Minggu, 03 Juli 2011

The Jomblo Kesrimpet Cinta chap 1-5


THE JOMBLO KESRIMPET CINTA


Baru jam 6.15 salah satu sekolah yang cukup bonafit di Yogyakarta ini sudah ribut dengan 6 cowok popular yang menyebut dirinya sebagai The Jomblo. Mereka terdiri dari Alvin, Cakka, Ray, Iel, Rio, dan Deva. Mereka membentuk gang The Jomblo bukan karena mereka gak laku tapi karena merekanya aja yang lagi males pacaran dan mereka juga tipe orang yang selektif. Mereka memiliki motto yaitu ‘No Women No Cry, Everything is Oke’. Walaupun mereka membuat gang namun mereka memiliki satu sahabat di luar gang mereka yaitu Ozy. Sebenarya Ozy sudah pernah mendapatkan tawaran untuk bergabung dengan The Jomblo tapi karena Ozy setia dengan pacarnya yaitu Oik Ozy menolak. Nah mau lihat gimana keributan mereka???? Monggoooooo…….
“Morning Classssss…..” Sapa Ray dengan semangat saat memasuki ruang kelas X.2. di sana sudah ada Alvin, Cakka, Deva, dan Rio.
“Woi broo.” Jawab Cakka gak kalah semangatnya sampek-sampek mengguncangkan dunia (hhe).
“Buset loe cak… teriak kenceng amet… sakitt nie kuping gue.” Protes Rio yang berada di sebelah Cakka.
“Sori-sori brother Rio. Hahahahahaha…” kata Cakka.
“Woi brother…” kata ray yang menuju kursinya yang bersebelahan dengan Deva. Mereka berenam memangg duduk berdekatan. Alvin dengan Iel, Rio dengan Cakka dan Ray dengan Deva.
“Wahh tumben loe dateng pagi. Biasanya loe dateng waktu pak supri (satpam SMA) mau nutup gerbang.” Tanya Rio.
“Iya nie kebetulan sepupu gue Obiet anak X.6 bangunnya kepagian jadinya gue bisa dateng pagi deh… hahahahaahahahaha..” jawab Ray.
“Halah elo Ray… bukannya elo kalau dateng pagi Cuma mau nyontek PR ya…” celetuk Alvin yang sejak tadi memainkan rubiknya.
“Wahh Brother Alvin kok pinter sihhhh…” kata Ray dengan wajah manja ala-ala cewek gitu.
“Idihhh Ray najis banget sih loe…” kata Alvin yang risih melihat tingkah konyol Ray lagi.
“Hahahahahaha… Brother gitu banget sih…” Ray tambah menggoda.
“Gilak loe ray.” Kata Alvin yang tambah risih.
“Jiahahahahahaha…. Udah ahhh… gue pinjem PR matematika donk… gue belum ngerjain nie.” Kata Ray dengan santai.
“Tukan gue bilang juga apa. Loe dateng pagi pasti Cuma buat nyontek PR.” Celetuk Alvin.
“Iyaiya brother… udah sekarang gue pinjem PR matematika loe deh.” Pinta Ray pada Deva yang selalu rajin mengerjakan PR pada mata pelajaran kesukaannya yaitu matematika.
“Nohhh PR gue lagi di pinjem sama Nyopon.” Kata Deva sambil menunjuk ke arah meja Nyopon.
“Oke dehhh… gue nyontek PR dulu ya brother-brother.” Kata Ray meninggalkan kawan-kawannya.
“Gilak tu anak perasaan dari kemaren dia kagak pernah kerjain PR deh. Di rumah ngapain aja tu orang.” Kata Rio yang heran dengan sohibnya yang satu itu.
“Palingan juga Cuma gebuk-gebuk drum doank. Tu anak kan kerjaannya Cuma gebak-gebuk drum doank.” Kata Deva.
“Iya sihhh… hahahahahaha… dasar Ray Ray…” ujar Rio.
“Ehhh broo ngomong-ngomong si Iel kok belum dateng ya???” tanya Cakka.
“Palingan dia kenak cegat ama anak-anak Gabriel FC, salah sendiri datengnya kesiangan.” Ujar Alvin.
“Wah kalu gitu kasihan donk…” kata Rio.
“Iya sihh… Eh tapi tadi bukannya loe juga nyaris kenak cegat ama anak-anak Alvinozta ya vin?” tanya Cakka.
“Iya sihh tapi tadi gue ngumpet ke kamar mandi sampek anak-anak Alvinosta pergi.” Jelas Alvin.
“Lohh kenapa gak loe tanggepin aja mereka kan elo biasanya nanggepin?” tanya Rio.
“Ya gimana donk abis kemaren waktu gue tanggepin pipi gue di cubitin, rambut gue ditarik-tarik (idihhh kejem amet, tapi kan kita ngefans hahahahahaha).” Jelas Alvin lagi.
“Ouuu kasihan Brother Alvin gue yang satu ini.” kata Ray tiba-tiba kembali dan mencubit pipi Alvin.
“Idihhh Ray.. elo tu najis banget sihhh… hiyyy..” Kata Alvin mengelus-elus pipinya.
“Loh Ray loe dah selesai nyonteknya.” Tanya Deva.
“Udah donk Dev, gue kan cepet kalau nulis. Thank’s ya…” ujar Ray sambil memberikan buku Deva.
“Iye sangking cepetnya jadi kagak bisa kebaca kan??” celetuk Cakka.
“Enak aje loe Cak..” kata Ray menoyor kepala Cakka.
“Buset dahhh… jangan noyor pala gue napa?? Ntar otaknya mlengse gimana??? Kan bahaya kalau gue gak pinter lagi.” Eluh Cakka.
“Bodok ahhh…” kata Ray.
“Huuuuuu…” Cakka hanya memanyunkan mulutnya.
“WOI BROOOOOO….” Tiba-tiba ada suara teriakan dari arah pintu. Ternyata teriakan itu berasal dari Iel yang baru saja datang dengan nafas terengah-engah.
“Woi juga brother Iel. Tumben loe dateng jam segini?” tanya Ray.
“BUset dah tadi waktu gue dateng tiba-tiba ada anak-anak Gabriel FC yaudah diserbu gue… untung masih bisa lolos.” Jelas Iel masih dengan nafas terengah-engah.
“Sabar broo.” Rio menepuk-nepuk pundak Iel.
Setelah itu bel pun berbunyi. Pelajaran pertama adalah pelajaran Bu Ira… pelajaran berlangsung biasa saja. Pukul 10.00 bel istirahat pertama berbunyi seluruh kelas pun langsung menuju kantin. The Jomblo langsung menuju meja khusus gang mereka. Walaupun mereka masih kelas X tapi mereka mendapat perlakuan khusus karena orang tua mereka termasuk donator terbesar di sekolahan itu.
“Buset dah tadi pelajarannya Bu Ira gue bosen banget.” Eluh Ray.
“Ahhh masak sihh perasaan tadi seru ahh pelajarannya.” Kata Deva.
“Ahhh elo mah semua pelajaran yang berhubungan dengan eksak selalu seneng.” Kata Iel.
“Iya nie… perasaan anak bali satu ini seneng amet sama eksak.” Ujar Ozy yang tiba-tiba dateng bersama Oik.
“Ehhh elo Zy, Ik… kalian itu berduaan aja kerjaannya… udah kayak amplop ama perangko.” Kata Cakka.
“Yeee biarin donk masak gak boleh… hahahahahaha…” Ucap Oik.
“Boleh lahhh.. tapi kalian itu lohhh… udah di kelas sebelahan kalau pergi juga bareng-bareng, palingan juga pisah kalau mau ke kamar mandi.” Kata Cakka lagi.
“Sirik Lo cak… makannya pacaran donk kalian semua.” Kata Ozy.
“Wahhh sory brooo kita masih konsisten sama gang kita dan motto kita ‘no women no cry, everything is oke’.” Kata Alvin.
“Okelah gue hargain kesepakatan kalian.” Kata Ozy.
“Oya lusa kita bakalan dapet murid baru loh.” Kata Oik.
“Murid baru??? Tahu dari mana loe Ik.” Tanya Alvin.
“Ya tahu lah orang murid barunya sepupu gue dari Jakarta. Cantik loh…” ucap Oik.
“Cantikk? Emang dia cewek?” tanya Alvin.
“Iya lah cewek. Namanya Sivia Azizah.” Jelas Oik.
“Emang dia bakalan masuk kelas kita apa??” Tanya Iel.
“Iya donk kan dia mintanya sekelas sama gue. Jadinya dia bakalan sekelas sama kita.” Jelas Oik lagi.
“OOOOOOOOOO…” mereka semua meng-o kan mulut mereka.
Bel tanda selesainya istirahat pertama selesai mereka semua kembali menuju ruang kelas. Pelajaran berlangsung biasa saja. Saat pulang sekolah The jomblo+Ozy berencana akan pergi ke rumah Oik untuk belajar bersama.
“Ehhh kita jadi gak nie ke rumahnya Oik.” Tanya Deva saat mereka semua keluar dari kelas.
“Jadilah…” jawab Rio.
“Kita mau naik apa nie.” Tanya Deva lagi.
“Naek andong.” Jawab Iel.
“Wahhhh naek andong… enak dong.. maumaumaumau..” ujar Ray antusias.
“Hah naik andong??? Ogah gue nanti kalau banyak orang liat gue dan semuanya takjub akan ketampanan gue gimana kan berabe.” Kata Cakka dengan PD-nya.
“Hah??? Tampan dari Hongkong??” ujar Iel.
“Udah-udah. Kan gue sama Ray bawa mobil tu. Jadi kita pisah aja. Kan gampang. Nanti Iel, Rio sama gue dan Deva, Cakka sama elo Ray.” Kata Alvin kepada Ray.
“Siap bosss.” Kata Ray.
“Yaudah kalau gitu kalian nanti ikutin motor gue ya.” Kata Ozy.
Merekapun langsung menuju rumah Oik.
Sesampainya di rumah Oik mereka semua langsung menuju taman belakang.


TAMAN BELAKANG
“Ik minta minum donk.” Kata Ray sambil mengelus-elus lehernya
“Oya sebentar lagi di ambilikn adik gue tuh.” Kata Oik.
“Loh loe punya adik ta?” Tanya Ray.
“Punya lah cewek, kelas 3 SMP.” Jelas Oik.
“Ooooo…” Ray meng-o kan mulutnya namun mulutnya tertahan saat melihat seorang cewek yang berkucir dua menggunakan baju model monyet dengan daleman kaos berwarna merah.
“Kak ini minumannya.” Kata orang itu dengan lembut yang ternyata adalah Keke adik Oik.
“Oya makasih ya dek.” Jawab Alvin.
“Ray!” Rio menyenggol Ray karena melihat Ray terpana pada suatu hal.
“Hahhh.” Ray terlihat kaget saat di senggol Rio.
“Oya temen-temen ini kenalin adek aku namanya Keke yang tadi aku certain.” Jelas Oik.
“Kenalin nama aku keke kak.” Keke mengulurkan tanganya pada semuanya satu persatu.
“gue Alvin”
“keke”
“gue Rio”
“keke”
“gue Cakka yang paling ganteng”
“Idihhh PD amat loe cak” sambar Iel.
“keke”
“Gue Iel”
“keke”
“Gue Deva”
“keke”
Pada saat keke mengulurkan tangannya pada Ray, Ray hanya terdiam saja.
“Kak…kak… nama kakak siapa?” panggil keke.
“Kak! KAK!” keke sedikit berteriak yang membuat Ray kaget.
“Oh.. Gue Ray.” Ray menjabat tangan Keke dengan lama.
“Keke”
“Kak!KAK! bisa lepasin tangannya.” Kata Keke pada Ray saat Ray masih megang tangan keke.
“Ohhh ya maaf ya…” Ray melepaskan tangan keke.
“Udah… ayo kita mulai belajar gimana?” ajak Oik.
“Ayooooo.” Jawab mereka semua.
“Oya Ke, tolong bilangin ke bibik buat mbuatin makan donk buat temen-temen kakak.” Pinta Oik.
“Iya kak.” Jawab Keke dan langsung pergi.
Akhirnya mereka semua belajar bersama. Mereka semua selesai belajar bersama kira-kira pukul 18.00. selesai belajar mereka langsung saja pulang karena besoknya mereka masih harus sekolah. Alvin harus mengantarkan Iel dan Rio pulang, sedangkan Ray harus mengantarkan Deva dan Cakka pulang. Beda dengan Ozy yang langsung pulang dengan menggunakan motor tiger nya.
Humpt… sekarang kita mau lihat keseharian siapa dulu ya???? Gimana kalau Alvin dulu. Apa yang bakalan dilakuin Alvin di rumah ya sepulang belajar bersama??? Ayooo kita lihat.

RUMAH ALVIN
Alvin tinggal bersama Oma nya karena mama dan papa nya seorang bisnisman yang harus pergi setiap waktu. Walaupun Alvin terlihat cool kalau di kelas, namun saat Alvin berhadapan dengan Omanya maka sifat manja Alvin muncul. Oma Alvin memiliki usaha café yang cukup laris, Alvinpun terkadang suka membantu Omanya di café. Seperti biasa saat Alvin pulang Oma selalu menyamput Alvin.
“Oma…” Sapa Alvin yang langsung meraih tangan Omanya yang sedang membaca majalah di ruang tamu dan mencium tangan Omanya itu.
“Sayang… kamu dari mana aja? Kok baru pulang sih?” tanya Oma menyambut Alvin.
“Alvin dari rumah temen oma.” Jawab Alvin.
“Ngapain aja kok sampek jam segini?” tanya Oma lagi.
“Tadi kan belajar bareng Oma…” jawab Alvin.
“Kok kamu gak kasih tahu kalau sampek jam segini sayang? Kan Oma kuatir.” Ucap Oma.
“Maaf deh Oma tadi hape Alvin baterainya lowbat jadinya gak bisa kabain oma.” Jelas Alvin.
“Oooo yaudah deh… tapi lain kali kamu harus kasih kabar sama Oma loh.” Kata Oma.
“Siap Omaku sayang.” Jawab Alvin.
“Yaudah sana kamu mandi terus makan. Tadi Oma udah masakin makanan kesukaan kamu.” Ucap Oma sambil mengelus-elus kepala Alvin.
“Oke Oma.” Alvin langsung menuju kamarnya dan melakukan perintah Omanya.
Alvin pun mandi dan selesai mandi dia langsung makan. Selesai makan Alvin kembali ke kamarnya yang berada di lantai 2. Saat masuk ke kamar Alvin terlihat nuansa hitam putih. Kasur Alvin ber-sprei kan kain putih yang lembut dengan bedcover bermotif catur. Temboknya berwarna putih dengan sentuhan satu garis berwarna hitam memanjang mengitari tembok. Di depan kasur terdapat TV flat 24’ berwarna putih dilengkapi DVD,VCD player, PS 3, dan perlangkapan lainya yang canggih dan mahal. Diantara kasur dan TV tergelar karpet bulu dengan motif catur yang lembut, tempat itu biasa di gunakan Alvin dan teman-temannya bermain PS. Meja belajar berada di sebelah TV berjarak 1,5 meter. Buku-bukunya tersusun rapi dengan laptop Aple berwarna putih yang diletakkan dia atas meja. Di sisi lain dari pintu masuk kamar ada pintu menuju balkon dimana Alvin sering merenung.
RUMAH RAY
Setelah mengantarkan Deva dan Cakka pulang, Ray langsung pulang ke rumahnya. Sesampainya di rumah hanya ada Obiet.
“Ray… loe dari mana aja? Tadi gue nyariin loe kok loe gak ada? Tadi gue bingung mau pulang sama siapa.” Tanya Obiet saat melihat Ray masuk rumah.
“Astajammmm… gue lupa kalau tadi kita berangkat bareng ya….” Ucap Ray sambil menepuk keningnya sendiri.
“Iya lah… tadi loe kemana sih… gue bingung tau nyariin loe.” Protes Obiet.
“Sori biet tadi gue belajar bareng sama anak-anak the jomblo+Ozy ke rumah pacarnya Ozy si Oik.” Jelas Ray santai.
“Yeee kok loe gak kasih tahu sih, kalau tahu gitu kan gue naik mobil sendiri.” Protes Obiet lagi.
“Yaa sori deh sepupuku yang paling cakep seantero jagad.” Ucap Ray sambil mencubit pipi Obiet.
“Adowww sakit Begok!!!! Loe mah dari dulu sukanya nyubit pipi gue muluk? Jangan-janagn loe Maho lagi… hiyyy gak nyangka sepupu gue maho.” Ucap Obiet dengan gelagat geli.
“Emang loe baru tahu ya … hihihhihihihihi..” Ray menggoda.
“Idihhh najis loe… hiyyy… jangan-jangan loe masuk the jomblo karena loe gak suka ma cewek lagi alias Maho.” Obiet tambah geli.
“Ah ketahuan ya…” Ray menggoda lagi dengan gaya kaget alay-nya seperti cewek.
“HIIIIYYYYY RAYYYYY…” Obiet semakin geli.
“Ahhhh Obiet…” Ray menggoda dan mencoba memeluk Obiet.
“RAYYYYYYY!!!!!” Obiet berteriak.
“Woi jangan teriak goblok!!!” Ray menoyor kepala Obiet.
“Lah abisnya loe maho sih.” Kata Obiet sambil mengelus-elus kepalanya.
“Enak aja… gue Cuma bercanda begok. Gue masih normal dan gue masih suka sama cewek tahu… tadi aja gue terpesona sama datu cewek yang cuantiikkkk banget.” jelas Ray menoyor kepala Obiet lagi (buset dah ray demen amet noyor pala orang hahahahahaha)
“Aduhhh Ray sakit tahu… dari tadi loe noyor pala gue mulu.” Protes Obiet.
“Bodok ahhh…” Ray ngacir menuju kamarnya yang berada di lantai 2. Kamar Ray bernuansa merah hitam dan putih. Kasurnya ber-sprei kan kain warna merah dengan bedcover hitam. Temboknya berwarna putih dengan 2 garis hitam merah mengitari tembok. Di temboknya banyak poster-poster pemain drum dunia. Di sebelah kasurnya ada meja yang panjangnya kira-kira 3 meter. Meja itu digunkan untuk metetakan foto-foto dan buku-buku pelajaran. Sama seperti kamar Alvin di depan kasur ada TV flat 24’ beserta kelangkapannya. Diantara TV dan kasur ada karpet yang lembut bergambarkan Tasmania dengan gradasi merah cokelat. Si sebelah kanan TV ada meja yang berisikan buku-buku bacaan ada komik,novel,dll sedangkan di sebelah kiri TV ada meja kecil tempat meletakkan laptop compac berwarna hitam. Di sebelah kamar Ray ada ruang band tempat the Idol band latihan selain di rumah Rio.
Humpttttt.. sementara ini dulu ya yang dijelasin…. Oke kita lanjutin aja ya ceritanya…..
Ray langsung menghempaskan badannya di kasur. Dalam bayangannya hanya ada Keke saja. Apa yang terjadi pada Ray sebenarnya?
“Huftttt… sumpah baru kali ini aku ketemu sama cewek secantik dan seimut Keke. Dia memang gak putih tapi senyumannya itu loh… buat hati gue meleleh…” kata Ray sambil menatap atap-atap kamarnya.
“Tapi gue sama anak-anak kan udah buat komitmen untuk gak pacaran sampai lulus SMA…. Huft tapi sumpahhh Keke itu cantik banget…” Ray semakin terpesona dan mencoba menutup matanya berharap dia bisa mimpi bertemu Keke.


KEESOKAN HARINYA DI SEKOLAH
Iel tampak clingak-clinguk mengawasi keadaan karena dia takut kenak cegat sama Gabriel FC lagi.
“Aman gak ya…?” Iel tampak clingak-clinguk dari parkiran.
“huft aman deh…” Iel tampak sedikit tenang dan langsung keluar dari parkiran. Saat Iel keluar dari parkiran dan lari menuju kelas Iel bertabrakan dengan seseorang.
BUKKKK!!!!!! *emang gitu ya suara orang jatuhhhh??? Tauk ahh gelap… hahahaha*
“Aduhhhh…” kata seseorang itu yang terjatuh karena bertabrakan dengan Iel.
“Aduhhh… kalau jalan lihat-lihat donk.” Kata Iel menyalahkan orang itu yang ternyata adalah Ify anak X.3.
“Loh kok loe yang marah? Kan harusnya gue yang marah karena loe nabrak gue??” protes Ify yang tidak terima dia di salahkan.
“Yeeeee… elo mah…. Elo aja yang jalannya gak bener.” Ucap Iel.
“Lohhh kan elo yang lari-lari gak jelas. Terus nabrak gue.” Lawan Ify.
“Ya tapikan kalau elo gak jalan lewat sini gue gak akan jatuh…. Begok!!!” ucap Iela semakin menyalahkan.
“Hah?? Apa hak loe nglarang-nglarang gue.? Emang ini sekolahnya nenek moyang loe apa???” Ify mulai marah.
“Auk Ahhh GELAP!!!! Dasar gigi kawat!!” ejek Iel yang langsung ngacir karena takut kenak cegat anak Gabriel FC.
“Apa loe bilang???? Gigi kawat??? Awas ya loee….” Teriak Ify penuh emosi.




KELAS X.3
“Huuhhhhh… nyebelin banget sih tu cowok awas aje yeee… gue bakalan bales dendam sama dia!!!” Ify bergumam sendiri sambil memasuki ruang kelasnya yaitu X.3. di sana sudah ada Zevana temen deket Ify.
“Loe kenapa Fy?? Kok dateng-dateng marah-marah sendiri sih?” tanya Zevana.
“Itu tadi gue ketemu sama cowok nyebelin!!!!” jawab Ify.
“Cowok nyebelin??? Siapa???” tanya Zevana lagi.
“Gak tahu gue… yang jelas gayanya itu songong banget tahu gak sihh… kelihatannya sih dia anak kelas X juga kayak kita.” Jelas Ify.
“Siapa??? Ciri-cirinya gimana?” tanya Zevana lagi.
“Orangnya kurus, sok cool, kulinya gak item gak putih, tinggi, rambutnya jabrik-jabrik gitu deh..” jelas Ify dengan wajah cemberut.
“Hmmmm… jangan-jangan Iel lagi.” Ucap Zevana.
“Iel? Siapa itu kagak kenal gue.” Kata Ify.
“What?? Loe gak kenal sama Iel??? Come on Fy… Iel itu anggota the Jomblo… gang paling keren di sekolah ini.” jelas Zevana antusias.
“Hah?? T…H…E…JO…MMB…B…BL…BLO??? Apaan tu??? Namanya kok aneh banget.” Kata Ify merasa aneh.
“Iya Fyyy.. the jomblo itu gang paling keren di sini. Walaupun mereka itu masih kelas X tapi mereka punya perlakuan istimewa dari kakak kelas dna guru-guru karena mereka itu anak dari donator terbesar di sini. The Jomblo ada 6 orang yaitu Alvin, Ray, Cakka, Iel, Rio, sama Deva. Tapi buat gue yang paling keren itu Iel.” Jelas Zevana tambah antusias.
“Perasaan loe tahu banget sih tenteng mereka?” tanya Ify heran.
“Iya donk gue kan anggota Gabriel FC.” Jawab Zevana.
“Hah?? Apaan lagi itu.” Tanya Ify tambah heran.
“Itu fans club buat Iel tpi gue juga masuk Alvinosta fans club buat Alvin.” Jawab Zevana.
“Hadoh.Hadoh.Hadoh temen gue yang satu ini emang udah gila kali ya… ckckckckckckc…” kata Ify.

KELAS X.2
“Pagi semua…” sapa ray seperti biasa. Di situ sudah ada Cakka, Rio, Deva, dan Iel.
“Wah wah perasaan semenjak Obiet tinggal bareng ma elo, elo nyampek sekolah pagi muluk Ray…” ucap Rio.
“Iya nie abis dia setiap jam 5 udah bangun gue,,, yaudah gue terpaksa bangun.” Jelas ray.
“Ya bagus donk Ray. Berarti loe sekarang gak akan telat lagi.” Kata Rio.
“Iya sih…. Oya Ozy mana??” tanya Ray.
“Noh lagi mojok ama Oik.” Jawab Cakka sambil menunjuk kearah sudut ruangan.
“Buset dah mereka mojok muluk tiap hari. Ckckckckcckckckckck.” Kata Ray.
“Oiya nanti kita jadi latihan band kan?” tanya Cakka.
“Jadi donk.” Jawab Alvin yang tiba-tiba datang.
“Ehhh elo vin… tumben jam segini baru dateng? Kenak cegat sama anak-anak Alvinssta?” tanya Deva.
“Iya nie… jadinya tadi gue tanggepin aja kan gak enak juga ama mereka.” Jelas Alvin.
“Wah elo mah selalu aja nanggepin anak-anak Alvinosta. Pantesan aja makin hari makin banyak anak-anak Alvinosta.” Kata Ray.
“Biarin donk.” Kata Alvin.
“Woi kita mau latihan band di mana nie?” tanya Deva.
“Hmmm gimana kalau di rumahnya Ray aja.” Usul Cakka.
“Jangan di rumah gue deh.. soalnya nanti temen-temennya Obiet mau dateng dan rata-rata cewek daripada kita latihannya keganggu mendingan di rumahnya Rio aja gimana? Kan ada kak Riko juga yang udah lebih pengalaman jadinya kita bisa minta di kasih pengarahan.” Usul Ray.
“Hmmm… gimana Yo? Boleh gak??? Terus kak Riko bisa gak?” tanya Alvin.
“Ya kalau latihan sih bisa tapi kalau masalah kak Riko gue tanyain dulu deh. Tapi palingan nanti ada pacarnya loh.” Jawab Rio.
“Pacar? Emang kak Riko udah punya pacar?” tanya Cakka.
“Iya sii kak Shilla anak XI.IPS.2.” jawab Rio.
“Loh bukannya setahu aku kan Shilla itu sukanya sama kamu ya Yo?” tanya Cakka.
“Ah loe bisa aja? Gue udah anggep kan Shilla kayak kakak gue kok.” Jawab Rio.
“OOOOOOOOOOOOOOOOOOO…” mereka semua meng-O kan mulut mereka.

SEPULANG SEKOLAH
“Kak Riko…” panggil Rio saat pulang sekolah.
“Ehhh kamu Yo… kenapa?” jawab Kak Riko.
“Ini kak aku sama temen-temen mau latihan band di rumah.” Kata Rio.
“Yaudah latihan aja. Kan aku kalau latihan band hari minggu doank.” Jawab kak Riko.
“Iya sih kak. Tapi masalahnya aku bisa minta bantuan kakak gak?” tanya Rio.
“Bantuan apa Yo??” tanya Riko.
“Kakak mau kan ngarahin kita latihan band.” Pinta Rio.
“Yaampun jelas maul ah… kenapa gak mau?? Tapi kakak nanti ajak kak Shilla loh.” Kata Kak Riko.
“Yaudah gak papa kak. Kalau gitu Rio pulang dulu ya kak udah ditunggu sama temen-temen nie kak.” Pamit Rio sambil menunjuk kearah teman-temannya yang dari tadi sudah menunggu di depan gerbang.
“iya sana, kakak mau mabil motor dulu sama mau nungguin kak Shilla dulu soalnya dia lagi ada sedikit urusan.” Kata Kak Riko.
“Siph deh kak.” Pamit Rio lagi dan langsung pergi kearah teman-temannya.

“Gimana??? Kak Riko mau kan ngarahin kita waktu latihan band nanti.” Tanya Alvin.
“Siph dah…kakak gue mau kok.” Jawab Rio.
“yaudah kalau gitu. Kita berangkat langsung aja ke rumah Rio.” Ajak Deva.
“Ehh tapi tunggu!! Di rumah loe ada makanan kan Yo?” tanya Ray sambil mengelus-elus perutnya yang kelaparan.
“Iya yo di rumah loe ada makanan kan?” tanya Cakka yang juga kelaparan.
“Buset dahhh.. nie anak dua makan muluk kerjaannya.” Celetuk Iel yang berada diantara Ray dan Cakka sambil menoyor keduanya.
“Aduhhhh….” Ucap Ray dan Cakka bersamaan.
“Udah-udah. Di rumah gua ada makanan kok. Tenang aja lah… cukup kok kalau untuk kasih makan orang satu kampung.” Kata Rio.
“Yaudah deh gak usah kelamaan. Kita berangkat aja langsung.” Ajak Alvin sambil mendorong teman-temannya masuk mobil dengan formasi yang sama yaitu Iel dan Rio nebeng Alvin sedangkan Deva dan Cakka nebeng Ray.

RUMAH RIO
Sesampainya di rumah Rio mereka langsung menuju kamar Rio. Saat masuk kamar rio tersuguh suasana gold. kasur ukir berwarna gold dengan sprei putih dan bed cover coklat-gold. temboknya berwarna putih dengan sentukan ornament berwarna gold. TV flat 24’ diletakkkan tergantung di atas tembok dengan kelangkapannya, di samping-samping kasur ada meja berisikan lampu bernuansa gold. di sebelah kanan kasur berdiri meja belajar dengan buku-buku yang tersusun rapi dan laptop TOSHIBA putih. Di sudut ruangan terdapat gitar listrik, dan bass. Di sela-sela barang-barang yang diletakkan di kamar Rio tergelar karper bulu lembut berwarna coklat-gold.

“Gilak ya… setiap gue masuk kamar loe. Pasti gue ngerasa kayak raja deh.” Ucap Iel.
“Kok bisa?” tanya Rio.
“Ya bisalah… nuansa kamar loe itu loh… keren banget kayak kamar raja-raja gitu.” Jawab Iel.
“Ahhh bisa aja loe.” Kata Rio.
“Yooo… makanannya mana?” tanya Ray.
“Buset dah loe Ray. Makanan muluk dalam pikiran loe.” Celetuk Iel.
“Ya biarin ajeee… kan gue manusia masih bisa ngersa laper gitu…” kata Ray.
“Woi udah nape. Dari tadi berantem muluk.” Alvin menengahi.
“udah-udah. Ntar gue mintain sama bik Inah. Mendingan kalian langsung aja ke ruang band deh.” Ucap Rio yang membuat semua temannya langsung pergi menuju ruang band yang berjarak 1 ruangan yaitu kamar kak Riko.
Sebelumnya Rio harus ke dapur dulu untuk meminta bik Inah membuatkan minuman dan makanan.

“Bik nanti tolong bawain makanan sama minuman ke ruang band ya.” Pinta Rio pada bik Inah.
“Iya den.” Jawab bik Inah.
“Oya bik. Nanti kalau kak Riko udah dateng suruh ke ruang band ya.” Pinta Rio lagi.
“baik den.” Jawab Bik Inah.

Riopun kembali menuju ruang band.

“Yo lama amet sih loe.” Tanya Iel.
“Ya maaf gue tadi abis dari dapur.” Jawab rio yang langsung mengambil alat music bass.
“Yaudah lah kita langsung latihan aja. Kita nyanyiin lagu drive Akulah Dia.” Ajak Alvin.

tak pernah berhenti mencari cinta
slalu saja ada yang tak kamu suka
terlalu jauh engkau melihat
coba rasakan yang ada di sekitarmu
reff:
sesungguhnya dia ada didekatmu
tapi kau tak pernah menyadari itu
dia slalu menunggumu
untuk nyatakan cinta

sesungguhnya dia adalah diriku
lebih dari sekedar teman dekatmu
berhentilah mencari
karena kau tlah menemukannya
dia mungkin bukan manusia sempurna
tapi dia selalu ada untukmu

back to reff:

hanya dia yang tlah mengenalmu
dia 'kan slalu setia

“Wah… permainan dan suara kalian bagus banget…” kata Kak Riko yang tiba-tiba datang.
“Eh kakak… kok baru dateng sih?” tanya Rio.
“Iya nie tadi si Shilla banyak urusan.” Jawab Riko.
“Loh trus kak Shilla sekarang mana?” Tanya Rio.
“Aku di sini…” Kata Shilla tiba-tiba muncul dari pintu.
“Ehhh kak Shilla…” sapa Cakka dengan gaya tebar pesonanya (emang si Cakka itu suka banget tebar pesona sama kakak kelas.. --“)
“Iya Cakka…” Shilla membalas dengan senyum manisnya. Melihat Shilla membalas Cakka dengan senyuman Riko sedikit cemburu dan menyenggol Shilla.
“Eheemm…” senggol Riko sambil sedikit batuk-batuk (tanda cemburu).
“Upssss… sori sayang.. kan aku Cuma nyapa Cakka.” Kata Shilla.
“Iya kak Riko nie cemburuan amat sihhh… aku gak akan rebut kak Shilla kok kak Riko… hihihihihihihihih…” Cakka menggoda.
“Apaan sih loe cak.” Riko terlihat malu.-malu.
“Udah-udah jangan rebutin aku gitu donk, mendingan kalian makan dulu nie. Tadi aku sama Riko beli martabak manis nie.” Shilla menawarkan bungkusan yang sejak tadi di tenteng.
“Wahhhhh martabak manisss… cihuyyyyyy…” samber Ray yang sejak tadi hanya duduk di kursi drum sambil memainkan stik drumnya.
“Buset dah loe Ray… kalau makan aja loe langsung connect. Coba kalau hubungannya ma pelajaran pasti sama sekali gak connect deh..”  Ucap Iel.
“Biarin donk… yang pentingkan kalau setiap ulangan gue tuntas. Wekkkkk…” kata Ray.
“Halah loe tuntas aja pas batas tuntas.” Ejek Iel.
“Udah-udah kalian itu berantem muluk. Gue yang setiap ulangan dapet 100 aja gak ribut kok.” Timpal Deva.
“Ahhh elo mah emank pinter…..” kata Cakka.
Merekapun mulai berdebat gak genah…. --“
“Woiiii udah selesai belum ngomongin nilainya???” tanya Shilla sedikit kesal.
“Sori-sori kak… udah yok kita pindah ruang makan aja. Kita makan martabaknya bareng.” Ajak Rio.
“Ayooooo..”  Jawab Ray antusias.
Merekapun menuju meja makan.
“Sebentar ya aku ambil piring buat naruh martabaknya.” Kata Shilla.
“Udah kak biar Rio aja.” Rio memegang tangan Shilla untuk menahannya.
“Ehhhh…” Shilla menengok kea rah Rio dan terjadi saling tatap.
“Ahammm…” Riko cemburu.
“Astaga… maaf ya kak… gue…” Rio sadar dan meminta maaf pada kakaknnya.
“Udahhh gak papa kok… udah gue aja yang ambil piringnya.” Kata Riko langsung menuju dapur.
“Gue ikut.” Kata Shilla yang langsung mengikuti Riko.
DI DAPUR
“Say… kamu marah ya.” Tanya Shilla.
“Enggak kok.” Jawab Riko dengan nada datar sambil mengambil membuka lemari dapur.
“Bohong… kamu pasti marah.” Tanya Shilla lagi.
“Engggggakkkk…” jawab Riko lagi dengan sedikit penekanan sambil mengambil piring dari lemari.
“Sayyyy… maafin aku.” Kata Shilla menundukan kelapanya.
“Buat apa kamu gak salah kok.” Jawab Riko.
“Sayyy… aku tahu kamu marah karena aku tadi tatapan sama Rio adik kamu kan? Aku minta maaf Sayyy..” Ucap Shilla semakin menundukan kepalanya dan mulai meneteskan air mata.
“Loh kok kamu nangis sihhh… honey percaya deh aku gak marah kok sama kamu… dana ku percaya kok kalau kamu udah gak suka lagi sama Rio.” Ucap Riko menyeka air mata Shilla.
“Kamu beneran gak marah kan Saayyyy???” tanya Shilla masih terisak.
“Iya kok honey.” Kata Riko menenangkan dan memeluk Shilla…


Semetara itu di MEJA MAKAN
“Woiii Yooo.. loe gilak apa tadi megang tangan kak Shilla.” Kata Iel.
“Iya sihhh… gue tadi gak sadar dan gue nyesel banget.” Kata Rio menyesal.
“Lah tadi kok loe tiba-tiba bisa megang tangannya kak Shilla sih?” tanya Deva ikut campur.
“Gue juga gak tahu. Respect aja tadi.” Kata Rio semakin menyesal.
“Udah lah brooo… gue tahu kok perasaan loe.” Ucap ray yang tiba-tiba menjadi bijaksana.
“Halah sok puitis loe…” kata Iel menoyor kepala Ray.
“Aduhhh sakit taukkk….” Omel Ray sambil mengelus-elus kepalanya yang sakit.
“Abis elo sok banget ngomongnya. Gue tahu kok perasaan loe.” Kata Iel menirukan gaya Ray.
“Emang gue bisa rasain perasaan yang dirasain Rio kok. Yeeeee..” ucap Ray.
“Udah-udahh kalian berdua ini berantem muluk.” Alvin menengahi.
Tiba-tiba Riko dan Shilla datang dengan wajah yang ceria seaakan semuanya tidak pernah terjadi.
“Maaf menunggu lama. Martabak sudah bisa di makan…” kata Shilla semangat.
“Iya nie maaf ya adik-adik ku sekalian… tadi piringnya ketlingsut nie…” kata Riko gak kalah semangatnya.
“Iya gak papa kok kak.” Kata Deva.
“Iya kak.” Kata rio yang mulai semangat melihat kakaknya semangat dan gak marah.
Mereka semuapun menikmati martabaknya. Setelah selesai makan mereka semua langsung pulang ke rumah masing-masing.

RUMAH ALVIN
Sesampainya di rumah Alvin bingung melihat omanya tidak di rumah.
“Omaaaaaaaa…” panggil Alvin.
“Omaaaaa…” panggil Alvin lagi.
“Loh kok gak di jawab sihh..” tanya Alvin dalam hati.
“Bikkkkkk..” panggil Alvin pada Bik Ijem.
“Iyaaa den Alvinnn..” jawab Bik Ijem.
“Bik, Omaa kemana?” tanya Alvin.
“Ohhh tadi nyonya oma langsung pergi waktu terima telepon.” Jawab Bik Ijem.
“Telepon? Dari siapa Bik?” tanya Alvin lagi.
“Kurang tahu juga den. Lebih baik aden telepon nyonya oma aja den.” Jawab Bik Ijem.
“Yaudah deh bik kalau gitu. Makasih ya bik…” kata Alvin.
“Iya den.” Bik Ijem  langsung meninggalkan Alvin.
Alvin pun menelpon oma.
Oma : Haloo…
Alvin: Halo oma…
Oma : iya Vin ada apa?
Alvin: Oma di mana? Kok pergi gak kasih tahu sih.
Oma : maaf sayang tadi tiba-tiba ada telpon dari om Duta kalau Acha adik kamu itu masuk rumah sakit lagi.
Alvin: apa? Acha masuk rumah sakit oma?
Oma: iya vinnn… nie sekarang oma lagi di bandara menuju Australia.
Alvin: berarti sekarang oma di Australia? Kok oma gak kasih tahu Alvin sih???
Oma: maaf sayang tadi oma udah panic banget jadi gak sempet telepon kamu.
Alvin: terus mama sama papa tahu gak masalah Acha?
Oma: tadi oma udah kasih tahu kok. Dan mereka akan langsung menuju Australia kalau urusan di Korea udah selesai.
Alvin: oma Alvin nyusul oma ya… Alvin juga kawatir sama Acha oma.
Oma: jangan sayang kamu tetep di Jogja aja. Kamu jangan terlalu kuatir ya sama adik kamu. Kan nanti di sana ada Oma sama Om Duta yang jagain adik kamu.
Alvin: tapi kan oma aku kuatir sama Acha.
Oma: udah lah sayang kamu doain aja biar gak ada apa-apa sama adik kamu. Udah dulu ya Vin. Oma udah mau berangkat nie. Nanti kalau ada kabar lagi oma telpon kamu ya sayang. See you … god bless you.
Oma: god bless you too oma.
Alvin masih kepikiran dengan keadaan adiknya Acha. Acha memang memiliki penyakit Leukimia stadium 3 makannya Acha di kirim ke Australia untuk pengobatan yang lebih intensif. Acha di Australia sudah sejak 3 tahun lalu dan sekarang Acha sudah kelas 3 SMP. Alvin sangat sayang sama Acha karena sejak kecil keadaan Acha sudah ringkih. Saat Acha ingin di kirim ke Australia Alvin tidak setuju karena Alvin ingin selalu ada di samping Acha.

FLASH BACK ON:
“Apa!!!!! Acha mau di bawa ke Australia Oma???! Enggak Alvin gak setuju Oma!!!” kata Alvin kaget.
“Alvin kamu harus ngertiin donk sayang. Adik kamu itu sakit dan dia harus mendapatkan pengobatan yang lebih intensif.” Kata Oma.
“Tapi oma kan Acha bisa pengobatan di Indonesia, kenapa harus ke Australia segala sih Oma.?” Protes Alvin.
“Sayang, rumah sakit di Indonesia kurang memadahi untuk pengobatan Acha.” Kata Oma meyakinkan Alvin.
“Tapiii oma… Alvin gak mau pisah dari Acha. Sejak kecil kan Alvin selalu ngejagain Acha. Nanti kalau di Australia siapa yang akan negejagain Acha Oma?” tanya Alvin.
“Tenang aja sayang, Adik kamu di Australia tinggal sama om Duta kok. Jadi kamu jangan kuatir ya…” jawab Oma.
“Tapi omaaaa… kalau Acha pergi ke Australia.. Alvin juga mau ikut!” kata Alvin.
“Jangan sayang… nanti kalau kamu ikut ke Australia, oma di Indonesia sama siapa donk?” kata Oma.
“Enggak pokoknya Alvin mau ikut sama Acha!” Alvin ngotot.
“Kak…” kata Acha tina-tiba datang.
“Acha….” Jawab Alvin menengok ke arah datangnya suara.
“Kak Alvin gak usah kuatir gitu donk sama Acha… Acha gak papa kok ke Australia sendiri. Toh di sana kan ada Om duta.” Kata Acha lembut.
“Tapi Cha… kakak gak mau kamu kesepian. Kakak ikut ya..” pinta Alvin.
“Enggak kak… Acha gak akan kesepian kok kak karena kak Alvin selalu ada di hati Acha.” Kata Acha.
“Acha… ijinin kakak ikut.” Kata Alvin memegang pundak Acha.
“Enggak kak… kakak di sini aja temenin Oma.” Kata Acha.
“Tapi nanti di sama siapa yang akan nemenin kamu.” Kata Alvin lagi.
“Kakak lupa… kan di sana Acha akan tinggal sama Om Duta dan keluarga. Keluarga Om Duta pasti akan akan jagain Acha.” Kata Acha meyakinkan.
“Tapiii Chaaaaa….” Kata Alvin menatap mata adik kesayangannya itu.
“Kakk… kakak tenang aja. Acha akan baik aja kok. Kakak doain Acha aja biar Acha cepet sembuh dan bisa balik lagi ke sini.” Kata Acha.
“Yaudah deh kalau gitu. Kakak pasti akan doain kamu Cha.” Kata Alvin.
“Nah gitu donk cucu-cucu oma. Kan oma jadi gak sedih.” Kata Oma merangkul cucu-cucunya.
FLASH BACK OFF
“Tuhan, sekarang Acha adik aku sedang sakit. aku tahu aku tidak pantas untuk memohon padamu Tuhan. Namun hanya kepadaMu lah aku bisa memohon karena Engkau adalah pengatur dari segala yang terjadi di dunia ini. Tuhan aku mohon sembuhkan lah Acha adik aku. Aku tidak ingin melihatnya sakit terus menerus. Ambillah penyakitnya Tuhan, jika perlu pindahkanlah saja penyakitnya padaku, aku rela Tuhan karena aku tidak ingin melihatnya tersiksa Tuhan. Aku mohon sembuhkan dan jaga Acha Tuhan Amin.” Alvin berdoa untuk kesembuhan Acha.

KEESOKAN HARINYA.
Alvin masih terlihat sedih mendengar kabar dari Omanya kemarin. Sepanjang perjalan menuju sekolah Alvin melamun dan tidak melihat jalan. Saat Alvin masuk gerbang Alvin mengerem mobilnya secara tiba-tiba saat melihat seseorang tiba-tiba muncul.
CKITTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTT (emang suara ngerem mobil gitu yaaaa??? Auk ahhh gelap.. kagak bisa naik mobil juga… hahahahaha..)
“Astagaaaa…” kata Alvin kaget.
“Heh…!!!! Bisa naik mobil gak sih….” Protes anak itu yang diketehui berjenis kelamin perempuan ketika menghampiri mobil Alvin.
“Sorry deh.. gue gak sengaja.” Kata Alvin.
“Sorry-sorry… enak banget loe bilang Sorry.. loe tu hampir  aja mau nabrak gue tahu!” kata anak itu lagi.
“Ya kan hampir.. gak sampek ketabrak kan?” kata Alvin.
“Tapi tetep aja loe salah. Kalau loe gak bisa naik mobil. Mendingan loe gak usah naik mobil aja. Lagian loe pasti gak punya SIM kan.” Kata anak itu nyolot.
“Gue tahu gue salah tapi kan gue udah minta maaf. Dan bukan urusan loe. Gue udah punya SIM apa belum.” Kata Alvin gak kalah nyolotnya.
“Idihhh loe itu malah nyolot yaaa…” kata anak itu jengkel.
“Kan elo yang mulai juga. Lagian loe pasti anak baru kan. Soalnya gue gak pernah thu ketemu sama orang kayak loe.” Kata Alvin.
“Emang kenapa kalau gue anak baru. Loe gak terima!!!” kata anak itu.
“Udah aahhhh.. males gue ngadepin orang kayak loe.” Kata Alvin langsung tancap gas masuk sekolah.
“Sialan loe.” Teriak anak itu.
“Lohhh Viii kok elo ada di sini.” Tanya Oik yang menghampiri anak itu yang ternyata adalah Via sepupu Oik yang pindah ke sekolah Oik.
“Ehh elo Ik.. itu tadi gue ketemu orang yang resek banget. Emosi gue.” Jawab.
“Yaudah lah.. mendingan sekarang kita masuk aja. Gue anterin lo eke ruang guru. Ketemu bu Ira wali kelas kita nanti.” Ajak Oik
“Yaudah deh ayo.” Kata Via.
Merekapun masuk ke dalam sekolah.

DI KELAS X.2
Alvin masuk kelas dengan lemas memikirkan keadaan Acha adiknya. Melihat itu anggota the Jomblo heran dan bertanya pada Alvin.
“Woi vin… loe kenapa mukanya kayak triskaan yang belum di strika.” Tanya Deva.
“Triskaan??? Strikaan kali Dev. Loe tu pinter-pinter autis yaaa….” Protes Cakka.
“Hah? Emang tadi gue ngomongnya Triskaan ya…” tanya Deva bloon.
“Ahhh autis loe Dev.” Kata Cakka.
“Yeee anak aja bilangin gue autis.” Deva memanyunkan mulutnya.
“Udah napa…” kata Rio.
“Brother Alvin nape sihhh… mukanya gak enak banget.” Tanya Ray.
“Ini loh adik gue masuk rumah sakit lagi.” Jawab Alvin.
“Adik??? Emang loe punya adik?” tanya Cakka.
“Punya satu. Dia cewek. Tapi sekarang dia sekolahnya di Australia.” Jawab Alvin lagi.
“Lohh, kok di Australia.” Tanya Deva.
“Iya… dia di pindahin ke Australia sekalian pengobatan.” Jawab Alvin.
“Pengobatan? Emang adik loe sakit apaan?” tanya Deva.
“Dia sakit Leukimia stadium 3, jadinya dia di kirim ke Australia untuk pengobatan lebih intensif di sana dia tinggal sama Om gue. Dan sekarang katanya dia masuk rumah sakit lagi makannya sekarang oma gue lagi ke Australia liat keadaan adik gue.
“Oooo.. gitu ta??? Kasihan banget adik kamu.” Kata Deva.
“Iya… kasihan banget. Cepet sembuh aja deh vin. Kita pasti bakalan doain adik kamu supaya cepet sembuh. Kata Ray.
“Makasih ya guys.” Kata Alvin.
Alvin sedikit tenang karena teman-temannya. Bel sudah berbunyi. Murid-murid X.2 pun duduk di tempat masing-masing. Pelajara pertama adalah matematika oleh Bu Ira wali kelas mereka sendiri.
“Pagi anak-anak.” Sapa Bu ira.
“Pagi bu.” Sapa murid-murid balik.
“Anak-anak hari ini kita akan kedatangan murid baru.” Kata Bu Ira.
“Hah? Murid baru? Siapa Bu?” kata ray dari kursinya.
“Ayo masuk Viaaaa.” Perintah Bu Ira.
“Baik buuu..” kata anak itu yang ternyata adalah Via sepupu Oik (mampus berati Via bakalan ketemu sama Alvin donk, hadehhhh apa yang balan terjadi yaaaaaaaaaaa…)
“Via ayo kenalin nama kamu.” Perintah Bu Ira.
“Baik buuu”
“Kenalin nama aku Sivia Azizah, kalian bisa panggil aku Sivia atau Via. Aku pindahan dari Jakarta. Salam kenal.” Kata Via memandang semua temannya.
“Hah? Elo…?” Alvin sedikit berteriak melihat orang yang menjadi anak baru di kelasnya adalah orang yang tadi ribut dengannya.
“Elo???” kata Via kaget melihat Alvin.
“Alvin, Via. Apa kalian sudah saling kenal.” Tanya Bu Ira.
“Bukan gitu buuu.. tadi pagi waktu Via dateng anak itu hampir aja nabrak Via.” Jawab Via.
“Apa? Nabrak kamu?” tanya Bu Ira.
“Iya bu..” jawab Via.
“Apa benar begitu Alvin?” tanya Bu Ira.
“Iya sih buu… tapi kan Alvin gak sengaja. Lagian Alvin juga udah bilang maaf kok buu… dianya aja yang gak mau maafin.” Jawab Alvin.
“Enak aja loe… gimana gue mau maafin loe kalau elonya minta maaf gak sopan.” Kata Via.
“Ehhh gue sopan kali minta maafnya.” Kata Alvin dari kursinya dengan sedikit nyolot.
“Lohhh kok elo nyolot sihhhh….” Kata Via gak kalah nyolotnya.
“Udah Cukuppppp!!!!!!” kata Bu Ira sedikit marah yang membuat Via dan Alvin diam.
“Alvin!!! Sekarang kamu minta maaf sama Via. Dan kamu Via kamu harus mau maafin Alvin.” Perintah Bu Ira.
“Apa bu? Minta maaf sama dia? Gak mau bu.” Kata Alvin.
“Alvin!!! Sekarang kamu maju dan minta maaf sama Via. Ibu gak mau ada masalah di sini. Kalau kamu gak mau maju ibu terpaksa tidak menuntaskan nilai matematika kamu semester ini.” ancam Bu Ira.
“Aduhhh bu… kok ngancemnya gitu sih… yaudah deh kalau gitu.” Kata Alvin langsung menghampiri Via dan Bu Ira.
“Gue minta maaf.” Alvin menjulurkan tangannya pada Via dengan tidak ikhlas.
“Tu kan bu, dia gak ikhlas minta maafnya.” Kata Via.
“Alvin kamu harus ikhlas donk minta maafnya.” Kata Bu Ira.
“Iya iya.”
“Gue minta maaf…” kata Alvin.
“Iya gue maafin. Tapi awas kalau loe naik mobil gak bener lagi.” Kata Via.
“Iya iya. Bawel loe.” Kata Alvin cemberut.
“Gitu donk.” Kata Via tersenyum puas.
“Nah udah selesai kan. Sekarang kamu Alvin kembali ke kursi kamu dan kamu Via bisa duduk di sebelahnya Angel” perintah Bu Ira.
“Baik bu.” Kata Via.
“Baiklah anak-anak kalau gitu kita mulai pelajarannya saja.” Ucap Bu Ira.
Merekapun melanjutkan pelajaran. Selama pelajaran Alvin hanya melihat kea rah Via dengan penuh emosi. Pukul 10.00 bel istirahat berbunyi. Seperti biasa The Jomblo menuju meja khusus gang mereka.
“Huhhhh… nyebelin banget sihhh tu cewek!!!! Awas aja ya gue pasti akan bales dia!!!!!!!” guman Alvin sambil memukul-mukulkan sedotannya pada dasar gelasnya.
“Elooo kenapa sih Vin… dari tadi marah-marah muluk.” Tanya Iel.
“Iya nie. Loe juga kok tadi berantem sama Via sepupunya Oik yang anak baru itu. Emank tadi ada kejadian apa?” tanya Rio.
“Tadi gue hampir aja nabrak dia. Eh dia malah marah-marah waktu gue minta maaf.” Jawab Alvin.
“Loh kok elo bisa mau nabrak dia.” Tanya Iel.
“Ya tadi kan gue gak konsen karena mikirin Acha.” Jawab Alvin.
“Ooooo… tapi kenapa coba dia malah marah-marah ama loe?” tanya Ray.
“Tauk tu… Autis kali dia.” Kata Alvin.
“Ckckckckckckckckck.. kasian banget sih brother gue satu ini.” kata Ray.
Tiba-tiba ada yang tidak sengaja menumpahkan air ke baju Iel.
“Aduhhhh…” kata seorang anak yang tidak sengaja menumpahkan minumannya ke baju Iel.
“Astagaaaa….” Kata Iel kaget lalu berdiri dan langsung mengelap-elap bajunya sendiri dengan tangannya.
“Aduhhh sori-sori… gue gak sengaja. Gue lagi keburu-buru nie.” Kata anak itu mengelap baju Iel dengan tissue yang ada di kantongnya.
“Hah??? Loe lagi?!” kata Iel kaget melihat anak itu yang ternyata adalah Ify.
“Wadohhhh!!! Elo lagi?” kata Ify yang gak kalah kagetnya.
“Busettt dahhhh masak gue ketemu ma si gigi kawat lagi!!!” ejek Iel.
“Apa loe bilang gigi kawat? Dasar Cungkring item.” Balas Ify.
“Enak aja loe bilang gue Cungkring ite. Loe pikir loe gak cungkring apa? Dasar Gigi kawat.” Kata Iel.
“Gigi kawat??? Enak aja loe… gue punya nama tauk… nama gue Alyssa Saufika Umari. Ify… I-F-Y… tauk loe????!!!” kata Ify.
“Gue gak perduli ya mau nama loe Ify kek, Alyssa kek, Umari kek yang jelas loe itu Gigi Kawat!” ejek Iel.
“Dasar Cungkring item!.”
“Gigi kawat!”
“Udah-udah jangan berantem napa.” Kata Rio menengahi.
“Abisnya nie cewek resek banget sih…” kata Iel.
“yeeee anak aja.” Kata Ify.
“udah-udah mendingan kita balik aja ke kelas.” Ajak Deva.
“iya nie kita ke kelas aja daripada Iel nanti berantem.” Kata Rio menarik tangan Iel.
“Awas loe nanti… dasar gigi kawat.” Kata Iel saat di tarik oleh Rio.
Merekapun menuju kelas, beberapa saat kemudian bel berbunyi. Pelajaran berikutnya adalah pelajaran Bahasa Indonesia oleh Bu Winda.
“Selamat siang anak-anak…” sapa Bu Winda.
“Siang buuu…” sapa anak-anak.
“Oke anak-anak… ibu akan kasih kalian tugas kelompok untuk drama. Ibu sudah bagi kelompok kalian. Karena kelas kalian ada 30 orang maka ibu akan bagi menjadi 5 kelompok dengan 6 anggota.” Kata bu winda.
“Ibu akan bacakan kelompok-kelompoknya….
Kelompok 1 : Alvin, Sivia, Nyopon, Angel, Deva, Goldi
Kelompok 2: Ray, Oik, Ozy, Cakka, Agni, Olivia
Kelompok 3: Rio, Iel, Patton, Septian, Rizky, Irzyad
Kelompok 4: Dayat, Irva, Lintar, Nova, Dea, Kiki
Kelompok 5: Daud, Iyan, Olin, Siti, Sion, Rahmi
“Apa???? Gue sama Via?????” Alvin kaget mengetahui bahwa dia satu kelompok sama Via.
 “Buuu saya mau pindah kelompok bu… saya gak mau sekelompok sama si anak baru yang nyebelin itu buuu.” Pinta Alvin.
“Heh…. Loe pikir gue mau apa satu kelompok sama loe?! Gak sudi gue!!” kata Via.
“Udah-udah. Ini sudah menjadi keputusan ibu. Pokoknya drama kalian harus selesai dalam 2 minggu.” Kata Bu Winda.
“Tapi buuuu…” kata Alvin.
“Udah pokoknya kamu harus mau satu kelompok sama Via. Kalau kamu gak setuju berarti nilai kamu ibu potong setengah.” Ancam Bu Winda.
“yahhh ibu…” kata Alvin lemas.
Alvin pun terpaksa satu kelompok dengan Via sebaliknya Via pun juga terpaksa satu kelompok dengan Alvin. Walaupun Alvin tidak setuju dengan keputusan bu Winda ternyata Ray sangat senang dengan keputusan Bu Winda yang membuatnya satu kelompok dengan Oik yang berarti juga Ray bisa sering bertemu dengan Keke adik Oik.
“yesss… kalau gue satu kelompok sama Oik berarti gue bisa sering ketemu sama Keke. Yessss..” kata Ray lirih.
“Loe ngomong apa ray?” tanya Deva.
“Ohhh gak papa kok.” Kata Ray sambil tersenyum bahagia.
“Ahhh Autis loe…” kata Deva.
“heheheheheh…” Ray hanya tertawa.

SEPULANG SEKOLAH
“Cakka, Ray…” panggil Oik dan Ozy pada Cakka dan Ray saat The Jomblo jalan menyusuri koridor atas.
“Ehhh kamu Ik, Zy… kenapa.” Jawab Cakka.
“Tentang drama… mau gimana nie???” tanya Oik.
“Oooo tentang drama… ya mendingan kita omongin aja di rumah siapa gitu.” Usul Cakka.
“Di rumah Oik aja.” Samber Ray antusias.
“Antusias banget loe Ray.” kata Iel nimbrung.
“Ahhh biasa aja kok.” Kata ray salting.
“Autis loe….” Kata Iel.
“Enak aja loe bilang gue autis.” Kata ray.
“Emank loe autis. Hehehehehe..” ejek Iel.
“Udah-udah… gue setuju kok.” Kata Ozy.
“Iya gue juga setuju kok.” Kata Cakka.
“Yaudah kalau gitu nanti jan 4 kalian dateng ke rumah gue ya… ntar anak-anak yang laen gue kasih tahu.” Kata Oik.
“Oke.” Kata Ray bahagia.
“Yaudah gue balik dulu ya ma Oik.” Pamit Ozy pada The Jomblo.
Ozy dan Oik pun pulang. The Jomblo langsung menuju parkiran untuk pulang.
Pukul 4 sore Ray menuju rumah Oik tapi sebelumnya Ray harus jemput Cakka dulu. Sampai di rumah Oik semuanya sudah berkumpul di taman belakang. Ray dan Cakka pun langsung masuk menuju taman belakang seperti biasa.
“Aduuhhhh sorry kita telat.” Kata Ray dengan nafas terenggah-engah karena berlari dari pintu depan menuju taman belakang.
“Iya sorry ya…” kata Cakka yang juga bernafas terengah-engah.
“Kalian lama banget sih. Kita udah nungguin nie.” Kata Olivia.
“Sorry dehhh.. tadi gue jemput Cakka dulu. Mana Cakka dandannya lama amet lagi.” Kata Ray.
“Ya maaf… kan gue harus selalu tampak cuakep… hihihihihi..” kata Cakka.
“Cakep dari mananyeeee….” Kata Ray.
“Udah kita mulai bahas masalah drama aja deh.” Ajak Agni.
“Yaudah ayo..” kata Cakka yang langsung duduk di kursi di ikuti Ray juga.
“Lohh Ik adik loe mana?” tanya ray saat mau duduk.
“Lagi ambil minum. Napa nanya dia? Kangen loe. Apa suka?” Tanya Oik menggoda.
“Apa Ray? Loe suka sama adiknya Oik.? Loe harus inget motto kita Ray dan loe harus inget janji kita sebagai the Jomblo.” Kata Cakka.
“Ahhh enggak kok. Gue gak suka sama Keke. Gue kan Cuma tanya. Biasanya dia kan keliahatan.” Kata Ray agak gugup.
“Ahhh bohong loe….” Goda Oik.
“Enggak… beneran deh gue gak suka sama Keke.” Kata Ray.
“Beneran kan Ray loe gak suka? Kalau loe ampek suka gue gak bisa bayangin gimana reaksi anak-anak kalau tahu.” Kata Cakka.
“Astaga Cakkk… gue serius. Lagian si Keke juga bukan tipe gue. Gue kan sukanya sama cewek yang putih sedangkan Keke kan item.” Elak Ray.
“Enak aja loe bilang adek gue item, gitu-gitu dia adik gue tau.” Protes Oik
“Ehemmm…” tiba-tiba Keke datang membawa minuman dan Keke sempat mendengar kata-kata Ray barusan.
“Keee..Keee..Keke…” Ray tampak gugup.
“Ini minumannya kak…” kata Keke menyuguhkan minumannya.
Ray merasa bersalah udah bilang kayak gitu karena wajah Keke Nampak aneh setelah mendengar kata-kata Ray barusan. Setelah menyuguhkan minuman Keke kembali masuk.
“Kak Oik… Keke masuk dulu ya.” Kata Keke.
“Iya Ke…” kata Oik.
Ray merasa tidak enak dan berpura-pura ijin ke kamar mandi padahal sebenarnya Ray ingin bertemu Keke untuk minta maaf.
“Ik gue ijin ke kamar mandi yaaaa.. kebelet nie.” Kata Ray berpura-pura.
“Yaudah sana masuk. Kamar mandinya di deket dapur. Loe tahu kan dapurnya…” kata Oik.
“Iya gue tahu… yaudah gue masuk dulu ya…” kata Ray.
Ray masuk ke dalam rumah Oik dan mencari di mana Keke berada (jiahhh bahasanya bukkk… 4L4Y pisannn euyyyy) Ray Nampak clingak-clinguk… tiba-tiba dari belakang ada yang menepuk pundaknya.
POUKKKKK… (jiahhhh emank nepoknya pakek kayu apa sampek bunyinya Puokkkk… Auitis ahhhh…)
“Mampus loeee…” Ray latah.
“Hmftsftfst… maaf kak. Keke gak maksud ngagetin kakak.” Kata Keke sedikit menahan tawa melihat Ray latah.
“Astaga… loe to Ke… gak papa kok.” Kata Ray.
“Kakak ngapain clingak-clinguk kayak mau maling aja…” tanya Keke.
“Malingg??? Enggak lah Ke.” Jawab Ray.
“La terus kakak ngapain donk clingak-clinguk?” tanya Keke lagi.
“Hmmmmm… sebenernya gue mau ketemu sama loe Ke..” jawab Ray.
“Ketemu Keke kak? Buat apa?” tanya Keke.
“Gue mau minta maaf soal kata-kata gue tadi.” Jawab Ray.
“Hah? Kata-kata apa ya kak?” Tanya Keke pura-pura gak tahu padahal sebenernya Keke sedikit tersinggung sih.
“Hmmmm… kata-kata gue yang bilang loe item.” Jawab Ray.
“Ooo masalah itu yaa kak… gak papa kok kak. Keke udah ngelupain kok.” Kata Keke.
“Beneran Ke..??” Tanya Ray.
“Iya kak. Jujur sebenernya tadi Keke agak sedikit tersinggung tapi udah lahhh… Keke kan emang gak putih kayak cewek-cewek lain.” Kata Keke.
“Tu kan kamu tersinggung… aduh gue jadi gak enak nie ama loe Ke.” Kata Ray.
“Udah lah Kak.. Keke gak papa kok. Toh kata-kata kakak ada benernya juga kok.” Kata Keke.
“Keee… kamu jangan gitu donk… jujur walaupun kamu gak putih tapi kamu manis dan imut kok. Percaya deh.” Kata Ray memegang pundak Keke yang membuat Keke kaget.
“Iya makasih kak.” Kata Keke melepaskan pegangan Ray.
“Ohhh sorry gue gak sengaja.” Kata Ray saat melepaskan pegangannya.
“Gak papa kok kak. Kalau gitu Keke balik ke kamar dulu ya…” kata Keke.
“Tunggu…” panggil Ray menahan langkah Keke.
“Iya kak.” Keke menoleh ke arah Ray.
“Keee… gue boleh minta nomer loe gak?” tanya Ray.
“Hah?? Nomer Keke kak? Buat apa?” tanya Keke.
“Ya gak papa sih… boleh gak?” tanya Ray.
“Boleh sih Kak. Hape kakak mana biar Keke catet di hape Kakak.” Minta keke.
“Ini.” Ray memberikan HP nya pada Keke. Dan Keke menuliskan nomor hapenya.
“Makasih ya Keee… Oya tapi kamu jangan bilang ke siapa-siapa termasuk kakak loe kalau gue minta nomer loe ya…” pinta Keke.
“Iya kak.” Kata Keke.
“Yaudah kalau gitu gue balik dulu ya takut di cariin ama anak-anak.” Kata Ray sedikit salting.
“Iyaaa kak… Keke juga mau ke kamar.”

KAMAR KEKE
Keke masuk ke kamar dan menutup pintu kamarnya perlahan dalam hatinya senang karena dia di puji oleh Ray.
“Wahhhh… Kak Ray baik banget yaaa… bilang aku manis dan imut… Huftttt… pacarku aja jarang bilang aku imut.. Cobakkk Debo bisa bilang aku imut sekali aja. Tapi dia sama sekali gak pernah bilang aku imut…” kata Keke.
“Kalau di lihat-lihat kak Ray cakep juga.” Kata Keke lagi.
“Aduhhh aku mikir apa sihhh… kan aku udah punya Debo…” Kata Keke tersadar dari lamunanya.

TAMAN BELAKANG
“Busettt loe Ray. Lama amat loe ke kamar mandi..? ngapain aja loe??” Tanya Cakka.
“Ohhh tadi gue sedikit bingung cari kamar mandinya…” jawab Ray dengan suasana hati bahagia (yaiyalah secara Ray berhasil dapetin nomer hapenya Keke hahahahahahahaha)
“Ahhh itu mah emang loe nya aja yang autis… hahahahaha..” ejek Cakka.
“Ahhhh loe bisa aja brother……….” Kata Ray tidak memperdulikan kata-kata Cakka yang mengejeknya Autis.
“Ray tumben loe gak marah gue bilang autis? Biasanya loe udah noyor pala gue?” tanya Cakka.
“Ahhhh gue lagi gak mau marah eee…. Gue gak mau ngrusak suasana hati gue yang lagi BAHAGIA…” jawab Ray.
“Bahagia? Mank loe menang lotre Ray?” tanya Cakka.
“Lebih dari itu…” jawab Ray.
“Lah terus loe ngapain bahagia?” tanya Cakka.
“Ada dehhh… mau tahu aja…” Jawab ray.
“Ahhh payah loe…” kata Cakka.
“Udah-udah sekarang kita bahas masalah dramanya aja. Kita mau pakek tema apa nie?” tanya Ozy.
“Hmmmm gimana kalau kita ambil cerita Cinderella? Kan katanya Bu Winda ceritanya tentang dongeng.” Usul Olivia.
“Cinderella???? Bagus juga tuuu… gue setuju.” Kata Oik.
“Gue juga setuju. Tapi gue punya ide lagi. Gimana kalau di buat drama musical aja. Biar bagus gitu.” Usul Cakka.
“Boleh juga tu idemu Cak… gue setuju.” Kata Agni.
“Hmmmm… bagus juga kalau gitu… tapi yang jadi pangeran sama Cinderellanya siapa?” tanya Ray.
“Gimana kalau Oik sama Ozy…” usul Olivia.
“Jangan kita lahhhh…. Gue jadi ibunya aja….” Kata Oik.
“Iya jangan gue, kan drama musical tu mendingan yang jadi pengeran sama Cinderellanya Cakka sama Agni aja… kan kalian sama-sama pinter gitar tu…” usul Ozy.
“Hah? Apa hubungannya sama gitar Zy?” tanya Ray.
“Ya gak ada sihhh… tapi keliahatannya lebih cocok aja kalau Cakka sama Agni.” Jawab Ozy.
“Iya sihhh kalau di lihat-lihat Cakka Agni cocok juga.” Kata Olivia.
“Lohhh kok kita berdua sih jadinya.” Kata Agni.
“Iya… emank Agni bisa main gitar?” tanya Cakka.
“Ya bisa lahhhh… emak aja loe… gini-gini gue pernah menang kompetisi gitar ya…” kata Agni.
“Ouuuu yayayayaya…. Maaf deh gue kan gak tahu…” kata Cakka.
“Gimana loe berdua setuju gak?” tanya Oik.
“Yaudah kalau gue sih setuju-setuju aja.” Kata Cakka.
“Y ague sih ikut aja.” Kata Agni.
“Oke kalau gitu berarti kita deal ya kalau ceritanya Cinderella trus pangerannya Cakka, Cinderellanya Agni.” Kata Ozy.
“Setuju.” Jawab anak-anak yang lainya.

Akhirnya mereka memperoleh kesepakatan dan mereka mulai membuat naskah dramanya. Selesai kerja kelompok. Mereka kembali ke rumah masing-masing. Sebelum Ray pulang, Ray harus mengantarkan Cakka. Sesampainya di rumah Ray langsung menuju kamarnya dan sms Keke.
SMS-an ALA RAY KEKE
KAK RAY
Malem keke…J
PRINCESS KEKE
Malem jgak… ini cp ya...?
KAK RAY
Gue Ray Ke…
PRINCESS KEKE
Ouuu kak Ray… ini nomor Kakak toh?
KAK RAY
Iya ke…. Hahahahahahaha…J
Kamu lagi apa Ke?
(Ray Cuma pakek kata Loe gue kalau sama temen-temen deketnya)
PRINCESS KEKE
Keke lg tdran aj kok kak… kakak lg ngapain?
KAK RAY
Lg sms km… hahahahahahaha…
PRINCESS KEKE
Ahh kakak lucu dehhhh…. Hahahahahaha.. :D
KAK RAY
Klo lcu ktwa donk Ke…
PRINCESS KEKE
Lohh keke kan td udh ktwa kak…
KAK RAY
Iya yaaaa… hahahahahahaha….
Oya jangan panggil aq kakak donk… aq jadi ngrasa tua nie… km panggil aq Ray aja…
PRINCESS KEKE
Ahhh gak PW ahh klo pnggl Kakak Cuma namanya doank… kan kakak lebih tua dari Keke.

KAK RAY
Gak papa lagi ke… kan jrk umr kt cm 1 th…
PRINCESS KEKE
Enggak ahhh kak… keke gak enak… gak papa kan ??? hahahahah J
KAK RAY
Ywdh klo gto…. Oya kmu beneran gak marah kan tadi aq bilang km item…? J
PRINCESS KEKE
Yaampnnnn… gak kok kak…. Keke gak mrh kok kak…. Tnang aj laaaa kak… J
KAK RAY
Syukurlahhh ke…… tapi tadi aq bilang gitu bkn krna gue mau ejek km… aq bilang kayak gitu krna aq gak mau Cakka ngra aq ska ma km dan dia ngadu ke ank2 the Jomblo.
PRINCESS KEKE
The jomblo??? Apaan tu kak?
KAK RAY
Itu nma gang aq… jd aq, Alvin, Cakka, Iel, Rio, Deva bwt gang nmanya The Jomblo n kt buat kspktn untk gx bole pacran ampk lulus.
PRINCESS KEKE
Loh kok gitu kak??? Emank kakak gak mau pacaran.
KAK RAY
Untk smntra nie sih enggak Ke… tp gx tw jg klo bkln ad cewe yg mlulhkn htiq… hahahahahaha…
PRINCESS KEKE
Ahhh kakak ini aneh-aneh aja deh….
KAK RAY
Loh kok aneh2… anh gmn coba?
PRINCESS KEKE
Yaaa kakak pakek buat gang yang anh2… hahahahahahahaha….
KAK RAY
Ya gmn lg…hahahahaha….km msh tdrn???
PRINCESS KEKE
Enggak kak… Keke lg mau mnum susu…
KAK RAY
Wahhh enk ya mnum susu… gx bg2 nie…. Huhuhuhuhuhu…. T_T
PRINCESS KEKE
Lohh kakak mau susunya??? Nie keke kasihhhhh…. Hahahahahahahahaha…
KAK RAY
Hah?? Gimana caranya km ksi susu ke aq?
PRINCESS KEKE
Hmmmmmttt lewat IMAJINASIIII…. Kayak Spongebob gitu kak… huwahahahahahahahahahaha… J
KAK RAY
Jiahhhhh km lucu dehhhhhh….. J
PRINCESS KEKE
Kakak juga lucu kok.hahahahahah J
KAK RAY
Hahahahahahaha… oya keee… km jgn blng k kakak kamu yak lo aq smsan ama km… aq tkt klo dy blng ke Ozy ma ank2 the jomblo…. Kan bs berabe… hahahahha
PRINCESS KEKE
Okedeh J
Oya kak… Keke tdr dlu yaaa,,, udh jam 11 nie… Keke udh ngntuk…gx papa ya kak…
KAK RAY
Iya gx papa.. km tdr aja sana… mimpi indah Keee…. Good night Keke…. J
PRINCESS KEKE
Kakak juga tidur yaaa,,, mimpi indahh kak,,, Good night Kak Ray… J
KAK RAY
Iya Ke,, aq jg mw tdur… GOOD NIGHT… J
PRINCESS KEKE
GOOD NIGHT TOO J

Merekapun mengakhiri sms-an mereka.  Gak sadar mereka sms-an dari jam 7 sampek jam 11 malem… Ray merasa bahagia bisa sms an sama Keke orang yang udah mencuri hatinya… Karena udah malem Ray pun tidur dan berharap bisa mimpiin Keke.

KEESOKAN HARINYA DI KELAS

Ray nampak bahagia saat memasuki ruang kelas.
Diam-diam aku mengagumimu
Diam-diam aku memikirkanmu
Diam-diam diam-diam hatiku memilihmu menjadiiiii pacarku…
Ray melantunkan lagu Diam-diam by Ahmad Dhani dan Dewi Perssik dengan penuh semangat… (Jiahhhh dangdutan bang????….. Jogja di goyanggg… Asoyyyyyyy….. Jakarta di gunjang….. Yahudddd….. hahahahahahahahahahaha….)
“Busettt loe Ray… mau dangdutan loe….????” Kata Cakka yang bingung melihat sohibnya yang satu itu nyanyi-nyanyi gak jelas.
“Iya nie Ray.. loe anah banget sihhh hari ini….?” tanya Deva yang merasa bingung juga.
“Ahhh masak sihhhh…. Perasaan biasa aja deh gue… kalian aja kali yang anehhhh…” jawab Ray ceringas-ceringis.
“Lohh kok kita yang di bilang anehhhh…. Orang yang kelakuannya aneh elo Ray.” Kata Alvin.
“Ahhh perasaan kalian aja kali…” kata Ray masih cengar-cengir.
“Yaudah dehhh terserah loe… gue manut aja….” Kata Cakka.
“Oya gimana drama kelompok kalian.” Tanya Deva.
“Loe tanya ke kelompoknya sapa Dev? Gue, ato Cakka?” tanya Iel balik.
“Ya dua-duanya deh…” jawab Deva.
“Kalau kelompok gue Cinderella. Gue jadi pangerannya loh…” kata Cakka.
“Lah terus yang jadi Cinderellanya siapa?” tanya Iel.
“Agni…” jawab Cakka.
“Hah??? Agni??? Kok bisa??? Kenapa gak pangerannya Ozy terus Cinderellanya Oik… kan mereka udah pacaran jadinya gampang cari chemistry.” Tanya Iel lagi.
“Ya awalnya sih mau si Oik sama Ozy tapi merekanya gak mau. Katanya kita berdua lebih cocok untuk drama ini soalnya dramanya mau di buat drama musical gitu.” Jawab Cakka.
“Lah njuk hubungannya apa?” tanya Alvin.
“Gak tahu tu… aku sih ikut-ikut aja.” Jawab Cakka.
“Lah si cunguk atu nie jadi apa?” tanya Iel sambil menunjuk Ray yang sejak tadi senyam-senyum sendiri gak cetho.
“Dia jadi pengawal gue.” Jawab Cakka.
“Pengawal??? Cocok-cocok.. hahahahahaha…” kata Iel.
“Lah drama loe Iel???” tanya deva.
“Ahhhh kelompok gue gak genah semua, paling yang genah Cuma gue sama Rio. Iya kan Yo…” kata Iel.
“Iya kelompok gue gak genah semua.” Kata Rio meratapi nasib.
“ckckckckckckck… kasihannn… sabar ya brooo…” kata Alvin.
“Lah kelompok loe sendiri gimana?” tanya Rio.
“Sebenernya sih belum tahu juga, baru mau di bahas pulang sekolah nanti di kelas.” Jawab Alvin.
“Wahhh sama donk… nanti kelompok gue juga mau bahas lebih lanjut di kelas waktu pulang sekolah… wah bisa gabung nie. Iya gak Ray?” kata Cakka menyenggol Ray.
“Ehhh Iiiyaaa…” kata kaget.
“Elo tu kenapa sih dari tadi cengar-cengir sendiri waktu diajak omong malah gak connect.” Tanya Cakka.
“Ahhh gak papa kok.” Elak Ray.
“Aukkk ahhh gelap ngadepin loe…” kata Cakka.
Tiba-tiba bel berbunyi. Kringggggggg…. Mereka semua duduk di tempat duduk masing-masing. Pelajaran dari jam 7 sampai jam setengah 2 berjalan seperti biasa (di skip aja yaaa pelajarannya, penulis lagi gak ada inspirasi nie,,,, otaknya lagi di pinjem sama spongebob untuk ber IMAJINASIIII,,, *jayusss ahhhhh* hahahahahahahahaha…..)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar