Ini sepesial partnya… dengan pernuh pertimbangan aku mutusin untuk buat konflik ALvinaFyelNadyat.
Oke awal kisah kita mulai dari munculnya tokoh baru….
Bagian satu:
Di salah satu kota yang gak jauh dari Jogja, kota itu adalah Semarang. Terlihat pertengkaran kecil seorang gadis remaja dengan seorang ibu-ibu yang merupakan ibu dari sang gadis itu. di rumahnya yang cukup mewah gadis remaja itu sedang berdebat dengan mamanya.
“Mah please mah ngertiin aku…” bujuk gadis itu berlari kecil mengejar mamanya menuruni tangga.
“Enggak Nadya… mama udah bilang berapa kali sih sama kamu.. sampai kapanpun mama gak akan pernah menyetujui hubungan kamu dengan DJ gilak itu…” kata mama cewek itu. ya cewek itu bernama nadya lengkapnya Nadya Almira Puteri sekarang umurnya 16 tahun.
“Tapi mah apa sih salahnya DJ itu??? dia itu baik mah…” bujuk Nadya. Sekarang dia dan mamanya sedang berada diambang tangga.
“Baik? Sebaik apa dia sampek dia selalu ajak kamu pulang malam. Kamu bilang itu baik Nad?? Kamu gilak apa??” kata mamanya.
“Mah wajar donk kalau kita pulang malem dia itu DJ dan emang kewajubannya dia pulang malem…” kata nadya membela cowok DJ itu.
“Wajar kamu bilang. Dia bawa gadis remaja kayak kamu sampek malem kamu bilang wajar?? Kamu emang udah terpengaruh sama dia yaa…” omel mamanya.
“Mah tapi Nadya sayang sama dia… mama pliss ngertiin Nadya…” bujuk Nadya.
“Enggak Nadya… sampai kapanpun mama gak akan pernah menyetujui hubungan kamu dengan DJ gilak itu…” kata mama nadya.
“Mah.. apa sih kurangnya dia… dia dari keluarga mampu walaupun orangtua dia udah meninggal tapi orangtua mereka meninggalkan dia dengan gelimangan harta… itu kan yang mama mau…” kata Nadya membangkang. Mamanya terlihat geram dan emosi banget saat mendengar perkataan anaknya.
PLAK!!! Mamanya menampar Nadya.
“Auww…” rintih Nadya.
“Sayang bukan harta yang mama inginin tapi mama gak mau kamu terpengaruh sama dunia gemerlapm malamnya dia. Mama gak mau jadi anak yang memiliki pergaulan yang baik… mama lakuin ini buat kamu Nadya karena mama sayang sama kamu…” nasihat sang mama.
“kalau mama sayang sama aku pliss restuin hubungan aku…” bujuk nadya.
“Enggak! Sampai kapanpun enggak!!” tegas mama.
TING TONG terdengar bel dari pintu depan.
“Biar Nadya yang buka mah…” kata Nadya mulai beranjak.
“Enggak mamah aja… mama tahu pasti DJ itu yang datang…” kata Mama lebih dahulu beranjak dan membukakan pintu.
“Pagi tante…” sapa sang tamu.
“Sudah saya duga kalau yang datang itu kamu… buat apa kamu di sini??” tanya mama ketus pada sang tamu.
“Mama jangan ketus gitu donk…” pinta Nadya.
“Diam kamu Nadya… ini urusan mama…” bentak mama, sontak nadya langsung diam.
“Saya mau bertemu Nadya tante…” jawab sang tamu masih lembut.
“Kamu sudah lupa dengan larangan saya?? Sayang sudah berulang kali melarang kamu untuk bertemu dengan anak saya… apa kamu udah gak punya malu??” tanya mama sadis.
“Saya gak lupa tante tapi saya ke sini karena saya sayang sama Nadya…” kata tamu itu.
“Sayang?? Apa dengan selalu menjak pulang anak saya tengah malam itu sayang??” sindir mama.
“Mah…” kata Nadya mencoba mencairkan hati mamanya.
“Diam Nadya..” bentak Mama, lagi-lagi Nadya Cuma bisa diam saja.
“Maaf tante, saya akuin saya emang salah tapi Nadya emang mau kok saya ajak pulang malam…” kata sang tamu.
“Ya dia mau karena kamu paksa kan??!” ketus mama Nadya.
“Maaf ya tante saya gak pernah memaksa Nadya…” tegas sang tamu menahan emosi.
“Hah… bohong kamu.. dasar anak yatim piatu…” cibir mama Nadya. Mendengar kata itu sang tamu langsung membara dan gak bisa lagi menahan emosi. Sang tamu paling gak suka kalau ada yang mengungkit masalah statusnya sebagai anak yatim.
“CUKUP TANTE!!” bentak sang tamu, sontak mama Nadya dan Nadya langsung kaget dengan bantakan sang tamu.
“Berani kamu membentak saya??!! Dasar anak gak berpendidikan…!” emosi mama nadya.
“Maaf tante… saya sudah tidak bisa menahan emosi lagi… sudah cukup tante mencibir saya… dan inget satu hal lagi tante saya paling tidak suka ada yang memanggil saya dengan nama anak yatim!” tegas sang tamu.
“Lihat Nadya ini orang yang kamu bilang baik?? Nonsen semuanya!!” kata mama Nadya pada Nadya.
“Tapi Mah… ini bukan dia yang sebenarnya mah…” kata Nadya meyakinkan Mamanya.
“Ahhh sudahlah Nadya mama capek berdebat dengan kamu Mama mau ke kantor dulu ! dan mama ingetin ke kamu jangan sekali-kali berhubungan dengan DJ ini…” kata Mama Nadya langsung beranjak ke mobil dan berangkat ke kantor. Setelah Mama Nadya pergi tinggallah Nadya dan sang tamu yang adalah pacar Nadya.
“Gue Rasa semuanya udah cukup Nad… gue udah gak sanggup lagi… emang gak seharusnya kita berhubungan lebih lama…” kata sang tamu.
“Dayat?? Loe ngomong apa sih??” kata Nadya kaget dengan perkataan sang tamu yang tak lain adalah Dayat.
“Udahlah Nad buat apa kita teruskan hubungan kita kalau emang sampai kapanpun mama loe gak setuju dan jujur gue udah gak kuat lagi menehan semua cibiran mama loe…” kata dayat.
“Dayat please gue mohon loe bisa bersabar lebih lama lagi, gue yakin mama akan lulu dan ngerestuin hubungan kita…” bujuk Nadya.
“Tapi kapan? Selama apa? Atau gue harus nunggu selamanya? Enggak Nad! Gue udah gak sanggup,,, emang seharusnya sejak lama kita akhiri hubungan kita…” tegas Dayat.
“Mengakhiri hubungan? Apa maksud kamu? Enggak gue gak mau putus sama loe… gue masih sayang sama loe…” bujuk Nadya memegang tangan Dayat.
“Maaf Nad gue yakin loe pasti bakalan dapet yang lebih baik dari gue, loe gak bisa ikut dalam kehidupan gemerlap gue…” kata Dayat melepaskan tangan Nadya dengan lembut dan beranjak pergi.
“Tunggu Dayat… gue masih sayang sama loe… please jangan tinggalin gue…” tahan Dayat.
“Sorry Nad, kita idah gak bisa bersama lagi… maafin gue…” kata Dayat pergi lagi. Nadya udah gak bisa menahannya karena Nadya tahu kalau sifat Dayat itu emosional dia takut kalau dia memaksa Nadya itu malah membuat Dayat tambah marah dan malah membencinya.
“Gue masih sayang sama loe Yat…” lirih Nadya bersedih.
***
Back to Jogja….
Shilla’s home 06.00
Dengan langkah gontai Shilla menuruni tangga menuju meja makan, di udah rapi dengan seregama sekolah. Di berjalan dengan lemas. Jelas dalam pikiran gadis cantik ini hanya prediksinya malam lalu bersama Shanin adiknya. Shilla benae-benar kuatir dengan prediksinya, Shilla berharap kalau semua preiksinya itu salah dan kehancuran itu gak terjadi.
Dengan muka sedih dan malas Shilla duduk di kursi makan dan memulai meracik roti selai.
“Loe kenapa Kak??” tanya Shanin yang udah duduk sejak 5 menit yang lalu dan melakukan rutinitas paginya yaitu baca koran. Yap rutinitas yang aneh buat gadi remaja tapi itulah Shanin.
“…” Shilla gak menjawab dia masih aja membungkukan badannya lemas.
“Prediksi yang kemaren??” kata Shanin memngetahui kegundahan Shilla.
“Itu tahu…” jawab Shilla lemas.
“Udahlah Kak jangan terlalu di pikirin lagian kan belum tentu terjadi, kita emang bisa lihat dan memprediksi mada depan tapi semua tetep Tuhan yang atur…” kata Shanin menguatkan Shilla sambil sesekali membalik-balik korannya.
“Semoga lah…” kata Shilla masih lemas. Sejenak keadaan hening. Shanin masih sibuk membaca koran sedangaknm Shilla menyuap roti buatannya dengan malas.
“Mama Papa mana??” tanya Shilla membuka pembicaraan dengan lemas.
“Uda ke Amrik tadi pagi…” jawab Shanin tanpa menengok ke Shilla.
“O…” Shilla Cuma bisa meng-o-kan mulutnya, dia udah gak sing dengan kepergian mama papanya karena mama papanya tergolong sibuk banget jadi Shilla udah kebal kalau di tinggal asal aja ditinggalnya gak tanpa duit.
Keadaan hening terjadi lagi. Shanin terus membolak-balik halaman koran itu dan Shilla masih saja menyuap roti dengan lemas.
“Hah??!!” kaget Shanin memecah keheningan.
“Napa loe We??” tanya Shilla tanpa ekspresi.
“Bentar deh Kak… gue mau tanya sesuatu ke elo??” kata Shanin tanpa memalingkan pandangannya dari salah satu halaman koran.
“Apa?” kata Shilla tanpa ekspresi lagi.
“Loe punya temen yang namanya Alvin kan???” tanya Shanin.
“Hmmm…” jawab Shilla singkat.
“Nama pacarnya siapa??” tanya Shanin masih terpaku dengan salah satu halaman koran.
“Emang kenapa loe tanya masalah itu? loe naksir sama Alvin?? ahh susah dapetin Alvin…” cetus Shilla.
“Enak aja.. enggak yaa.. udah siapa nama pacarnya Alvin..” tanya Shanin penasaran dan masih teroaku dengan satu halaman dalam koran itu.
“Via…” jawab Shilla singkat.
“Hah?? Coba ulangi kak…” kata Shanin ingin memastikan.
“Via…” kata Shilla mempertegas suaranya.
“Hah? Via?? Bukannya Ify kak??” tanya Shanin.
“Hah? Ify? Kok loe bilang kayak gitu?” tanya Shilla mulai berekspresi kaget dan heran.
“Nie loe lihat sendiri deh…” kata Shanin memberikan koran yang di baca dan menunjukan satu halaman yang membuatnya terpaku.
Saat Shilla membaca koran itu sontak dia kaget dan gak percaya.
“WHAT!!! Berita apaan nie!!!” kata Shilla kaget dan menatap Shanin. Shanin Cuma bisa menaikan kedua bahunya tanda gak mengerti.
“Tukan Shan ini akan terjadi…” kata Shilla kelihatan sedih.
“Jangan gitu dulu kak loe coba tanya ke Ify dulu kek mungkin itu berita nya salah…” kata Shanin mencoba menenangkan Shilla.
“yaudah kalau gitu gue pinjem mobil loe… mana kunci mobilnya?” pinta Shilla panic.
“Ha? Mobil gue?? Kenapa gak naik mobil loe?? Lagian loe kan biasanya di jemput cowok loe…” kata Shanin.
“Ahh bawel loe.. mobil gue rusak karena udah lama gak gue pakek… kalau cowok gue kelamaan lagian gue gak mau libatin dia…” kata Shilla makin panic.
“Nie… Lah terus gue naik apa donk kak??” tanya Shanin sambil memebrikan kunci mobilnya.
“Udah loe naik taksi aja…” kata Shilla menganbil kunci mobil dari Shanin dan langsung ngacir.
“Yahh naksi deh gue..” ratap Shanin sambil memadang Shilla keluar rumah dengan panic. Shilla langsung naik mobil dan tancap gas tanpa Shilla sadari sebenernya tadi di depan dia pas-pasan sama Rio tapi berhubung Shilla panic banget jadi gak ngeh dan berhubung Rio pikir itu Shanin Rio juga gak ngeh.
Setelah beberapa detik Shilla meninggalkan rumah Rio berlajan memasuki rumah Shilla dan mengetuk pintu.
TOKTOKTOK…
“Iya tunggu bentar…” sahut Shanin berlari kecil membukakan pintu.
“Rio??” kaget Shanin saat membuka pintu dan mengetahui di depannya itu ada Rio.
“Loh loe bukannya udah berangkat ya tadi??” tanya Rio heran saat melihat masih ada Shanin di hadapannya. Maklumlah tadikan Rio menganggap kalau yang pergi itu Shanin.
“Hah? Berangkat? Gue belum berangkat kok…” kata Shanin.
“Lah terus yang naik mobil tadi siapa?? Mama loe??” tanya Rio.
“Bukan, Mama Papa gue lagi ke Amrik tuh…” jawab Shanin.
“Terus tadi siapa??” tanya Rio.
“Kak Shilla…” jawab Shanin.
“Ohh Shilla…” kata Rio belum ngeh kalau dia di tinggal Shilla. Sejenka Rio berfikir dan mencerna kata-kata Shanin.
“HAH! SHILLA!!” teriak Rio kaget dan baru ngeh sama kata-kata Shanin.
“Aduh jangan teriak juga napa sih Yo…” protes Shanin.
“Sorry deh..” kata Rio.
“Loe yakin itu Shilla?? Masak sih?? Kok di gak tunggu gue…” kata Rio heran.
“Ada urusan tadi…” jawab Shanin santai.
“hah? Urusan apa ? kok dia gak cerita ke gue sih??” tanya Rio heran.
“Gak tahu tuh..” jawab Shanin bohong padahal dia tahu tuh.
“Yaudah deh…” kata Rio kecewa.
“Gue langsung ke sekolah aja..” pamit Rio mebalikan badannya dan beranjak pergi.
“Eh tunggu Yo…” tahan Shanin. Rio pun membelikan badannya.
“Apa Shan??” tanya Rio lemas.
“Emmmm… loe baik gak?” tanya Shanin basa-basi.
“Kata mama gue sih gue baik.. emang kenapa?” tanya Rio.
“Gue nebeng donk… mobil gue di pakek sama Shilla tadi lagian kalau gue naik taksi pasti lama ntar keburu telat..” kata Shanin. Alah ternyata minta nebeng toh.
“Hmmm…” kata Rio berfikir sejenak.
‘ayolah boleh donk…’ batin Shanin ngarep.
“Yaudah deh lagian masih pagi ini gue gak akan telat…” kata Rio setuju.
“yaudah Yo gue ambil tas dulu yaaa..” kata Shanin langsung mengambil tasnya yang ada di kursi makan. Akhrinya Shanin mebeng Rio ke sekolah.
‘Yee akhirnya bisa nebeng si kakak manis euy…’ batin Shanin seneng sambil mengekor Rio.
***
“Gue harus cepet nemuin Ify… gue harus tanya hal yang sebenernya..” gumam Shilla sambil mengemudi. Sekitar 5 menit kemudian Shilla tiba di rumah Ify dengan cepat Shilla langsung turun mobil dan berlari ke depan pintu rumah Ify dan mengetuk pintu.
TOK TOK TOK TOK… Shilla mengetuk pintu rumah Ify, tak berapa lama Ify yang di cari Shilla membuka pintu itu.
“Loh Shilla kok loe ada di sini?” tanya Ify bingung mendapati Shilla ada di depannya.
“Fy… loe udah lihat koran hari ini?” tanya Shilla panic.
“Belum tuh…” jawab Ify.
“Aduh gaswat Fy… loe buruan baca koran deh…” kata SHilla masih dengan panic.
“yaudah loe masuk dulu gue gue ambil koran…” kata Ify mengajak Shilla masuk. Shilla pun masuk rumah Ify dan duduk di ruang tamu sedangakan Ify mengambil koran di meja makan. Beberapa saat kemudian Ify datang dengan membawa koran.
“Hmmm Fy Mama loe gak ada di rumah kan?” tanya Shilla memastikan dulu soalnya dia gak mau mama ify tahu.
“Enggak kok.. dia udah ngantor tadi pagi banget..” kata Ify duduk menyebelahi Shilla.
“Emang ada berita apa sih?” tanya Ify heran.
“Loe buka koran sendiri deh…” kata Shilla. Ifypun membuka-buka koran itu dan terpaku dengan satu halaman.
“APA!!!??? Berita apaan nie??” kaget Ify.
“Nah itu dia Fy gue bener-bener kaget waktu lihat berita itu…” kata Shilla.
“Tapi tunggu deh Shill aloe tahu masalah ini?” tanya Ify.
“Iya… gue udah tahu semuanya kok..” jawab Shilla.
“Ha? Tahu dari siapa?? Pasti Alvin?! ahh sialan tuh anak..” emosi Ify.
“Bukan kok… loe lupa siapa gue… gue itu bisa baca pikiran loe dan bisa lihat semua masa depan loe…” kata Shilla.
“Astaga gue lupa… Aduhh… tapi loe gak akan bocorin ini kan??” tanya Ify.
“udah tenang aja… gue gak akan bocorin kok bahkan geu bakalan bantuin loe kok..” kata Shilla.
“yaudah sekarang gue mau tanya ke elo… apa loe tahu masalah berita ini sebelumnya…?” tanya Shilla. Ify Cuma menggeleng.
“Gue gak tahu Shill… ini pasti kerjaan Mama gue…” kata Ify kecewa.
“Terus apa Alvin tahu??” tanya Shilla.
“gue gak tahu Shill..” jawab Ify. Tiba-tiba ada yang datang dengan panic.
“IFY!!!” terdengar teriakan dari luar dan semakin mendekat dan Akhirnya beratatap dengan Ify dan Shilla.
“Loh Alvin??” kaget Ify melihat Alvin.
“Loh Shilla kok loe di sini sih?” kagat Alvin melihat Shilla.
“Udah Vin Shilla udah tahu semuanya kok…” kata Ify.
“ha? Loe udah tahu Shil? Tau dari mana??” tanya Alvin bingung.
“Hmmm gue tahu loe pasti kemaren baca pikiran gue kan?” lanjut Alvin udah tahu jawabannya. Shilla Cuma bisa nyengir.
“Ahh beneran kan.. gak sopan loe asal baca pikiran gue…” protes Alvin.
“Ahh udah gak penting bahas ini..” kata Ify.
“Lah Vin ngapain loe dateng panic kayak gitu…” lanjut Ify bertanya.
“Gimana gue gak panic… loe udah lihat koran?” tanya Alvin.
“Udah barusan sama Shilla… dia udah kasih tahu gue duluan… dan sekarang gue bener-bener bingung…” kata Ify bingung.
“Aduhh kok bisa jadi kayak gini sih?? Gue gak tahu kalau bakalan senekat ini orang tua kita..” ratap Alvin.
“Terus kita musti gimana nie?? Kalau sampek Via dan Iel tahu bisa-bisa mereka marah…” kata Ify kuatir.
“Hey… kalian jangan panic dulu donk… gue yakin kok kalian bisa pecahin masalah ini…” kata Shilla.
“Ahh loe mah gampang ngomong kayak gitu.. tapi gimana caranya..” kata Alvin.
“Gini aja deh… yang oenitng sekarang itu jangan sampek mereka tahu masalah ini dan sebisa mungkin kita tutupin tentang berita ini…” kata Shilla member solusi.
“Tapi Shill yang namanya koran nyebarnya itu cepet ..” kata Ify pesimis.
“Tapi loe harus inget juga… koran yang ada beritanya tentang loe itu Cuma berlau sau hari dan hari berikutnya udah berita lain. Jadi gue rasa kita pasti bisa kalau Cuma nutupin selama satu hari…” kata Shilla.
“Bener juga kata Shilla… yaudah kalau gitu gue sekarang jemput Via dan mastiin dia gak baca koran…” kata Alvin.
“Bener… kalau gitu Ify biar berangkat sama gue… tapi siapa yang mastiin kalau Iel gak akan baca koran??” tanya Shilla.
“Udah tenang aja… gue tahu kok Iel bukan tipe pembaca koran…” kata Ify.
“yaudah kalau gitu kita jalanin rencana kita…” kata Alvin. akhirnya Alvin, Ify dan Shilla menjalankan rencana mereka.
***
Iel’s home 06.25
“Gabriel!!!” teriak mama garbiel dari bawah. Dengan cepat Iel turun ke bawah menemui sang empunya teriak.
“Loh mama kok belum berangkat? Biasanya kan mama udah berangkat pagi-pagi..” tanya Iel saat mendapati mamanya belum berangkat.
“Iya nie hari ini gak terlalu sibuk..” kata Mama sambil membaca koran yang sama dengan koran Shilla tadi.
“O…” kata Iel meng-o-kan mulutnya.
“Lohe Gabriel kamu gak jemput cewek kamu ? siapa itu namanya?” tanya mama iel mencoba mengingat nama pacar Iel. Mama Iel memang udah tahu masalah hubungan Iel dan Ify dan Mama Iel setuju-setuju saja sih tapi sampek sekarang belum tahu siapa pacar Iel.
“Ify mah.. enggak… katany buat sekarang ini dia gak mau di jemput..” jawab Iel sambil memakan roti.
“Loh kenapa?” tanya mama Iel masih membaca koran.
“gak tahu…” jawab Iel.
“Hmm Mah baca apaan sih? Kok serius banget??” tanya Iel.
“Oh enggak kok ini mama baca masalah penyatuan dua perusahaan besar…” kata Mama Iel.
“Oo… lihat donk mah…” pinta Iel.
“Ini…” kata Mama Iel memberikan koran itu, namun di tengah-tengah prosesi pemberian koran itu (?) tibtiba hape Iel berbunyi yg menandakan ada sms dari Ray.
“Wedew ada sms?? Sapa nie?” kata Iel gak jadi ambil koran itu dan langsung mebuka sms dari Ray.
Ray gondrong:
Woii yeelll buruan masukk gue emergency nie gue mau contek pr kimiaaa.. gue belum buat!!! BURUANNNN!!!! Pleaseee…
“wedeh selalu ajaa… yaudah deh…” kata Iel.
“Loh gak jadi baca koran??” tanya mama Iel.
“Enggak mahh ini udah di sms temen…” kata Iel.
“Yaudah berangkat dulu yaaa.. bubay…” kata Iel mencium tangan mamanya dan langsung lari.
“Dasar Gabriel… selalu saja kayak anak kecil…” kata Mama Iel tersenyum melihat tingkah konyol Iel.
***
TOK TOK TOK TOK… Alvin sudah tiba di rumah Via dan langsung mengetuk pintu. Beberapa saat kemudian Via membuka pintu udah siap berangkat karena Via udah athu kalau yang datang itu Alvin.
“Eh Alvin..udah jemput?? Ayo berangkat sekarang…” kata Via udah siap.
“Iya yukk… tapi tunggu deh Vi aku mau tanya..” tanya Alvin.
“Apa?” tanya Via.
“Loe udah baca koran?” tanya Alvin ragu.
“Koran? Enggak tuh… emang kenapa yaa??” tanya Via.
“Ohh enggak kok… Cuma tanya aja..” kata Alvin.
“Yaudah deh Vin entar aku baca koran…” kata Via. Sontak Alvin kaget dan gak nyangka kalau kata2 nya malah buat Via pingin naca koran.
“Jangan Vi!” larang Alvin.
“Loh emang kenapa?” tanya Via heran.
“eng,enggak kok… pokoknya gak usah aja… beritanya gak penting kok… gue tadi tanya loe udah baca atau belum soalnya gue tahu kalau loe gak suka sama berita itu…” kata Alvin ngeles.
“Ouw gitu yaaa… yaudah deh… maksih yaaa… yaudah berangkat yuk…” ajak Via. Alvin Cuma mengangguk. Mereka berduapun berangkat.
‘Hampir aja…’ batin Alvin lega.
***
Saat ini di kelas udah ada Ray, Cakka, Agni, Oik, Ozy, Acha, Keke, Fay dan Deva.
“Alamak si Iel lama banget sih? Gak tahu apa kalau gue belum kerjain tugas… Asatajimmmm …” gumam Ray sambil mondar-mandir gak jelas.
“Say kamu kenapa sih? Tuh lantai udah mulus kagak usah di setrika…” celetuk keke yang heran melihat Ray yang panic kayak gitu.
“Astaga Keke sayangkuu gimana aku gak panic aku belum kerjain pr kimia dan orang yang sangat aku harapin untuk jadi server contekan belum dateng …” cerocoh ray masih dengan paniknya.
“Alah Ray gue yang juga belum kerjain tugas Kimia aja santai kok… lebay banget sih loe…” timbal Cakka yang duduk sambil merangkul Agni yang ada di sebelahnya.
“Ahhh masak loe belum kerjain tugas kimia?? Bohong banget sih loe… kan di rumah loe ada Oik…” kata Ray gak percaya.
“Apa? Si Oik?? Hmmm..” kata Cakka melirik Oik yang sedang duduk bersama Ozy.
“Apa loe lihatin gue??!!” kata Oik sinis.
“Ishh santai loh mbakk…” kata Cakka.
“Yeee gue udah santai kok….” Kata Oik.
“Loe kenapa sih Cakk kok malah berantem sama Oik?” tanya Deva yang duduk di samping ACha dan Fay.
“Tuh gara-gara kemaren dia gak mau contekin gue Kimia… pelit banget sumpah si Oik…” kata Cakka.
“yeee enak aja loe… sorry y ague contekin kimia… kalau belajar bareng sih no problem lah ini contekkk…hmmmm sorry yaaaa…” kata Oik.
“Yeee itumah emang loenya aja yang pelit.. huuu sodara apa itu..” cibir Cakka.
“So what…” kata Oik.
“Ahh nie kak Oik sama Kak Cakka sejak kemaren malem ribut muluk… capek nie Keke dengernyaaa…” eluh Keke.
“Yee si Becak dulu tuh yang mulai… asal paksa contek lagi…” kata Oik.
“Yeee itumah dasar elonya yang pelit..” balas Cakka.
“Ahhh kalian ini malah pada berantemmm mbok jo gelut toh… aku gek mumet kie lohhh …” omel Ray. *nahlo bahasa apa itu? kebayang gak Ray ngomong jawa medok??? Buwakakaka*
“Yaudah Ray santai aja kalii yang di sini semua itu belum kerjain kimia kalii… tapi kita santai aja tuh…” kata Agni.
“Iya tuh kita santai aja tuh…” kata Ozy.
“Ahhh mana mungkin gue santai… pikir donk, pikir ini kimia brooo… mana mungkin gue santaiii ini pelajaran kesukaan gue guysss… pikir donk…” omel Ray sambil menunjuk-nunjuk pelipisnya.
“Derita loe Cap… gue suruh kerjain PR malah ngorokk… ya ISDL…” cibir Fay santai.
“Ahhh kak Ray tau pelajaran kesukaan malah gak kerjain tugas??” timbal Acha.
“Aelah Cha loe tahukan gue sakit… ahhh piye tohh..” omel Ray.
“Loh Acha tahu toh kalau Ray sakit? bukannya kemaren Acha gak masuk yaa?” tanya Agni bingung.
“Ha?? Mmm…Ac..Achaa tau dari… darii.. Kak Alvin..” kata Acha gugup.
“Iyaa si Acha tau dari Alvin…” timbal Ray.
“Mampus loe Ray nyaris ketawan kejadian kemaren…” batin Ray gugup sendiri.
“Kak Ray kenapa??” tanya Keke yang menyadari kegugupan Ray.
“Ohh gak papa kok…” kata Ray.
“Woyoooo happen what nie (?)” kata Iel dengan santainya datang bertampang malaikat.
“WOOOOHHHH santai amat loe… happen what-happen what… what happen dudulll…” omel Ray teriak.
“Wussshhh santai jekk….. nape loe teriakk abis makan biji dondong loe??” kata Iel.
“AAAhh udah jangan kelamaan dehh siniin tugas loe…” kata Ozy.
“Jiahhh bilangnya santai aja… ujungnya paling cepet minta tugas…” cibir Ray.
“Ahh biarin dahh yang penting kerjainn…” kata Ozy.
“Mana Yell…” minta Ozy.
“Iye2 nie…” kata Iel sambil mengeluarkan buku dari tasnya. Baru aja Ray sama Ozy mau ambil tugas itu tapi dengaan sigap Cakka langsung mengambil lebih dulu dan memonopoli kerjaan Cakka dengan sigap Ray, Ozy, Deva, Agni, langsung mencontek kerjaan Iel.
“Ckckckckckck…. Kapan Indonesia bisa maju kalau anak bangsanya kayak gitu??” kata Iel sambil geleng2 melihat tingkah temen2nya.
“Yaudah deh kak Iel… kasihan tuhh…” kata Fay.
“AHh yaudah dehhh temen jugaaa…” kata Iel sambil duduk menyebelahi Oik.
“Lah Ik kok loe gak contek?” tanya Iel santai.
“Yeeee emang loe pikir gue gak kerjain apa?? Gue udah kerjain yaaa…” kata Oik.
“Lah tuh loe udah kerjain kok gak nyotek loe sih?” tanya Iel.
“Hmm Kak Iel kayak gak kenal Kak Oik… dia kan pelll…” kata Keke takut lanjutin omongannya.
“Ape loe… mau bilang gue pelit gitu… huuu adik durhaka…” kata Oik menoyor Keke.
“Aduhh sakit Kak…” eluh Keke.
“Oiya gue lupa si Oik kan pelit yaaaa…” kata Iel dengan santainya menepuk jidat.
“Yeee ngejek loe…” kata Oik manyun.
“Hhe becanda Ik…” kata Iel nyengir.
“Lah Kak Iel kok kakak tumban sih dateng jam segini?? Terus kok gak sama pacarnya siapa itu??” tanya Fay.
“Ify… dia gak mau gue jemput katanyaa…” kata Iel.
“Oalahh.. lah kok kakak tumben jak segini baru dateng?” tanya Fay.
“Hahahha… abis males sih dateng pagi..” kata iel nyengir.
“Yeeeee…” kata Acha nimbrung.
“Lah BTW waktu loe di sms ma Ray loe lagi apa?” tanya Oik.
“Baca koran..” jawab Iel.
“Hah? Baca koran? Tumben… kesambet apa loe?” tanya Oik.
“Gak tahu aja gue penasan gitu sama koran hari ini… sampek sekarang masih penasan pulaaaa…” kata Iel.
“tumben loe suka benda yang bernama korann…” kata Oik.
“Ya gak tahu jug ague penasaran ajaaa…” jawab Iel.
“Hmm aku bawa koran kok kak… kebetulan tadi pagi ada pedagang koran gitu tawarin aku waktu di lampu merahh karena kasihan yan udah aku beli… kakak mau baca?” tawar dan tanya Acha.
“Hmm boleh juga tuhh…” kata iel.
“mana?” pinta Iel.
“bentar Kak aku ambil di tas…” kata Acha mengambil koran yang ada di tas yang sejak tadi dia bawa.
Terjadilah prosesi penyerahan koran itu. JENG JENG JENG… ditengah-tengah prosesi itu ternyata ada Shilla, dan Ify yang sudah dateng dan melihat kejadian itu dengan tengang dan gugup. Dengan sigap Shilla berlari diikuti Ify dan…
“Tungguuu!!!” cegah Shilla sambil berlari dan sedikit berteriak. Sontak Iel menghentikan gerakannya dan semua pandang tertuju pada Shilla yang tengah berlari tak terkeculai semua yang lagi contek juga langsung memandang Shilla.
“TUNGGUUUU!!!” tahan Shilla tanpa memperdulikan semua pandangan dan langsung mengambil koran yang ada di tangan Acha.
BETTTT! Shilla langsung mengambil koran itu.
“Lah Kak???” kata Acha cengo saat Shilla tiba-tiba mengambil koran yang adadi tangannya.
“Shil? Loe kenapa sih kok tiba-tiba dateng kayak gitu?” tanya Iel heran.
“Hhhhh…” Ify menyusul dengan nafas terengah-engah.
“Ahhhh bawel loe padeee… pokoknya jangan baca korannn ini…” kata Shilla.
“Lah kenapa Shill” taya cakka yang berada jauh di meja lain dari meja tempat Shilla dll.
“Ahhh pokoknya gak boleh….” Kata Shilla.
“Layoo ngopoo??” tanya Ray.
“Mmmmm…” kata Shilla bingung mau jawab apa.
“Loe kenapa sih? Kalau loe gini tuh malah buat gue makin pingin baca koran taukk…” kata Iel. sontak membuat Shilla dan Ify makin tegang.
“Hmmmm itu… soalnya koran ini… koran ini…. koran ini mau gue baca duluuu… soalnya ada IRFAN BAKHDIM….!!!!” Kata Shilla ngeles dengan histerisnya.
“Hufttt untung Shilla jago ngelesss…” batin Ify lega.
Semuanya langsung cengo ngelihatin tingkah Shilla.
“Ahhh masak sihhh??” tanya Agni.
“Iya bener kata Shilla itu ada IRFAM BAKHDIMnyaaa… udah kasih Shilla aja… dia ngefans banget tuhhhh…” timbale Ify.
“Hmmm yaudah daaaahhhh ikhlas kok gue kalau yang minta Ify…” kata Iel kedip2 gak jelas ke Ify.
“Lah Kak kok yang bilang ikhlasnya kakak sih? Kan yang punya koran Achaaa…” tanya Acha.
“Ahh udah gak papalah Chaa..” kata Iel nyengir.
“Yep yaudah yah koran ini buat gue ajaa…” kata Shilla memasukkan koran itu ke dalam tasnya.
“Lah kok loe masukin?” tanya Iel.
“Ahh entar aja bacanyaaa…” kata Shilla santai.
“OOOO…” kata Iel membulatkan bibirnya.
Keadaan kembali stabil, yang contek yang lanjut contek, yang ngobrol ya lanjut ngobrol.
“Heeeyyyy…” sapa 3 orang.
“Alvin, Via, Rio…” balas Iel.
“Mampus loe Shilla…. Rio? Astaga hari ini kan Rio harusnya jemput gue tapi gue asal ngacir aja tadi… wedeh dia marah gak yaaa…” batin Shilla sambil tepok jidat saat melihat Rio berjalan mendekati dia dll.
“Shilla… loe kenapa kok tepok jidat?” tanya Oik yang ada di sebelah Shilla.
“Ha?? Gak papa kok…” elak Shilla.
“Lah Yo kok loe bisa barengan sama Alvin,Via sih?” tanya Iel.
“Enggak tadi gue ketemu di parkiran ajaa…” jawab Rio yang udah ada di depan Iel dll bersama Via dan Alvin.
“Shill…” sapa Rio ke Shilla yang sejak tadi menunduk karena gak enak sama cowok ya itu.
“Ehh Ioo…” balas Shilla mendongak dan langsung nyengir.
“Loe kenapa kok nyengir gitu?” tanya Rio santai.
“Hmmm loe gak marah kan tadi gue asal ngacir??” tanya Shilla.
“Ha? Enggak kok… santai aja… gue tahu loe ada urusan kan tadi?” kata Rio.
“Hah? Loe tahu gue ada urusan?? Loe tahu urusan apa?” tanya Shilla kaget.
“Enggak sih… abis tadi si Shanin gak bilang sih…” kata Rio.
“Shanin?” tanya Shilla heran. Rio mengangguk.
“Iyaaa… tadi dia bilang loe buru-buru makannya loe langsung ngacir dan gak bilang ke gue dulu…” jelas Rio.
“Terus Shanin bilang apa lagi?” tanya Shilla.
“Gak ada lagi sih… tapi dia Cuma suruh gue anterin dia aja solnya mobilnya loe bawaaa…” kata Rio. Sontak jantung Shilla berdetak kencang. Entah cemburu atau apa… DEG DEG…
“Astaga perasaan apa ini? kenapa waktu Rio bilang kayak gitu jantung gue serasa mau rontok? Kenapa muncul firasat ini… apa kehancuran ini? firasat buruk apa lagi ini… gak ini gak mungkin..” batin Shilla cemas.
“Loe kenapa Shil?” tanya Rio yang heran melihat Shilla melamun dengan tampang cemas.
“Ahhh gak papa kok…” elak Shilla.
“Ehhh gue balik ke kelas dulu yaaa… udah mau bell.. dadah…” pamit Shilla tanpa mendapat jawaban dari yang lain.
“Shilla kenapa sih Yo?” tanya Oik. Rio Cuma mengangkat kedua bahunya saja.
TEEETTTTTTTTTTTTTTTTTT bel tanda masuk berbunyi bersamaan dengan aksi conte-mencotek berakhir dan mereka semua langsung memulai pelajaran.
***
Jam istirahat
Via terduduk di bangku-bangku dekat ruang diskusi, entah mengapa saat ini Via ingin sendiri padahal yang lainnya termasuk Alvin ada di kantin tapi Via memilih menyendiri. Dalam hatinya seakan ada perasaan yang aneh. Sejak pagi tadi dia melihat wajah Alvin dia merasa ada sesuatu yang janggal. Via memang tidak seperti Shilla yang memiliki keistimewaan tapi Via itu cewe yang peka banget sama keadaan.
“Kenapa ya kok rasanya janggal banget.. wajah Alvin tadi pagi buat gue ngerasa sedih… kenapa gue ngerasa bakalan kehilangan Alvin yaa??” batin Via sedih.
“Gue gak mau kehilangan Alvin…” rutuk Via sambil menyebunyikan mukanya pada kedua tangannya.
“Kak Via…” terdengar suara yang dikenal oleh Via. Perlahan Via menunjukan mukanya yang dia sembunyikan itu.
“Ac….chhaaaa…” kata Via melihat sesosok gadis dengan pakaian serba putih dan terpancar cahaya dari dinya. Yap itu Acha… Acha Sindunata, Alm.Adik Alvin.
“Kak Viaaa… jangan sedihhh… cinta kak Alvin Cuma buat Kak Viaaa… walaupun dalam perjalanan cinta kalian akan banyak rintangan tapi yakin ya Kak cinta Kak Alvin Cuma buat Kak Viaaa…” kata Acha.
“Ta,tapi Chaa aku gak tahu kenapa perasaan takut kehikangan kakak kamu itu muncul lagi… aku takut Chaa… aku sayang sama kakak kamu…” kata Via.
“Kak Via tenang aja ya Kak… Acha janji kalau Acha bakalan terus bantu Kakak untuk tetap bersama Kak Alvin… karena Kakak orang yang udah Acha pilih Kak…” kata Acha. via hanya terdiam.
“Tetap cintai Kak Alvin, jangan ragukan cinta Kak Alvin walau rintangan apapun menerjang…” kata Acha yang perlahan menghilang dari pandangan Via.
“Makasih Chaa… aku janji aku akan berusaha percaya sama kakak kamu…” kata Via menyunggingkan senyum pada bibirnya.
***
Jam Istirahat @kantin.
Seperti biasa di kantin dengan formasi mbojo.
Iel-Ify ; Alvin sendiri ; Shilla-Rio ; Agni-Cakka ;Oik-Ozy di depannya ada Keke-Ray ; Acha-Deva ; Fay.
“Eh Vin kok si Via gak sama loe sih?” tanya Agni.
“Gak tahu tuh tadi sih katanya dia mau ke ruang guru dulu gitu..” kata Alvin.
“Ha? Ke ruang guru? Sejak kapan si Via berurusan sama guru?” tanya Ray.
“Taukkk… tapi gue kuatir nie sama Via…” kata Alvin.
“Kuatir? Kuatir gimana?” tanya Cakka.
“Ya gak tahu aja gue ngerasa kuatir aja.. kan gak biasa-biasanya dia kayak gini..” kata Alvin.
“Ahh udah positive thingking aja kalii…” kata Oik.
“Iya bener kata Kak Oik…” kata Keke sependapat.
“Palingan bentar lagi Via juga turun…” kata Iel. Alvin Cuma bisa mengangguk kecil.
“Astaga….” Tiba-tiba Ozy menepuk jidatnya gak jelas.
“Loe kenapa Say?” tanya Oik.
“Yaampunn gue lupa kan bilang ke kalian…” kata Ozy.
“Bilang apaan Zy?” tanya Ify.
“Hmmm gue ada kabar baik nie buat The Idol Band…” kata Ozy senyum. Mendengar iu Ray langsung antusias.
“Ha? Kabar baik? Kabar baik apa??” tanya ray antusias. Ozy Cuma senyum misterius.
“Iya kabar apaan Zy… buruan dehh…” kata Deva juga antusias.
“Hmmm jadi gini nie… kan papa gue punya kenalan produser rekaman gitu, nah waktu itu gue kan sempet kasih rekaman kalian latihan terus gue kasihin ke produser itu … dan ternyataaaaaa…” kata Ozy membuat penasaran.
“Ternyata apa Zy?” tanya Alvin gak kalah penasaran.
“Pasti pada gak suka yaaa?” kata Cakka pesimis.
“Ya bentar donk.. gue belum kelar ngomong taukkk…” kata Ozy.
“Ternyataaaaaa… mereka sukaaaa banget sama kaliannn…” kata Ozy girang.
“Ha? Serius loeee?” tanya Deva gak percaya.
“HORAYYYY!!!!” kata Ray kegirangan.
“Lah terus gimana?” tanya Alvin mencoba biasa padahal dia seneng banget.
“Mereka mau buatin kalian ALBUMMMMMM!!!!!” kata Ozy kegiranga.
“KYAAAA serius loeee??!! KYAAAAAAAAAAA…” kata Iel dan ray antusias.
“Ha? Serius loeee?? KYAAA… HORAYYYY…” kata Cakka girang.
“Siph dahhhhh asikkk banget dah kita buat Albummm…” kata Alvin seneng banget.
“Wahhh selamet yaaaa…” kata sang pacar member selamat.
“Hah loe serius say??” tanya Oik menatap Ozy.
“Iya gue serius banget malahan…” kata Ozy.
“Yaampun makasih yaaa..” kata Oik langsung memeluk Ozy.
Semua cewek langsung memeluk pacarnya. Kecuali Fay yang gak punya cowok dan Alvin yanggak ada Via.
Ada satu keanehan dia sini entah mengapa Acha yang duduk di sebelah Ray langsung memengang tangan Ray dan anehnya lagi Ray gak bisa berkutik. Terjadilah Ray dipeluk Keke tapi malah pegangan tangan sama Acha yang meluk Deva.
***
Sekarang ini Via lagi jalan menuju kantin, berkat omongan Acha tadi Via jadi sedikit lebih tenang. Saat Via lagi jalan tiba-tiba ada seorang yang menabraknya. Kebetulan orang yang menabrak Via itu membawa koran berisikan kabar pertunangan Alvin-Ify.
BUKKKKK!!!!! Via bertabrakan dengan seseorang semua barang orang-orang itu terjatuh termasuk koran tsb.
“Aduh…” rintih Via, sedangkan orang itu langsung mengambil barang-barangnya dan tersissa koran itu. Via yang merasa bersalah juga membantu memberesakan barang2 orang itu. dan tangannya terulur mengambil koran itu yang tepat pada halaman pertama adalah berita perjodohan itu. tanga Via mengambil koran itu dann….
Via mengambil koran tersebut secara tidak sengaja Via benar-benar membaca koran itu. Via shock dan terpana dengan kabar tersebut.
“APA!?!!!!!” kaget Via saat mebaca koran itu.
“Siniin korannya… gue mau ke kelass…” pinta orang itu.
“Mmm gue pinjem yaaa… ntar gue balikin deh… pliss gue butuh koran ini banget..” pinta Via.
“CK! Yaudah dehh ntar loe balikin aja ke kelas XI.IS1…” kata orang itu sambil berlalu. Via masih mematung sambil membaca koran itu. dalam hatinya benar-benar kacau, dia bertanya-tanya kenapa ini bisa terjadi. Alvin cowok yang selama ini dia percayai ternyata akan menikah dengan Ify sahabatnya.. dia benar-benar gak percaya.
“Ini gak mungkin kan? Kenapa semuanya bisa jadi kayak gini?? Kenapa…” kata Via sambil menitikan air mata. Dalam hatinya kini benar-benar kacau, dia gak sanggup untuk bertemu dengan Alvin dan Ify… dia benar-benar merasa kecewa sekali dengan pacar dan temannya itu. tanpa pikir panjang Via langsung berlari dan meminta ijin untuk pulang, dia gak sanggup untuk bertatapan dengan Alvin dan Ify setelah dia mengetahui berita itu.
***
@kelas
Sebelum bel istirahat berakhir Alvin cs plus pacar-pacarnya Acha, Keke, Shilla dan Fay udah di kelas. Saat mau duduk Alvin bingung kenapa gak ada tasnya Via di bangku sebelahnya.
“Loh kok tasnya Via gak ada sih?? Terus Vianya juga gak ada sih??” tanya Alvin pada teman-temannya yang udah duduk manis.
“Hlah iya juga tuh... Via kemana yaa?” tanya Agni.
“Aduhh Via kemana sih?” tanya Alvin cemas.
“Loe tanyak aja sama anak-anak yang sering nongkrong di kelas…” usul Cakka.
“Iya juga sih..” kata Alvin menerima usul Cakka.
“Ehh Oliv loe lihat Via gak?” tanya Alvin pada Olivia.
“Hmmm tadi sih gue lihat si Via lari kekelas sambil nangis gitu terus ambil tasnya… kelihatannya dia pulang deh…” jelas Olivia yang kebetulan melihat Via tadi.
“Apa? Pulang?! Kok Via gak bilang ke gue sih..” kata Alvin gak percaya.
TEEETTTTTTTT… bel tanda pelajaran di lanjutkan kembali.
“Yaudahlah Vin mendingan loe nanti ke rumahnya aja..” usul Ozy.
“Yaudah deh.. ntar gue coba ke rumahnya…” kata Alvin.
“Gue yakin ada yang gak beras sama Via… gue kenal Via.. dia itu sepupu gue…. Gue tahu Via..” batin Oik.
***
Via pulang ke rumah dengan taksi.
Dengan berurai air mata Via berlari menuju kamarnya. Mama Via yang kebetulan ada di rumah melihat Via heran karena Via pulang cepat dengan uraian air mata.
Via memasuki kamarnay dan menutup pintu kamarnya dengan keras. Via langsung melemparkan tasnya ke atas kasur dan membaringkan badannya terbalik ke kasur dan menangis bersanggahkan bantal.
“Hikzhikzhikzhikz… Alvin jahat… kenapa dia gak pernah cerita ke gue? Loe jahat Vin! Gue benci sama loe! Kenapa loe setega itu ke gue! Apa salah gue Vin! Loe jahat…” Via terisak sambil memukul-mukul kasur.
“Via…” panggil Mama Via samba mengetuk pintu kamar Via. Via tidak menanggapi mamanya dia terus menagis. Mamanya makin kuatir dengan Via, tanpa pikir panjang Mama Via langsung masuk kamar Via dan mendekati Via.
“HIkzhikzhikzhikz…” Via makin menangis.
“Via… kamu kenapa kok nangis kayak gitu?” tanya Mama Via sambil membelai rambut Via. Mendengar suara mamanya yang lembut dan seakan kuatir itu Via beranjak dan meletakan kepalanya di paha mamanya.
“Kamu kenapa sayang?” tanya mama Via memangku kepala Via sambil membela rambut Via lembut.
“Alvin mah… Via kecewa sama Alvin Mah…. Alvin jahat Mah…” kata Via sambil sesenggukan dalam pangukan mamanya. Via memang dekat dengan mamanya dia selalu menceritakan semua masalahnya dengan mamanya.
“Alvin? ada apa dengan Alvin? kalian bertengkar?” tanya mama Via.
“Alvin bohong sama Via mah…” kata Via sesenggukan.
“Bohong gimana?” tanya mama Via.
“Mama udah baca koran pagi ini?”tanya Via menatap mamanya.
Mama Via menghela nafas panjang.
“Kok ekspresi muka mama kayak gitu??” tanya Via heran saat melihat ekspresi muka mamanya berubah saat Via menanyakan hal tsb.
“Ternyata Alvin dalam berita itu benar Alvin pacar kamu sayang?” tanya Mama Via gak percaya. mendengar perkataan mamanya Via langsung melonjak dan mengubah posisi tubuhnya menjadi terduduk.
“Jadi mama udah tahu berita itu?” tanya Via masih sesenggukan.
“Iya sayang, mama sempat baca berita itu tapi mama mencoba berfikir positive… mama mencoba berfikiran kalau itu bukan Alvin yang selama ini kamu ceritakan…” kata Mama Via sambil membelai rambut Via. Yap Mama Via itu memang mengetahui masalah Alvin menjadi pacar Via tapi selama ini Mama Via gak pernah bertemu dengan Alvin, jadi mama Via gak tahu kayak apa Alvin yang mejadi pacar Via.
“Iya mah itu Alvin… Alvin pacar Via… Via kecewa banget mah…” curhat Via sesenggukan.
“Yaudah sayang mama yakin Alvin punya penjelasan untuk semua ini… kamu jangan menyimpulkan sesuatu buruk dulu sebelum tahu asal muasalnyaa…” kata Mama Via menasihati Via. Mama Via emang orang yang sabar dan gak gampang berfikir negative.
“Tapi Mahh apa Via sanggup??” tanya Via sambil menyenderkan kepalanya ke pundak mamanya.
“Mama yakin kamu pasti sanggup, selama kamu masih sayang sama Alvin dan Alvin juga masih sayang sama kamu..” kata Mama Via menennagkan Via. Sejenak Via tenang dalam dekapan mamanya.
***
Sepulang sekolah Alvin sedang berjalan menyusuri koridor. Teman yang lainnya udah pulang semua. Alvin berencana untuk menemui Via.
Saat Alvin sedang berjalan menuju parkiran tiba-tiba ada yang Manahan langkahnya.
“Alvin..” panggil seseorang, Alvin menengok kearah datangnya suara.
“Eh Oik…” sapa Alvin menghentikan langkahnya.
“Ngapain Ik? Ozy mana?” tanya Alvin.
“Ozy nunggu di depan gerbang..” jawab Oik.
“Terus loe ada urusan apa sama gue?” tanya Alvin.
“Hmmm loe mau ke rumahnya Via yaa?” tanya Oik.
“Iyaa…” jawab Alvin.
“Hmm menurut gue gak usah dulu deh..” usul Oik, sontak Alvin kaget, kenapa coba Alvin gak boleh nemuin Via kan dia cowoknya.
“Lah kok gak usah ketemu? Gue kan kuatir sama Via…” kata Alvin bingung.
“Hmmm gue kenal Via Vin… dan gue rasa lebih baik biar gue aja yang nemuin dia.. lagian geu kan sepupunyaa jadi gue lebih ngerti dia…” kata Oik.
“Lah emang gue kurang ngertiin Via gitu? Emang Via pulang karena gue?” tanya Alvin heran.
“Bukan Vin, tapi feeling gue bilang kalau lebih baik gue aja yang nemuin Via… gue janji bakalan bantu Via buat loe… ya Vin?” kata Oik meyakinkan Alvin. Alvin mencoba berfikir sejenak.
“Hmm yaudah deh, gue percayain Via sama loe.. tapi please kasih tahu ke gue ya ntar tentang keadaan Via..” kata Alvin.
“Yap… tenang aja boss.. yaudah ya tuh si Ozy udah nunggu.. bubay..” oamit Oik langsung ngacir.
Alvin pun sendiri lagi, dia menghela nafas panjang.
“Semoga ini gak ada hubungannya sama perjodohan gue sama Ify…” kata Alvin.
Alvin menghela nafas lagi. dia jadi bingung mau kemana… kalau pulang dia males ketemu ortunya, tapi kalau di sekolah juga gak seru gada csannya.
Alvin berfikir sejenak.
“Hmmm enaknnya kemana yaa?” pikir Alvin. ketika dia sedang berfikir tiba-tiba dia melihat Acha sedang berjalan menuju gerbang depan dan terbersit kejadian di kantin yang membuatnya kaget. Tanpa babibu Alvin langsung berlari menemui Acha.
“Acha…” kata Alvin menepuk pundak Acha dari belakang. Sontak Acha langsung menengok ke belakang.
“Eh Kak Nathann… kenapa kak?” tanya Acha.
“Hmmm Deva kok gak sama loe?” tanya Alvin sambil celingukan cari Deva yang biasanya udah ngedempel sama Acha.
“Hmm tadi sh katanya ada urusan mendadak gitu kakk… terus Acha di suruh pulang sendiri deh…” jawab Acha.
“Loh loe gak naik mobil sendiri?” tanya Alvin.
“Hla.. kakak lupa semenjak Kak Deva Achakasih kesempatan kan Kak Dea rajin jemput Acha… hhe..” kata Acha nyengir.
“Ooo…” kata Alvin meng-o-kan mulutnya.
“Hmm BTW ngapain Kakak ke sini?” tanya Acha.
“Hmm gue mau ngomong sesuatu sama loe..” kata Alvin.
“Apa Kak?” tanya ACha.
“Tapi gak di sini..” kata Alvin.
“Terus?” tanya Acha.
“udah loe ikut gue aja..” kata Alvin langsung menarik tangan Acha dan mengajak Acha ke taman dekat sekolah.
***
@taman
Di taman Alvin dan Acha duduk di salah satu bangku taman, Acha sedang menikmati es krim.
“Chaa…” panggil Alvin.
“Hmmm…” jawab Acha masih sibuk jilat2 es krim.
“Loe masih anggap gue kakak loe kan?” tanya Alvin. Acha Cuma mengangguk.
“Gue mau tanya sesuatu sama loe tapi loe harus jujur yaaa…” kata Alvin.
“Mau tanya apa sih Kak?” tanya Acha masih dengan es krimnya.
“Ini penting banget…” kata Alvin.
“Ya apa…” tanya Acha balik sambil menjilat es krimnya.
Alvin menghela nafas dan mencoba untuk mencari kata2 yang tepat bagi Acha.
“Yummyy…” kata Acha menyelesaikan makan es krim dan mulai konsentrasi sama Alvin.
“Kakak barusan mau tanya apa sih?” tanya Acha memandang Alvin yang sedari tadi masih berfikir kata2 yang tepat.
Alvin menghela nafas lagi.
“Tapi loe gak akan marah kan kalau gue tanya hal ini?” tanya Alvin memastikan kalau Acha gak akan marah.
“Emang mau tanya apa sih kak?” tanya ACha mulai bingung.
“Apa loe suka sama Ray?” tanya Alvin ragu-ragu. Mendengar perkataan Alvin Acha tersentak.
“A…aaa…pppaaaa… kok kakak tanya kayak gitu sih?” tanya Acha gagap.
“gue tanya kayak gitu solanya udah banyak bukti yang nunjukin kalau loe suka sama Ray…” kata Alvin.
“Apa?!” tanya Acha.
“Pertama waktu loe tabrakan sama gue dan Via di depan gerbang loe bilang kalau loe itu mau jengukin orang yang loe sayang, waktu itu gue pikir itu Deva tapi ternyata yang sakit itu bukan Deva tapi Ray, berarti loe sayang sama Ray bukan Deva…” jelas Alvin membuat Acha tertunduk.
“Terus kedua ini yang bener-bener buat gue shock… waktu tadi Ozy kabarin masalah album The Idol Band, semua cewek merangkul cowoknya kan kecuali Fay yang masih jomblo, tapi kenapa gue lihat loe pegang tangan Ray sembari memeluk Deva? Dan kenapa Ray juga gak berkutik saat tangannya loe pegang?” tanya Alvin malah terkesan memojokan Acha. Acha makin tertunduk sedih. Tanpa Acha sadari bulir demi bulir air mata jatuh dari matanya.
Alvin yang melihat itu merasa bersalah karena sudah membuat Acha menangis.
“Ac..Achaa… loe kok jadi nangis? Sorry cha gue gak maksud mojokin loe…” kata Alvin dengan nada menyesal.
“Kakak gak salah kok… Kakak bener, Acha memang suka sama Kak Ray… sejak pertama Acha melihat kak Ray…” kata Acha mendongakkan kepalanya dan terlihat wajahnya penuh air mata.
“Ja,ja,jadi loe…” kata Alvin gak percaya dan membelakangi Acha. Alvin benar2 gak percaya kalau ternyata selama ini Acha malah mencintai Ray orang yang notabene udah punya pacar yaitu Keke.
“Iya Kak… sejak pertama Acha ketemu sama kak Ray… waktu Acha mau ambil berkas Acha di ruang kepsek, Acha lihat Kak Ray jadi komando tonti, di situ Acha terpesona sama Kak Ray, terus ditambah waktu kak ray ngajarin Acha secara khusus waktu mos, hal itu membuat Acha makin yakin kalau Acha suka sama Kak Ray…” jelas Acha berurai air mata. Kemudian Alvin membalikan badannya menatap Acha.
“Tapi Cha! Ray itu udah punya Keke.. dan elo punya Deva!!” pekiki Alvin memegang pundak Acha dan mengoyakkan tubuh Acha kasar.
“Acha tahu kak,,, Acha tahuu.. tapi Acha sayang sama Kak Ray…” kata Acha makin menitikan Air mata. Alvin yang awalnya emosi saat melihat air mata makin mengalir dari pelupuk mata Acha merasa gak tega sama Acha dan langsung memeluk Acha.
“Acha tahu Kak kalau Acha itu salah terutama sama Kak Deva, tapi Acha lakuin ini agar Kak Deva gak kecewa sama Acha…” kata Acha dalam pelukan Alvin, mendegar itu Alvin bingung dan melepaskan pelukannya kemudian memandang Acha lekat-lekat.
“Demi Deva?? Loe pura-pura kasih Deva harapan padahal loe suka sama Ray, loe bilang itu loe lakuin demi Deva Cha?? Loe gak salahh??” kata Alvin gak percaya dengan jalan pikir Acha.
“Iya Kak Acha lakuin ini untuk kak Deva… Acha memberi Kak Deva kesempatan karena Acha gak mau buat Kak Deva sedih dan Acha juga gak tega sama Kak Deva terlebih Kak Deva udah trauma di tinggal sama orang yang sangat dia sayangi…” kata Acha.
“Tapi Cha loe sadar donk kebohongan loe ini nanti bakalan membuat rumit keadaannn loe harus sadar donk Cha… loe udah bohongin perasaan loe dan Deva dan loe juga udah buat Ray hampir menyakiti Keke…” kata Alvin.
“Acha tahu kak.. Acha tahu… tapi mau gimana lagi sih Kak? Acha cinta sama kak Ray… tapi ACha gak mau sakitin Keke dan kak Deva…” kata Acha masih menangis.
“Asal kakak tahu setiap doa Acha dan setiap permohonan Acha… Acha Cuma minta sama Tuhan agar Acha bisa ditakdirin bersama kak Ray… dan kalau aja waktu bisa berputar kembali Acha pinging berada di posisi keke yang istimewa di hati kak Ray, tapi apa semua itu mungkin?? Apa mungkin Acha dapetin kebahagian Acha yaitu Kak Ray??” kata Acha menatap Alvin dengan uraian air mata.
“Cha… kenapa sih… kenapa harus kayak gini? Kenapa harus Ray, kenapa ??” kata Alvin gak percaya dan malahan ikut menitikan air mata.
“Acha gak tahu kak… bagi Acha kabahagian Acha itu Cuma menjadi istimewa di hati Kak Ray…” kata Acha berurai air mata. Alvin udah gak bisa berkata apa2 lagi. dia Cuma bisa memeluk Raissa orang yang udah dia anggap sebagai pengganti ACha. dalam hati Alvin bener2 bingung dia pingin banget lihat ACha bahagia tapi kebahagiaan Acha merusah hubungan sohibnya. Alvin bingung musti gimana terlebih masalahnya belum kelar. Apa yang harus Alvin lakuin?
***
Oik sudah tiba di rumah Via, tapi dia minta Ozy untuk gak ikut masuk dia minta Ozy buat pulang aja soalnya ini masalah cewek, Ozynya sih manut2 aja.
Oik mengetuk pintu rumah Via TOK TOK TOK… beberapa saat kemudian pintu terbuka dan terlihat sosok wanita yang tidak salah lagi itu adalah Mama Via.
“Siang tante…” sapa Oik sambil tersenyum.
“Ehh Oik tumben main ke sini?? Udah lama gak main ke rumah tante.. gimana kabar mama dan papa?” tanya Mama Via.
“Iya nie tante..hehe… mama dan papa baik kok…” jawab Oik tersenyum.
“Ngomong2 ada apa Oik ke sini?” tanya Mama Via.
“Via tante…” kata Oik. Mama Via langsung menghela nafas seakan tahu maksud Oik.
“Yasudah kamu langsung aja masukk…tante harap kamu bisa bantu Via yaa..” kata mama Via mempersilahkan Oik masuk.
“Iya tan…” kata Oik. Oik langsung naik ke lantai atas menuju kamar Via.
Setibanya di depan kamar Via, Oik mengetuk pintu kamar Via sambil memanggil-manggil nama Via.
TOK TOK..
“Via,, Viaa… ini gue Oik…” kata Oik.
“Masuka aj Ik…” jawab Via lemas. Oik langsung membuka Pintu kamar itu dan dilihatnyaVia yang terbaring lemas di kasur dengan mata yang sembab maklum saja seharian ini Via Cuma menangis. Mamanya sangat kuatir tapi itulah Via kalau sedih dia gak mau di ganggu dan Cuma menutup diri di kamar sambil menangis. Cuma ada satu orang yang bisa tenangin Via yaitu Oik sepupu Via.
“Viii… loe kenapa?” tanya Oik duduk di sebelah ranjang Via. Via Cuma terdiam lesu.
“Loe lagi sedih ya Vii? Loe cerita ya sama gue?? Gue kan sepupu loe…” kata Oik sambil membelai rambut Via.
“Alvin Ik…” kata Via lemas. Matanya udah sembab banget. Udah banyak banget air mata yang dia tumpahin sampek2 Via gak bisa nagis lagi.
“Alvin? kenapa sama Alvin? loe berantem sama dia? Tapi apa salah dia?” tanya Oik.
“Lebih baik loe lihat aja sendiri di koran yang ada di tas gue..” kata Via menunjuk tas yang masih ada di kasurnya. Yap tanpa sengaja Via membawa koran itu sampek rumahnya.
“Koran?” tanya Oik. Via mengangguk. Oik langsung mengambil koran yang ada dia tas Via. Kemudian Oik langsung membaca koran itu. sama seperti Via Oik sanagt shock dan kaget dengan berita itu.
“APA?!!! Alvin sama Ify di jodohkan?!” kagat Oik. Via Cuma mengangguk lesu.
“Jadi Alvin selingkuh sama Ify? Tapi kok bisa sih?? Jahat banget sih mereka…” kata Oik geram. Via Cuma terdiam sedih.
“Siapa aja yang udah tahu masalah ini?” tanya Oik. Via Cuma mengangkat bahunya tanda gak tahu.
“Pantesan Alvin sama Ify kayak mencurigakan gitu…” kata Oik. Lagi-lagi Via Cuma terdiam.
“Tunggu dehh gue yakin Shilla ada hubungannya sama ini?” kata Oik, Via mendnegar itu malah kaget.
“Shilla?” tanya Via heran.
“Iya tadi pagi tuh sebelum loe dateng sama Alvin Iel sempet mau baca koran yang kebetulan di beli Acha tadi pagi, nah waktu mau diambil tiba2 Shilla nyerobot dan dengan nadda gelagapan dia bilang korannya buat dia aja soalnya ada berita tentang IRFAM BAKHDIM… awalnya gue heran tapi gue sih percaya2 aja…” jelas OIk.
“KOrannya sama?” tanya Via.
“Iya Vii… sama Kok.. dari SIBLink News…” jawab Oik.
“Tapi kenapa Shilla gak ceritaa?” kata Via gak percaya dan makin sedih.
“Gue juga gak tahu Vi… yaudah loe sabar yaaa… masih ad ague kok… gue bakalan bantuin loe… loe jangan sedih yaaa..” kata Oik merangkul Via dan menenangkannya.
***
@Agni’s home…
TOK TOK TOK… terdengar suara orang mengetik pintu. Tak beberapa lagi Agni turun dan membukakan pintu tersebut. Saat Agni membuakakan pintu, dia kaget melihat orang yang ada di depannya.
“Elo?” kaget Agni.
“Hay Ag…” sapa orang itu.
“Kok loe tahu rumah gue?” tanya Agni heran.
“Selama rumah loe masih di sebelah rumah gue kayak dulu pasti gue tahu lah…” kata orang itu sambil menunjuk rumahnya yang berada di sebelah rumah Agni.
“Mak,mak,maksud loe?” tanya Agni heran.
“Iyaaa… loe lupa sama gue? Gue Andreas” tanya orang itu. yap orang tsb adalah Andreas. Tapi anehnya bukannya Agni kaget tapi malah ngomel2.
“Sebenernya loe siapa sih? Waktu pertama kita ketemu loe bilang loe bukan Andreas tapi loe itu Nico, tapi sekarang loe bilang loe itu Andreas… mau loe itu apa sih? Loe mau lihat gue malu?!” omel Agni. Melihat itu Andreas yang juga Nico itu malah terkekeh.
“Kok loe malah ketawa sih?! Gue seriusan nie marahnya…!” omel Agni manyun.
“Hhee… iya deh gue ngaku gue salah… tapi gue beneran Andreas…” kata Nico.
“Andreas?? Loe mau bohongin gue?! Jelas2 waktu itu loe bilang loe bukan Andreas tapi kenapa tiba-tiba loe ngaku kalau loe itu Andreas?” omel Agni.
“Sorry Ag, waktu itu gue gak ngaku kalau gue itu Andreas abisnya loe asal peluk sih… gue kan kaget, lagian jujur waktu pertama gue lihat loe gue gak kenalin loe solanya loe makin cantik, gue baru sadar kalau itu elo waktu gue lihat teknik basket loe yang sama kayak yang gue ajarin..” jelas Nico.
“Jadi elo…” kata agni ragu.
“Iya gue Andreas, Andreas Nico cinta pertama loe…” kata Nico senyum.
“Enggak-enggak mungkin loe mau bohongin gue kan?? Enggak loe bohong kan??? Udah deh males gue naggepin loe…” kata Agni mencoba menutup pintu rumahnya tapi ditahan oleh Nico.
“Tunggu ag, jangan masuk dulu…” tahan Nico menarik tangan Agni.
“Apa lagi sih Nic?? Sorry gue sibukkk….!!!” Kata Agni sebel.
“Gue mohon tunggu dulu, gue bakalan buktiin kalau gue itu Andreas…” kata Nico masih memegang tangan Agni.
“Bukti apalagi sih?? Penyangkalan loe waktu itu udah cukup bukti kalau loe bukan Nico dan loe udah buat gue malu…” kata Agni sebel.
“Please Ag, give me one chance again… please…” pinta Nico menatap Agni.
“CK terserah loe lah…” kata Agni pasrah. Terlihat senyum tersungging di bibir Nico.
“Yaudah sekarang loe ikut gue…” kata Nico menarik Agni, Agni Cuma bisa pasrah aja.
***
FRay’s home.
“Wahh kalau dilihat-lihat kak Ozy manis juga yak?? OMG di belanda belum pernah gue ketemu cowok semanis kak Ozy deh, palingan juga si Brandon itu, tapi iyuhhhh manis darimana si Brandon, nyebelin sih iyaaa…” fay sedang tiduran di kasurnya sambil menatap foto ozy yang dia dapatkan dari kamar Ray. yup setiap anggota The Jomblo itu punya foto anggota lain. Hehehehe…
“Tapi sayang ada kak Oik… mana mungkin gue bisa dapetin kak Ozy… saingannya berat banget…”
“Kak Oik cantik, putih, tinggi, baik, ramah… lah gue… pendek, cungkring, gak cantik-cantik banget…” rutuh Fay. Yup Fay itu suka sama Ozy sejak pertama melihat Ozy di rumahnya. Tapi berhubung Ozy udah punya pacar yaudah Fay pasrah deh, dia Cuma bisa menjadi seorang pengagum rahasia aja.
Sambil menatap langit-langit kamarnya Fay menghembuskan nafas panjang. Tiba-tiba terdengar suara orang mengetuk pintu sambil memanggil namanya.
TOK TOK…
“Fayy…” panggil sang empunya ketukan.
“Masuk aja gak di kunci….” Suruh Fay dengan sigap Fay mengubah posisinya menjadi duduk dan buru menyembunyikan fato itu di bawah bantalnya.
“YOH…” jawab yang empunya ketukan. Maka masuklan seorang gondrong yang tak lain adalah Ray kakaknya.
“Ngapain loe cap? Tumben ke kamar gue?” tanya Fay yang kini sudah dengan posisi duduk di tengah kasur.
“Gue mau curhat nie sama loe Fay…” kata Ray sambil berjalan mendekati kasur Fay.
“Curhat? Tumben banget loe curhat? Kesambet apaan loe?” tanya Fay heran.
“Yah Fay gitu amat sih loe… gue lagi bener-bener bingung nie..” kata Ray yang duduk menyebelahi Fay.
“Emang kenappa sih? Soal apaan??” tanya Fay.
Ray menghembuskan nafas panjangnya.
“Fay…” kata ray.
“hmmm…” sahut fay.
“Salah gak sih kalau seseorang itu bisa suka sama sahabatnya pacarnya yang juga jadi gebetan sahabat orang itu…” tanya Ray. mendengar pertanyaan itu Fay kaget dan menyipitkan matanya memandang kakaknya itu.
“Kok loe tiba-tiba tanya kayak gitu cap??” tanya Fay sembari mentipitkan matanya.
Ray kembali menghembuskan nafasnya.
“Tunggu deh Cap, gue rasa gue tahu maksud kata-kata loe deh…” kata Fay mulai mengerti perkataan Ray. Ray hanya tertunduk diam.
“Loe suka sama… Ac,Acha yaaa??” tanya Fay sedikit ragu. Ray makin menunduk. Melihat reaksi Ray dengan pertanyaannya itu Fay syok dan gak bisa ngomong banyak.
“Astaga kak?? Loe serius?? Kok loe bisa kayak gitu sih?? Cap… loe tuh … Argghh!!!” kata Fay jengkel. Fay gak nyangka kalau kakaknya bisa ngerasaain perasaan yang kayak gitu.
“Ya gue gak tahu Fay… gue juga heran kenapa rasa ini bisa muncul dalam hati gue… gue gak tahu Fay…” kata Ray.
“Tapi capp?? Loe sadarkan Acha itu gebetannya Deva dan … elo!!!” kata Fay menunjuk dada Ray kasar.
“Elo udah punya Keke….!!!” Tegas Fay.
“Gue tahu Fay tapi gue bener-bener gak ngerti kenapa bisa jadi gini…” kata Ray.
“Ashhh terserah loe lah Cap… gue gak bisa bantuin loe dan gue gak mau ikut urusan loe! Gue kecewa sama loe!” kata Fay malah meninggalkan Ray di kamar Fay sendiri.
“Tapi Fay gue butuh bantuan loe…” kata Ray saat Fay berjalan meninggalkannya. Namun Fay sama sekali tidak menggubris permintaan kakaknya itu. dia kecewa kenapa kakaknya bisa kayak gini, dulu Ray bilang sayang sama Keke tapi tiba-tiba dia bilang kalau sayang sama Acha.
***
“Kita mau kemana sih Co??” tanya Agni heran.
“gue mau ajak loe ketempat pertama kita ketemu dan geu ajarin loe main basket..” kata Nico.
“maksud loe?” tanya Nico.
“Ini…” kata Nico menunjuk sebuah taman yang ada didepannya.
“Ini kann…” kata Agni seakan mengingat taman itu.
“Iya ini kan taman saat kite pertama ketemu . dan ini taman di man ague lihat loe nangis karena loe sedih selalu di tinggal sama ortu loe…” kata Nico. Kemudian Agni menatap Nico.
“Andreassss…” kata Agni lirih. Sejurus kemudian Agni langsung memeluk Andreas dengan erat.
“Maafin gue ya Ag, gue sayang sama loe…” kata Nico saat memeluk Agni.
“SHITT gue terlambatt!!! Lihat aja Nic, sampek kapanpun gue gak akan pernah lepasin Agni… Agni Cuma untuk gue…” gumam seorang cowok. Dia itu Cakka kebetulan saat Cakka pingin kerumah Agni dia lihat ada Nico yang sedang mengajak Agni pergi akhirnya Cakka memutuskan untuk mengikuti kemana Agni dan Nico.
“Loe sabar ya Kka.. gue tahu sakit rasanya…” tiba-tiba seorang cewek manis berkata dari belakang Cakka. Mendengar suara seseorang sontak Cakka menengok ke belakang.
“Oik???” tanya Cakka heran melihat Oik ada di belakangnya. Sedangkan Oik hanya tersenyum saja.
***
TOK TOK…. Terdengar suara orang mengetuk pintu sebuah rumah mewah. Terdapat seorang cowok item mengetuk pintu rumah itu. beberapa menit kemudian terlihat seorang ibu-ibu yang membukakan pintu rumah itu.
“Siang tante…” sapa cowok itu. ibu-ibu yang membukakan pintu rumahnya kaget mendapati cowok yang ada di depannya.
“Kamu??” kaget sang ibu-ibu.
“Buat apa kamu datang ke sini Gabriel??” tanya ibu-ibu itu dengan nada sinis. Yup cowok item itu Gabriel dan ibu-ibu itu adalah mama Ify dan tentunya rumah mewah itu adalah rumah Ify. Walaupun udah dilarang sama Ify buat dateng ke rumahnya Gabriel tetep aja nekat karena Gabriel heran kenapa dia dilarang dateng ke rumah Ify.
“Saya mau ketemu sama Ify tante…” kata Gabriel masih ramah.
“Ify gak ada!” jawab mama Ify sinis. Iel sempat kaget dengan sikap sinis mama Ify.
“Kemana ya tante…” tanya Iel masih sopan.
“Kamu gak perlu tahu ya Gabriel… dan satu hal lagi saya mohon kamu jangan deketin Ify lagi…” ancam mama Ify. Mendengar itu iel kaget dan bertanya-tanya.
“Loh kenapa tante?? Saya kan pacarnya Ify…” kata Iel.
“Pacar kamu bilang?! Tidak! Sampai kapanpun saya gak akan pernah restuin hubungan kamu dengan Ify…!!” tegas mama Ify.
“Loh kenapa tante?? Apa salah saya??? Kenapa tiba-tiba tante melarang hubungan saya dengan Ify tante?” tanya Iel heran.
“Karena saya tidak akan rela anak saya bersama cowok kasar macam kamu.. dan satu hal lagi Ify sudah saya jodohkan!” tegas mama ify yang membuat Iel membulatkan matanya heran.
“Apa?! Di jodohkan?! Tapi Ify gak pernah cerita tuh tante…” kata Iel gak percaya.
“Itu bukan urusan saya. Yang jelas aya mohon jangan dekati Ify lagi karena Ify sudah saya jodohkan dengan Alvin!!” tegas mama Ify. Kali ini Iel benar2 syok. Alvin?! apa Alvin sahabatnya yang mama Ify maksud?
“Alvin tante??” tanya Iel syok.
“Iya! Alvin Jonathan Sindunata pewaris perusahaab AJS group..!!!!” tegas mama Ify.
“Gak ini gak mungkin kan tante??” kata Iel gak percaya.
“Terserah kalau kamu ga percaya. lebih baik kamu pergi saja.. saya sudah muak dengan kamu…” usir mama Ify.
“Baik tante…. Kalau begitu saya pamit…!” kata iel langsung pergi dengan emosi.
Tak berapa lama setelah Iel pergi Ify keluar dari kamarnya dan menghampiri mamanya yang ada di depan. Ify heran dengan keributan yang dia dengar dari kamarnya.
“Mah tadi siapa?” tanya Ify.
“Gak tahu tuh orang gilak kalii..” kata mama Ify langsung masuk.
“Aneh ahh…” kata Ify mengikuti mamanya masuk rumah dan menutup pintu rumahnya.
***
“SHITTT!!!!! Jadi selama ini Alvin hianatin gue?!! SHITTT!!!!!!” geram Iel sambil memukul-mukul stir mobilnya dengan emosi.
“Tapi apa bener Alvin hianatain gue?! Itukan berarti Alvin juga hianatin Via?! Tapi kata-kata mama Ify tadi seperti nyata…” geram Iel saat sedang menunggu lampu merah.
“Koran-korann… hot news hot news…” seorang loper koran menjajakan korannya.
“Koran mas ada beritta hot news loh mass…” kata loper koran itu menjajakan korannya pada Iel. iel hanya melirik sedikit namun langsung didapati satu berita yang membuatnya tercengang. Dengan sigap Iel membukan kaca mobilnya.
“Beli koran mass??” tanya loper itu.
“perjodohan Ify-Alvin??” lirih Iel mecoba membaca sedikit kata dalam berita koran itu.
“Beli koran mass??” tanya loper itu lagi.
“Beli yang itu mas…” kata Iel menunjuk ke koran SIBLink.
“Ouw yang ini yam as… tepat banget nie mas ini ada hot news tentang perjodohan pewaris tunggal AJS group dan Umari group loe mas…” kata loper itu bawel.
“Ahh bawel loe! Berapaa?’ tanya Iel sebel.
“5000 mass…” kata loper itu sambil memberikan koran itu ke Iel.
“Ini uangnya..” kata Iel memberikan uang 50.000 ribu.
“Lah mas tunggu dulu ya kembaliannya saya carikan dulu..” kata loper itu.
“Udah gak usah ambil aja kembaliannya…” kata Iel yang langsung tancap gas saat lampu sudah hijau.
“Waahh rejeni nomplokk..” kata loper itu sambil menepelkan uang Iel di keningnya.
Di mobil Iel sempat sedikit membaca koran itu. dan benar kata mama Ify tentang perjodohan itu bahkan dalam koran itu tertulis kalau Ify dan Alvin sama2 menerima perjodohan itu. iel benar2 merasa di hianati.
“ANJRITTTTTT!!!! ALVIN SIALAN!!!!!!!!” geram iel.
“IFY!!! Loe udah hianatin gue!!” geram Iel.
“ARGGGHHHH!!!!! SHITTT!!!!” geram Iel teriak di mobilnya.