Friends! not Fans (Melodi's Idol)
-Idol just an ordinary people without Friends! not Fans-
RReady until Whenever
“Huwaaa thx ya loe pada mau temenin gue jalan-jalan… abis gue BT banget sih di rumah…” kata seorang cewek pada kedua temannya ketika mereka sedang menuruni eskalator salah satu mall terbesar di Jogja.
“Hahaha, emang loe BT kenapa sih?” tanya salah satu temannya sebutlah dia Keke.
“Itu loh dia envy sama idolanya si Ray drummer SIB itu…” jawab temannya yang lain sebut saja dia Dea.
“Ah apaan sih gue gak envy kok,, lebay loe…” kaya cewek itu.
“Ahh bohong loe…” kata Dea.
“Apaan sih loe De bikin tambah BT aja loe…” kata cewek itu manyun.
“Hehehe, maaf deh maaf…” kata Dea menyesal.
“Eh, oiya hari ini kalau gak salah di mall ini bakalan ada si Cakka loh…” kata Keke saat mereka bertiga sudah turun dari eskalator.
“Ha? Cakka? Cakka gitaris SIB?” tanya Dea syock.
“Yoi…” Dea mengangguk.
“Ahh kalau Cakka gue biasa aja tuh…” kata cewek itu dengan ekspresi datar.
“Iyaiya, percaya gue, loe kan Cuma sukanya sama drummernya…” kata Keke.
“Tukan mulai lagi, gue lagi males bahas dia…” kata cewek itu manyun.
“Hahaha, iyadeh maaf…” kata Keke. Merekapun melanjutkan jalan mereka dengan saling berdiam. Terlihat Keke sedang memandang jam tangan yang nelingkar di pergelangan tangan kirinya.
“Astaga… pasti kakak gue udah jemput…” kata Keke sejurus setelah melihat jamnya.
“Eh? Emang loe minta di jemput jam brapa?” tanya cewek itu.
“Jam 12…” jawab Keke.
“Sekarang donk…” kata Dea.
“Makanya itu.. yaudah balik yuk de…” ajak Keke.
“Loh kok ajak dea sih?” tanya cewek itu.
“Dea kan pulang bareng gue..” kata Keke.
“Ha? Berarti gue sendiri donk ke parkirannya..” kata cewek itu.
“ya gimana? kakak gue pasti udah nunggu,nanti kalau dia marah gimana?” kata Keke.
“Hmfff yaudah deh sana pulang gue ke parkiran sendiri ajaaa..” kata cewek itu pasrah.
“Loe gak marah kan?” tanya Dea memastikan.
“Enggak kok santai ajaa…” kata cewek itu mencoba tersenyum.
“yaudah ya kita balik dulu…” kata keke. Akhirnya Dea dan keke pun pergi meninggalkan cewek itu sendiri.
“Yah sendiri deh…” ratap cewek itu. sejurus kemudian cewek itu berjalan menuju parkiran mall itu. tiba-tiba saat cewek itu berjalan ada seorang cowok yang berlari dan menabraknya.
BRUKKKKK!!!! Cewek itu dan cowok itu terjatuh.
“Aduhh…” ratap cewek itu terjatuh.
“Aduh…” ratap cowok itu.
Tak lama cewek itu beranjak berdiri dan memasang wajah marah.
“Aduh! Ati-ati donk kalau lari.. lagian di mall malah lari-lari....” cerocos cewek itu. cowok itu berusaha beranjak berdiri dan dia membenarkan jaket yang dia gunakan menutupi tubuhnya, kepalanyapun di tutupi dengan topi jaket itu.
“Sorry,sorry…” kata cowok itu saat sudah berhasil berdiri. Cewek itu sempat tertegun mendengar suara cowok itu, seakan dia mengenal suara cowok itu.
“Suara loe?” kata cewek itu menerka-nerka sosok cowok itu.
“Sorry gue buru-buru…” kata cowok itu berusaha menutupi wajahnya.
“Eh tunggu, loe siapa?” tanya cewek itu menahan langkah cowok itu dan memegang pergelangan tangan cowok itu.
“Gu,gue bukan siapa-siapa kok, sorry gue harus pergi…” kata cowok itu tergagap dan masih berusaha menutupi wajahnya. Cewek itu malah semakin penasaran. Tiba-tiba terdengar suara riuh wanita-wanita.
“CAKKA!! CAKKA!!! CAKKA!!!” terdengar suara teriak memanggil nama Cakka.
Cewek itu tertegun mendengar nama Cakka terlebih melihat ekspresi cowok itu saat terdengar suara teriak memanggil nama Cakka. tanpa basa-basi cewek itu langsung membuka penutup kepala cowok itu.
“CAKKA!?” kaget cewek itu. cowok itu yang ternyata adalah Cakka langsung kaget dan berusaha menutupi kepalanya lagi.
“Sorry gue harus pergi…” kata cakka berusaha melepaskan pegangan cewek itu.
“Tunggu, loe Cakka kan?” tanya cewek itu. suara teriak memanggil nama Cakka itu semakin dekat. Cakka tidak menjawab, dia nampak bingung karena suara teriakan memanggil nama Cakka semakin dekat.
“Iya gue Cakka, please lepasin..” pinta Cakka.
“Tapi kok loe bisaa…” kata cewek itu belum selesai berbicara. Cakka buru-buru melepaskan paksa pegangan tangan cewek itu.
“Sorry gue harus pergi…” kata cakka langsung berlari pergi.
“Eh loh? Kok malah pergi…” kata cewek itu kaget. Suara teriakan cewek-cewek yang mengejar Cakka semakin dekat dan saat ini sudah berada di sebelah cewek itu.
“Loe lihat Cakka Nuraga gak?” tanya salah satu dari gerombolan yang menyebut diri mereka CL –C_Luvers- *saya juga loh:p
“Ha? Cakka? hmmm…” cewek itu nampak gugup.
“Gimana lihat gak?” tanya salah satu CL yang lainnya.
“Enggak kok..” kata cewek itu berbohong, padahal jelas-jelas dia tahu Cakka lari kemana.
“OO yaudah…” kata salah satu CL.
“Eh itu Cakka!” teriak salah satu CL saat melihat seorang cowok –Cakka- berlari.
“Eh! Ayoo kejar…!” perintah salah satu CL. Merekapun langsung mengejar Cakka. Cakka yang menyadari keberadaan drinya diketahui langsung berlari lebih kencang.
“Waduhh kelihatannya gue harus bantuin Cakka deh..” kata cewek itu kasihan, sejurus kemudian cewek itu berlari mencari jalan pintas untuk menyelamatkan Cakka.
***
“KYAA!! Mampu gue.. gue kan niatnya mau santai di sini, kenapa malah ketemu CL sih? Mending Cuma beberapa, lah ni segerombol…” ratap cakka saat dirinya berusaha berlari.
“CAKKA!!!” teriak CL semakin mengejar Cakka, Cakkapun menambah kecepatannya.
“MAMPUS gueee!!” ratap Cakka mulai capek, kecepatannya pun mulai berkurang dan jaraknya dengan CL fanatic semakin dekat.
“Aduhh bisa ketangkep nie gue…” ratap Cakka.
“CAKKAA!!!” kata CL semakin mengejar Cakka. Cakka yang sudah kecapekan berhenti di depan lorong menuju kamar mandi, Cakka nampak kelelahan dia kelihatan ngos-ngosan. Dengan sedikit membungkukkan badannya Cakka bernafas dengan tidak teratur.
“Aduh gue harus gimana nieee…” kata Cakka celingak-celinguk.
“itu Cakka!!” teriak salah satu CL sambil menujuk Cakka yang sedang ngos-ngosan. Cakka terkejut dan semakin bingung mau kemana.
Saat CL hendak mengejar Cakka tiba-tiba dari dalam lorong itu ada seseorang yang menaik Cakka ke dalam.
GYUUTTTT Cakkapun seketika hilang dari pandangan CL. *yahh

Seseorang itu menarik Cakka dan mengajak Cakka bersembunyi di sisi kanan lemari yang bertengger di lorong itu.
“Eh? Elo kan?” kata Cakka kaget melihat orang yang menariknya.
“Shuttt…” kata orang itu. Cakkapun menutup mulutnya. Tak berapa lama CL pun berada di tempat Cakka tadi. Cakka mencoba bersembunyi bersama orang itu.
“Loh Cakka mana?” tanya CL yang lain.
“Loh, tadi gue lihat di sini kok…” kata CL yang tadi melihat Cakka.
“Mungkin dia udah lari ke sana,,, ayoo kejar…” kata CL yang lain.
“Iyaiya…” kata CL. Merekapun langsung berlari meninggalkan tempat itu.
Orang yang menyelamatkan Cakka tadi mencoba mengecek apakah CL sudah pergi.
Dia menyembulkan kepalanya dari samping lemari “Udah aman…”
Cakka menghela nafas panjang “Syukurlah…”
“Eh loe kan cewek yang tadii…” kata Cakka saat keadaan sudah aman.
“hehehehe,” cewek itu hanya nyengir. “Emang kenapa?”
“Makasih yaa…” kata Cakka.
“Urwell…” jawab cewek itu santai. Cakka sempat bingung melihat ekspresi wajah cewek itu. jarang banget ada cewek yang gak histeris ngelihat Cakka.
“Loe kenapa lihatin gue?” tanya cewek itu heran.
“Loe CL?” tanya Cakka mamastikan. Cewek itu menangguk. Cakka syok dan langsung mengambil jarak dari cewek itu.
“Tenang aja, gue gak CL banget kok, gue masih ngehargain privasi idola gue…” kata cewek itu.
“Ooo, bagus dehh…” kata Cakka lega. Sejenak mereka berdua saling berdiam, cakka nampak berfikir kebingungan. Cewek itu mencoba menerka-nerka apa yang dipirkan Cakka.
Cewek itu tersenyum saat mengetahui apa yang dipikirkan Cakka “Bingung gimana pulangnya?” kata cewek itu. Cakka kaget mendengar pertanyaan cewek itu yang mewakili isi hatinya.
“Kok loe tahu?” tanya Cakka heran.
“Iyalah, gue yakin pasti anak-anak CL ke parkiran tepatnya di mana loe markirin kendaraan loe…” kata cewek itu. Cakka hanya tersenyum kecut “Iya… gue jadi bingung…”
Cewek itu nampak berfikir. “Mau gue bantu?” tawar cewek itu.
“Eh? Emang bisa?” Cakka nampak meragukan.
“Selama loe percaya sama gue, gue yakin bisaa..” kata cewek itu. Cakka nampak berfikir.
“Oke deh, gue percaya sama loe…” kata Cakka mengantungkan kepercayaan pada cewek itu. cewek itu tersenyum.
“Oke kalau gitu loe copot jaket loe deh…” perintah cewek itu sambil melepas jaker miliknya sendiri.
“Eh ? kok copot? Nanti kalau ketawan sama CL gimana?” tanya Cakka.
“Kalau mau kabur, jangan pakek identitas yang sama, pakek ini, biar jaket loe masuk ke tas gue..” kata cewek itu sambil memberikan jaketnya. Cakkapun mengerti dan segera melepas jaketnya dan memebrikannya pada cewek itu.
“nah sekarang loe pakek jaket gue…” kata cewek itu, Cakkapun menerima jaket itu dan segera memakainya.
“Terus apa lagi?” tanya Cakka setelah menresletingkan jaketnya. Cewek itu nampak sibuk memasukan jaket Cakka ke tasnya dan mencari sesuatu di dalam tasnya, tak lama cewek itu mengeluarkan sebuah topi dari tasnya.
“pakek ini… bisa bantu penyamaran loe…” kata cewek itu. Cakkapun mengerti dan langsung memakainya.
“Oke udah siap.. sekarang loe ikut gue ke parkiran…” ajak cewek itu.
“Lah? Kok ke parkiran? Nanti kalau di cegah CL gimana?” tanya Cakka kuatir.
“CL gak akan nungguin mobil gue kan Kka…” kata cewek itu. “Kita naik mobil gue.. biar gue yang anter loe…” kata cewek itu lagi.
“Eh? Serius?” tanya Cakka. “Mau pulang gak loe?” tanya cewek itu. Cakka hanya nyengir.
“mau sih..” kata Cakka. “Yaudah ayokk..” ajak cewek itu. akhirnya cewek itu dan Cakka berjalan menuju parkiran, sempat di jalan mereka bertemu dengan CL tetapi untung saja penyamarah Cakka tidak ketahuan.
***
Setelah bisa kabur dari kejaran CL akhirnya Cakka bisa pulang diantar cewek itu. sekarang ini Cakka sedang berada di dalam mobil cewek itu.
“Makasih yaa..” kata cakka sambil melepas topi yg dia kenakan tadi.
“Sama-sama..” jawab cewek itu sambil menyetir.
“Hmm nama loe siapa?” tanya Cakka.
“Panggil gue Melodi…” jawab cewek itu.
“Eh? Melodi? Nama yang bagus.. pasti loe bisa main music..” komentar Cakka.
“Enggak sama sekali…” kata Melodi. Cakka nampak tak percaya.
“Eh ? masak? Tapi nama loe udah gambarin loe bisa music…” kata Cakka tak percaya.
“Gak jamin ah nama gue, nyatanya gue gak bisa music…tapi gue suka dan mengagumi yang namanya music..” jawab melodi.
“Oooo…” komentar Cakka. “Loe udah tahu rumah gue?” tanya Cakka.
“sebagai CL dan ICL gue tau kok…” kata cewek itu.
“Hahahahaha, loe santai banget sih kalau ngomong, padahal loe CL kan?” tanya Cakka.
“Kan gak terlalu CL.. gue itu lebih RR…” kata Melodi. “Tapi dulu..” lanjut Melodi. Cakka terheran mendengar kata-kata terakhir Melodi.
“Loh kok pakek dulu? Emang sekarang loe bukan RR lagi?” tanya Cakka.
“gak tahu juga… mungkin aja gue bisa jadi Rayreters…” kata melodi.
“RayReaters apaan tuh?” tanya cakka.
“Ray haters…” jawab melodi santai.
“Eh? Kok bisa sih? Emang Ray salah apa?” tanya Cakka heran.
“Gak salah apa-apa… udah ah gue males bahas diaa..” kata Melodi ketus. Cakkapun menutup mulutnya.
Terjadilah keheningan diantara mereka di sepanjang perjananan.
***
Saat ini Cakka dan Melodi sudah tiba di depan rumah Cakka.
“Ini kan rumah loe?” tanya Melodi sambil menghentikan mobilnya.
“Iya…” kata Cakka sambil memandang rumahnya senang. akhirnya bisa pulang, pikirnya.
“Eh? Loe suka sama SIB?” tanya Cakka sebelum turun.
“Gue kan SIBLink…” jawab Melodi, Cakka tersenyum.
“Ikut masuk rumah gue yuk…” ajak Cakka.
“Ehh ogah ah, gue malu sama keluarga loe…” kata Melodi.
“Ngapain malu? Gue di rumah sendiri kok… paling Cuma ada pembantu gue” kata Cakka.
“kakak loe?” tanya Melodi.
“Dia masih di mall, dikejar sam E_lovers…” jawab Cakka. Melodi berfikir sejenak.
“Emang ada apa sih?” tanya melodi.
“Udah loe ikut aja, sebagai tanda terima kasih gue…” kata Cakka.
“Hmm yaudah deh.. mobilnya parkir sini gak papa kan?” tanya Melodi.
“Iya gpp.. yaudah yukk…” ajka Cakka. akhirnya Cakka dan Melodi turun dan masuk ke rumah Cakka.
Setibanya Melodi dan cakka di dalam rumah Cakka, melodi kaget melihat 7 orang yang sangat dia idolakan.
“Cakka, loe darimana aja sih? Enak aja loe asal tinggalin kita…” protes salah satu yang berwajah Chinese –Alvin-
“hehehe, maaf… tadi gue pikir loe masih pada tidur…” kata Cakka nyegir.
“SIB…” kata Melodi cengo.
“Dia siapa Kka?” tanya yang tinggi kurus –Iel-
“Oiya, kenalin namanya Melodi, dia SIBLink, dia yang tadi selametin gue dari CL fanatic..” kata cakka memperkenalkan Melodi, sedangakn melodi masih saja cengo.
“Hey Melodi…” kata SIBLink. Melodi masih aja cengo.
“Kalian beneran SIB?” tanya Melodi dengan nada cengo.
“Iyalah…” jawab yang pendek –Ray-
“Elo? Ray kan?” kata Melodi langsung jutek sama Ray saat Ray menjawab pertanyaan Melodi. Ray kaget mendengar jawaban jutek Melodi. Cakka yang mengerti dengan sikap Melodi langsung mendekati Ray dan membisikan sesuatu.
“Dia lagi BT sama loe katanya.. tapi dia RR kok, Cuma rada envy aja sama loe” bisik cakka. Ray hanya manggut-manggut.
“Eh Kka, katanya loe mau ajak kita jalan-jalan di Jogja.. kapan nie?” tanya Debo.
“Oiya gue lupa.. aduh gimana yaa, tapi kak Elang ketinggalan di mall tadi…” kata Cakka.
“Hla kok ketinggalan?” tanya Ify.
“Tadi gue sama Kak Elang mencar waktu di kejar CL sama EL (Elang Lovers)” jelas Cakka.
“Yahh terus gimana donk? Kita kan entar jam 2 udah balik ke Jakarta…” kata Zevana kecewa.
“Hmm, sorry nie, kalian pada mau jalan-jalan yaa?” tanya Melodi.
“Iyaa… tapi gak ada yang anter nie” jawab Agni.
“AHA! Gimana kalau gue aja yang anterin kalian…” tawar Melodi.
“ha? Serius loe?” tanya Cakka.
“Yoi, gue kan cewek berusia 17 tahun yang udah dapet SIM A dan SIM C…” kata Melodi.
“hmmm tapi…” kata Cakka terhenti karena tiba-tiba hapenya berbunyi.
“Eh bentar yaa..” kata Cakka kemudian mengangkat telepon itu.
“Kka! Loe di mana?” tanya di sebrang.
“kak Elang?” kata Cakka.
“Loe dimana? Gue bingung cariin loe tauk…” protes kak Elang.
“Maaf kak, gue udah di rumah…” kata cakka.
“Ha? Loe pulang sama siapa? Nekat banget sih loe? Kalau orang itu jaat gimana? kalau dia mau culik loe gimana? loe kan artis? Jangan nekat kenapa sih?” cerocos Elang. Melodi yang mendengar cerocosan Elang malah jengkel dan langsung mengambil hape Cakka.
“Eh?” Cakka kaget karena tiba-tiba Melodi merebut BBnya.
“Heh! Gue bukan orang jahat! Gue yang anterin adek loe pulang, gue itu cewek berusia 17 tahun yang udah punya SIM mobil dan SIM motor dan gue itu cewek bertenggung jawab yang gak niat culik artis kayak adek loe ! harusnya loe itu makasih sama gue karena udah selametin adek loe! Ngerti loe! Dan satu lagi! gue akan ajak adik loe jalan-jalan dan loe gak usah kuatir karena gue cewek 17 tahun yang bertanggung jawab! Oke!!” cerocos Melodi tanpa titik dan koma dan langsung memutuskan sambungannya. Elang yang sedari tadi mendengarkan cerosoan Melodi hanya cengo.
SIB juga cengo melihat melodi nyerocos tanpa titik dan koma.
“Gimana? jadi jalan?” tanya Melodi mengembangkan senyum lebarnya. Meliha senyum Melodi seluruh anggota SIB langsung bersemangat termasuk Cakka, melihat keberanian Melodi ngomel sama kakaknya membuat Cakka nekat.
“JADII!!!!” kata SIB semangat.
“Eh tapi kalau sebanyak ini mobil gue gak cukup…” kata Melodi bingung.
“Eh iya ya…” kata Cakka.
“Gini aja kita pakek mobil gue aja.. cukup gede kok..” kata Cakka. Melodi kembali senang.
“Ahaa! Bener juga! Lagian gue kan udah punya SIM…” kata Melodi nyengir.
“Eh tapi kita ke mana?” tanya Agni. Melodi kembali bingung.
“Oiyaa…” melodipun berfikir sejenak. Tak lama bb melodi berbunyi menandakan ada telepon, segera melodi mengagkat telepon itu.
“Halo…” sapa melodi.
“Di… loe bisa bantu gue gak?” tanya di sebrang, dia adalah Goldi, temen sekelas Melodi.
“Bantuin apa Gol?” tanya Melodi.
“Gue, Rio, Deva, Ozy, Lintar sama anak futsal lagin lagi di joglo futsal. Niatnya sih mau tanding sama anak XII.IPS2 tapi mereka gak jadi dateng, padahal kita udah boking…” jelas Goldi.
“Hla? Terus?” tanya Melodi belum donk.
“Aduh melodi, loe donk donk banget sih… ya berarti kita gak punya lawan donk, kalau gak punya lawan gimana bisa main padahal kita udah boking… jadi gue minta tolong ke elo tolong cariin lawan donk..” pinta goldi.
“Oooo, jadi gue suruh nyari lawan..” kata melodi baru donk.
“Iya… lemot bantet sih loe… ada gak?” tanya Goldi sedikit jengkel. Melodipun berfikir. Sejenak Melodi memandang 5 cowok yang ada di SIB.
“satu dua tiga empat lima…” Melodi menghitung jumlah personil cowok SIB.
“Loe ngitung apaan sih Di?” tanya Goldi yang mendengar suara melodi berhitung.
“Ohh kagak kok.. ada! ada musuh buat kalian.. tungggu yaaa…” kata Melodi.
“Siph deh, gue tunggu di Joglo Futsal” kata Goldi langsung memutuskan sambungannya.
KLIK sambunganpun terputus.
“Kenapa Melodi?” tanya Agni.
“Enggak kok gak papa…” kata Melodi sambil memasukan BBnya.
“Oiya kalian pada mau futsal gak? Di tantangin sama temen-temen gue…” tawar melodi.
“Futsal? Gue mau? Mau banget!” kata Iel semangat.
“Yang lain gimana?” tanya Melodi.
“maulahhh!!!” kata yang lain.
“Oke kalau gitu kita langsung aja yukk…” ajak melodi. Akhirnya Melodi dan SIB langsung pergi menuju Joglo Futsal.
***
@Joglo Futsal.
“DI!” dari kejauhan Goldi sudah menyadari keberadaan Melodi dan langsung memanggilnya.
“Eh Goldi…” kata Melodi.
“Ayo ke sana…” ajak Melodi.
“mana lawannya Di?” tanya Goldi.
“Ini…” kata Melodi menujuk SIB.
“Ada satu –menunjuk Iel-, dua –menunjuk Cakka-, tiga –menunjuk Alvin- ,empat –menujuk Debo- dan liii…” kata Melodi tertahan saat menujuk Ray.
“Kenapa Melodi?” tanya Ify.
“Loe yakin mau ikut Ray?” tanya Melodi meremehkan.
“Wahh ngeremehin loe… iyalah….” Kata Ray manyun.
“Oke kalau gitu 4 setengah –menujuk Ray- *ampunRR,akujgaRRkok*”
“ha? 4 setengah?!” protes Ray, tapi melodi langsung melengos.
“Sabar Ray,, maklum dia lagi kecewa sama loe kok…” kata Cakka menyabarkan Ray.
“Eh tunggu deh, bukannya mereka itu anak SIB yaa?” tanya Deva
"Iya.. bukannya mereka itu SIB yaa.?" kali ini Ozy yang bertanya.
“Loh loe tahu juga ya Dev, Zy?” tanya Melodi.
“Iyalah gue tahu… gue juga suka kok sama band mereka…” kata Deva.
“bukannya mereka anak SMP ya? Yakin nie mau ngelawan kita?” tanya Rio meremehkan.
“Wahh jangan ngeremehin donk bro.. gini-gini kita jago tahu…” kata Iel tidak terima.
“Hmm okeoke.. kalau gitu kita coba ajaa..” kata Rio.
“Udah kalau gitu main yuk…” kata Melodi. Akhirnya merekapun berhambur. Yang cowok memasuki lapangan dan yang cewek mencari tempat duduk. Tapi sebelum Ray masuk dalam lapangan melodi menahannya.
“Loe yakin de Ray? kalau jatuh jangan nangis yaa?” cibir Melodi.
“Apaan sih loe…” kata ray sebel, Raypun memajukan bibirnya sebel. Melodi hanya tersenyum meremehkan.
Mereka pun memulai permainan futsal itu. permainan itu sangat menarik dan menengangkan, skor yang di perolah dari masing-masing tim pun saling kejar-kejaran. Rio terpaksa menelan ludah saat mengetahui kemampuan iel yang menakjubkan. Para cewek-cewek –Melodi,Ify,Zevana,Agni- menyemangati masing-masing tim.
Pertandinganpun semakin mengasikkan. Tapi ditengah pertandingan Ray yang bertugas sebagai back mengalami cidera, karena cowok di SIB tidak ada lagi terpaksa Ray digantikan oleh Agni yang juga menyukai futsal.
“Ray.. loe gak papa kan?” tanya Ify kuatir saat Ray berjalan terbata-bata menuju kursi penonton.
“Gak papa kok Fy…” jawab Ray.
“Agni loe gantiin Ray…” teriak Cakka dari dalam lapangan.
“Oke…” kata Agni girang.
Raypun keluar dari pertandingan dan duduk di bangku penonton, Ray memilih duduk antara Ify dan Melodi.
“Minum dulu Ray…” Ify memberikan sebotol aqua pada Ray.
“Thx Fy…” kata Ray menerimanya dan langsung meneguk aqua itu dan sebagian air dalam aqua itu dia gunakan untuk menyiram rambutnya sehingga rambutnya yang sudah basah semakin basah.
“Tu kan apa gue bilang,” cibir Melodi sinis. Ray menaikan sebelah alisnya.
“Loe kenapa sih sinis banget sama gue?” tanya Ray kemudian sambil mengeringkan rambutnya dengan handuk kecil.
“Loe sendiri ngapa jadi artis songong..?” jawab melodi dengan pertanyaan.
“Songong? Maksud loe?” tanya Ray tidak mengerti. Melodi hanya tersenyum sinis.
“buat apa loe punya Twitter kalau loe gak pernah nanggepin mentions dari RReady… tapi loe selalu rajin balesin mentions dari sebelah loe” kata Melodi sambil melirik ke arah Ify. Ray yang mulai mengerti maksud pembicaraan Melodi hanya tersenyum.
“jadi Cuma karena itu?” tanya Ray. Melodi nampak tidak terima dengan tanggapan Ray yang seperti itu. melodi menatap Ray dengan rasa jengkel.
“What? What do you say? Loe bilang Cuma ini? Hellowww… You just an ordinary boy without Fans…” kata Melodi dengan tatapan jengkel. Setelah itu melodi membuang mukanya. Ray yang mendengar pernyataan itu hanya tersenyum.
“No! You Wrong! I am just an Ordinary boy without Friends not Fans..” kata Ray. Melodi tertegun mendengar pernyataan Ray tapi hal itu tidak cukup membuat Melodi percaya.
“Gue gak pernah mikir kalau RReady itu fans gue, bagi gue RReady itu sahabat, teman dan keluarga buat gue… dan kalau loe pikir gue gak pernah nanggepin mentions dari RReady loe salah besar, gue selalu baca mentions dari RReady, tapi gue emang gak pernah bales dan itu bukan karena gue gak perduli atau songong, gue Cuma bingung mau bales apa, gue takut kalau gue bales dan balesannya itu singkat mereka akan mikir gue itu sombong… tapi bukan berarti gue gak perduli…So don’t judge me carelessly..” jelas Ray, Melodi semakin tertegun tapi itu tak cukup membuat Melodi kembali percaya.
“Hmmm, tapi kenapa loe gak pernah bingung kalau balesin mentionsnya yang ada di sebelah loe?” tanya Melodi masih memojokan Ray. Ify yang tak sengaja mendengarkan perdebatan Ray dan melodi ikut angkat bicara.
“Wait? What do you say? Me? No No No.. I and Ray just best friend…” kata Ify angkat bicara.
“That’s right… gue selalu bales mentions dia, ya emang karena geu udah deket sama dia, dan gue selalu punya bahan kalau ngobrol sama dia…” jelas Ray tapi masih saja Melodi tidak percaya.
“Emm.. kalau emang loe selalu baca mentions anak Rready, loe tahu kan siapa-siapa aja yang selalu mentions loe?” tanya Melodi masih belum percaya dengan Ray. Raypun tersenyum.
“Gue tahu kok…”kata Ray santai. Melodi tertegun.
“Siapa?” tanya Melodi tak percaya. Ray menghela nafas dan langsung menyebutkan seluruh RReady yang pernah mentions dia.
“@TaryPrasetya*, bla..bla..bla... @Reredii*” Ray menyebutkan dengan lancar. Melodi tertegun diapun menundukan kepalanya.
“@dhintul* bla bla bla...... @dysarasw* bla bla bla...” Melodi semakin tertegun dan tertunduk menyesal. Ray terus mengucapkan nama RReady yang selalu mentions dia. (NP: *maaf ya nama twitternya aku pakek
)

“dan yang terakhir... @odi_Melodi...” kata Ray mengakhiri kata-katanya. Melodi tertegun saat Ray mengucapkan account twitternya. Melodipun mendongakkan kepalanya dan menatap Ray tak percaya.
“Loe...” kata Melodi penuh rasa menyesal dia tidak percaya kalau sebenarnya Ray, orang yang dia anggap songong ternyata memeprdulikan RReady, orang yang dia anggap sahabat, ya sahabat bukan fans.
Ray hanya tersenyum.
“Please don’t judge me carelessly...” kata Ray. Melodi kembali tertunduk menyesal, Ray yang melihat kejadian itu mencoba mengatakan sesuatu yang mungkin akan membuat Melodi tidak di selimuti rasa menyesal.
“Loe gak perlu ngerasa nyesel gitu, gue ngerti kenapa loe jadi kayak gini, sebelum gue jadi artis kayak gini, gue juga pernah jadi orang biasa yang terkadang marah dan kecewa sama idola gue, so.. ini wajar-wajar aja. Gue gak akan anggep loe freak atau marah sama loe... orang kayak loe malah buat RReady berwarna... dan gue seneng bisa ketemu RReady kayak loe” kata Ray. Melodi yang mendengar kata-kata Ray kaget dan tidak menyangka Ray tidak marah bahkan Ray senang bisa bertemu dengannya.
Dengan ragu Melodi mendongakkan kepalanya dan sejurus kemudian Melodi mencoba menatap idolanya itu Ray yang ditatap oleh Melodi hanya membalas tatapannya itu dengan senyuman manisnya.
“Sorry Ray, gue salah nilai loe...” kata Melodi.
“Dan buat loe Fy, sorry ya gue iri sama loe...” kata Melodi pada Ify.
“No Problem... udah biasa kok..” kata Ify, setelah itu Ify kembali konsentrasi pada pertandingan.
“So? Loe masih mau jadi RReaters?” tanya Ray. Melodi tertegun karena Ray tahu masalah itu.
“Loe kok tahu masalah Rreaters sih?” tanya Melodi.
“Cakka yang bilang...” kata Ray.
“Emm sorry ya gue gak bermaksud jadi RReaters kok, gue nyesel...” kata Melodi menyesal.
“Dan sekarang gue bakalan janji sama loe dan diri gue sendiri kalau gue akan jadi RReady sejati...” kata Melodi. Ray nampak senang.
“Oiya gue lupa...” kata Melodi teringat sesuatu. Sejurus kemudian Melodi mengorek-orek isi tasnya untuk mencari sesuatu.
“Apaan?” tanya Ray. Melodi masih sibuk mencari benda yang dia cari. Sambil menunggu Ray kembali mengeringkan rambutnya.
Tak lama kemudian Melodi mengeluarkan sepasang stick drum.
“Ini...” kata Melodi sambil memberikan stick drum yang dia cari tadi.
“Stick drum?” Ray nampak bingung.
“Ya emang sih Stick drum ini murahan dan gak sebagus stick drum punya loe. Tapi sejak dulu gue emang pingin banget kasih ini ke elo, tapi dulu gue gak berani berharap bisa ketemu sama loe, buat di bales mentionsnya aja gue gak berani, tapi sekarang gue beruntung karena bisa ketemu loe dan kenal gimana sifat loe, dan loe bener-bener baik...” kata Melodi.
“Oiya loe jangan lihat dari harganya yaa... tapi maknannya... gue tulus kasih stick ini buat loe dan gue berharap stick ini bisa berguna buat loe..” kata Melodi.
“Wauw thanks yaa...” kata ray menerima stick drum dari Melodi. Ray meneliti stick drum itu, dia keget melihat sebuah ukiran di kedua stick drum itu.
“Ukiran?” tanya Ray menatap Melodi.
“Yap... karena gue terlalu lama nyimpen stick ini gue iseng-iseng aja ukir stick ini. Stick yang satu gue tulis Raynald dan stick yang satunya gue tulis RReady...” jelas Melodi.
“Tapi kenapa beda-beda.. kenapa gak semuanya aja nama gue atau nama RReady...” tanya Ray.
“Ray dan RReady itu seperti sepasang stick drum, gak mungkin kan loe mainin drum hanya dengan satu stick drum, loe harus pakek dua-duanya biar leo bisa buat tempo dan irama yang bagus, sama halnya Ray dan RReady, loe gak akan bisa kayak gini tanpa RReady dan RReady gak akan terbetuk tanpa loe dan saat Ray dan RReady saling bersatu itu akan membuat sebuah ketukan yang berirama... jadi Ray dan RReady saling melengkapi...” jelas Melodi. Ray tersenyum mendengar penjelasan melodi.
“Wauw loe unik yaa...” kata Ray. Melodi hanya tarsenyum.
“Thanks ya, gue akan jaga stick ini seperti gue menjaga kepercayaan RReady...” kata Ray. Melodi nampak senang.
“YEEEE menang!!!!!” tiba-tiba Lintar keluar dari lapangan dan berteriak bahwa mereka menang.
“Eh? Udah selesai?” tanya Melodi cengo.
“Hahah, makanya jangan nunduk muluk...” goda Ray sambil cengengesan. Melodi nampak malu.
“Apaan sih loe Ray..” kata melodi malu. Ray hanya tersenyum geli. Sambil berusaha menutupi rasa malunya Melodi langsung beranjak dan berhambur ke teman-temannya yang sudah selesai bertanding.
“Menang broo?” tanya Melodi.
“Yoi lahhh...” kata Rio bangga.
“Tapi gue akui permainan artis-artis ini keren abis..” kata Rio memuji SIB, terlebih Iel yang tadi dia remehkan.
“terutama loe Yel...” lanjut Rio.
“Thx broo... mungkin gue kurang latihan aja, tapi next time gue yakin kita akan kalahin tim loe...” kata Iel percaya diri.
“Oke.. gue tunggu janji loe...” kata Rio.
“Thanks ya buat kesenangan hari ini...” kata Alvin.
“Sama-sama... kesenangan ini juga berkat kalian kok.. seneng bisa tanding sama artis kayak kalian... next time gue tunggu kalian dengan kemenangan yang kalian janjikan...” kata Goldi.
“tunggu aja...” kata Alvin.
“hahahaha, senengnya lihat sahabat-sahabat gue bisa bersahabat...” kata melodi sambil merangkul Goldi dan cakka.
“Dan gue juga seneng loe udah gak sebel sama Ray lagi...” goda Cakka. Melodi nampak malu Ray pun sama-sama malunya.
“Apaan sih loe Kka...” kata Melodi. Semua terekeh.
“Eh tapi gak nyangka loh cewek satu ini bisa main futsal..” kata Cakka melirik Agni yang sudah basah dengan keringat.
“makanya, jangan anggap remeh cewek donk..” kata Agni. Semuanya terkekeh.
Siang itu SIB dan sahabat-sahabat Melodi nampak senang dan menikmati hari itu, tapi tanpa mereka sadari setelah itu mereka sudah tidak akan bertemu lagi.
“CAKKAA!!!” tiba-tiba seorang pemuda mendatangi mereka. Semuanya kaget dan menatap kearah datangnya pemuda itu. Cakka nampak kaget dan ketakutan melihat pemuda yang datang itu.
“K,Kak Elang...” kata cakka ketakutan, Cakkapun melepaskan rangkulan Melodi. Pemuda itu yang ternyata adalah Elang semakin dekat dan kini sudah berada di depan cakka.
“Ngapain kamu di sini?!” tanya Elang marah.
“Kok kakak tahu aku di sini?” tanya Cakka ketakutan.
“Selama masih ada simbok di rumah, kakak akan selalu tahu kemana kamu pergi..” kata Elang.
“Ma,maaf kak...” Cakka nampak ketakutan. Melodi yang melihat itu merasa bersalah karena Melodilah yang mengajak mereka ke sana, dan Melodi tidak mau cakka kena marah karena dia.
“Cakka gak salah...” kata Melodi maju mendekati cakka dan saat ini dia berhadapan dengan Elang.
“Cakka gak salah, gue yang ajak dia ke sini...” kata Melodi menatap sinis Elang.
“Ouwww.. jadi Elo cewek berusia 17 tahun yang mengaku sudah bertanggung jawab?” kata Elang.
“Iya.. nama gue Melodi dan gue yang ajak mereka ke sini...” kata Melodi dengan nada tinggi.
“Ooo, jadi elo yang seenakknya ajak mereka ke sini...” kata Elang songong.
“kenapa? Salah? Mereka butuh hiburan...” kata Melodi.
“Hiburan? Hiburan mereka bukan seperti ini.! Jangan loe pengaruhi mereka untuk ikut hiburan kampung kayak gini...” kata Elang dengan nada tinggi+songong.
“Hei! What do you say! You....” Melodi nampak tak terima. Sebelum dia menyelesaikan perkatannya Elang sudah keburu berkata.
“Ini kunci mobil loe...” kata Elang, Melodi nampak kaget melihat kunci mobilnya di tangan Elang. Melodipun langsung meraih kuncinya.
“Kunci mobil gue kok ada di tangan loe?” tanya Melodi heran.
“makanya kalau bertamu jangan ninggalin barang seenaknya, tapi untung aja ada mobil loe, jadi gue bisa ke sini pakek mobil loe...” kata Elang.
“Loe pakek mobil gue?! Gak sopan banget loe..” kata Melodi tidak terima.
“Loe pikir loe sopan, pakek mobil orang tanpa ijin...” kata Elang.
“Tapi Cakka udah ijinin kok...” kata melodi.
“Itu mobil gue, bukan mobil Cakka... gak mungkin anak umur 13 tahun punya mobil. Dasar Stupid...” cibir Elang. Melodi semakin geram.
“Apa loe bilang? Stupid? Enak aja loe..!” kata Melodi geram.
“Udahlah gue males debat sama loe.. sekarang balikin kunci mobil gue...” pinta Elang. Melodi nampak jengkel diapun langsung mengambil kunci mobil elang di dalam tasnya.
“Nie gue balikin...!” kata Melodi mengembalikan kunci mobil itu kasar. Elang menerimanya tanpa rasa terima kasih.
“Cakka, SIB,,, kita pulang! Dan buat loe Cakka, kakak gak akan ijinin loe buat ketemu sama cewek ini.. kita akan pindah. Demi karier loe..” kata Elang.
“Apa kak? Pindah? Tapi kan...” kata cakka tak terima.
“Ini semua demi loe dan karier loe...” kata elang. Cakka tak berkutik lagi, dia hanya menurut perintah kakaknya.
“Ayo pulang...” ajak Elang berjalan lebih dulu.
“Sorry yaa...” kata Cakka meminta maaf kepada semuanya terutama Melodi.
“No Problem...” jawab Melodi mencoba tersenyum.
Seluruh anggota SIB juga meminta maaf dan berpamitan dengan teman-teman melodi dan melodi.
“See you yaa... gue nantiin pertandingan sama loe..” kata Rio ke Iel.
“See you too...” kata Iel.
“Semoga bisa bertanding lagi..” kata Goldi pada Alvin.
“Semoga aja..” jawab Alvin.
Semuanyapun saling berpamitan.
“makasih buat semuanya Di..” kata Cakka. “jaket loe...” kata Cakka hendak mengembalikan jaket Melodi
“Gak usah Kka, anggap aja ini kenang-kenangan terakhir dari gue.. simpen yaa...” kata melodi.
“makasih yaa... gue akan simpen ini...” kata Cakka.
“Ya.. makasih juga karena loe udah bantu gue memahami idola gue..” kata Melodi. Cakkapun tersenyum.
“makasih sticknya...” kata Ray pada melodi.
“Sama-sama... tolong jaga yaa... itu kenang-kenangan terakhir dari gue...” kata melodi.
“kenapa harus menggunakan kata terakhir?” tanya Ray terheran-heran.
“Entahlah, mungkin hanya kata itu yang cocok, karena memang kita tak akan bertemu lagi, di mana pun itu...” kata melodi. Ray sama sekali tak memahami maksud Melodi. Dia menaikan sebelah alisnya tapi Melodi hanya menjawabnya dengan senyuman.
“CAKKA!!!” teriak Elang lagi.
“Yaudah yaaa ... see you... i will miss you all..” kata cakka.
“We too...” jawab Melodi dan kawan-kawan.
SIB pun berjalan pergi tapi Melodi sempat menahan langkah Ify.
“Fy... gue titip Ray yaa...” kata melodi. Ify bingung dan dia hanya asal menjawab.
“Iya...” jawab Ify sekenannya.
“CAKKA!!” teriak Elang lagi. SIB pun berlari lebih cepat mendatangi Elang.
“SIB! WE WILL MISS YOU ALL GUYS!!!” teriak Melodi saat SIB berlari mendatangi Elang.
“WE TOO!!!” jawab cakka sambil melambaikan tangannya.
Dan saat itulah terakhir kalinya Melodi bertemu dengan idola-idolanya, terutama Cakka dan Ray, dua idolanya yang telah menyadarkannya bahwa artis hanyalah manusia biasa. Dan sejak saat itu pula Melodi berjanji akan selalu menjadi RReady until Whenever sekalipun dia sudah tiada.
-SELESAI-
NP: cerita ini hanya fiktif belaka :D dan maaf kalau ada satu peran yang bukan anak IC...
*maaf ya buat tari,dhina,reredii kalau nama twitternya aku pakek... (_ _)V
Coment please :D :D
Tidak ada komentar:
Posting Komentar