So Far Αway (Simfoni untuk Sahabat )
So far away And I need you to know
So far away And I need you to
Need you to know
A final song, a last request
A perfect chapter laid to rest
Now and then I try to find a place in my mind
Kini terlalu jauh untuk mengungkapkannya, tapi hanya satu yang kami inginkan, agar kau tahu... ini lagu terakhir untuk permintaan terakhir...bagian yang sangat sempurna untuk akhirnya kau dapat beristirahat... sekarang dan selanjutnya kami akan terus mencoba menemukan tempat dalam pikiran kami mengenaimu... SAHABAT yang telah pergi...
Kisah ini merupakan kisah persahabatan sebuah band yang cukup di kenal di Yogyakarta... siapa mereka? Last Night... siapa yang tak mengenal band yang di gawangi oleh 5 pria yang sanggup menarik banyak hati wanita... sebut saja mereka Abim sebagai vokalis, Felix sebagai lead gitar, Alvred sebagai gitaris, Dhawantara sebagai bassis dan Zuki sebagai drummer. Mereka berlima merupakan band yang sedang naik daun, berkat lagu-lagu mereka yang easy listening dan pas banget sama perasaan-perasaan kaum muda seperti mereka.
Awalnya band mereka baik-baik saja... sangat kompak bahkan bisa di bilang sangat konyol berkat celetukan canda yang kerap di lontarkan oleh Dhawan, sebutan akrab untuk Dhawantara sang bassis band tersebut. Namun sejak ketenaran mereka semakin memuncak band mereka di landa cukup banyak masalah hingga akhirnya masalah itu menyebabkan satu diatara mereka harus pergi sebelum selesai menyelesaikan satu lagu yang sangat ingin orang itu buat.
Dan inilah kisah hidup mereka...
Dari sebuah studio band pribadi bernama “Last Night Studio” terdengar suara permainan band yang sangat hebat, siapa lagi kalau bukan Last Night band.
“Stop Stop!” Abim, selaku vokalis band itu tiba-tiba menghentikan latihan mereka.
“Ngopo ew bim?” tanya Dhawan yang heran karena Abim tiba-tiba menghentikan latihan itu.
“Iyo kie? What’s wrong bim...” timpal Alvred.
“Bentar to... tempone Zuki kie piye to? Kok rusak banget....” kata Abim sambil menatap sebal ke arah Zuki yang duduk di kursi drummer.
“Iya... loe napa sih Zuk? Aneh banget latihannnya? Loe sakit?” tanya Felix juga merasakan keanehan di diri zuki.
“Gue gak papa kok? Lagian tempo gue baik-baik aja.. Abim aja tuh yang lebay....” jawab Zuki dengan nada santai dan cool. Yaa itulah sikap Zuki, dia memang tipe cowok yang dingin dan tak perduli pada sekitar.
“Bohong banget sih loe Zuk... aku dadi bingung ngikuti tempomu kie... serius ra sih latihane...” kata Abim dengan nada sedikit meninggi. Itulah abim, cowok yang emosional dan sensitive.
“Udah-udah malah gelut kie ngopo ew? Eling kita itu satu band... gelut wae...” Dhawan mencoba menengahi dengan gayanya yang masih terlihat seperti anak kecil.
“Bener kui... rausah gelut ngopo... ra penting sob...” kata Alvred juga.
“Iya nie.. udahlah... inget lah kita itu mau manggung loh minggu depan... jangan sampek kita kecewain para ‘Last Nighter’ –sebutan untuk fans band mereka-“ tambah Felix dengan perawakan tenang. Itulah dia, mencoba dewasa dan tenang dalam menghadapi setiap masalah.
Mendengar perkataan Dhawan, Felix dan Alvred, Abim mencoba menetralisir emosinya..
“Sorry Zuk... aku gak maksud....” kata Abim dengan nada menyesal setelah emosinya sudah bisa dia kontrol.
“Iya.. gak papa.. gue juga salah... gue akuin tempo gue agak kacau...” Zuki juga meminta maaf pada Abim.
“Nah nek gini kan enak toh... huahahahahahaha...” kata Dhawan tertawa. Yang lain pun ikut tertawa bersama Dhawan tapi tidak untuk Zuki, Zuki terlihat tidak cukup tertawa bersama mereka, seperti ada yang aneh dengan cowok satu ini.
***
@FarWay Senior High School
“Manyuuuu!!!!!” di salah satu kelas di SMA Far Away nampak seoarang cewek sedang heboh mencari seseorang yang dia panggil dengan nama Manyu.
“Opo toh Arean?” jawab orang yang di sebut Manyu tadi dan ternyata orang itu adalah Abim, nama manyu di dapatkan dari nama panjang Abim yaitu Abimanyu.
“Gimana band ne? Udah siap buat manggung kan?” tanya cewek itu yang bernama Arean.
“Wohh santai saja...mau berapa lagu sih?” tanya Abim dengan sedikit candaan. Itulah sisi lain abim.
“Wokee! Percaya le wes terkenal... percaya nyuu percaya...” cada Arean.
“Hahahahaha,,, ora-ora.. santai wae loh... hahahaha...” kata Abim.
“Hahahaha,,, njuk pye? Wes siap to? Kemaren cp acarannya tanya ke aku ma Nasya apa band nya udah siap...” kata Arean.
“Wes santai wae... siap lah... tapi ada satu yang masalah...” kata Abim dengan nada yang berubah 180 derajad dari sebelumnya.
“Weh? Masalah? Masalah opo?” tanya Arean sedikit panik.
“Zuki... tiap latihan dia kelihatan aneh banget...” kata Abim sedikit berbisik.
“Weh? Zuki? Emang kenapa?” tanya Arean dengan berbisik juga.
“Lah mboh.. aku yoo bingung...” kata Abim sambil menaikan kedua bahunya tanda tak mengerti.
“Hayo!!! Manyu ngapain itu sama Arean!!!” tiba-tiba seorang cewek dengan perawakan imut datang dan mengaggetkan Abim yang sedang berbisik dengan Arean.
“Astaga Nasya!” Arean terlonjak kaget.
“Yaampun Nasya.. kamu tuh dateng ngagetin aja ew...” protes Abim.
“Yaa abis kalian mencurigakan sih.. hayoo kenapa hayooo?” tanya Nasya dengan nada menggoda.
“Wahh cemburu kie ceritane Sya? Huayooo.. iyeerrr...” balas Arean dengan godaan yang sontak membuat Nasya memerah tak hanya nasya tapi Abim juga.
“Weh? Apaan sih? Siapa juga yang cemburu.. enggak kok...” Nasya nampak malu-malu.
“Ho’o kie... ngopo ew Arean kie? Ra cetho...” Abim tak kalah malu-malunya.
“Huahahahahahhahahaha.. tukan mukanya merah semua... huahahahaha... abang dan eneng so sweet dah.. wkwkwkwk :p” goda Arean. Arean memang senang sekali menggoda kedua temannya itu. Bagaimana tak suka menggoda, Abim dan Nasya nampak dekat dan cocok tapi mereka tak mengakui kedekatan mereka. Hahahahaha...
“Ahhh udah too.. balik ke masalah tadi wae..” kata Abim mencoba mengalihkan pembicaraan.
“Masalah? Masalah apaan sih?” tanya Nasya yang tak tahu masalah yang dimaksudkan oleh Abim.
“Ini loh Sya... katanya Abim, akhir-akhir ini Zuki tu gak konsen latihan...” Arean menjawab pertanyaan Nasya.
“Loh kok bisa gak konsen?” tanya Nasya.
“Ya makanya itu jadi masalah... soalnya kita gak tahu alasannya neng... donk gak ew neng...” kata Abim.
“Yaelahh... maaf maaf deh bang...” kata Nasya.
“Emang anehnya gimana sih Nyu?” tanya Arean.
“Ya dia tu sering banget kehilangan tempo... tempone sok berantakan.. terus mukanya tu selalu pucet akhir-akhir ini...” jelas Abim. Mendengar penjelasan Abim Nasya dan Arean nampak berfikir.
“Hmmm, sakit kali bim...” komentar Nasya.
“Hmmm lumayan aneh sih... setahu ku dia tu kalau latihan konsepnya mateng sendiri loh kayak si Felix...” komentar Arean heran.
“Ya makannya itu...” kata Abim.
“Yaudah coba besok aku cari tahu,,, yang jelas band kalian harus terus latihan... banyak job loh akhir-akhir ini... iya kan Sya?” Arean menyenggol bahu Nasya.
“Ho’o... kita dapet banyak banget job loh.. hahahaha...” kata Nasya.
“Wahh joss itu... pokoknya Last Night siap dengan job apapun asal bayaran sesuai yo ra...hahahaha...” canda Abim.
“Santai aja nyu.... semua beres... keuangan kita berdua yang hendel...” kata Arean sambil merangkul Nasya.
Mereka bertigapun tertawa bersama. Tak lama bel tanda masuk berbunyi, dan para anggota last night serta siswa lainnya mulai berhamburan masuk ke kelas.
***
“Kau cantik hari ini.. dan aku suka... kau lain sekali... dan aku suka...” terdengar lantunan sebuah lagu diiringin petikan gitar dari Zuki yang sedang duduk di kursi paling belakang di kelas saat jam kosong. Jadi tak hanya drum yang ia kuasai tetapi gitarpun ia kuasai.
“Wesemeleh..... dedekx menggalau...” tiba-tiba Dhawan mendatangi Zuki yang duduk menyendiri di sela kericuhan susana kelas saat jam pelajaran kosong. Dhawan tak datang sendiri di belakangnya ada Felix dan Alvred yang juga mendatangi Zuki.
Kedatangan Dhawan, Felix, dan Alvred membuat Zuki menghentikan permainan gitar dan lantunan lagunya.
“Hahahaha... sorry... buat gue tu no more to galau ... hahaha...” kata Zuki tertawa kecil.
“Hahahaha,,, percoyo zuk...” kata Alvred.
“Tumben loe gak gabung ma anak-anak.....” kata Felix.
“Hahahaha... males gue.. pada main capsa... kagak donk gue...wkwkwkwk..” canda Zuki.
“Hahahaha... makannya belajar donk zuk main capsa...” kata Alvred. Zuki hanya menanggapinya dengan tertawa kecil. Sejenak keadaan hening, Zuki sedikit memainkan instrumen kecil dari petikan gitarnya.
“Eh sob... kok gue pingin buat lagu yaa...” kata Zuki tiba-tiba sesaat setelah menghentikan permainan gitarnya.
“Loe mau buat lagu zuk?” tiba-tiba Abim datang dan masuk kedalam pembiacaran antara Zuki, Dhawan, Felix dan Alvred.
“Iya sob.. gue pingin buat lagu... masak selama ini yang buat lagu selalu si Felix,Alvred kalau gak Abim sih... gue pingin banget buat lagu untuk band kita...” kata Zuki dengan nada sangat yakin.
“Ahhh loe mah baca not drum aja gak lancar kok..hahahahha.” celetuk Alvred dengan canda.
“Enak aja loe... emang buat lagu harus pakek drum? Gue kan bisa buat lagu pakek gitar, hahahaha...” kata Zuki yang menanggapinya dengan candaan juga.
“Wess jangan salah sob... temen kita yang satu ini multitalent loh sob... hahahaha...” kata Felix.
“Tuh denger kata Felix... hahahaha...” kata Zuki sedikit sombong tapi masih dengan candaan ala Zuki.
“Oke kalau kamu emang pingin buat lagu, kita bakalan tunggu lagu dari kamu... lagu itu bakalan kita masukin di album terbaru kita.... gimana?” tawar Abim. Mendengar tawaran Abim, Zuki nampak tertarik dan matanyapun berbinar.
“Serius loe?” tanya Zuki memastikan.
“Iyalah... buat apa aku bohong.. lagian kamu berhak kok sumbangin lagu buat band kita... band ini kan bukan hanya sebatas karya dari aku,Felix sama Alvred kali.. tapi band ini adalah karya kita berlima sob...” kata Abim.
“Thx ya sob... gue gak akan kecewain kalian kok... gue akan buat lagu istimewa buat kalian dan band ini...” kata Zuki dengan semangat.
“Siph Zuk... pokoknya harus asik loh... hahahhaha..” kata Dhawan. Merekapun melanjutkan pembicaraan dengan candaan bersama.
***
Beberapa hari kemudian....
Saat ini Last Night band akan bersiap untuk manggung di salah satu acara yang akan diadakan di pasific restaurant.
“Kalian udah pada siapa semua kan?” tanya Nasya yang akan mendampingi Last Night band untuk manggung. Tak hanya Nasya yang akan mendampingi tapi juga Arean.
“Siap lah...” kata Abim dkk sambil merapikan pakaian mereka.
“Eh tunggu deh si Zuki mana?” tanya Arean yang menyadari ketidakhadiaran Zuki.
“Weh Bener? si Zuki mana nie?” tanya Felix yang juga menyadari ketidakhadiaran Zuki di antara mereka.
“Mampus kita? Masak iya Zuki di culik sih?” kata Dhawan polos.
“Ngawur banget loe wan... emang Zuki apaan di culik... ckckckck.. lagian mana ada yang mau culik Zuki... Zuki kan makannya banyak... bisa tekor penculiknya...” kata Alvred tak kalah polosnya.
“Ash! Berisik ahh... iki piye kok malah Zuki ilang... mau ra bareng kowe po Lix?” tanya Abim mulai panik bercampur emosi.
“Enggak... tadi gue dari kos langsung ke sini, gue gak bareng Zuki...” kata Felix.
“Loh kok bisa? Biasanyakan kamu jemput zuki dulu toh di kos-kosannya....” kata Nasya mulai panik
“Ya emang sih tadi gue rencannanya mau jamput Zuki dulu tapi tadi dia sms aku katanya dia mau berangkat sendiri yaudah deh gue gak jemput dia...” kata Felix.
“Ahh Shit!! Piye kie? Kita mau manggung loh...” kata Abim mulai emosi.
“Sudah Sudah jangan emosi... kita harus cari jalan keluar tapi bukan dengan emosi gini...” kata Nasya mencoba menenangkan suasana.
“Tapi jalan keluarnya gimana donk?” tanya Arean bingung. Nasya nampak berfikir.
“Nah gini aja... kamu Re, kamu susul Zuki di kos-kosan siapa tahu Zuki masih di kos-kosan...” kata Nasya.
“Ha? Aku? Sendiri?” tanya Arean bingung.
“Ya gimana lagi? Kalau sama aku gak mungkin, soalnya aku harus dampingin mereka sampek saatnya mereka muncul... lagian gue ada sedikit urusan sama CPnya...” kata Nasya.
“Hufttt... yawes lah... gue berangkat sekarang ?..” kata Arean.
“tahun depan yo oleh...” kata Abim sedikit emosi.
“Wus santai loh nyu... iyo-iyo aku berangkat sekarang...” kata Arean yang langsung pergi.
“Yaudah kita masuk aja yukk...” ajak Nasya. Akhirnya merekapun masuk ke dalam gedung acara itu.
***
Kini Arean sudah berada di depan kos-kosan Zuki. Dia berjalan memasuki kos-kosan zuki, dia nampak heran karena keadaan sekitar nampak sepi tak seperti biasanya yang rame dengan anak kos yang sedang bercanda di rumah kos-kosan itu.
“Kok tumben ya sepi banget...” gerutu Arean sambil terus berjalan.
Kini Arean sudah berada di depan pintu kos kosan Zuki. Pintu rumah kos kosan Zuki pun nampak terbuka. Arean semakin curiga dan penasaran.
“Kok gak di tutup si pintunya? Apa pada di dalem semua yaa?” gerutu Arean. Entah mengapa karena penasaran Arean masuk ke dalam kos kosan itu. Dengan langkah yang perlahan Arean memasuki rumah kos kosan itu. Langkahnya tertuju menuju kamar Zuki. Setibanya di depan kamar Zuki nampak pintu kamar Zuki sedikit terbuka, Arean semakin penasaran dia mencoba mengintip ke dalam sela pintu yang terbuka sedikit itu. Mata Arean terbelalak ketika mendapati sosok Zuki yang sedang di suntikan sesuatu oleh seorang cowok yang berada pada posisi membelakangi Arean. Zukipun terlihat sedikit kehilangan kesasaran dan nampak seperti ngefly.
Melihat kejadian itu sontak Arean langsung membuka pintu itu dengan tiba-tiba.
BRAK! Pintu kamar Zuki di buka dengan kasar oleh Arean. Suara keras yang berasal dari dobrakan pintu itu membuat cowok yang sedang menyuntikan sesuatu pada tubuh Zuki terlonjak kaget, cowok itu sontak menengok kearah Arean. Arean kaget saat melihat sosok orang itu.
“FRANS!!!” Arean nampak kaget melihat cowok itu adalah Frans, salah satu temannya dan teman dari anggota last night yang lainnya sekaligus teman satu kos Zuki.
“A...arean...” Frans nampak gelagapan dengan suntikan di tangan kanannya.
“Apa-apaan loe?! Apa yang loe lakuin sama Zuki?!” Arean mendekat dan menyingkirkan tubuh Frans yang berada di dekat Zuki. Arean mencoba meraih Zuki, mengecek keadaan Zuki yang setengah sadar dengan wajah yang benar-benar pucat, nampaknya Zuki sedang mengalami apa yang di namakan kecanduan bahkan sudah berada dalam taraf hampir over dosis.
“Jangan! Gue harus kasih ini ke Zuki... Zuki butuh ini...” Frans mencoba mendekati Zuki dan menyuntikan kembali barang haram yang dia bawa dalam suntikannya.
“Gilak loe!!! jangan pegang dia lagi! Loe perusak! Njirrr loe!!!” Arean berusaha menghalangi perbuatan bejad Frans.
“Please biarin gue kasih ini ke Zuki... dia butuh banget barang ini... kalau gak dia bisa mati.. gue harus kasih barang ini...” Frans masih berusaha mendekati Zuki.
PLAK!! Sontak Arean menampar pipi Frans.
“Auw...” rintih Frans.
“Loe gilak frans!!! Kalau loe terus kasih barang ini malah bakalan buat Zuki bati goblok! Anjir banget sih loe! punya otak gak sih loe!!!! sekarang loe pergi dari sini!!! Pergi!!!” Arean mengusir Frans dengan emosi yang benar-benar sudah memuncak.
Mendengar perkataan dan emosi Arean, Frans tak dapat berbuat apa-apa, akhirnya diapun pergi meninggalkan tempat itu.
Areanpun mencoba mengecek keadaan Zuki, tapi saat dia mengecek temannya itu, ternyata keadaan temannya itu sudah cukup parah, busa keluar dari mulut Zuki, Zukipun nampak kejang-kejang.
“Astaga Zuki!” Arean nampak panik.
Busa semakin banyak keluar dari mulut Zuki. Ini benar-benar yang di namakan over dosis.
Dengan panik Arean langsung mengambil hapenya dan segera menghubungi Nasya yang berada di tempat Last Night akan manggung.
@Pasific restaurant –base camp-
Drt drt drt drt... hape Nasya nampak bergetar, dengan cepat Nasya mengambil haoenya, saat dia melihat nama yang tertera di layar hapenya, dia langsung mengangkat telepon itu.
“Arean...” Nasya mengucapkan nama Arean sesaat sebelum mengangkat telepon dari Arean.
Mendengar Nasya menyebut nama Arean para anggota Last Night langsung mendenkat ke Nasya dan ikut mendengarkan pembicaraan Arean dan Nasya.
“Halo...” sapa Nasya.
“Gawat Sya... Zuki OD –over dosis-...” dari sebrang terdengar suara oanik Arean.
“APA?! OD? Over dosis?” tanya Nasya memastikan. Para anggota last night yang mendengar itu sontak kaget terutama Felix yang merupakan sahabat dekat Zuki.
“Kita harus batalin manggung mereka! Zuki butuh bantuan... aku lagi cari taksi buat bawa Zuki ke RS...!” tutur Arean masih dengan nada panik.
“Oke oke... kita bakalan segera nyusul.. nanti kamu smsin nama rumah sakitnya yaa... kamu jangan panik... Zuki pasti baik-baik aja kok...” Nasya mencoba menenangkan Arean.
“Oke... cepetan yaa!” kata Arean. Sesaat kemudian sambunganpun terputus.
“Apa yang gue denger tentang Zuki over dosis itu bener?” tanya Felix langsung sesaat setelah Nasya mematikan sambungan teleponnya.
Nasya hanya bisa mengangguk sedih.
“Udah gue duga...” kata Felix langsung sedih.
“Apa maksudmu lix?” tanya Abim heran.
“Nanti gue jelasin.. yang jelas sekarang kita harus segera susul Zuki...” kata Felix.
“Iya! Felix bener.... sekarang kita harus batalin manggung kita dan kita harus susul Zuki ke rumah sakit...” kata Nasya. Yang lainpun hanya mengangguk setuju. Setelah itu mereka semuapun mencoba mengatakan perkara ini pada cp acara tersebut. Akhirnya setelah menjelaskan semuanya cp acara tersebut mengijinkan untuk last night membatalkan manggung mereka.
Setelah mendapat kabar dari Arean di mana Rumas Sakit yang dia dan Zuki tuju, Nasya dan anggota Last Night yang lain langsung menyusul ke sana.
***
@Medical Center
Saat ini Arean sedang menunggu dengan panik di depan ruang UGD. Tak lama Nasya dan anggota Last night yang lain datang.
“Arean!” panggil Nasya saat dia masih jauh. Nasyapun langsung berlari mendatangi Arean.
“Nasya!” Arean menyambut kedatangan Arean dengan langsung memeluknya.
“Gimana keadaan Zuki?” tanya Nasya sesaat setelah melepaskan pelukannnya dengan Arean.
“Zuki baik-baik aja kan?” tanya Abim juga.
“Sekarang Zuki di mana?” timpal felix.
“Aku gak tahu keadaan Zuki... semoga dia baik-baik aja... dia lagi di tangani di UGD...” Arean menjawab semua pertanyaan dari teman-temannya.
“Kok Zuki bisa gitu sih?” tanya Alvred heran.
“Iya.. ra nyongko Zuki seneng koyo ngono...” timpal Dhawan.
“Aku juga gak tahu... tadi waktu aku dateng ke kos-kosannya Zuki, keadaannya udah kayak gini, dan di sana ada Frans...” kata Arean.
“Apa? Frans? Maksud kamu dia yang udah buat Zuki kayak gitu?” tanya Abim.
“Aku gak tahu juga....” jawab Arean.
“Sebenernya emang Frans yang udah buat Zuki kayak gitu...” kata Felix. Mendengar perkataan Felix sontak semuanya kaget.
“Apa maksudmu lix? Kamu tahu masalah ini?” tanya Abim. Felixpun mengangguk.
“Udah sejak lama Zuki pakek barang kayak gituan... bahkan gue juga pernah tapi untung gue bisa lepas dari barang kayak gituan...” jelas Felix. Mendengar penjelasan Felix sontak semuanya kaget. Seorang Felix yang dianggap gak neko-neko pernah menggunakan barang haram seperti itu? Sungguh tak mudah di percaya.
“Apa? Kamu juga pernah? Ckckckck... gak nyangka....” komentar Alvred. Felixpun mengangguk.
“Ini juga Frans yang kenalin ke gue sama Zuki. Waktu gue masih satu kos sama Zuki. Makanya waktu itu gue putusin pindah kos karena gue pikir ini semua terlalu rusak buat gue...” jelas Felix.
“Kamu tahu Zuki pecandu kenapa gak bilang sama kita?” tanya Abim.
“Gue gak bilang karena Zuki udah janji kalau dia akan lepas dari barang kayak gitu... dan dia juga udah janji gak akan terpengaruh sama ajakan Frans lagi...” kata Felix.
“Dan loe percaya omongan Zuki begitu aja?” tanya Arean.
“Gak mungkinlah gue gak percaya... Gue udah kenal Zuki lama, dan gue yakin dia gak akan ingkar janji...” kata Felix.
“Tapi buktinya sekarang? Dia kayak gini! Dia OD! Coba aja waktu itu loe cerita mungkin ini gak akan terjadi... goblok banget sih loe! loe anggep kita gak?” Abim mulai naik pitam.
“Sabarr bim sabar... waktunya gak tepat...” Nasya mencoba menenangkan Abim.
“Gimana aku bisa sabar si Sya... sekarang Zuki kayak gini dan ini karena dia (menunjuk Felix) gak pernah cerita masalah ini sebelumnya... dia anggap apa sih band kita” kata Abim.
“Iya gue tahu gue salah, gue minta maaf... gue gak tahu kalau kejadiannya bakalan kayak gini...” Felix nampak menyesal.
“Gampang loe minta maaf... tapi apa bisa permintaan maaf loe buat Zuki kembali ke keadaannya yang baik baik aja?!” Abim semakin memojokan Felix.
“udah-udah gak usah salah-salahan kayak gitu... ini semua bukan sepenuhnya salah felix... dia juga gak tahu kan kalau ujungnya kayak gini? Sekarang yang bisa kita lakuin Cuma berdoa, semoga Zuni baik-baik ajaa...” Arean mencoba menengahi.
“Bener kata Arean... lebih baik sekarang kita doain aja Zuki, semoga dia baik-baik ajaaa...” Nasya nampak sependapat dengan Arean.
Akhirnya merekapun berdoa bersama, dalam hati masih-masing mereka memanjatkan doa bagi sahabat mereka yang kini sedang dalam keadaan yang kritis.
“Tuhan... maafkan kesalahku... mungkin aku tidak pantas di sebut sahabat untuk Zuki... andai saja aku mengatakan semuanya pada yang lain mungkin hal ini bisa di cegah... maafkan aku Tuhan... Ku mohon Tuhan selamatkanlah sahabatku... berilah dia kesempatan untuk dapat merubah semuanya... ku mohon Tuhan....” doa indah ini di panjatkan dengan segenap hati oleh Felix sosok sahabat kecil Zuki.
“Ya Tuhan... mungkin aku tak terlalu dekat dengan sosok Zuki... mungkin perselisihan sering terjadi diantaraku dengannya, tapi kumohon Tuhan jangan ambil dia dari antara kami, kami masih sangat membutuhkannnya... masih ada satu janjinya untuk kami... ijinkan lah dia untuk menepati janji itu... membuatkan kami sebuah lagu... Kumohon Tuhan... berilah Zuki kesempatan untuk membuktikan pada kami...” doa indah ini khusus dipanjatkan dari Abim untuk sosok Zuki.
“Tuhan... jangan ambil sosok Zuki dari kami... sosok dedekx yang sangat ceria itu akan selalu kami rindukan... berikanlan Zuki perlindungan Tuhan, berilah dia kesempatan untuk Zuki hidup... hanya satu dedekx yang bisa hadir diantara kami, itulah Zuki...” doa ini muncul dari dalam lubuk hati seoarang Dhawan.
“Tuhan... jangan ambil Zuki... walaupun dia tak terlalu memikirkan keadaan sekitarnya tapi dia adalah sosok yang sangat care dan dewasa... sungguh sulit menemukan sosok seperti Zuki... berilah Zuki perlindungan dan kesempatan untuk tetap hidup Tuhan... kumohon Tuhan...” doa ini muncul dari dalam lubuk hati seorang Alvred.
“Tuhan... jangan Kau ambil sosok Zuki dari antara kami... kami masih sangat membutuhkannya... berilah kesempatan Zuki untuk tetap berada diantara kami... masih banyak hal yang ingin kami lakukan untuknya dan bersamannya... berilah dia kesempatan Tuhan...” dengan tulus Arean memanjatkan doa untuk Zuki.
“Tuhan... tak banyak sosok seperti Zuki... jangan ambil dia dari antara kami.. berilah dia kesempatan untuk hidup Tuhan... kami masih ingin bersamannya Tuhan.. berilah dia perlindungan...” doa tulus ini dipanjatkan oleh Nasya untuk Zuki.
Itulah beberapa doa yang dipanjatkan oleh para sahabat Zuki. Dengan tanda salib mereka saling mengakhiri doa mereka.
Tak berselang lama setelah doa dipanjatkan oleh para sahabat Zuki dokter yang menangani Zuki keluar dari ruang UGD.
Air muka dokter itu nampak sedih dan menyesal.
“Bagaimana keadaan sahabat kami dok?” tanya Abim panik.
“Maafkan kami... kami sudah melakukan yang terbaik untuk sahabat kalian tapi Tuhan berkehendak lain... Over dosis yang dia alami harus membuat sahabat kalian pergi cukup jauh... maaf...” jelas dokter itu sedih. Mendengar penjelasan itu sontak Abim dan yang lainnya syok. Air mata seketi tumpah dari antara mereka semua. Abim nampak terpukul sekali dengan takdir yang ada di depan matanya.
Ini sungguh mustahil, Zuki tidak mungkin pergi secepat ini... masih ada satu janji Zuki yang belum di tepati olehnya... tidak mungkin... Tuhan terkesan tak adil di sini, tetapi inilah takdir, Zuki telah pergi, pergi cukup jauh bahkan sangat jauh...
“Gak... ini gak mungkin...” Abim nampak syok. Tubuhnya mulai bergetar dan air mata mulai tumbah dari matanya.
Semuanyapun terpukul, semuanyapun sedih terutama Felix yang sangat merasa sangat bersalah.
***
Kini setelah sang sahabat telah pergi jauh hanya sesal yang bisa di rasakan oleh banyak diantara mereka. Sungguh begitu cepat dia pergi sebelum sempat menepati janjnya.
Hanya dengan mengenanng sosok sahabat yang bisa mereka lakukan.
6 orang sahabat yang tersisa itu hanya dapat menatap nanar ke arah seisi kamar sang almarhum sahabat. Di dalam kamar itu tersimpan banyak kenanngan termasuk beberapa lembar kertas dengan goresan nada-nada yang membentuk sebuah lantunan lagu. Zuki memang menepati janjinya dia berusaha membuatkan sebuah lagu untuk bandnya walaupun lagu itu belum sempat dia selesaikan.
Sambil duduk melingkar di dalam kamar Zuki. Abim, Felix, Arean, Nasya, Dhawan dan Alvred mengenang kenangan mereka selama mengenal Zuki. Dengan wajah penuh sesal dan sedih Felix memegang secarik kertas yang berisi lirik lagu buatan Zuki.
“Ini adalah lagu yang Zuki janjiin buat kita... Zuki memang gak pernah ingkar janji... coba saat ini masih ada Zuki pasti kita bisa merilis lagu baru kita dengan bahagia... tapi semuanya Cuma tinggal kenangan... Zuki udah gak ada lagi di antara kita.... dia udah pergi cukup jauh sebelum kita sempat mengungkapkan semuanya pada Zuki...” ucap Felix.
“Zuki memang udah pergi tapi ini gak buat band kalian menjadi hancur kan? Zuki pergi tapi dia masih tetap ada diantara kita, nampak atau tak nampak... aku yakin itu...” kata Arean. Sejenak keadaan hening, suasana ksong dari kamar yang sudah di tinggalkan Zuki sejak 40 hari lalu sangat terasa diantara mereka berenam. 40 hari itu juga membuat Last Night band vacum.
“Arean benar... Zuki gak akan seneng melihat kita seperti ini... ini harus move on... 40 hari harus cukup buat kalian bisa kembali semangat... kalian bisa tanpa Zuki secara nyata diantara kalian” kata Nasya.
“Gimana kalau kita lanjutin lagu yang Zuki buat... dan kita masukin sebagai lagu spesial di album terbaru kita...” usul Alvred.
“jangan... ini karya Zuki... dan akan tetap menjadi murni karya Zuki... biarkan lagu ini menjadi lagu pribadi untuk band kita... lagu yang akan terus membuat kita mengingat sosok Zuki...” ucap Abim.
“Abim bener... lebih baik kalian buat sebuah lagu yang mengungkapkan isi hati kalian yang ingin kalian ungkapin ke Zuki... ungkapkan kalau kalian gak akan terpuruk tanpa Zuki secara nyata di sini... buat Zuki bangga pernah ada diantara kalian... sampaikan pada Zuki yang ada di tempat yang jauh di sana....” kata Arean.
“Aku setuju sama saran Arean... saatnya kita bangkit... kita harus buktiin sama semuanya kalau kita bisa tetep berjalan tanpa Zuki secara nyata karena Zuki terus ada walaupun dia tak nyata diantara kita...” kata Dhawan.
Semua yang berada di tempat itupun nampak setuju. Akhirnya sejak saat itu Abim,Felix,Dhawan,Alvred dan dengan sedikit bantuan dari Arean dan Nasya mencoba membuat sebuah lagu untuk Zuki, lagu spesial yang mereka buat untuk mengungkapkan isi hati mereka yyang belum tersampaikan pada sosok sahabat yang telah pergi ke tempat yang jauh.
Inilah karya mereka dalam sebuah simfoni lagu bagi sahabat yang telah pergi jauh...
So Far Away
Never feared for anything
Never shamed but never free
A life that healed a broken heart with all that it could
Lived a life so endlessly
Saw beyond what others see
I tried to heal your broken heart with all that I could
Will you stay ?
Will you stay away forever ?
How do I live without the ones I love ?
Time still turns the pages of the book its burned
Place and time always on my mind
I have so much to say but you’re so far away
Plans of what our futures hold
Foolish lies of growing old
It seems we’re so invincible
The truth is so cold
A final song, a last request
A perfect chapter laid to rest
Now and then I try to find a place in my mind
Where you can stay
You can stay awake forever
How do I live without the ones I love ?
Time still turns the pages of the book its burned
Place and time always on my mind
I have so much to say but you’re so far away
Sleep tight, I'm not afraid
The ones that we love are here with me
Lay away a place for me
Cause as soon as I'm done I'll be on my way
To live eternally
How do I live without the ones I love ?
Time still turns the pages of the book its burned
Place and time always on my mind
And the light you left remains but it's so hard to stay
When I have so much to say and you’re so far away
I love you
You were ready
The pain is strong enough despite
But I'll see you
When He lets me
Your pain is gone, your hands are tied
So far away
And I need you to know
So far away
And I need you to
Need you to know
song by : Avenged Sevenfold - So Far Away