasetya.
Sudah 1 tahun Acha, sebutan bagi gadis itu merajut kasih dengan Ray, sebutan untuk Raynald Prasetya. Awalnya Acha memang tak bisa menerima Ray apa adanya. Selalu saja muncul sosok Ozy, sebutan untuk Ahmad Fauzy Ardiansyah dalam diri Ray. Hal itu cukup membuat Ray bersahabar walaupun kesahabarannya sepant habis dan hubungan itu terancam kandas. Namun karena besarnya cinta Ray pada Acha dan cinta Acha pada Ray kepahitan itu tak terjadi. Bagi Acha sosok Ray sangat berarti terlebih setelah kepergian papa Acha. Kini Ray lah yang telah menggantikan sosok ayah bagi Acha. Sikap dewasa Ray membuat Acha nyaman. kini hubungan mereka telah terajut 1 tahun dan Acha siap untuk menyongsong tahun-tahun selanjutnya.
“huft...” Acha menghempaskan tubuhnya pada sandaran kursi, sesaat setelah menuliskan ungkapan hatinya tentang Ray. Kini tepat satu tahun Acha merajut cinta dengan Ray.
“Aku memang cewek yang beruntung bisa mendapatkan sosok Ray... terimakasih Ozy kamu sudah pertemukan aku dengan cinta sejatiku.. aku yakin kamu pasti sudah merasa tenang dan senang di surga sana...” Acha berbicara sendiri dengan wajah yang senang.
TOK TOK terdengar suara seseoarang mengetuk pintu. Acha sontak menengok kearah pintu.
“Masuk aja, gak di kunci kok..” seru Acha yang enggan beranjak dari posisinya. Tak lama pintu kamar Acha terbuka, nampak sosok wanita paruh baya muncul dari balik pintu.
“Ray udah jemput tuh sayang...” ujar sosok itu. Acha yang mendengar nama Ray langsung beranjak girang.
“Ray udah dateng mah?” tanya Acha pada sosok yang ternyata adalah mamanya.
“Iya.. udah gih sana turun.. kasian kalau nunggu kelamaan...” saran mama pada Acha.
“Iyadeh... yaudah ya mah.. Acha pamit ya...” kata Acha sambil mengambil tas yang tergantung di sandaran kursinya yang tadi.
“Yaudah sana... pulang jangan malem-malem.. inget besok masih sekolah...” pesan mama.
“Oke mah..” kata Acha sambil mencium punggung tangan mamanya seraya berpamitan.
“Hati-hati sayang...” kata mama saat Acha berlari menemui Ray.
***
Kalau aku memang punya niat ninggalin kamu kenapa gak dari dulu aja waktu kamu bandingin aku sama Ozy –R.P-
Saat ini ray dan Acha sedang berada di mobil menuju tempat tujuan mereka.
“Ray...” seru Acha saat ray sedang konsentrasi menyetir.
“Ya...” jawab Ray santai sambil konsentrasi menyetir.
“Aku seneng deh kita udah bisa jalanin hubungan ini sampai satu tahun...” kata Acha senang.
“hehe...” Ray hanya tertawa kecil menanggapi perkataan Acha. Itulah Ray tetap saja santai dan cuek tapi itu tak berarti Ray tak sayang dan cinta pada Acha, bahkan Ray sangat mencitai dan menyayangi Acha.
“Ray... kamu janji gak akan tinggalin aku kan ?” tiba-tiba Acha menanyakan yang membaut Ray sedikit kaget dan menengok kearah Acha.
“Kok kamu tanya kayak gitu sih ?” tanya Ray heran.
“Ya... aku Cuma mau pastiin aja kalau kamu gak akan ninggalin aku...” jawab Acha polos. Melihat kepolosan Acha, Ray hanya tersenyum tipis.
“Kalau aku memang punya niat ninggalin kamu kenapa gak dari dulu aja waktu kamu bandingin aku sama Ozy...” kata Ray datar. Acha tertegun dan menatap Ray heran, kenapa dia mengungkin Ozy lagi? Fikir Acha dalam hati.
“Kok kamu malah ngomong gitu sih?” tanya Acha heran bercanpur sedih. Ray yang melihat itu langsung tertawa kecil.
“Hahaha.. enggak-enggak sayang...” kata Ray sambil mengacak-acak rambut Acha.
“Sayang? Ray panggil aku sayang?” batin Acha senang saat Ray menaggilnya sayang karena jujur saya Ray jarang sekali mengatakan kata sayang pada Acha. Mendengar itu Acha yakin bahwa Ray benar-benar sayang padanya.
***
Aku kangen banget sama kamu... semoga kamu bisa menjadi milikku... tunggu aku... –G.A-
@Bandara Soekarno-Hatta
“Akhirnya aku sampek juga di Jakarta... aku kangen banget sama kamu... semoga kamu bisa menjadi milikku... tunggu aku...” ucap seseorang yang baru saja keluar dari pintu bandara.
“Welcome jakarta sayang...” tiba-tiba muncul seorang lelaki paruh baya menghampiri orang itu.
“Papa...” seseoarang itu nampak bahagia ketika melihat sosok yang dia panggil papa.
“Akhirnya kamu pulang juga... papa kangen banget sama kamu...” kata lelaki paruh baya itu.
“Iya pah.. aku juga...” kata orang itu. “Oiya pah... apa dia tahu kalau aku pulang ?” tanya orang itu kemudian.
“Dia?” lelaki itu nampak berfikir. “Ooo.. sahabat kamu itu...” kata lelaki itu.
“iya...” kata orang itu girang.
“Enggak kok sayang.. ini bakalan jadi kejutan buat dia...” kata lelaki itu. Mendengar kata papanya, orang itu senang.
“yaudah yuk kita pulang.. kamu pasti capek banget...” ajak lelaki itu. Akhirnya orang itu dan papanya beranjak pulang.
***
“Good night darl...” –R.P-
“Makasih banget ya Ray kamu udah buat aku seneng di anniversary kita ini... menghabiskan waktu seharian di panti asuhan bareng kamu bener-bener buat aku seneng banget apalagi ketemu banyak anak kecil yang lucu-lucu.” kata Acha seraya keluar dari panti asuhan bersama Ray.
“Iya.. aku juga seneng kok kalau kamu seneng...” kata ray santai.
“Tapi ya Ray... aku heran deh kenapa sih ada orangtua yang tega buang anak-anak yang gak berdosa itu...kan kasihan...” kata Acha ikut sedih.
“Makannya itu, suatu saat nanti kalau kita jadi orang tua jangan pernah terbersit sedikitpun pikiran untuk membuang anak sendiri...” kata Ray. Acha nampak sejutu dengan pendapat Ray.
“Iya Ray.. aku setuju...” kata Acha. Merekapun melanjutkan jalan mereka menuju mobil Ray diparkirkan di panti asuhan itu.
Setibanya di parkiran mereka langsung pulang.
“Kamu mau mampir gak ?” tawar Acha saat mobil mereka sudah berada di depan gerbang rumah Acha.
“Gak usah dulu deh.. langsungan aja... udah malem gak enak sama mama kamu...” kata Ray.
“Yaudah aku turun ya... jangan lupa titip salam buat mama...” kata Acha beranjak turun.
“Iya...” jawab Ray. Achapun turun. Ray membuka jendela mobilnya untuk menyampaikan selamat malam.
“Aku masuk ya...” kata Acha.
“Iya..” jawab Ray.
“Be careful Ray...” kata Acha, sejurus kemudian hendak masuk ke rumah.
“Eh tunggu...” tahan Ray saat Acha hendak masuk ke rumah.
“kenapa Ray?” tanya Acha.
“Good night darl...” kata Ray manis sekali. Acha tertegun. Ini pertama kalinya Ray berkata kata manis selain sayang.
“Darl ?” Acha terkejut bercampur senang. Ray hanya tersenyum sangat manis.
“good night too darl...” balas Acha dengan senyum kebahagiaan. Sejurus kemudian ray memacu mobilnya menjauhi rumah Acha. Acha begitu bahagia mendengar kata-kata Ray barusan. Acha semakin yakin kalau ray sangat mencintainya.
***
Dia datang... apakah dia akan merusah segalanya ?
Entahlah... ini saatnya cintamu teruji darl ... –Author-
Keesokan harinya...
“Ray berangkat sekolah dulu ya mah...” pamit Ray pada mamanya.
“Eh tunggu Ray...” tahan mama.
“Kenapa Mah?” tanya Ray heran.
“Kamu jemput Acha dulu kan?” tanya mama.
“Iya kenapa?” tanya Ray balik.
“Mama titip ini ya...” kata mama sembari memberikan sebuah kotak kado.
“Apa ini?” tanya Ray saat menerima kotak itu.
“Adadeh.. pokoknya ini hadiah buat anak mama yang satu itu...” kata mama sok misterius.
Ray hanya mendesah sambil tersenyum.
“Okedeh...” kata Ray sambil memasukan kotak pemberian mamanya.
“Yaudah deh ray berangkat ya...” pamit ray lagi.
“Ati-ati ya sayang...” kata mama.
Saat ray hendak keluar dari rumah tiba-tiba muncul sosok gadis yang mengagetkannya.
“Ray...” sapa gadis itu. Ray kaget melihat sosok gadis itu.
“Keke?!” Ray nampak girang. tanpa babibu Ray langsung memeluk gadis yang dia panggil keke itu.
“Siapa Ray?” seru mama dari dalam karena mendengar teriakan Ray, namun pertanyaan mamanya tak digubris oleh Ray, dia masih saja memeluk Keke dengan girang.
“Yaampun keke.. loe kapan pulang?!” tanya Ray girang.
“Baru kemaren Ray...” jawab Keke dalam pelukan Ray.
“Ray... siapa yang dateng?” tanya mama menghampiri Ray.
“Keke?” mama Ray nampak kaget melihat sosok keke. Ray langsung melepaskan pelukannya dari Keke.
“Pagi tante...” sapa Keke manis.
“Yaampun keke... kamu kapan balik? Kok papa kamu gak pernah cerita sih sama tante kalau kamu mau pulang ?” tanya mama Ray.
“Hehehehe... baru kemaren tante... maaf tante keke gak kabarin abisnya Keke mau buat kejutan Ray...” Keke menyenggol Ray saat menyebut nama Ray.
“Yampun keke.. jadi kamu mau ngerjain aku ya? Ihh dasar usill...” Ray langsung mencubit pipi cubby Keke.
“hahaha.. biarin donk...” balas Keke dengan mencubit pinggang Ray.
“Hahahaha..” mereka bertigapun tertawa riang di pagi itu. Di sela tawa mereka tiba-tiba handphone Ray berbunyi. Tawa merekapun terhenti dan Ray segera menangkat telepon itu.
“Halo...” sapa Ray dengan tawa yang tersisa.
“Ray... kamu dimana ? ini udah jam berapa ? kok kamu belum jemput sih ?” tanya yang disebrang. Ray tertegun dia langsung melihat layar hapenya untuk memastikan penelponnya.
“Astaga Acha...”
“Yaampun Cha.. maafin aku ya... aku ini otw sekarang... maaf ya sayang...” kata Ray.
“Yaudah buruan Ray.. nanti kita telat...” kata Acha dari sebrang.
“Iya ... maaf ya...” kata Ray sejurus kemudian mematikan handphone.
“Siapa Ray?” tanya mamanya.
“Acha mah.. Ray lupa jemput Acha...” kata Ray.
“Yaampun.. yaudah sana.. kasihan nanti Acha nungguin kamu lama.. nanti kalian telat lagi... udah sana buruan...” kata Mamanya.
“Iya... Ray pamit ya mah...” pamit Ray. “Gue duluan ya Ke...” pamit Ray pada Keke juga. Raypun tergesa-gesa pergi.
“emmm... tante.. Acha siapa?” tanya Keke penasaran karena tadi Keke sempat mendengar Ray mengatakan kata sayang pada orang yang di sebut Ray Acha.
“Oo.. yang telpon Ray tadi?” tanya mama Ray. Keke mengangguk.
“Dia Acha.. pacarnya Ray.. mereka udah pacaran 1 tahun... Ray sayang banget sama Acha...” kata mama Ray. Keke tersentak kaget mendengar jawaban dari mama Ray.
“pacar? Ray udah punya pacar tante?” tanya Keke tak percaya. Wajahnya memerah seakan ingin menangis.
“Iya.. kenapa sayang?” tanya mama Ray.
“e,enggak kok tante...” kata Keke.
“Yaudah tante Keke pulang dulu ya tante..” pamit Keke.
“Loh kamu gak mau mampir dulu?” tanya mama Ray.
“Gak usah tante.. Keke ada urusan mendadak...” kata Keke langsung pergi meninggalkan rumah Ray.
“Kenapa sama Keke ya?” tanya mama Ray heran sambil menatap kepergian keke.
***
kenapa harus seperti ini?
Ku pikir ketika ku kembali kita akan bersatu...
Tetapi itu tak akan mungkin...
Kau telah dimilikinya...
Aku pikir dengan kembali ke sini akan membantu keadaanku ...
Tetapi semuanya salah...
Kenapa setelah aku kembali aku harus menerima kenyataan buruk...
Kenyataan bahwa kau telah di miliki yang lain...
Kenapa Ray... kenapa?! Aku butuh kamu!
Tapi kamu gak bisa berada di sampingku...
Lebih baik aku berpasrah pada keadaanku sekarang ini..
Lebih baik aku mati!
Aku sayang sama kamu...
Ray...
Ray...
Ray...
Ray...
Ray... aku ingin memilikimu... –G.A-
“Argh!!!” Keke mengakhiri tulisannya itu dengan emosi yang meledak. Sepulang dari rumah Ray, keke langsung mengurung diri di kamar, dia mencurahkan seluruh isi hatinya pada sebuah buku harian. Sambil menangis dia terus mencrhakan kekecewaanya pada buku hariannya itu.
Keke adalah sahabat kecil Ray. Mereka memang sangat dekat, bahkan dekat sekali. Hanya pada Keke lah Ray bisa bersikap riang. Tapi karena kedekatan itulah Keke menjadi jatuh cinta pada Ray. Tetapi karena keadaan dirinya yang mengharuskannya berobat ke luar negeri, keke terpaksa meninggalkan cintanya. Keke sama sekali tak menyangka jika kepulangannya aka membuatnya patah hati karena Ray sudah dimiliki oleh orang lain.
“Ya Tuhan! Kenapa semuanya harus terjadi sama aku !?” ratap Keke yang berlinangan air mata. Tiba-tiba tubuhnya melemah, tanpa dia sadari darah mengucur dari hidungnya.
Perlahan matanya mengatup dan...
BRUK!
Tubuhnya terjatuh di atas meja tempatnya menulis.
Keke pingsan dengan darah yang keluar dari hidungnya.
“Bik... Keke mana?” tanya papa keke yang baru saja bangun.
“Tadi sih sempat ijin mau ke rumah mas Ray, tetapi waktu pulang tadi non Keke langsung mengunci diri di kamar...” kata pembantu rumah Keke.
“Apa?! Mengunci diri?! Astaga!!” papa keke langsung panik dan langsung berlari menuju kamar keke.
DOK DOK DOK...
Papa keke mencoba mengetuk pintu kamar Keke, tetapi tak ada respon.
Karena kuatir papa keke langsung mendobrak pintu kamar keke. Papa keke kaget melihat anak semata wayangnya tergeletak diatas meja.
“KEKE!” papa keke nampak panik dan langsung mendatangi keke. Papa keke berusaha membangunkan keke. Dilihatnya Keke yang pingsan dengan darah di hidungnya.
“Astaga! Keke!!!” Papa keke langsung panik setengah mati. Dia langsung memanggil semua pembantunya.
“Mbok! Bik! Pak ujang! Pak maman!” teriak papa Keke panik sambil berusaha memberdrikan Keke. Tak lama keempat pembatunya datang dengan terburu-buru.
“Ada apa tuan?” tanya si pak ujang.
“Siapin mobil! Kita bawa Keke ke rumah sakit!” perintah papa keke panik.
“Mbok, Bik bawa Keke ke mobil... Pak Maman bantu mbok sama bibik.. saya akan telepon dokter pribadi keke...” perintah papa keke kemudian.
“baik Tuan.!” Jawab semua pembantunya yang langsung melaksanakan perintah papa Keke. Kekepun langsung di gotong oleh pembantu-pembantunya menuju mobil. Papa Keke langsung bergegas menelpon dokter pribadinya, namun ketika hendak mengeluarkan handphonennya, mata papa keke tertuju pada buku diary keke yang sempat terkena noda darah keke. Papa keke langsung mengambil buku itu dan membacanya dengan seksama.
...
“Jadi... ini yang Keke mau?” kata papa Keke sesaat setelah membaca tulisan tangan Keke.
“Kamu tenang saja sayang.. Papa akan berikan apa yang kamu mau... ini semua demi kamu...karena kamu harta terbesar bagi papa...” kata papa Keke dengan keyakinan penuh.
***
secueknya aku sama pacar aku, aku juga tahulah kalau pacar aku lagi cemburu... tenang aja sayang... aku gak akan hianatin kamu kok... –R.P-
“Ray... tadi kamu kok telat sih ? Kenapa?” tanya Acha saat mereka sedang makan di kantin saat jam istirahat.
“Oh tadi ? tadi ada temen lama aku dateng, saking girangnya aku jadi lupa kalau mau sekolah dan jemput kamu...” jelas Ray sambil memakan bakso menu makannya siang itu.
“Temen lama? Cewek ?” tanya Acha.
“Iya...” jawab Ray datar. Acha sedikit terkejut mendengar jawaban Ray.
“Ow...” Seketika Acha menekuk wajahnya dan nafsu makannya hilang. Dia hanya memainkan mie ayam pesanannya. Ray heran ketika melihat Acha seperti itu.
“Kamu kenapa?” tanya Ray membatalkan niatnya memasukan 1 butir bakso ke mulutnya.
“gak papa...” jawab Acha ketus.
“Kok ketus? Kenapa sih ?” tanya Ray heran.
“Gak papa...” jawab Acha masih ketus. Ray nampak berfikir. Tiba-tiba dia tertawa kecil.
“Kamu cemburu ya...” goda Ray. Seketika Acha tersentak dan wajahnya memerah.
“enggak kok...” elak Acha dengan wajah yang memerah.
“Bohong.. wajahnya merah tuh...” goda Ray.
“Ha? Enggak kok.. mukakku gak merah...” elak Acha salting.
“hahaha... Acha Acha.. ngapain kamu cemburu sih ? dia itu sahabat aku.. kamu gak usah cemburu...” kata Ray.
“Em,m kok kamu tahu aku cemburu sih ?” tanya Acha heran.
“Hehe... iyalah.. secueknya aku sama pacar aku, aku juga tahulah kalau pacar aku lagi cemburu... tenang aja sayang... aku gak akan hianatin kamu kok...” kata Ray meyakinkan. Acha yang mendengar itu langsung senang. Kata-kata Ray memang selalu membuatnya percaya. Sejenak mereka saling berdiam dan menikmati makan mereka.
“Oiya aku lupa... ada titipan dari mama...” kata ray tiba-tiba sembari mengambil titipan mamanya yang dia simpan di kantung bajunya.
“Titipan apa ini?” tanya Acha sembari menerima titipan itu dari Ray.
“Gak tahu tuh... katanya rahasia... special buat anak kesayangannya...” kata Ray. Mendengar itu Acha tersipu.
“Haha.. mama bisa aja Ray...” kata Acha tersipu sambil membuka kotak titipan itu.
“Eh, gelangnya bagus banget...” kata Acha. Ternyata hadiah itu sebuah gelang yang manis.
“Raycha?” Acha bingung dengan bentuk tulisan di gelang itu.
“Ray Acha kali...” jawab ray datar. Mendengar itu Acha mencoba berfikir.
“Iya juga ya... hahaha.. mama bisa aja...” kata Acha. Ray hanya tersenyum.
“Nanti ke rumah kamu ya... aku mau ucapin makasih sama mama...” kata Acha.
“Iya...” jawab Ray. Acha hanya tersenyum sambil melihat gelang yang cantik itu.
***
Aku tak mungkin menyakiti gadis semanis dia...
Bagiku dia sudah seperti anakku sendiri...
Tetapi taruhannya adalah kehidupanku dan kehidupan anakku...
Haruskan kulakukan ini sebagai seorang ibu...? –Mommy-
“Selamat siang...” Sapa seoarang wanita paruh baya pada seoarang lelaki seumurannya yang sedang duduk di kursi tunggu rumah sakit.
“Selamat siang...” balas lelaki itu sambil beranjak dari duduknya.
“Bagaimana keadaan Keke anak anda?” tanya wanita itu pada lelaki yang ternyata papa keke.
“Dia sedang di tangani oleh tim dokter.” Jawab papa keke.
“Oiya silahkan duduk...” papa keke mempersilahkan wanita itu. Wanita itupun mengambil duduk di sebelah lelaki itu.
“Maaf kalau boleh tahu apa maksud anda meminta saya datang kemari? Apa untuk membicarakan masalah bisnis?” tanya wanita itu.
“Ya...” jawab papa Keke penuh wibawa.
“Saya ingin membatalkan semua kontrak kerja kita.” Kata papa Keke dingin. Seketika wanita itu kaget.
“Apa?! Membatalkan semua kontrak kerja? Bagaimana mungkin? Baru saja kita memulai kontrak kerja kita... kenapa anda ingin membatalkannya?” wanita itu berusaha meminta penjelasan.
“Mama Ray... saya terpaksa membatalkan kontrak kerja kita karena anak anda... karena Ray...” kata papa Keke. Ternyata wanita tersebut adalah mama Ray.
“Apa? Anak saya? Ada apa dengan anak saya. Apa hubungannya anak saya dengan bisnis kita...” tanya mama Ray belum mengerti.
“Anak anda memang tidak ada hubungannya dengan bisnis kita. Tetapi anak anda ada hubungannya dengan keadaan keke sekarang...” jawab papa Keke. Mama Ray semakin tak mengerti.
“Apa? Keadaan keke ? apa maksud anda? Saya tidak mengerti...” tanya mama Ray.
“Anak saya keke menjadi seperti ini karena sakit hati oleh anak anda yang sudah memiliki kekasih. Perlu anda tahu anak saya sangat mencintai Ray dan selama ini dia berjuang melawan penyakitnya hanya demi anak anda, demi bersatu dengan Ray anak anda. Tetapi ternyata apa? Saat dia kembali dan berharap cinta dari Ray, anak anda malah menyakitinya dengan mencintai gadis lain... itu yang membuat anak saya seperti ini...” jelas papa Ray. Mama Ray kaget mendengar penjelasan papa keke.
“Apa? Jadi selama ini Keke mencintai Ray?” tanya mama Ray tak percaya.
“Anda terkejut? Sama halnya dengan saya. Saya baru saja mengetahui hal ini tadi sebelum keke kumat...” kata papa Keke.
“Ta,tapi itu bukan berarti anda menjadi membatalkan kerjasama kita, bukan... itu sangat tidak profesional...” kata mama Ray.
“Tidak profesional anda bilang? Anda tenang saja... saya bukan tipe pebisnis yang tidak profesional. Saya memang akan membatalkan kontrak kerja kita kalau Ray masih bersama kekasihnya tetapi saya tidak akan membatalkan kontrak kerja kita kalau Ray meninggalkan kekasihnya dan berada di samping Keke, selamanya...” kata papa Keke. Mama Ray sontak kaget.
“A,apa? Jadi maksud anda, saya harus memisahkan Ray dan kekasihnya? Tidak. Itu tidak mungkin. Ray sangat mencintai kekasihnya dan saya pun juga sangat menyayangi kekasih Ray layaknya anak saya sendiri. Saya tidak mungkin tega melakukan itu...” kata mama Ray.
“Saya tidak perduli... yang saya perdulikan sekarang kondisi anak saya... jadi sekarang anda tinggal pilih mempertahankan kekasih ray atau hidup Ray dan anda?” kata papa Keke. Mama Ray semakin bingung.
“Aku tak mungkin menyakiti gadis semanis dia... Bagiku dia sudah seperti anakku sendiri... Tetapi taruhannya adalah kehidupanku dan kehidupan anakku... Haruskan kulakukan ini sebagai seorang ibu...?” fikir mama Ray.
***
Apa yang terjadi? Kenapa terasa aneh? Apa salahku? –L.S-
“Ihh Ray lama banget sih... akukan pingin cepet ketemu mommy –sebutan sayang Acha ke mama Ray-...” Acha nampak sebal menunggu Ray yang lama tak datang.
5 menit kemudian...
“Maaf ya lama... tadi aku di suruh bantu-bantu bu winda dulu...” kata ray yang datang dengan terburu-buru.
“Yaudah ayo.. aku pingin cepet ketemu mommy...” kata Acha antusias.
“Iya iya...” kata Ray. Akhirnya mereka pun langsung masuk ke dalam mobil dan bergegas menuju rumah Ray.
...
Setibanya di rumah Ray. Acha langsung semangat turun dari mobil dan langsung bergegas menuju dalam rumah ray untuk menemui mommy. Ray yang melihat itu tersenyum dan mengikuti langkah Acha.
Beberapa langkah memasuki rumah Ray, Acha dan Ray langsung berpapasan dengan mommy. Acha nampak senang, tetapi ada yang berbeda dengan mommy. Tidak ada pancaran kebahagiaan dari wajah mommy saat melihat Acha, tidak seperti biasa.
“Siang mommy..” Acha hendak memeluk mommy tetapi mommy menghindar dengan wajah sinis.
“Eh?” Acha heran. Bukan hanya Acha tetapi Ray juga.
“Mommy?” kata Acha menatap heran mommy. Mommy malah menatap Acha sinis. Acha semakin heran.
“Kok mommy gak mau Acha peluk sih ? mommy kenapa? Mommy marah sama Acha ya? Acha salah apa mom?” tanya Acha sedih. Sejujurnya saat itu mommy merasa tidak tega memperlakukan Acha seperti itu tetapi ini semua karena keadaan.
“Mama capek ... Mama masuk dulu...” kata mommy pada Ray tanpa memperhatikan Acha. Mommy pun masuk. Acha nampak sedih sedangkan Ray nampak bingung.
“Mommy kenapa Ray?” tanya Acha sedih dan nyaris menitikan air mata. Ray juga heran dan tidak tega pada Acha.
“Udah kamu tenang aja, mama capek kayaknya... kamu tunggu sini dulu ya biar aku ngomong sama mama...” kata Ray sambil membelai lembut rambut Acha.
Ray pun bergegas menuju kamar mama. Di tinggalnya Acha di ruang tamu. Acha merasa sedih.
TOK TOK “mama ini Ray...” kata ray sambil mengetuk pintu kamarnya.
“masuk...” jawab mama dari dalam. Ray kemudian membuka pintu kamar mamanya. Di lihatnya sosok mama yang terduduk di atas kasur dengan wajah sedih. Raypun masuk dan menutup pintu kamar itu kemudian.
“Apa yang terjadi sama mama?” tanya Ray sambil berjalan mendekati mama.
“Apa maksud kamu ?” tanya mama balik berpura-pura tak mengerti padahal sejujurnya mama mengerti apa yang Ray maksud.
“Gak biasanya mama kayak gitu sama Acha. Mama kenapa jutek gitu sama Acha?” tanya Ray sambil mengambil duduk di samping mamanya.
Mama Ray terdiam sejenak.
Keadaan hening sejenak hingga mama ray angkat bicara sambil memutar badannya menghadap Ray.
“Ray...” kata mama.
“Sudah ada penjelasan?” tanya Ray.
“Kamu sayang sama mama kan?” tanya Mama Ray. Ray megernyitkan keningnya.
“Kamu gak mau kan lihat mama sedih..” kata mama Ray kemudian.
“Maksud mama ngomong kayak gitu apa?” tanya Ray heran.
“Ray... kamu tahu kan hidup kita bergantung pada bisnis mama semenjak papa ninggalin kita dengan wanita lain...” kata mama Ray. Mendengar perkataan mama Ray, ray semakin tak mengerti.
“Maksud mama apa sih? Ray gak ngerti. Terus apa hubungannya sama Acha...” tanya Ray heran.
“Bisnis mama akan hancur kalau kamu tetap bersama Acha...” kata mama Ray tidak tega. Ray sontak kaget dan tak percaya.
“A...apa ma? Apa maksud mama? Apa hubungan Acha sama kehancuran bisnis mama...” tanya Ray.
“Papa Keke mengancam mama akan memutuskan semua kontrak kerja bisnis mama kalau kamu masih bersama Acha...” kata mama Ray tak tega.
“Apa? Papa Keke?...” kata Ray tak percaya.
“Tapi itu semua mungkin karena Keke mencintai kamu dan dia membutuhkan kamu...” jelas mama Ray mulai berlinang air mata. Ray kaget mendengar itu. Ray tak pernah menduga bahwa Keke akan mencitainya. Selama ini Ray hanya menganggap Keke sebagai sahabat dan adik. Tidak lebih.
“Maksud mama?” tanya Ray tak percaya.
“Ray... mama mohon... tinggalin Acha... dampingin Keke... Mama mohon Ray... bantu mama...” kata mama Ray mulai menitikan air mata. Ray tersentak kaget mendengar perkataan mamanya.
Sementara itu Acha yang duduk di ruang tamu merasa sangat sedih. Dia menatap gelang pemberian mommy dengan sedih.
“mommy kenapa? Aku salah apa?” ratap Acha sambil memandangi gelang itu. Tiba-tiba gelang yang di pandangi Acha terlepas dan bandul bertuliskan Raycapun ikut putus.
DEG! Acha sontak kaget dengan kejadian itu. Perasaannya jadi tak enak.
“Apa yang terjadi? Kenapa terasa aneh? Apa salahku?” batin Acha nething.
“APA?!” kata Ray tersentak dan langsung bangkit berdiri.
“Mama mohon Ray... ini demi hidup kita... demi kelangsungan hidup kita... kita gak bisa berbuat apa-apa Cuma ini satu-satunya cara untuk mempertahankan bisnis kita..” pinta mama Ray berlinang air mata.
“Enggak mah! Ray gak akan ninggalin Acha...” kata Ray mantap.
“Tapi sayang... ini semua demi hidup kita bukan hanya hidup kita tapi hidup oma dan oppa kamu juga... Dan hidup keke juga. Keke butuh kamu...” pinta mama.
“Maaf ma... Ray gak bisa membantu Keke...” kata Ray keras kepala.
“Tapi Ray... apa salahnya kamu membantu Keke. Cobalah mencintai Keke. Keke butuh kamu. Lagipula apa salahnya dengan keke, dia baik, cantik dan kamu juga sudah mengenalnya lama kan. Keke dan Acha tidak akan berbeda jauh Ray...” bujuk mama. Sesungguhnya mama Ray tak ingin mengatakan hal itu tetapi kembali lagi pada keadaan.
“Karena Ray sudah mengenal keke lama. Makanya Ray gak bisa mencintai keke. Bagi Ray keke hanya sebatas adik tidak bisa lebih. Dan satu lagi mah. Keke dan Acha itu berbeda. Keke ya Keke, Acha ya Acha... Karena Keke bukan Acha dan Acha yang Ray sayang... maaf mah...” kata Ray dengan penekanan di setiap katanya.
“Tapi Ray....” kata Mama.
“Maaf mah... saat ini Ray gak bisa membantu...” kata Ray sambil berjalan menjauh dari mamanya dan keluar dari kamar itu.
“Ray... Maafin mama... kalau aja mama bisa mengatasi ini semua sendiri pasti mama gak akan lakuin ini...sekarang mama gak tahu apa yang akan terjadi...” ratap mama Ray.
Ray benar-benar bingung sekarang. apa yang akan dia katakan pada Acha sata bertemu dengannya.
“Gimana Ray? Apa yang terjadi sama mommy?” tanya Acha saat ray datang. Wajah ray benar-benar kusut.
“Aku anter kamu pulang ya...” kata Ray tanpa menjawab pertanyaan Acha.
“Tapi Ray... aku mau tahu apa yang terjadi sama mommy...” pinta Acha.
“Aku bilang aku anterin pulang...!” bentak Ray. Ini kali kedua Ray membentak Acha. Pertama saat Ray tak kuat dengan perlakuan Acha yang memperlakukannya selayaknya Ozy. Acha terkejut mendengar bentakan Ray. Wajahnya memerah. Kepalanya tertunduk ketakutan. Dia semakin sedih. Terlebih ray, dia tak sadar melakukan hal itu.
“R,ray...” air mata Acha mulai berlinang.
“Cha... ma,maafin aku... a,ku...” kata Ray tak enak hati. Dia sama sekali tak sadar melakukan hal itu.
“hikshiks...” Acha menundukan kepalanya dan air mata mulai meniti dari matanya.
“Aku pulang sendiri aja. Hiks...” kata Acha langsung beranjak pergi dengan air mata yang semakin berlinang. Belum sempat Acha pergi.
GYUT Ray langsung meraih tangan Acha dan memeluknya erat.
“Maafin aku sayang... aku gak bermaksud lakuin itu. Aku sayang banget sama kamu. Maafin aku. Kamu harus tahu apapun yang terjadi aku sayang kamu. Apapun yang aku lakukan nanti itu bukan berarti aku gak sayang sama kamu. Kamu harus percaya sama aku kalau aku sayang sama kamu dan aku cinta sama kamu...” ucap Ray sembari memeluk erat Acha. Acha heran mendengar perkataan Ray.
“Apa maksud Ray? Kenapa dia bicara seperti itu? Apa yang akan terjadi. Apa yang sebenarnya terjadi? Kenapa semuanya terasa aneh..” batin Acha heran.
Ray melepaskan pelukannya perlahan. Dia menatap Acha lekat-lekat.
“Darl... apapun yang terjadi aku tetep sayang sama kamu... seperti apapun keadaan kita nantinya... kamu harus percaya kalau aku sayang sama kamu dan aku lakuin semuanya demi kamu... kamu percaya kan sama aku...” kata Ray menatap lekat Acha.
Acha tak mengerti apa yang di katakan oleh Ray. Dia hanya mengangguk saja. Tatapan Ray seakan menghinotisnya.
Ray kembali memeluk Acha. Hanya sebentar Ray langsung melapaskannya.
“Aku anter pulang ya..” kata Ray. Acha hanya menurut saja. Raypun merangkul Acha dan berjalan keluar.
“Apakah aku tega memisahkan mereka...” dari jauh mama Ray mengamati mereka dengan miris. Tiba-tiba handphone mama Ray berbunyi. Diangkatnya handphone itu.
“Bagaimana?” kata orang disebrang.
“Maaf... saya tidak tega dengan anak saya...” kata mama Ray lemas.
“Baik itu keputusan anda. Anda akan terima akibatnya...” kata orang disebrang sana yang kemudian langsung menutup telepon itu. Mama Ray nampak sedih dan berpasrah saja.
***
bersambung...
bagaimana kelanjutan kisah cinta Ray dan Acha? akankah Ray meninggalkan Acha demi Keke dan mama nya? atau akan mempertahankan cintanya dengan taruhan kehidupannya dengan mamanya ?
tunggu kelanjutan kisahnya :D
kritik dan saran di tunggu :D