Minggu, 03 Juli 2011

The Jomblo Kesrimpet Cinta chap 31-35


Ray terus berlari mengejar keke, sampai dia menemukan Keke menangis di bangku taman RS. Ray mencoba mendekati Keke yang sedang menangis.
“Keke…” panggil Ray lirih dan mencoba duduk menyebelahi Keke.
“Buat apa Kak Ray ke sini??!! Hikz.hikz.hikz..” kata Keke ketus sambil menangis dan menggeser posisi duduknya menjauhi Ray.
“Kamu kenapa Ke…” tanya Ray menggeser posisi duduknya mendekati Keke.
“Masih perduli Kak!” kata keke mencoba tidak menagis dan menggeser lagi posisi dudukunya menjauh dari Ray.
“Ke… kamu marah ya sama aku…” kata Ray menggeser posisi duduknya mendekati Keke lagi.
“Gak usah GR dehhh… Perduli apa sama kakak.!” Kata Keke makin ketus dan kembali menggeser posisi duduknya menjauhi Ray.
“Kee… aku mohon kamu jangan kayak gitu donk.” Kata Ray menggeser posisi duduknya kedekati Keke. Kali ini sangat dekat.
“CUKUP KAK!!! Keke capek!!” kata Keke emosi dan beranjak dari duduknya.
“Ke… kamu thu kenapa???” tanya Ray yang ikut beranjak dari duduknya.
“Kakak masih aja tanya kenapa Keke kayak gini???!!! Kakak emang gak peka dengan kesalahan kakak. Dan kakak itu bohong kalau kakak bilang kakak sayang sama Keke.” Kata keke mulai berkaca-kaca.
“Aku gak bohong kalau aku itu sayang sama kamu…” kata Ray.
“Mana buktinya kak??!!! Kakak itu bohong!” kata keke.
“Bohong gimana???” tanya Ray yang masih belum menyadari kesalahannya di mata Keke.
“Kakak mau tahu kakak itu salah apa???!!!” tanya Keke membendung air mata.
“Ya iya… aku mau tahu apa salah aku ke kamu.” Kata Ray.
“Pertama: Kenapa waktu kakak ngusulin untuk mencar di Rumah tua itu sama pasangan masing-masing Kakak malah narik Acha saat lari bukannya narik aku. Itu kan berarti kakak menganggap Acha itu pasangan kakak kan? Bukan Keke!” terang Keke yang mulai gak kuat menahan air mata.
“Tapi Kee… itu kan…” kata ray belum sempat menyelesaikan kalimatnya.
“Keke belum selesai Kak! Kedua: dengan mata kepala Keke sendiri kakak pegangan tangan sama Acha sahabat Keke sendiri dan itu Cuma berduaan!! Sakit kak!!! Sakit banget rasanya lihat kayak gitu!” terang keke lagi yang tak kuasa menahan air mata.
“Hehehe… kamu cemburu ya…” kata Ray malah ketawa melihat pujaan hatinya itu menangis.
“Kak Ray jahat banget sihhh sama aku… kak Ray bilang Kak Ray sayang sama aku, tapi kok kak Ray malah seneng lihat aku kayak gini. Kak Ray jahat, Kak Ray jahat,” Kata Keke memukul-mukul Ray berulang kali.
“Keke… keke…. Kamu jangan marah kalau aku ketawa. Aku ketawa karena aku seneng.” Kata Ray memegang kedua tangan Keke untuk menghentikan Keke memukul-mukulnya.
“Tu kan Kak ray seneng aku kayak gini. Hikzhikzhikz..” Kata Keke makin menangis.
“Tunggu dulu Ke… aku kan belum selesai… aku seneng karena itu berarti kamu sayang kan sama aku. Iya kan…” kata Ray menatap wajah Keke. Keke terdiam saat Ray menatapnya.
“…” Keke hanya terdiam saat Ray menatapnya.
“Tu kan kamu diem aja… itu berarti kamu sayang sama aku.” Kata Ray. Keke hanya diam saja namun tiba-tiba dia kembali marah pada Ray karena Ray belum menjelaskan kenapa dia melakukan kedua kesalahan itu.
“Tapi Kak!! Sekarang kakak tolong jelasin ke aku… kenapa kakak lakuin semua ini ke aku.” Kata Keke melepaskan pegangan Ray padanya.
“Hmmmm masalah itu…” kata Ray yang gak bisa jawab pertanyaan Keke.
“Tu kan kakak gak bisa jawab pertanyaan Keke kan??? Itu berarti kakak emang gak serius sama Keke.” Kata Keke kembali marah.
“Aduhhh Keee… please kamu percaya donk sama aku… kamu gak lihat apa aku babak belur kayak gini. Please aku thu butuh kamu di samping aku.” Rayu Ray.
“Kakak pikir Cuma Kakak aja yang sakit karena babak belur?! Keke juga sakit. dan itu lebih sakit. karena itu sakit hati Kak.” Kata Keke.
“Aku tahu Kee… makanya itu aku minta maaf sama kamu kalau aku ada salah.” Kata Ray memegang tangan Keke.
“Maaf kak… untuk saat ini keke belum bisa maafin kesalahan Kakak…. Beri Keke waktu.” Kata Keke melepaskan pegangan Ray dan berjalan pergi.
“Tapi Kee…” ray mencoba menahan Keke.
“Maafff kak…” kata Keke yang pergi meningglkan Ray. Ray gak bisa berbuat apa-apa dia takut kalau dia terlalu memaksa Keke, Keke malah akan semakin marah padanya.

Ray hanya bisa meratapi kesalahannya pada Keke. Sedangkan Deva yang sedang menunggui Acha di dalam ruangan rawat inap Nampak speechless pada Acha sampai akhirnya Acha memulai pembicaraan.
“Kak Deva ngomong donkk…” kata Acha membuka pembicaraan karena risih dengan suasana yang hening.
“Hmmmm… mau ngomong apaan Cha…” kata Deva speechlees.
“Yaa apaan gitu….” Kata Acha cemberut.
“Ya emang mau ngomong apa???” Deva malah balik nanyak.
“Ck… kak Deva payah ahhh… gak seru kayak Kak Ray.” Kata Acha ngambek. Deva terlihat kaget saat Acha membendingkannya dengan Ray.
“Ray!?” kata Deva kaget dan sedikit cemburu.
“Iya…. Tadi Kak Ray kalau dia ajak ngomong seru ahhh… gak kayak Kak Deva…” kata Acha polos.
“Ohhh… Jadi sekarang kamu udah deket  ya sama Ray?” tanya Deva dengan nada cemburu.
“Hmmm gimana yaa Kak… Acha juga gak tahu sihh Kak… Abis Kak Ray seru sih.” Kata Acha yang ternyata memang sengaja manas-manasin Deva.
“Jadi kamu suka sama Ray?!” tanya Deva ketus karena cemburu.
“Ihhh Kak Deva kenapa sihh??? Cemburu yaa???” tanya Acha.
“Cem..Cemburu?? Eng…Eng…Enggak kok….” Kata Deva salting.
“Ahhh masak??? Kak Deva cemburu kan??? Udah jujur aja.” Goda Acha yang keadaannya sudah mulai pulih.
“Eng..enggak kok…” kata Deva masih salting.
“Yaudah kalau gitu Acha suka aja deh sama Kak Ray.” Kata Acha yang sontak membuat Deva kaget.
“Jangan!” kata Deva respeck berdiri saat mendengar perkataan Acha.
“Huwahahahahahaha…” Acha tertawa melihat tingkah Deva yang wajahnya sudah merah.
“Ck… kok kamu malah ketawa sih.” Kata Deva kemali duduk.
“Abisnya kak Deva lucu sihh… Hehehe…” kata Acha masih sedikit menahan tawa.
“Lucu gimana sih???” tanya Deva dengan wajah yang makin memerah.
“Katanya gak cemburu kok waktu aku bilang mau suka sama Kak Ray gak boleh. Apa itu namanya bukan cemburu???” tanya Acha.
“A.a.a.a.a. mak..mak..mak..maksud aaa…ak..akk..aakkuu… bu.bu.bu.kkk..ka..kan gitu…” kata Deva gagap karena salting.
“Udah lah Kak… Acha tahu kok apa yang Kak Deva rasain karena itu juga Acha rasain.” Kata Acha memegang tangan Deva.
“Maksud kamu Cha???” tanya Deva bingung.
“Suatu saat nanti Kak Deva pasti akan tahu kok.” Kata Acha menatap  mata Deva yang bener-bener membuat muka Deva memerah.

***
Alvin, Rio, Shilla, Iel, Ify, Oik, Ozy, Cakka dan Agni sudah tiba di depan rumah tua itu lagi. Kali ini niat mereka ke rumah itu Cuma satu hanya untuk menyelamatkan VIA. Alvin Nampak yakin untuk segera masuk ke rumah tua itu karena di dalam sana ada seorang putrid nan canti yang menunggu pertolongannya.
“Akhirnya kita sampek juga ke sini.” Kata Alvin menatap tajam Rumah itu.
“Iya… Kita harus seger masuk dan selametin Via.” Kata iel.
“Itu harus!” kata Alvin matap. Alvin melangkahkan kakinya diikuti oleh teman-temannya.
“TUNGGU!!” tahan Shilla.
“Apa lagi Shill??” tanya Alvin mengentikan langkahnya diikuti yang lain.
“Iley mau bantu kita.” Kata Shilla menatap tempat tempat sebelah Ozy.
“Loe ngapain Shill natap gue???? Iley??? Maksud loe?” tanya Ozy yang mulai ketakutan.
“Iya Iley ada di sekita kita dan dia mau bantu kita.” Kata Shilla.
“Aduhh Shill loe jangan nakut-nakutin kita dehh… Iley di mana emangnya.” Tanya Cakka yang juga ketakutan.
“Itu.” Kata Shilla menunjuk kea rah sebelah Ozy. Sontak Ozy menjauh dari tempat itu.
“Huwaa…” kata Azy ketakutan.
“Kalian tenang aja. Dia baik. Kalian mau lihat dia???” tanya shilla.
“Iya Shill… karena dia kita di sini.” Kata Alvin.
“Tapi… gue gak yakin dehhh… gue takut.” Kata Cakka.
“Udah semua harus mau di buka mata batinnya sama Shilla.” Perintah Alvin yang diikuti anggukan keraguan dari teman2nya.
“Oke kalau gitu kalian pejamin mata kalian dan berdoalah menurut kepercayaan kalian.” Kata Shiila. Semuanya pun menutup matanya dan berdoa sesuai kepercayaan.
Shilla seakan mentransfer tenaga dalamnya, sesaat setelah itu mereka semua sedikit terpental kebelakang seakaan menerima transferan kebelakang.
“Sekarang buka mata kalian semua.” Perintah Shilla di ikuti oleh mereka semua yang perlahan membuka mata dan mengarahkan mata ke sudut yang dimaksud Shilla tadi.
“KYAAAAAAAAA!!!” mereka berteriak kecil karena kalau mereka berterik keras itu bakalan buat mereka ketawan sama penjahat.
“Hai…” sapa Iley dengan nada mistis.
“Lll….lllloooo….loooeeee siapa???” tanya Cakka gagap karena ketakutan.
“…” Iley diem aja, iya lah secara Iley Cuma donk bahasa Shilla kok.
“Shuttt… Iley gak donk bahasa kalian tauk…” kata Shilla.
“Tapi Shill kalau dia gak donk bahasa kita mana kita bisa minta bantuan sama dia.” Kata Alvin.
“Hmmmm… bener juga yaa….” Kata Shilla garuk2 kepalanya yang gak gatel.
“yaudah kalau gitu kalian pejamin mata kalian lagi. Gue coba biar kalian bisa berkomunikasi dengan Iley.” Kata Shilla. Mereka melakukan hal yang sama seperti sebelumnya.
“Udah sekarang buka mata kalian.” Kata Shilla.
“Loe siapa???” tanya Iel.
“Aku Iley…” jawab Iley.
“Oke Iley sekarang kita minta bantuan ke elo. Supaya elo bisa selametin Via juga.” Pinta Alvin.
“Tenang aja… aku akan bantu kalian selametin Via… kita harus segera selametin Via karena dia sedang dalam bahaya… dia mau di perkosa oleh para penjahat itu.” Jelas Iley.
“APA!!!!???? Via mau di perkosa????!!!!” kata Alvin shock banget.
“Iyaaa…. Tapi kalian tenang aja… Via pasti akan selamat…” kata Iley tersenyum.
“Kalau gitu kita harus segera selametin Via. Gue kuatir sama dia.” Kata Oik yang udah kuatir banget.
“Itu pasti… tapi tunggu dulu…” kata Shilla.
“Apa lagi.” Kata Alvin.
“Kita harus tinggalin orang untuk cari bantuan kalau kita dalam waktu 30 menit gak keluar.” Kata Shilla.
“Bener jug aloe Shill… kalau gitu gue tunjuk Cakka sama Agni untuk tetep tinggal di sini… kalau dalam waktu 30 menit kita belum bisa keluar kalian harus hubungi polisi.” Kata Alvin.
“Iya Vin…” kata Agni, yang juga diikuti anggukan oleh Cakka.
Merekapun akhirnya masuk ke rumah Tua itu lagi tanpa cakka dan Agni yang harus menunggu di luar. Cakka dan Agni menunggui di luar di tempat yang gak bakalan di jangkau oleh pejahat itu.
“Ag… kita sembunyi di sini aja yaaa..” kata cakka.
“Iya Cakkk… jangan sampai kita ketawan sama penjahat itu…” kata Agni. Merekapun bersembunyi di balik semak-semak. Sejenak keadaan tenang tanpa pembicaraan hingga akhirnya cakka membuka pembicaraan.
“Ag…” panggil Cakka.
“Iya Cakk…” sahut Agni yang masih konsentrasi melihat keadaan rumah tua itu.
“Agni…” panggil cakka lagi karena Agni belum menengok ke Cakka.
“Apa sih Cakk… gue lagi ngawasin keadaan nie.” Kata Agni sebel.
“Agni..!” panggil Cakka lagi yang mulai jengkel dan mengubah posisi badan Agni mengadahap wajahnya yang membuat mereka berdiam karena mereke bertatapan muka.
Mereka speechless saat mereka bertatapan muka. Hingga akhirnya Cakka mmembuka pembicaraan lagi.
“Ag…” panggil Cakka saat menatap wajah Agni.
“Iya Cakk…” sahut Agni.
“gue…gue…gue…” kata Cakka yang gak berani ungkapin apa yang dia mau ungkapin.
“Iya Cak… loe mau ngomong apa??” tanya Agni dengan lembut.
“Gue…Gue…gue…” kata Cakka masih belum berani.
“Loe mau apa??” tanya Agni lembut.
“Gue mau bilang jujur ke elo kalau gue…” kata Cakka gak berani melanjutkan kata-katanya.
“Loe mau apa sih???” tanya Agni bingung.
“Gue mau bilang Jujur ke elo kalau elo itu cantik…” Kata Cakka memberanikan dirinya.
“Apa??? Gue cantik???” tanya Agni yang wajahnya memerah.
“Iya Ag… loe cewek paling cantik yang pernah gue temui…” kata Cakka.
“Tapi kan masih banyak yang lebih cantik dari gue… apalagi kakak kelas.” Kata Agni mengalihkan pandangannya dari wajah Cakka.
“Loe itu beda Ag… dari kakak-kakak kelas yang lain… loe cantik karena loe baik.” Rayu Cakka.
“Gombal loe Cak… itu gombalan udah loe kasih ke sapa aja???” kata Agni.
“Sumpah Ag… gue tahu pasti loe anggep ini gombalan kan karena gue tu playboy… tapi gue itu udah tobat Ag… lagian gue kan udah lama gak pacaran semenjak gue masuk The Jomblo.” Jelas cakka meyakinkan Agni.
“Bohong loe… loe masih tetep pacaran kan walaupun loe masuk The Jomblo… apa kabar si Gita sama Dea yang pernah loe deketin.” Kata Agni yang langusng membuat Cakka kaget.
“Gita sama Dea????!!! Gue gak pernah ada hubungan kok sama mereka.” Kata cakka speechless.
“Udah lah cakk… gue itu tahu … kalau loe duain mereka.” Kata Agni.
“Oke… gue jujur kalau gue emang pernah jadian sama merak di waktu yang sama… tapi itu juga mereka yang nembak kok.” Kata Cakka mengakui semuanya.
“Tu kan …. Gue bilang juga apa loe itu Playboy padahal loe itu udah ada komitmen sama temen2 loe…” kata Agni.
“Iya gue Ag… tapi mereka juga udah gue putusin kok karena Cuma satu cewek yang gue suka…” kata Cakka menyesal.
“Satu cewek?? Siapa lagi??” tanya Agni terlihat sedikit kecewa.
“Elo…” kata cakka menatap wajah Agni.
“gu..gu..gu…gue…” kata Agni speechlees.
“iya Ag… gue suka sama loe… dan gue mau loe jadi cewek gue yang terakhir…” kata Cakka makin menatap Agni dan memegang kedua tangan Agni.
“Tapi cakk….” Kata Agni speechless
“Shuttt….” Kata Cakka menahan kata-kata Agni dan menempelkan jarinya di bibir Agni dan memeluk Agni dengan erat.

***
Ternyata benar apa yang di bilang Iley kalau Via akan di perkosa oleh penjahat2 bengal itu.
Kedua tangan dan kaki Via diikat oleh tali dengan kuat. Via gak bisa berkutik dia hanya bisa berteriak, walaupun musatahil teriakannya terdengar.
“TOLONGGGG!!! TOLONG!!!!” teriak Via.
“Diem Loe!” bentak penjahat pertama.
“TOLONG!!!! TOLONG!!!!” teriak Via lagi.
“Gue bilang diem loe… apa loe mau gue tembak.” Bentak penjahat pertama lagi.
“BODOK!!! Kalau loe gak mau denger gue teriak makannya bebasin gue!” kata Via ketus.
“Nantang loe!!! Mau gue tembak beneran.” Kata penjahat pertama bersiap menembak Via.
“TOLONGG!!!” Via makin teriak aja.
“Tunggu Boss… daripada Boss nembak nie anak gimana kalau kita coba dulu anak ini. kelihatannya lumayan juga boss… mulus.” Kata penjahat kedua dengan wajah mesumnya.
“Hmmmm bener juga loe bilang… kalau dilihat-lihat dia lumayan cantik juga.” Kata penjahat pertama seakan menganalisis Via.
“Bener thu boss… kita coba aj dulu…” samber pejahat ketiga.
“Heh!! Ngapain loe ngelihatin gue!!” bentak Via yang risih dilihatin kayak gitu ma penjahat2 itu.
“Tenang anak manis… kita gak akan ngejahatin kamu kok.” Kata penjahat ke 3 menoel daguVia.
“Ihhh najis banget sihh loe…” kata Via jijik.
“Udah lahh anak manis… kamu jangan negalawan.” Kata penjahat pertama mendekati Via dengan tampang mesum.
“Iya anak manis….. kita gak akan jahatin kamu kok.” Kata penjahat ke 2 yang juga mendekati Via dengan tampang mesum.
“Jangan mendekat.” Kata Via memberi perlawanan.
“Tenang anak manis.” Kata penjahat pertama mulai menyentuh Via.
“Jangan sentuh gue…!!” netak Via berusaha untuk bengkit berdiri walaupun kedua kakinya diikat oleh tali.
“Sudahlah anak manis… kalau kamu diem aja.” Kata penjahat ke dua yang semakin mendekati Via gak jauh beda denge penjahat ke 3 dan pertama yang juga mendekati Via dan menyentuh Via.
“JANGAN!!!!” tariak Via sekenceng-kencengnya.
Tiba-tiba…
BRAKKKKK(pintu terbuka paksa)
“JANGAN SENTUH VIA!!!!!!!” teriak seorang yang mendobrak pintu. Sontak para penjahat itu menengok kea rah datangnya suara. Via negintip siapa orang yang datang menyelamatkannya itu.
“Alvin….” Kata Via saat melihat ternayta orang itu adalah Alvin yang datang bersama teman-temannya.
“Jangan sentuh Via!!!!” bentak Alvin.
“Owhhh jadi kalian berani juga dateng ke sini????” kata penjahat itu mendekati mereka semua dan mengepung mereka.
“Punya nyali juga meraka boss dateng ke sini.” Kata penjahat ke3.
“Iya boss… tapi boss cewek ini juga cantik dan manis..” kata penjahat ke2 menoel dagu Ify. Sontak Iel merasa marah.
“ehh jangan ganggu dia!!!” kata iel melindungi Ify.
“Upsss…. Ternyata bodyguardnya marah…” cibir penjahat ke2.
“Ehhh yang ini cantik juga… rambuntnya indah…” kata penjahat ke3 membelai rambut indah Shilla yang sontak juga membuat Rio marah.
“Heh!! Jangan sentuh-sentuh Shilla!!!” bentak Rio melindungi Shilla.
“Upsss ternyata yang ini punya anjing penjaga juga…” cibir penjahat ke3.
“Lihat-lihat… yang ini manis…” kata penjahat ke 2 yang kini menggoda Oik, sontak Ozy marah.
“WOI… jangan ganggu cewek gue!!!” bentak Ozy melindungi Oik.
“Udah-udahhh gak usah banyak cingcong… mendingan sekarang mau kita apain mereka.” Kata penjahat pertama.
“Bebasin teman kita!” kata Alvin.
“Bebasin??? Loe gilak apa???!!! Kita bukan orang bodoh yang bakalan gitu aja bebasin dia… kalian itu akan kita bunuh semua.” Kata penjahhat itu.
“Bukannya loe bakalan bebasin Via kalau kita dateng lagi ke sini???” kata Alvin gedhek.
“Bodoh loe!!! Mana ada penjahat sebodoh itu. Kita nyuruh loe dateng ke sini itu buat ngebunuh kalian semua! Jadi bersiap-siaplah kalian untuk ke neraka!” kata penjahat itu bersiap menarik pelatuknya.
“Auw…” kata penjahat itu menghentikan gerakannya karena merasa ada yang menarik rambutnya.
“Kenapa boss???” tanya penjahat ke 3
“Ada yang narik rambut gue.” Kata penjat pertama kebingungan.
“emang siapa yang narik rambut boss…” tanya penjahat ke 2.
“mana gue tahu begok.” Bentak penjahat pertama itu.
“Iley…” kata Alvin dkk lirih.
“Iley??? Siapa itu??? Kalian bawa orang lain ya!” tanya penjahat ke 2 yang mendengar perkataan mereka.
“bukan siapa-siapa kok… nyatanya kita kan datengnya Cuma ber 7…” kata Iel ngeles.
“bener juga sihhh…” kate penjahat ke 2 itu.
“Auww… siapa nie??? Loe jitak gue ya” kata penjahat ke3 yang negrasa si jitak kepada penjahat ke2
“enak aja loe… orang gue dari tadi di sini kok.” Kata penjahat ke 2 yang berada bersebrangan dengan penjahat ke3.
“Auw… loe jiwit gue ya??” tanya penjahat ke2 pada penjahat ke 3.
“Enak aja loe… jelas-jelas gue di sini kok…” kata penjahat ke 3.
“Aduhhh…” kata penjahat pertama lagi.
“Kenapa boss???? Aduhhh…” kata penjahat ke 2.
“Aduhhh…” kata penjahat 3.
Berulang kali mereka merasa dijitak lah, di jiwit lah, di jambak lah pokoknya si Iley thu ngisisengin penjahat itu sampai-sampai penjahat itu kelabakan sendiri. Melihat kesempatan itu Alvin langsung aja nyelametin Via sedangkan yang lainya nyusun rencana untuk nangkep para penjahat itu.
“Via…” kata Alvin mendekati Via dan mencoba membuakakan ikatan pada tangan dan kaki Via.
“Alvin… tolongin gue….” Kata Via.
“Iya gue pasti akan tolongin loe… loe sabar yaa..” kata Alvin membuak ikatan Via dengan segera.
“makasih ya Vin… gue takut banget tadiii… untung loe dateng nyelametin gue.” Kata Via yang sudah terbebas dari ikatan dan langsung memeluk Alvin.
“Iya Vi… loe tenang aja… gue pasti akan selametin loe.” Kata Alvin menenangkan Via dalam pelukannya.

***
Cakka masih memeluk Agni sampai pada akhirnya Agni melepaskan pelukaannya karena Agni teringat oleh pesan Alvin yang mengatakan kalau mereka belum keluar dalam waktu 30 menit Agni dan cakka harus menghubungi polisi dan meminta bantuan.
“Udah cakkk… kita bahas itu nanti.” Kata Agni melepaskan pelukan Cakka.
“Lohhh kenapa Ag??? Loe gak suka sama gue ya???” kata Cakka tampak kecewa banget.
“Begok loe! Bukannya gitu.. loe lupa pesennya Alvin.” Kata Agni menoyor kepala Cakka.
“Auww sakit tauk Ag… emang apa???” tanya Cakka.
“Alvin kan bilang kita harus cari bantuan kalau dalam waktu 30 menit mereka semua gak keluar.” Jawab Agni.
“Oiya gue lupa.” Kata Cakka menepuk dahinya sendiri.
“Yaudah yok kita sekarang cari bantuan.” Kata Agni langsung menarik Cakka.

Di dalam rumah tua itu tampak keributan antara penjahat itu mereka saling menyalahkan sedangkan Alvin dkk menyusun rencana untuk menjebak penajhat itu. Sebelumnya Alvin yang sudah menyelamatkan Via mengajak Via bergabung dengan teman-temannya.
“Udah Vi… mendingan sekarang kita ke tempat temen-temen aja.” Ajak Alvin.
“Iya Vinn.” Kata Via yang kemudian berjalan bersama Alvin menuju teman-temannya.
“Temen-temen…” kata Via saat menuju teman-temannya.
“Viaa… loe selamet.” Kata Oik menyambut Via dengan tangisan bahagia dan memeluknya.
“Iya Ik… gue selamet kok.” Kata Via membalas pelukan Oik.
“Kita harus bersyukur Via selamet.” Kata Ify.
“Iya… tapi kita gak boleh seneng dulu. Karena penjahat itu belum kita kalahin.” Kata Shilla.
“Tapi kan ada Iley…” kata Rio.
“Loe harus inget kemampuan Iley terbatas dan dia itu masih tergolong hantu kecil.” Kata Shilla.
“iya sihhh… trus kita gimana donk.” Tanya Ozy.
“Siapa Iley???” tanya Via bingung.
“Udah nanti kita jelasin setelah masalah selesai.” Kata Oik.
“Hmmmm… tunggu dehhh gue punya rencana.” Kata Iel.
“Apa???” tanya Ify.
“Ik loe masih punya paku payung, jarring, sama tali panjang kan???” tanya Iel.
“Masih… buat apa???” tanya Oik.
“Sini dehhh… gue punya rencana.” Kata Iel membisikan rencanannya.
“Gue setuju.” Kata Alvin.
“Gue juga.” Kata Ify diikuti angguakn dari yang lainnya.
“Yaudah sekarang kita susun jebakan tadi.” Perintah Iel. merekapun menyusun jebakan itu. Iley masih saja menggoda para penjahat itu untuk mengalihakan perhatian mereka. Jebakan sudah selesai. Shilla mengisyaratkan pada Iley kalau tugas Iley sudah selesai dan sekarang giliran mereka yang melumpuhkan penjahat itu namun sebelumya Shilla meminta bantuan Iley untuk menyembunyikan pistol ketiga penjahat itu. Saatnya jebekan diluncurkan. Oik dan Ozy menjadi umpan yang pas untuk menggiring penjahat ke jebakan. Iel dan Alvin barada sisi-sisi yang berbeda dari pintu itu. Mereka saling memegang ujung tali yang akan mereka tarik bersama-sama saat penjahat itu mengejar Oik dan Ozy. Berjarak 1,5 meter dari tali itu Shilla, Via dan Ify memasang paku payung yang banyak dan terakhir saat penjahat itu kesakitan menginjak paku payung itu Oik dan Ozy akan menarik tali guna menjatuhkan jarring tepat di atas pejahat2 itu. Seperti itulah system kerja jebakan itu. Dan saatnya dimulai….
“HEH penjahat tengill!!!! Kita di sini!!! Kita mau kabur.” Panggil Ozy yang berhasil membuat penjahat2 itu menengok ke arahnya.
“Iya kita mau kabur lohhh.. weekkkk…” ejek Oik.
“Sialan mereka kabur boss...” kata penjahat ke2.
“Kita kejar mereka.” Perintah penjahat pertama.
“Kabur.” Kata Oik dan Ozy bersama-sama dan berlari. Penjahat itu mengejar Oik dan Ozy dan saat mereka melewati pintu Alvin dan Iel sama-sama menarik tali itu dan GUBRAKKKK penjahat itu terjatuh dan saat penjahat itu bengun dan melangkahkan kakinya untuk beberapa langkah AWAWAWAWAWAWAWAWAW… ketiga penjahat itu kesakitan karena menginjak paku payung mereka melompat-lompat gak jelas kayak kucing beranak dan waktu mereka berada tepat di bawah jaring2 yang dipasang Oik dan Ozy menarik tali itu dan KYAAA… penjahat itu terjerat jarring itu dan pergerakan mereka terhenti.
“YESSSS!!!! BERHASILL.” Kata Iel seneng banget.
“KITA BERHASIL!!!” teriak semuanya bahagia.
Tiba-Tiba…
“Angkat Tangan!!!” Datang beberapa polisi diikuti Agni dan cakka.
“Agni Cakka???” kata Via senang melihat mereka datang membawa polisi.
“Via… kamu selamat??” kata Agni seneng.
“Iya Agni…” kata Via.
“Kalian akan di hukum seberat-beratnya dengan pasal berlapis.” Kata polisi itu yang meborgol penjahat itu.
“Ampun pak polisi.” Rengek penjahat ke 2 dan ke 3.
“Lihat saja kita akan balas dendam sama kalian.” Ancam penjahat pertama pada Alvin dkk.
“Kita gak takut. Wekk” balas Alvin.
Akhirnya merekapun dapat selamat dari para penjahat itu dan penjahat itu pun di hukum seberat-beratnya. Bagi mereka ini adalah petualangan terbaik buat mereka. Shilla juga merasa sangat senang karena dia bisa membantu Iley mengusir penjahat itu. Saat mereka semua keluar bersama dari Rumah Tua itu Nampak wajah Shilla masih melihat kea rah rumah itu dan menatapnya bahagia sambil berkata dalam hati “Sampai kapanpun misteri Rumah Tua gak aka hilang dan sampai kapanpun kita akan ingat kamu Iley”.
Merekapun pulang dengan wajah yang lelah dan lega namun setelah petualangan ini juga lah terdapat perpecahan antara Ray dan Alvin!!! The Jomblo kini pecah seperti pecahan kaca!!! –Ray say: The Jomblo tanpa gue itu bukan The Jomblo but Alvin say: Ada atau gak adanya loe gak berpengaruh sama The Jomblo. The Jomblo akan tetep ada walaupun gak ada loe! –
Terus gimana nasib The Jomblo tanpa Ray??? Apakah pecahan kaca itu akan tersambung lagi????!!! Atau malah akan semakin pecah???? Maybe yes maybe no!!!! terus gimana donk???!!!! Ini awal atau Akhir???? Atau ini awal tanpa Akhir???

***

Kejadian menegangkan itupun berakhir tapi sadarlah kejadian baru menanti di depan… mungkin mereka gak akan berurusan dengan penjahat, hantu atau apalah sejenisnya. Tapi di sini mereka akan begumul dengan ketegangan batin dalam persahabatan. The Jomblo tanpa Ray???!!! Itu aneh!!

Pagi itu tidak seperti biasa kelas X.2 tidak secerah biasanya. Di kelas sudah datang Rio, Cakka, Alvin, Oik, dan Ozy. Mereka memang masih seperti biasa bercanda, tertawa walau dalam hati Alvin masih kuatir dengan keadaan Acha yang masih di RS. Kecerian mereka sejenak menjadi berubah saat Ray datang memasuki kelas dengan langkah yang gak pasti karena dia tahu apa yang bakalan terjadi saat dia bertemu Alvin.
“…” ray berjalan tanpa sepatah katapun tidak seperti biasa yang selalu ceria saat dia memasuki ruang kelas.
“Berani masuk juga nie Pecundang!!” cibir Alvin saat melihat Ray berjalan masuk.
“Hushhhh…” ray hanya bisa menghela nafas panjang dan dia terlihat sedih serta kesepian dia terus berjalan menuju tempat duduknya di sebelah Oik.
“Dasar gak sadar banget sih loe sama kesalahan loe!!!” cicbir Alvin lagi.
“…” ray masih saja diam dan dia duduk di kursinya dengan malas.
“Udahlah Vin… gak usah loe perpanjang lagi…” kata Rio menengahi.
“Gue gak memperpanjang masalah. Gue Cuma mau ingetin aja ke pecundang itu kalau DIA yang nyebabin adik gue MASUK RS.” Kata Alvin dengan penekanan di kata yang ber-caps lock.
“Hushhh…” Ray menghela nafas panjang dan sedikit mengacak-acak rambut gondrongnya tanda bahwa dia merasa sedikit frustasi.
“Nape loe??!! Frustasi??!!! Baguslah…!” kata Alvin ketus.
“…” ray masih gak mau membalas.
“Dasar loe!!! Udah nyebabin acha masuk RS, ngelanggar janji The Jomblo lagi. Keputusan gue keluarin loe memang bener.!” Kata Alvin yang bertubi-tubi memojokkan Ray.
BROKKKK!!!
“CUKUP VIN!!!” Kata Ray berdiri dan menggebrok meja kerena gak kuat menahan emosinya lagi.
“BERANI LOE SAMA GUE!!!???” tantang Alvin.
“Gue tahu gue salah Vin… tapi please jangan pojokin gue kayak gitu. Gue masih punya perasaan!!” kata ray emosi.
“Tapi perasaan loe itu Cuma buat KEKE!!!!! Dasar penghianat!!!” kata Alvin nyolot.
“Cukup Vin!! Jangan bawa-bawa nama Keke di sini!!! Dia gak ada hubungannya sama masalah kita!!” kata Ray gak terima.
“Kenapa emangnya??!!! Loe suka sama dia??!!!” kata Alvin.
“IYA memang kenapa??!!!!” kata ray gak kuat lagi mendem rasa itu karena di pojokan oleh Alvin. Mendengar itu Rio, Cakka, Oik, Ozy kaget dan Cuma bisa melongo aja.
“Ternyata bener dugaan gue selama ini!! Loe itu penghianat Ray!! Mana janji loe sebagai The Jomblo???!!!” kata Alvin emosi.
“Gue tahu gue peghianat dan asal loe tahu gue itu juga manusia biasa yang butuh di cintai dan mencintai, gue yakin yang lain juga sama kayak gue!” terang Ray.
“Udahlah gue udah muak sama loe!!! Cukup semua ini Ray. Yang jelas sejak saat itu LOE RAYNALD PRASETYA secara resmi KELUAR DARI THE JOMBLO!!!!!! Ngerti loe.” Kata Alvin.
“Loh Vin… loe gak bisa sepihak kayak gitu donk!! Keputusan ini harus dirundingkan sama The Jomblo yang lain.” Kata Cakka gak terima keputusan Alvin karena selama ini Raylah yang paling dekat dengan Cakka.
“Loe gak terima??!” kata Alvin malah nyolot sama Cakka.
“Bukan gitu Vin!! Gue Cuma gak suka aja sama cara loe…” kata Cakka.
“Udahlah ini udah jadi keputusan gue!” kata Alvin.
“Oke kalau itu keputusan loe. Gue CAKKA NURAGA secara resmi MENGUNDURKAN DIRI dari THE JOMBLO!!!!” kata Cakka mantap dan langsung menghampiri Ray.
“Cak… loe yakin???” tanya Ray pada Cakka saat Cakka menghampirinya.
“Iya gue yakin. Gue gak suka sama ke-bossyan Alvin.!” Kata Cakka.
“Oke Cak!! Loe juga bukan The Jomblo lagi!!” kata Alvin makin emosi.
“Yo.. ayok kita ke kantin aja. Gue muak liat 2 penghianat di sini!” kata Alvin langsung menarik Rio menuju kantin. Rionya sih nurut-nurut aja soalnya dia gak mau memperkeruh masalah.
Ray Nampak frustasi banget dengan keadaan seperti ini. Cakka mencoba menangkan Ray. Oik dan Ozy memilih untuk tidak ikut campur urusan The Jomblo untuk saat ini karena mereka semua masih dalam keadaan yang labil. Oik dan Ozy pun memilih untuk keluar kelas dan membiarkan Ray dan cakka.
“ARGHHH!!!” kata Ray menggebrok meja.
“Udahlah Ray lupain aja masalah Alvin! Dia itu memang egois. Gue kira Iel yang paling egois tapi ternyata Alvin lebih egois. Ckckckckck.” Kata Cakka menggeleng-gelengkan kepala.
“Tapi Cak… gara-gara gue elo juga harus ikut keluar ka dari The Jomblo…” kata Ray menyesal.
“Alahh tenang aja… gue gak nyesel kok keluar dari The Jomblo. Lagian gue juga udah gak kuat jadi The Jomblo yang harus hidup tanpa cewek di sekitar gue, secara gue cowok popular dan kewren gityu…” kata Cakka kePDan dan alay saat mengucapkan kata ‘cowok popular dan keren gitu’. Sejenak perkataan Cakka membuat Ray tertawa.
“Hahahaha… cakka-cakka… lebay loe…” kata Ray tertawa juga.
“Gue itu gak lebay tapi itu memang kenyataan cintha…” kata Cakka dengan lebay banget.
“Lebay loe ahhh… hehehehehe…” kata ray ketawa.
“Tapi BTW mank loe juga lagi suka sama cewek yaa..” tanya Ray.
“Iya…” kata Cakka dengan wajah berbinar-binar.
“Siapa-siapa????” tanya Ray napsu banget.
“Agni!” jawab Cakka dengan semangat dan wajah makin berbinar-binar.
“Huwahahahahahahahahahahahahahaha….” Kata Ray tertawa puas banget.
“Ngape loe ketawa…” kata Cakka menoyor kepala Ray.
“Ya abisnya loe lucu banget sihhh…huwahahahahaha…” kata Ray ketawa lagi.
“Lucu dari manenya????” tanya Cakka lagi.
“Ya lucu aja… cowok perfectionist kayak loe bisa suka sama seorang Agni yang tomboy banget.” Jawab Ray yang sejenak melupakan masalahnya itu.
“Enak aja loe…. Agni itu beda yaaa…. Tapi kalau masalah perfectionist gue memang cowok yang perfect sih.” Kata Cakka GR dengan wajah berbinar-binar.
“Ckckckckck… beginilah cinta…. Tak mengenal apapun jua…” kata Ray berlagak seperti pembaca puisi.
“Alahhh gaya loe Ray…. Lah sekarang gue tanya ke elo… kok elo bisa suka sih sama Keke???” tanya Cakka.
“Hmmm… idem lah…” kata Ray.
“Idem??? Apaan tuh????” tanya Cakka bingung.
“Idem itu maksudnya sama tauk…” kata Ray.
“Ouwhhhh gitu toh…” kata cakka baru donk.
“hahahahaha… jadul loe… masak kata2 kayak gitu loe gak tahu sihhh.” Kata Ray. Mereka berduapun tertawa bersama. Tiba-tiba ada orang yang datang dan menyapa mereka.
“Woi Brooo…” sapa orang itu.
“Woii iel…” sapa Cakka balik pada orang itu yang ternyata adalah Iel.
“Kenape nie… kok mukanya pada setengah kusut kayak setrikaan yang belum kelar.” Kata Iel saat melihat wajah kusut Ray sisa2 kejadian tadi.
“Ray berantem lagi sama Alvin.” Kata Cakka.
“Beneran Ray??? Belum kelar juga masalah ini???” tanya Iel.
“Belum. Malahan tambah parah.” Jawab Ray.
“Kok bisa??? Mank ada masalah apa lagi???” tanya Iel.
“Setelah gue dikeluarin dari The Jomblo sekarang Cakka ikut2an mundur dari The Jomblo karena gak terima dengan keputusan Alvin secara sepihak waktu ngeluarin gue dari The Jomblo.” Terang Ray.
“Apa???!!!! Kok bisa jadi kayak gitu sihhh??!!! Alvin itu memang egois banget!!” kata Iel kesal.
“Makannya itu gue milih keluar aja dari pada gue gedhek sama tingkah tu anak sekarang.” Kata Cakka.
“Ckckckckckck… ini harus segera di selesaikan kalau gak malah tambah runyam.” Kata Iel.
“Gimana caranya coba??? Sekarang Alvin itu egois banget.” Kata Cakka.
“Udah tenang aja… gue akan bantu kalian kok.” Kata Iel memberi semangat pada kedua temannya itu.

***
Saat itu bel pulang sekolah udah kedengeran ampek seujung dunia. Alvin, Rio, dan Deva keluar lebih dulu mungkin Alvin jengkel dengan Cakka dan Ray. Sedangkan Iel, Cakka, dan Ray keluar setelah beberapa menit kemudian. Iel berencana menyelesaikan masalah ini.
“Woi Vinn…” panggil Iel pada Alvin yang sedang berajalan bersama Rio dan Deva. Sedangkan Ray dan Cakka mengikuti Iel.
“Nape loe Iel!” jawab Alvin ketus kerena mengetahui Iel bersama Cakka dan Ray.
“Wuis… nyante aja jawabnya.” Kata Iel.
“Gue sih nyante aja ma loe… tapi kagak deh sama 2 Penghianat di belakang loe.” Kata Alvin melirik sinis pada Ray dan Cakka.
“Udalah Vin… masih betah loe sebel-sebelan sama Ray??? Kelarin lah maslah ini… gak enak juga dilihatnya.” Nasihat Iel.
“Yaudah kagak perlu loe lihat juga kan!” kata Alvin ketus.
“Ck… loe tu ngeyel banget sih di kasih tahunya… gue itu kasih tahu demi kebikan kita.” Kata Iel mulai kepancing emosi.
“Gue tahu itu tapi sori yel… itu percuma buat gue. Sekarang Acha udah terlanjur masuk RS kan?!” kata Alvin ketus.
“Gilak loe ya….!!! Toh Acha kan udah baik-baik aja. Dan dia gak sedikitpun nyalahin Ray. Tapi loe kok masih kekeh sih nyalahin Ray???” tanya Iel mencoba mencari kejelasan akan sikap Alvin yang egois.
“Gue lakuin itu karena gue sayang sama Acha. gue gak mau terjadi hal buruk apapun sama Acha! dia baru aja sembuh.” Kata Alvin.
“Iya… Gue tahu. Tapi apa loe pikir dengan loe kayak gini bikin Acha seneng??? Enggak Vin…” kata Iel menasihati.
“Ashhhh diem aja deh loe… loe itu gak tahu gimana kawatirnya gue saat lihat dengan mata kepala gue kalau adik kesayangan gue itu ketembak Cuma gara-gara selametin orang itu!” kata Alvin melirik sinis pada Ray.
“Vin… loe itu harusnya sadar…. Sikap loe tu gak bener kalau kayak gini! Inget Vin… kita itu sahabat dan gak seharusnya loe berubah Cuma karena masalah ini.” kata Iel mencoba menyadarkan Alvin.
“Cuma loe bilang???!!! Ini itu masalah BESAR.” Bentak Alvin.
“Iya! ini kan memang Cuma masalah sepele.!” Kata Iel yang membalas membentak.
“Udahlah gue capek bahas masalah ini. sekarang terserah loe mau belain 2 orang ini atau loe masih mau jadi The Jomblo!” ancam Alvin.
“Apa maksud loe???!!! Loe ancem gue!!!” kata Iel kaget.
“Ini bukan ngancem ini Cuma pilihan!” kata Alvin tegas.
“Gue gak suka ya kalau loe mulai kayak gini!! Loe pikir loe sapa???!!!!” kata Iel emosi.
“Gue Alvin dan gue leader dari gang ini jadi gue berhak untuk nentuin siapa2 saja yang berhak untuk bertahan di sini.” Kata Alvin egois.
“SHITT loe!!! Gak usah sok deh loe!” kata Iel bersiap mau memukul Alvin namun ditahan oleh Cakka dan Ray.
“Nape loe??!! Mau nonjok gue??? Tonjok aja kalau loe berani.” Tantang Alvin seraya menyodorkan pipinya.
“Sialan ya loe!!!! Sini loe…” kata Iel mencoba menonjok Alvin lagi karena geram namun masih saja di tahan oleh Ray dan Cakka.
“Pecundang Loe!” kata Alvin mencibir Iel.
“SHIT loe!!! Gue muak sama tingkah loe!!! EGOIS tau gak sih loe!!!” kata Iel geram.
“Soo…. Loe maunya apa??!!!!” tantang Alvin.
“Oke!! GUE GABRIEL STEVENT DAMANIK sejak jam ini, menit ini, dan detik ini MENGUNDURKAN DIRI dari THE JOMBLO!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!” kata Iel memberi keputusan karena sudah geram dengan tingkah egois Alvin. Sontak Ray, Cakka, Rio dan Deva kaget.
“Astaga Iel… gue mohon loe pertimbangin ini dulu. Jangan gegabah.” Kata Rio shock.
“Sori yo… gue udah gak tahan sama tingkah Alvin yang egois.” Kata Iel.
“Iel… please pertimbangin ini semua.” Pinta Deva.
“Gak bisa! Ini udah jadi keputusan final gue.” Kata Iel mantap dengan keputusannya.
“OKE FINE!!!!!! Loe resmi keluar dari The Jomblo!!!!” kata Alvin.
“Vin…. Loe jangan kayak gitu donk.” Kata Rio.
“Udah lah Yoo… The Jomblo gak butuh penghianat2 kayak mereka!” kata Alvin egois.
“Tapi Vin…” kata Rio mencoba merayu Alvin agar merubah keputusannya agar The Jomblo gak pecah.
“Udahlah gua capek. Gue mau ke RS. Kalau kalian berdua masih mau jadi The Jomblo kalian ikut gue.” Kata Alvin pada Rio dan Deva anggota The Jomblo yang tersisa. Dengan terpaksa Rio dan Deva mengikuti Alvin karena mereka tidak mau mamperkeruk keadaan.
Iel masih Nampak emosi karena kejadian tadi. Ray apalagi yang merasa bersalah banget. Cakka mencoba mempertanyakan keputusan Iel lagi.
“Loe yakin Yel keluar dari The Jomblo??” tanya Cakka.
“Sama yakinnya kayak loe!” kata Iel masih sedikit emosi.
“Ini semua memang salah gue.” Kata Ray menyesal banget.
“Udahlah Ray ini bukan salah loe kok. Semua ini karena keegoisan Alvin.” Kata Iel.
“Tapi… kalau aja gue bisa lebih sabar ngadepin Alvin loe sama Cakka gak akan kebawa dalam masalah ini.” kata Ray makin menyesal pada Cakka dan Iel.
“Loe udah cukup sabar kok sama Alvin. Itu memang Alvinnya aja yang egois.” Kata Cakka menepuk-nepuk pundak Ray guna menyakinkan Ray bahwa ini bukan sepenuhnya salah Ray.
“Iya Ray… bener kata Cakka. Alvin memang egois.” Kata Iel merangkul sohibnya itu.
“Makasih ya temen-temen…” kata Ray Nampak sedikit tenang karena masih ada yang perdulu padanya.
“Iya Ray sama-sama… yaudah yok mendingan kita main aja ke rumahnya Cakka, sekalian kita belajar buat ulangan kenaikan kelas. Bayangin boss 2 minggu depan kita udah ujian kenaikan yang bakalan nentuin naik gaknya kita dan masuk jurusan mana kita nanti.” Kata Iel.
“Oiya gue lupa…” kata Cakka memukul keningnya sendiri.
“Yaudah yokkk kita ke Rumah Cakka.” Kata ray. Mereka ber-3pun  berangkat ke Rumah Cakka.

***
Iel, Cakka, dan Ray belajar bersama di rumah Cakka sejenak masalah pelik itu terlupakan.
Mereka Nampak kesusahan dalam belajar karena biasanya kalau mereka belajar pasti ada Deva dan Alvin yang jauh lebih pinter yang bisa ngajarin mereka.
“Duhhh kok susah banget sih nie soal.” Eluh Cakka saat membaca soal fisika yang rumit.
“Astaga ini apa coba jawbannya. Tan 90 adalah…” kata Ray yang juga kesusahan.
“Wedewwww buset dahhh apaan nie… ada sin, cos, tangen, vector, ckckckckck mana bisa gue ngapalin sebanyak ini… kata-kata dari mane nie????” kata Iel garuk-garuk kepala gak jelas.
“Haduhhh… ‘jika pesawat berjalan 100 km kea rah utara dan berbelok 56 derajat ke barah dari arah selatan sejauh 120 cm makan gambarlah vector pesawat tersebut’… ckckckckck… soal apaan nie????” kata cakka frustasi saat membacakan soal mengenai vector itu. (nahlo soal apaan thu…. Ckckckck… penulis aja juga puyeng yang kerjain… --“)
“Biasanya kalau ada Deva pasti kita bisa ngerjain dan langsung donk deh…” kata Iel.
“Iya… seharusnya kita belajar bareng2 bukan Cuma ber3 dan seharusnya ada Deva, Alvin dan Rio yang bisa bantu kita. Coba kejadian itu gak pernah terjadi. Semua salah gue.” Kata Ray mengingat masalahnya lagi dan kembali menyesal.
“Udahlah Ray… jangan loe inget2 masalah itu mendingan kita konsen ke UAS aja dehhh…” kata Iel memberi semangat pada Ray.
“Tapi kan kalau ada Deva kita jadi ringan belajarnya.” Kata Ray.
“Ada atau gak adanya Deva… kita harus tetep berusaha belajar sendiri.” Kata Cakka.
“Bener kata Cakka.” Kata Iel sependapat dengan Cakka.
“Terus kita belajarnya gimana donk?” tanya Ray.
“Hmmmmmm gimana kalau kita minta bantuan Deva aja biar ke sini ajarin kita??? Tapi jangan sampek Alvin tahu.” Usul Iel.
“Jangan Deva dehhh soalnya Deva itu juga sedikit marah sama Ray.” Kata cakka.
“Hmmmm bener juga …. Yaudah Rio aja kan dia yang paling netral.” Usul Iel lagi.
“Kalau itu gue setuju.” Kata Cakka setuju diikuti anggukan dari Ray.
“Yaudah gihh buruan loe telepon si Rio suruh ke sini diem-diem.” Kata Iel.
“Jangan telepon nanti ketawan Alvin, mendingan SMS aja.” Kata Cakka.
“Yaudah deh terserah loe.” Kata Iel manut. Cakkapun SMS Rio.

BeCAKKA
Yoo kita boleh minta tolong gak???
RIO CUNGKRING
Minta tlng ap????
beCAKKA
loe skrng d mna???
RIO CUNGKRING
Gw lg d RS lg nemenin Alvin ma Deva… mank napa????
Be CAKKA
Loe bs gx ke Rumah gw skrng???
RIO CUNGKRING
Bwt ap????
Be CAKKA
Ajrin kt mteri fisika donk… gw, Ray, Iel lg blajr brng tp puyeng nie tanpa loe Deva ma Alvin. Pleaseee.. J
RIO CUNGKRING
Hmmm gw sh gx pp… tp Alvin gmna??? Ntr dy mrh lg trs maslhnya gak kelar2…
Be CAKKA
Ya loe alsn aj kek…. Kt bth loe niee… cz cm loe yg netral d sini… kt gx mngkn mt tlg ma Alvin ma Deva jg gak bs kan Deva lbh belain Alvin. Bs ya???? Please… J
RIO CUNGKRING
Ywdh dhh… tp tnggu dlu yaaa… gw cri alesn…
Be CAKKA
Oke Boss… thx ea Rio yang guantengggggg… J
RIO CUNGKRING
Masama… J
^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^
“Yes Rio mau… kita tinggal nunggu dia dateng aja.” Kata Cakka seneng.
“Bagus kalau gitu.” Kata Iel diikuti anggukan dari Ray.

***

Mereka menunggu Rio dateng beberapa menit kemudia terdengar bunyi ketukan pintu dari depan.
TOK TOK TOK
“Buset thu Rio cepet amet???? Naik pesawat jet kali ye???” tanya Cakka bingung saat mendengar ketukan pintu ini.
“Iya nie… perasaan baru berapa menit SMS kok uda nyampek aja nie orang.” Kata Ray.
“Yaudah gih loe samperin. Kasihan si Rio nunggu lama. Uda untung dia mau bantuin. Di bela-belain bohongin Alvin pula.” Kata Iel.
“Iya deh bentar gue bukain.” Kata cakka beranjak dari duduknya dan berjalan menuju pintu depan untuk membukakan pintu.
“Hah?? Elo??” ucap Cakka kaget saat melihat orang yang berada di hadapannya bukan Rio.
“Iya… memang kenapa??? Loe gak suka gue dateng ke sini???” kata orang itu.
“Bu..bu…bukkk…kkkaaa…kkkannn gitu… taptaptapi kan..” kata cakka gak bisa ngomong.
“Yaudah kalau loe gak suka gue dateng gue balik aja deh.” Kata orang itu membalikkan badannya untuk pergi.
“Agni… Tungguu!! Jangan pergi!” Cegah Cakka manarik tangan orang itu yang ternyata adalah Agni.
“Loe mau ngapain dateng ke sini??? Tumben banget???” tanya Cakka yang bingung dan gugup.
“Sebenernya mau ada yang gue omongin ke elo.” Jawab Agni.
“Apa Ag..???” tanya Cakka penasaran.
“Cak… siapa sih???” terdengar teriakan Iel yang menanyakan keadaan.
“Bentar Yelll…” balas Cakka.
“Itu Iel??” tanya Agni.
“Iya… sama Ray juga.” Jawab cakka.
“Ouwww… yaudah dehh gue lain kali aja ngomongnya.” Kata Agni.
“Loh kenapa???” tanya cakka.
“Ya gak enak aja ngomongin ini di depan temen-temen loe.” Kata Agni.
“Apa hubungannya?” tanya Cakka makin penasaran.
“Udah lah lain kali aja.” Kata Agni pergi namun sempat di tahan oleh cakka.
“Tapi Ag… gue penasaran…” kata cakka memegang tangan Agni untuk menahannya.
“Udahlah cakk… masih banyak waktu kok.” Kata Agni melepaskan pegangan cakka dan langsung pergi dengan motornya. Cakkapun kembali masuk dengan ribuan tanda tanya dalam pikirannya. Itu menyebabkan Iel dan Ray pun bertanya tanya.
“Loh Cak… Rio mana??” tanya ray.
“Gak ada.” Jawab Cakka lemas.
“Lemes banget loe Cak… terus tadi siapa???” tanya Iel.
“Agni…” jawab cakka.
“Hah?? Agni???? Ngapain dia ke sini??? Hayooo Cakka…” goda Ray.
“Awalnya sih dia mau ngomong sesuatu sama gue tapi gak jadi karena ada kalian.” Jawab Cakka lemes karena kecewa.
“Hah??? Serius loe????” tanya Ray.
“Iya… tapi gak jadi.” Kata Cakka lemes.
“Wahhhh pasti dia mau ungkapin perasaannya deh. Cieeeee…” goda Cakka.
“Telat loe… gue dulu kali yang udah ngungkapin perasaan gue…” terang Cakka yang langsung membuat Ray dan Iel kaget.
“HAH???? Serius loe???!!!” kata iel dan Ray bareng.
“Iya…” kata Cakka menjatuhakan diri di sofa.
“Terus dia terima gak??” tanya Ray antusias.
“Belum jawab. Tapi gue rasa dia tadi mau jawab deh tapi gara2 ada kalian jadi gak jadi deh…” jawab Cakka.
“Tunggu dehh kok gue gak donk yaa???” tanya Iel yang sebenernya gak donk.
“Jadi gini loe Iel.. sohib kita yang satu ini itu lagi kasmaran sama Agni.” Jelas Ray.
“What??? Huwahahahahahahahahahaha… serius loe??” tanya Iel kaget dan tertawa.
“Iyalahh… nape?? Heran loe???” tanya Cakka.
“Yaiyalah… secara elo gitu masak bisa suka sama Agni sihh yang tomboy..” kata Iel heran.
“Cinta itu buta broo…” kata Cakka.
“Dan buta itu elo!” samber Ray cengengesan.
“Sialan loe Ray…” kata Cakka menoyor Ray.
“Aduhh sakit taukkk..” protes Ray.
“Terus Cak sejak kapan loe suka sama Agni????” tanya Iel lagi karena penasaran.
“Sejak kapan yaa??? Gue udah lupa… rasanya mengalir aja gitu… namnaya juga cinta … datang dan pergi tanpa permisi.” Kata Cakka bagaikan seorang pembaca puisi.
“Ckckckckckckck…. Berarti selama ini loe udah sembunyiin ini dari The Jomblo donk.” Kata Iel.
“Iya sih… tapi kan yang penting sekarang gue udah buka lagi The Jomblo yang harus berkomitmen lagi.” Kata Cakka cengengesan.
“Hmmm iya juga sihhh… kita kan bukan The Jomblo lagi.” Kata Iel.
“Ehhh tapi loe juga lagi kasmaran sama Ify kan????” tanya Cakka pada Iel yang membuat Iel dan Ray kaget.
“What??? Iel sama Ify???? Kok bisa???” kata Ray kaget.
“Weits… weits… apaan nie… jangan sebar-sebar gossip deh loe Cakk.” Kata Iel kaget.
“Alah…. Udahlah Yel ngaku aja… gue udah tahu kok… ngaku aja lahhh lagian kita kan udah gak ada komitmen sebagai The Jomblo lagi.” Goda Cakka.
“Emang bener ya Yel??? Serius loe??? Bukannya loe itu dulu sebel banget ya sama Ify???” tanya Ray penasaran.
“Ahhh jangan dengerin Cakka…” bela Iel.
“Udah dehhh ngaku aja… gue pernah mergokin loe kok waktu loe perhatiin Ify sambil senyum2 sendiri lagian waktu kita di Rumah Tua itu perhatian loe ke Ify kelihatan banget kalau loe suka sama Ify. Hayoooo ngaku aja dehhh…” goda Cakka.
“Apaan sihh…” kata iel yang wajahnya sudah memerah.
“Wahwah mukanya Iel merah… berarti bener donk…” kata Ray.
“eee… gimana yaaa…. Gue juga bingung sihhh sama persaan gue… jujur aja gue itu sayang sama Ify… tapi gue masih ragu.” Kata Iel membongkar rahasia hatinya.
“Tu kannn bener kata gue… Cieee…. Hahahahaha.” Kata Cakka ketawa.
“Cieee Iel… akhirnya bisa jatuh cinta jugaaa…” goda Ray.
“Ihhh apaan sih kalian berdua… gue kan maluuu…” kata Iel salting dan mukanya tambah merah.
“Udahlahh tembak ajaaa…. Cocok kok….” Usul Ray.
“Iya Yel tembak aja…” kata Cakka sependapat dengan Ray.
“Ahh apaan sihh… udah dehhh bahas yang lain aja… oya Ray loe suka sama siapa???” tanya Iel mengelihakan pembicaraan.
“Ihh apaan sih loe asal alihin pembicaraan aja…” protes Ray yang muka imutnya ikut memerah.
“Oiyaaa… gue masih gak yakin sama yang loe ucapin ke Alvin waktu tadi pagi deh.” Kata cakka mengingat kejadian tadi pagi di mana Ray mengakui kalau dia memang suka sama Keke.
“Tadi pagi??? Emang tadi pagi Ray ngucapin apa???” tanya Iel yang gak tahu kejadian itu.
“Jadi gini loe Yel… waktu tadi pagi Alvin berantem lagi sama Ray si Ray tu ngaku kalau dia suka sama Keke.” Jelas Cakka.
“Apa???? Keke??? Keke adiknya Oik???” tanya Iel ragu.
“Iya.. Keke adiknya Oik… heran kan loe?? Gue juga heran!” kata Cakka.
“Iya gue heran… heran banget malah.” Kata iel heran banget.
“Ihhh apaan sihh loe… biasa aja kaliii…” kata Ray salting.
“Jiahhh salting niyeee… udah tembak aja.” Goda Iel.
“Idihhh orang udah gue tembak kok.” Kata Ray yang membuat Iel dan Cakka keget.
“APA??????????” kata Iel dan cakka bersama-sama.
“Nape sih loe???? Lebay banget dehh.” Kata Ray.
“Loe dah nembak Keke??? Kapan???” tanya Cakka antusias.
“Waktu kita nonton bareng2.” Jawab Ray santai.
“WHAT?????!!!! Itu kan udah lama banget???!!!! Terus sekarang udah jadian???” tanya Iel.
“Belum.” Kata Ray kecewa.
“Loh kok bisa??? Loe di tolak???” tanya Cakka.
“Kagak juga sihh.” Jawab Ray.
“Terus???” tanya Iel penasaran.
“Dia maunya kita pendekatan dulu…” jawab ray.
“Astaga…. Lama banget itu… berarti yang paling pertama ngelanggar janji elo donk.” Kata Iel.
“Iya sihhh…hehehehe…” kata Ray cengengsan.
“Tapi sekarang gue lagi ada masalah nie sama Keke.” Kata ray menjadi kecewa.
“Lohh kok bisa???” tanya Iel.
“Dia cemburu waktu gue salah tarik pas kita mencar di rumah hantu.” Jelas ray sedih.
“Yaampun Ray… kasihan banget sih loe…. Sabar ya broo…. Kita pasti akan dukung loe kok.” Kata Cakka sok tua.
“Ihh gaya loe Cak sok tua banget.” Kata ray melempar bantal kursi ke muka Cakka.
“Aduhh sialan loe.” Balas cakka yang juga melempar bantal ke Ray. Akhirnya terjadi perang bantal kursi antara Ray, cakka dan Iel. saat mereka sedang asik parang bantal gak jelas tiba-tiba ada yang datang dengan sedikit kesal.
“Iel, Ray, Cakka…” panggil orang itu, namun masih belum disadari oleh Iel, Ray dan cakka.
“Woi.. Iel, Ray, Cakka…” panggil orang itu lagi, namun masih belum di sadari oleh Iel, Ray dan Cakka yang masih asik perang bantal.
“WOIIIIIIII!!!!!!!!” teriak orang itu pakek seratus toa yang akhirnya bisa membuat Iel, Ray dan cakka menyadari keberadaan orang itu.
“Rio???” kata cakka kaget.
“Budek banget sihh kaliannn…” kata Rio kesal.
“Sejak kapan loe dateng??? Kok gak ketuk pintu dulu???” protes Cakka.
“Gila loe ya… udah berulang kali gue ketuk pintu loe… sampek2 tangan gue merah ni.” Kata Rio menunjukan tangannya yang memerah karena merulang kali mengetuk pintu namun tidak di bukakan.
“Aduhhh sorry dehhh… tapi kita lagi ceita-cerita.” Kata Ray cengengesan.
“Cerita apaan nie??? Wah mulai rahasia-rahasiaan nie…. Gak suka gue…” kata Rio ngmabek.
“Jiahhh… jangan ngambek gitu donk…” kata Cakka merayu.
“Ya habisnya kalian pada rahasia2an sihhh…” kata Rio masih ngembek.
“Iya deh kita cerita.” Kata Iel.
“Emang kalian pada cerita apa sih tadi.” Kata Rio langsung gak ngambek dan malah cengengesan.
“Yee elo mahh malah cengengesan.” Protes Ray.
“Ya biarin donk… udah ayo cerita…” kata Rio antusias.
“Jadi gini loh Yoo…” kata Iel mulai bercerita. Ceritanya di skip aja yaaa…
~~~skip story~~~
“APAAA??????????? Kalian serius???!” kata Rio kaget dan langsung berdiri dari duduknya.
“Hehehe… iya…” kata Ray cengengesan.
“Astaga… sumpahhh gue syock banget tau gak sih. Ckckkcckckck.” Kata Rio geleng2 kepala.
“Ya mau gimana lagi donk Yoo… namanya juga cinta…” kata Cakka.
“Ya tapi gue gak habis pikir aja sama kalian.” Kata Rio masih heran.
“Tapi Yo… loe jangan bilang ke Alvin ya… gue takut nambah keruh masalah.” Pinta Ray.
“Iya sihh… gue tahu kok. Tapi sumpah y ague heran banget loh… apalagi sama Cakka.” Kata Rio menunjuk Cakka.
“Gue???” kata Cakka melah menunjuk dirinya sendiri.
“Iya lah Cak… masak loe bisa suka sama cewek toboy kayak Agni sih??? Loe kan selektif???” tanya Rio heran.
“Ya namanya juga cinta… cinta itu buta brooo…” kata Cakka menepuk-nepuk pudak Rio.
“Uhuk-uhuk. Sakit begok.” Protes Rio.
“Hehe… sorry-sorry…” kata Cakka cengengesan.
“Dan lagi… kok si Iel bisa sih suka sama Ify???? Bukannya Ify tu musuh bebuyutan loe??? Bukannya loe juga dulu pernah mau tampar dia juga kan.” Kata Rio mengalihka pandangannya ke Iel.
“Hah??? Kok gue???? Kan gue udah bilang kalau gue juga gak tahu sama perasaan gue sendiri.” Kata Iel yang mukanya mulai memerah.
“Ya kan benci jadi cinta.” Samber Ray.
“Ihh apaan sih loe ray…” protes Iel salting.
“Ini juga si Ray masak sih bisa naksir sama Keke???? Darimananya coba????” tanya Rio pada Ray juga.
“hehehehe…. Kan cinta pada pandangan pertama…” kata Ray cengar-cengir.
“Ckckckckck… sumpah gue pusing kalau mikirin kalian dehhh… untung aja kalian bukan The Jomblo lagi dan si Alvin gak tahu masalah ini. coba kalau tau… bisa berabe.” Kata Rio geleng2 kepala sendiri.
“Ya makannya loe jangan bilang ke Alvin.” Pinta Cakka merangkul Rio
“Iya Yo lo rahasiain ini ya.” Pinta Ray juga.
“Kita percaya sama loe Yoo.” Kata Iel yang juga merangkul Rio
“Iya… gue pasti akan jaga rahasia ini. gue juga gak mau masalah ini semakin besar.” Kata Rio merangkul mereka semua.
***
Saat ini Alvin dan Deva sedang menunggui Acha yang masih di RS. Memang keadaan Ache sudah membaik tapi Acha belum boleh pulang dulu. Alvin duduk di sebelah ranjang Acha sedangkan Deva berdiri di samping ranjang Acha.
“Acha kamu udah baik-baik aja kan????” tanya Alvin.
“Iya koko ku sayang.” Kata Acha tersenyum.
“Koko??? Kamu panggil nama itu lagi???? Katanya kamu gak mau panggil nama itu lagi.” Kata Alvin.
“Koko???” sambung Deva bingung.
“Hmmm… Acha lagi pingin aja Ko… abis bosen juga kalau panggil Koko itu Kakak. Kan sejak dulu Acha panggil Koko itu Koko…” kata Acha.
“Ya tapi kan semenjak kamu pindah ke Australia kamu gak mau panggil Koko dengan kata Koko.” Kata Alvin.
“Loh kenapa e Cha kok gitu???” sambung Deva.
“Gak tahu…. Pingin aja.” Kata Acha tersenyum.
“Yaudah dehhh terserah kamu kalau sekarang mau panggil aku Koko lagi.” Kata Alvin tersenyum dan membelai rambut Acha.
“Hehehe… kalian itu memang kakak adik yang kompak ya…” kata Deva tersenyum.
“Iya donk kak… aku kan kompak sama Koko aku ini.” kata Acha tersenyum.
“Koko… kapan nie Acha boleh pulang??? Terus Oma gak tahu keadaan Acha kan???” tanya Acha.
“Belum tahu sayang… Iya Oma gak tahu kok. Koko tahu kalau kamu pasti bakalan larang Koko untuk bilang ke Oma kan biar Oma gak kuatir. Untung aja Oma lagi ke Malang.” kata Alvin.
“Iya Koo… Koko tahu aja…Tap Koo… Kan sebentar lagi Acha mau UAN masak Acha gak boleh pulang.” Kata Acha.
“Udah kamu jangan mikirin itu dulu…” kata Alvin.
“Iya Cha bener kata Koko kamu.” Kata Deva.
“Tapi kalau nanti Acha ketinggalan pelajaran gimana???” kata Acha.
“Udah tenang aja nanti Koko sama Kak Deva bakalan bantuin kamu belajar kok.” Kata Alvin.
“Idihhh kayak Koko sama Kak Deva pinter aja…” ejek ACha.
“Ehh jangan salah kamu gini2 Koko masuk 5 besar loh.” Kata Alvin.
“Iya nie ACha ngejek banget… gue tu rangking satu tauk.” Kata Deva.
“Ahhh bohong…” goda Acha.
“JIahhh dia gak percaya Dev.” Kata Alvin pada Deva.
“Cepz…. Payah nie,,, belum tahu kepinteran kita nie Vin…” kata Deva sok.
“Iya nie… wah adik gue payah ahh…hhehehehe…” kata Alvin mengglitiki Acha dan tertawa ketawa.
“Loh kok aku yang payahh… kan Koko sama Kak Deva yang payah. Heheheheh..” kata Acha ketawa. Karena geli.
“Wahhh Acha nie… payahhh… hehehhehehe.” Kata Deva juga menggelitiki ACha dan tertawa.
“Hehehehehehe…” mereka pun tertawa bersama. Saat mereka tertawa bersama dan menggelitiki Acha, tiba-tiba Acha batuk-batuk.
“Uhuk-Uhuk-Uhuk-Uhuk…”
“Acha??? kamu kenapa???” tanya Alvin kuatir dan menghentikan gelitikannya diikuti Deva.
“Uhuk-Uhuk-Uhuk-Uhuk…”
“Acha… kenapa???” tanya Deva yang juga kuatir.
“Uhuk-Uhuk-Uhuk-Uhuk-Uhuk…” Acha Cuma bisa batuk2 aja. Dan batuk2nya semakin parah.
“Huekkkkk…” kali ini Acha memuntahkan Darah.
“Acha?? kamu muntah darah!!!” kata Alvin panic banget.
“Acha… kamu kenapa???!!” kata Deva gak kalah paniknya.
“Dokter… Suster…dokter…” panggil Alvin panic.
“Ada apa ini…” kata dokter yang datang bersama suster dan langsung memeriksa keadaan Acha.
“Keadaan pasien ini memburuk dok.” Kata suster pada dokter.
“Kita harus cepat tangani pasien ini.” kata dokter pada suster.
“Bagaimana keadaan adik saya… apa yang terjadi pada dia???” tanya Alvin panic.
“Maaf kalian berdua lebih baik menunggu di luar saja.” Kata suster yang lain mengusir Alvin dan Deva baik-baik.
“Tapi sus.. saya mau lihat keadaan adik saya.” Kata Alvin gak mau di suruh keluar.
“Maaf tapi kalian harus keluar.” Kata Suster itu mengusir paksa.
“Udah vin kita tunggu di luar aja.” Kata Deva mengajak Alvin keluar. Alvin dan Deva pun menunggu di luar. Keadaan Acha memburuk dan membuat Alvin sangat kuatir.
“Tuhan… aku mohon selametin Acha… aku gak mau terjadi hal yang buruk sama Acha. aku sayang sama Acha.” pinta Alvin yang meneteskan air mata.
“Udahlah Vin…loe tenang aja… Tuhan pasti akan dengerin doa loe dan bakalan nyelametin Acha.” kata Deva menenangkan Alvin.
“Dev, gue itu kuatir banget sama Acha… gue gak mau terjadi apa-apa sama Acha. lagian kok Acha bisa tiba-tiba kayak gitu padahal kata dokter luka di dada Acha sudah membaik.” Kata Alvin kuatir.
“E.. gu…gu…gue juga gak tahu kalau masalah ini Vin.” Kata Deva mencoba menutupi keadaan Acha sebenarnya.
“Loe kok gugup gitu sihh jawabnya??? Ada yang loe sembunyiin dari gue???” tanya Alvin.
“Enggak kok… gue gak nyembunyiin apa-apa… loe tenang aja yaaa.” Kata Deva ngeles.
“ARRGGGHHHHH!!!!!!!” Alvin berteriak.
“Alvin…” sapa seorang yang tiba-tiba datang. Alvinpun menengok menuju sumber suara.
“Via???” kata Alvin kaget saat Via tiba-tiba datang.
“Via kok loe bisa nyampek sini sih???” tanya Deva yang bingung dengan kedatangan Via.
“Gue ke sini mau nengok Acha…” jawab Via.
“Lohhh ada apa ee??? Kok kalian kelihatan cemas banget.” Tanya Via.
“Acha kritis.” Jawab Deva.
“Kritis??? Kok bisa???? Bukannya keadaan Acha sudah membaik…” kata Via cemas.
“Kita juga gak tahu yang jelas tadi tiba-tiba keadaan Acha memburuk dan Alvin kelihatan cemas banget.” Jelas Deva karena Alvin masih terlihat cemas.
“Viaaaa…” kata Alvin langsung memeluk Via. Deva yang melihat itu kaget terlebih Via.
“Alvin.. loe…” kata Via kaget.
“Vi… gue bingung banget sekarang… Acha dalam keadaan yang kritis dan gue gak bisa berbuat apa-apa… gue memang kakak yang gak baik buat Acha. hikzhikzhikz…” kata Alvin menangis dalam pelukan Via.
“Vin… loe jangan ngomong kayak gitu… loe itu harus sabar dan loe itu harus yakin kalau Acha baik-baik aja” kata Via menenangkan Alvin yang masih dalam pelukannya.
“Tapi Vi… gue kuatir banget sama keadaan Acha. gue gak mau kehilangan Acha. gue baru sebentar berkumpul sama Acha.” kata Alvin menangis.
“Vin… percaya sama diri loe kalau Acha bakalan sembuh…” kata Via yang melepaskan pelukan Alvin perlahan dan memegang pundak Alvin seraya menenangkan Alvin.
“Tapi Vii… gue bener-bener ngerasa kuatir banget… gue takut terjadi apa-apa sama Acha…” kata Alvin masih menangis.
“Vinnn… loe gak perlu nangis… air mata yang keluar dari mat aloe itu gak akan berguna buat Acha bahkan itu akan buata Acha juga merasa sedih… mendingan sekarang loe apus air mata loe dan loe yakinin diri loe kalau Acha pasti akan sembuh.” Kata Via menyeka air mata Alvin.
“Via… loe itu memang orang yang paling ngertiin gue… di saat Cakka, Iel sama Ray pergi loe ada buat gue.” Kata Alvin menatap wajah Via.
“Karena gue sayang sama loe Vin…” kata Via berbisik pada Alvin sampai tidak terdengar oleh Deva.
“Ekhem…” kata Deva mencari perhatian karena sejak tadi dia hanya menjadi obat nyamuk. Alvin baru sadar kalau sejak tadi ada Deva diapun langsung mengalihakn pandangan dan melepaskan pegangan Via, begitu pula dengan Via yang Nampak salting. Sejenak keadaan hening. Tiba-tiba dokter keluar.
“Siapa di sini yang bernama Deva???” tanya dokter yang kelaur dari ruangan Acha.
“Saya Deva dokter…” kata Deva menunjukan dirinya.
“Deva??? Apa hubungannya Deva dengan keadaan Acha dok??? Dan bagaimana keadaan Acha adik saya???” tanya Alvin dengan cemas.
“Saya belum bisa memberitahukan keadaan Acha sekarang karena keadaannnya belum stabil.” Jawab dokter.
“Tapi dok.. apa hubungannya dengan saya??” sambung Deva.
“Acha meminta saya untuk memanggilkan yang bernama Deva.” Jawab dokter.
“Deva??? Dokter yakin??? Mungkin dokter salah dengar, mungkin Acha memanggil nama Alvin… itu saya….” Kata Alvin masih gak percaya kalau Devalah yang dipanggil Acha.
“Saya tidak salah dengar kok… lebih baik segera yang bernama Deva masuk.” Pinta Dokter langsung masuk diikuti Deva. Deva memasuki ruangan dan mendekatin Acha.
“Kak Deva…” kata Acha seakan menahan sakit.
“Acha… kamu kenapa???” tanya Deva memegang tangan Acha.
“Kak… Acha ingin pergi tapi tugas Acha belum selesai…” kata Acha.
“Apa maksud kamu Cha??? Kamu jangan bicara kayak gitu…” kata Deva berkaca-kaca.
“Acha gak kuat kak… Acha udah gak kuat… Acha inging keluar dari penderitaan ini… tapi semua ini masih belum bisa berakhir…” kata Acha terpotong-potong.
“Cha… aku mohon kamu jangan bilang kayak gitu… kamu harus kuat lawan penyakin kamu ini.” kata Deva memegang erat tangan Acha sambil menitikan air mata.
“Kak… Acha punya satu permohonan kak…” kata Acha.
“Permohonan apa????” tanya Deva makin menitikan air mata.
“Acha pingin sebelum Acha pergi kakak, koko, Kak Iel, Kak Rio, Kak Cakka, dan Kak Ray bersahabat kembali dan Acha juga pingin Kak Via menjadi cewek bakalan gantiin Acha untuk menyayangi Acha.” pinta Acha dengan segenap sisa tenaganya.
“Iya Cha itu pasti… tapi aku mohon kamu harus kuat Cha… kamu harus kuat… aku sayang sama kamu…” kata Deva makin menangis.
“Acha juga sayang sama kak Deva… Acha cinta sama Kak Deva…” kata Acha menangis.
“Kakak juga… makanya itu kamu harus kuat…” kata Deva menangis.
“Kak…” kata Acha belum selesai berkata namun keadaannya makin memburuk dan makin kritis. Dokter meminta Deva untuk keluar karena keadaan Acha memburuk. Deva terpaksa keluar dengan wajah penuh linangan air mata. Melihat itu Alvin makin kuatir dengan keadaan Acha.
“Dev! Gimana keadaan Acha???” tanya Alvin saat Deva keluar dengan langkah yang gak pasti.
“Hikzhikzhikz…” Deva hanya bisa menangis.
“Dev! Acha kenapa… jawab Deva…!” tanya Alvin menggoyang-goyangkan badan Deva. Deva hanya bisa menangis.
“sorry vin… sorry…” kata Deva makin menangis.
“Sorry??? Sorry kenapa???? Apa yang terjadi sama Acha dev???” tanya Alvin makin cemas.
“Vin loe tenang dulu. Beri Deva kesempatan untuk bicara.” Kata Via menenangkan Alvin.
“Maafin gue Vin… seharusnya gue cerita ini ke elo sejak dulu.” Kata Deva.
“Cerita apa??? Apa maksud loe??? Apa ini ada hubungannya sama Acha???” tanya Alvin cemas.
“Sebenernya penyakit Acha pelum sembuh malahan makin parah…” jelas Deva gak tega sambil menangis.
“APA?????!!!!!” kata Alvin kaget.
“Iya Vin… Acha mint ague rahasiain ini semua…” kata Deva.
“Tapi kenapa loe gak cerita ke gue!!!” kata Alvin.
“Maafin gue Vin… Acha gak mau lihat loe kuatir… maafin gue…” kata Deva.
“ARGHHHHH!!!!!!!” Alvin Nampak frustasi dan cemas.
“Vin loe tenang ya Vin…” kata Via menenangkaa Alvin.
“Vin maafin gue… gue gak mau loe marah ma gue dan loe keluarin gue dari The Jomblo.” Pinta Deva, Alvin mencoba menatap wajah sahabatnya itu. Dia mencoba berfikir kalau yang udah dia perbuat ke Ray, Cakka, dan Iel itu salah dan dia gak mau ngulangin kesalahannya itu ke Deva dan Rio sahabatnya yang tersisa.
“Dev… tenang aja… gue tahu kok maksud loe baik tapi mungkin cara loe yang salah. Gue memang bodoh saat membuat Ray, Cakka, dan Iel kelaur dari The Jomblo dan sekarang gue gak mau membuat kesalahan yang sama ke elo dan Rio, karena loe sama Rio sahabat gue yang tersisa.” Kata Alvin menghilangkan egonya dan mulai menyadari kesalahannya. Melihat itu Deva Nampak senang dan Via merasa banggga dengan ucapan Alvin barusan.
“Vin gue bangga ke elo.” Kata Via.
“Vin… maafin gue yaa..” kata Deva memeluk Alvin.
“Iya Dev… gue maafin loe kok.” Kata Alvin memeluk Deva juga. Via Nampak senang dengan sikap Alvin yang sudah mengilangkan egonya. Saat keadaan sedang haru tiba-tiba dokter datang lagi.
“Maaf…” kata dokter itu memecah keharuan.
“Dokter??? Bagaimana keadaan Acha adik saya???” tanya Alvin.
“Keadaan Acha makin memburuk. Acha membutuhkan donor darah segera karena darah dalam tubuhnya sudah tidak bagus.” Jelas doketr tersebut.
“Apa??? Terus bagaimana dokter???? Apa persediaan darah di RS tidak ada???” tanya Alvin.
“Persedian darah di RS untuk darah golongan AB sudah habis.” Kata dokter.
“Darh saya saja dokter. Golongan darah saya AB.” kata Alvin.
“Maaf… dilihat dari keadaan anda. Anda tidak di perbolehkan mendonorkan darah karena anda terlihat stress memikirkan keadaan adik anda.” Kata dokter.
“Aduh golongan darah gue A…” kata Via kecewa.
“Gue B…” kata Deva juga kecewa.
“Lalu bagaimana dok???” kata Alvin meminta saran.
“Lebih baik anda minta bantuan ke teman-teman sekoalh anda untuk mendonorkan darahnya. Tapi harus cepat kalau tidak saya tidak bisa menjamin keselamatan Acha.” kata dokter.
“Baiklah dokk.” Kata Alvin setuju.

***

Pagi itu Cakka penasaran dengan apa yang bakalan di bilang sama Agni waktu dia dateng ke rumahnya. Cakkapun mendatangi Agni yang sedang bermain basket. Waktu itu masih jam 6 kurang 15, Agni memang sering datang awal. Dan cakka sengaja datang awal agar bisa bicara berdua dengan Agni karena biasanya jam segitu sekolah masih sepi.
“Agni..” panggil Cakka menghampiri Agni.
“Eh elo Cak??? Tumben dateng jam segini???” tanya Agni masih asik nge-shoot bola basket.
“Hmmm gue mau ngomong ma loe.” Kata Cakka.
“Ngomong apa???” kata Agni menghentikan permainannya.
“Masalah kemaren??? Sebenernya apa sih yang mau loe omongin ke gue???” tanya Cakka.
“Ohh masalah itu??? Emang kenapa???” kata Agni memainkan bola basket itu lagi.
“Loh kan harusnya gue yang nanya ke elo. Apa yang mau loe omongin.” Kata cakka.
“Ohhh itu Cuma masalah biasa kok.” Kata Agni nyantai dan makin asik main basket sendiri.
“Masalah biasa gimana??? Loe mau mainin perasaan gue???” Kata Cakka.
“Mainin perasaan gimana sih maksud loe Cak???” tanya Agni.
“Ya… sebenernya yang mau loe omongin ke gue itu jawaban loe waktu gue nembak loe kan???” tanya Cakka sedikit jengkel.
“Lah itu tahu… yaudah kalau loe udah tahu…” kata Agni cuek banget.
“Ag! Loe tu kok gitu banget sih sama gue??? Gue itu bener-bener sayang sama loe… dan gue udah rela nolak banya cewek hanya buat loe.” Kata Cakkaa.
“Ya itukan sama kayak waktu loe nyakitin dan mainin perasaan cewek-cewek lain.” Kata Agni nancep.
“Jadi loe gak percaya sama gue! Gue itu udah tobat…” kata Cakka emosi.
“Gue percaya kok sama loe…” kata Agni menghentikan permainannya lagi.
“Terus kenapa loe kayak gini.” Tanya Cakka.
“Karena gue masih belum yakin sama perasaan gue ke elo cak… gue takut elo bakalan sakitin gue kayak loe sakitin mantan2 loe.” Kata Agni mulai serius menanggapi perkataan cakka.
“Ag… percaya sama gue… gue itu sayang sama loe…” kata Cakka mencoba meyakinkan Agni.
“Hmmmm oke kalau gitu. Gue punya tantangan buat loe. Kalau loe bener-benet sayang sama gue gue tunggu loe nanti sore jam 6 di sekolah ini kita tanding basket. Kalau loe menang gue terima loe. Tapi kalau loe kalah mendingan kita temenan dulu aja. Setuju.” Kata Agni.
“Setuju…” kata cakka tersenyum dan yakin bahwa dia akan menang.
***
Jam 6.15 Iel udah dateng dan saat dia mau memarkirkan mobilnya dia bertemu dengan Ify. Melihat Ify jantung Iel berdebar kencang dan dia merasa gugup banget.
“Ify…” kata Iel kaget saat berpapasan dengan Iel.
“Apa!” kata Ify ketus dan berjalan menuju sekolah.
“Aishhh loe gitu banget sih sama gue…” kata Iel mengikuti Ify
“Biasa aja kali…” kata Ify.
“Tu kan loe gitu banget sihh… apa sih salah gue???” tanya Iel.
“Banyak!” kata Ify.
“Apa coba sebutin.” Kata Iel.
“Pertama: loe tu nyebelin. Kedua: loe thu nyebelin. Ketiga: loe thu nyebelin banget.” Kata Ify.
“Yeee… itu sih sama ajaaa.” Kata Iel.
“Yaudah itu tahu.” Kata Ify.
“Gue minta maaf deh kalau gue ada salah.” Kata Iel.
“Ya…” jawab Ify singkat.
“Fy… loe kok kayak gitu sihh. Loe lupa apa pesen Zahra ke kita.” Kata Iel.
“Zahra???? Maksud loe???” tanya Ify.
“Zahra kan minta untuk kita bersatu demi dia.” Kata Iel.
“So…” kata Ify.
“Ya gue setuju.” Kata Iel yang membuat Ify kaget.
“Maksud loe Yel???” tanya Ify bingung.
“Gue sayang sama loe.” Bisik Iel pada Ify dan langsung pergi berlari mendahului Ify.
“Iel…” kata Ify terpesona dan terpaku saat mendengar kata-kata Iel.

***
Sesuai dengan saran dokter Alvin memasang pengumuman untuk siapa saja yang bergolongan darah AB diminta menghubungi Alvin. Alvin, Deva dan Rio memasang selebaran bertuliskan :
Pengumuman!!! Bagi temen-temen yang bergolongan darah AB diharap menghubungi Alvin. Adik Alvin membutuhkan donor darah segera. Mohon bantuannya… terima kasih…

Tertanda
Alvin Jonathan


Alvin memasang selebaran itu di semua papan pengumuman. Cakka, Iel dan Ray sedang berjalan menuju kantin dan saat melewati papan pengumuman Ray melihat pengumuman tersebut dan menghentikan langkah.
“Eh Cak, Yel… tunggu dehh…” kata Ray menghentikan langkahnya.
“Apaan sih Ray???” tanya cakka.
“Lihat ini deh.” Kata Ray menunjuk pada pengumuman itu. Mereka bertiga pun membaca pengumuman itu.
“Jadi keadaan Acha memburuk????” kata Cakka.
“Kita harus bantuin Alvin.” Kata Ray.
“Buat apa??? Dia kan udah gak anggep kita temen lagi.” Kata Iel.
“Loe gak boleh kayak gitu Vin… biar bagaimana pun Alvin tetep temen kita.” Kata cakka.
“Hmmm terserah kalian aja deh.” Kata Iel manut.
“Diantara kita bertiga kan ada yang golongan darahnya AB… kita harus bantu Alvin. Mungkin ini jalan dari Tuhan untuk mempersatukan persahabatan kita.” Kata Ray.
“Bener kata loe Ray.” Kata cakka setuju.
“Gue sihh terserah aja deh…” kata Iel manut.
Merekapun membulatkan tekat untuk membantu Alvin.

Banyak orang yang bersedia membatu Alvin termasuk anak-anak Alvinosta (inget di part2 awalkan tentang Alvinosta?) tapi rata-rata semua bergolongan darah A. Rio, Shilla, Ify memiliki golongan darah O sedangkan Oik, Ozy dan Agni bergolongan darah B. hanya 1 diantara Iel, Cakka, dan Ray yang bergolongan darah AB.

***
Jam 15.00 waktu udah pulang sekolah. Di RS sudah ada Alvin, Deva, Oik, Ozy, Keke, Rio. Shilla dan Ify yang menunggui Acha. mereka mereka masih cemas karena belum mendapatkan golongan darah AB.
“Duhh gimana nie… kita belum dapet donor darah yang golongannya AB.” Kata Alvin cemas.
“Coba aja Keke bergolongan darah AB… sayng golongan darah Keke B. Keke pasti bakalan bantu.” kata Keke kecewa.
“Udah lah Ke… gak papa kok. Dengan kamu berniat seperti itu pasti Acha udah seneng.” Kata Alvin.
“Vin… gimana keadaan Acha???” kata Via yang dateng terlambat saat itu.
“Via??? Acha masih kritis dan dia harus segera dapet donor darah.” Kata Alvin.
“Loe tenang aja ya… gue udah dapet donor darah yang cocok. Makanya gue telat ini karena gue nyari donor darah yang cocok.” Kata Via.
“Apa??? Loe serius???? Siapa???” Tanya Alvin Nampak senang.
“Itu orangnya…” kata Via menununjuk kea rah Iel, Cakka, dan Ray yang datang bertiga.
“Kalian…” kata Alvin kaget melihat Iel, Cakka, dan ray datang.
“Iya Vin… ini kita… kita bakalan bantu loe.” Kata iel.
“Ta..tapi…” kata Alvin malu.
“Udah loe gak usah malu ke kita… kita tahu kok waktu itu loe masih emosi dan kita juga emosi. Tapi kita masih anggep loe sahabat kita.” Kata Cakka.
“Iya Vin… kita itu masih anggap loe sahabat dan kita akan bantu loe.” Kata Ray.
“Ray…” kata Alvin Nampak malu pada ray karena kelakuannya masa lalu.
“Udahlah Vin… loe gak perlu malu sama kita.” Kata Ray.
“Maafin gue yaaa semua…” kata Alvin meminta maaf kepada Iel, Cakka dan Ray karena keegoisannya. Mereka pun berpelukan diikuti Deva dan Rio.
“Udah-udah… nangis-nangisnya nanti aja. Mendingan sekarang loe donorin gih darah loe.” Kata Via menunjuk satu anggota The Jomblo.
“Iya Vi…” kata salah satu diantara Ray, cakka, dan iel.
“Jadi elo yang bakalan donorin darah????” tanya Alvin.
“Iya vin…” kata orang itu.
“Makasih banget yaa… gue bener-bener malu banget sama loe…Ray makasih banget ya..” kata Alvin memeluk Ray. Akhirnya Ray mendonorkan darahnya. Mereka semua sama-sama menunggu perkembangan keadaan Acha. pukul 18.00 Cakka pamit karena dia sudah janji pada Agni untuk tanding basket.
“Guys… gue pamit dulu ya…. Gue udah ada janji nie… nanti gue balik lagi kalau urusan gue udah selesai.” Pamit Cakka.
“Iya Cak… makasih y aloe udah mau bantu gue.” Kata Alvin.
“Iya Vin…” kata cakka langsung pergi ke tempat janjian.

Lapangan sekolah jam 18.30

“Lama banget sih loe… suka banget mbuat cewek nunggu.” Protes Agni yang sudah datang dari jam 18.00.
“Maaf-maaf tadi gue abis dari RS jenguk Acha… keadaannya makin parah.” Jelas Cakka.
“Ouwhhh… sorry2 gue gak tahu kalau loe dari RS.” Kata Agni menyesal udah marah-marah ke Cakka.
“Udah gak papa kok…” kata Cakka.
“Gimana keadaan Acha??” tanya Agni.
“Masih belum tahu. Yang jelas Acha udah dapet donor dari Ray.
“Ouwhhh baguslah kalau gitu…” kata Agni terlihat senang.
“Yaudah yok kita tanding.” Kata cakka semangat.
“Ayokkk….” Kata Agni.
Merekapun bertanding basket…
***
Di RS Ray sudah selesai mendonorkan darahnya. Ray berencana untuk menyelesaikan masalahnya dengan Keke. Saat itu keke sedang duduk-duduk di taman RS mencari udara segar di malam hari. Ray mendatangi Keke seijin Oik, Alvin, dll.
“Ke…” panggil Ray.
“Kak Ray???” kata Keke kaget melihat kedatangan Ray.
“Boleh duduk???” tanya Ray.
“Boleh.” Kata Keke mempersilahakn ray duduk.
“Ke…” kata Ray.
“Ya…” jawab Keke.
“Aku minta maaf ya Ke…” kata Ray.
“Untuk apa kak????” tanya Keke.
“Untuk semuanya… aku memang gak pantas buat kamu… aku udah begitu sering sakitin kamu.” Kata Ray.
“Kok gitu…” kata Keke kaget dengan pernyataan Ray.
“Iya Ke… aku sadar aku gak pantes buat kamu. Aku janji gak akan ganggu kamu lagi.” Kata ray dan beranjak hendak pergi.
“Tunggu Kak…” tahan Keke.
“Apalagi Ke…” kata Ray menengok kearah Keke.
“Keke sayang Kakak… Kakak jangan pergi…” kata Keke.
“Apa maksud kamu???” tanya ray.
“Iya… aku sayang sama Kakak… aku cinta… aku gak mau kehilangan kakak… jangan pergi Kak…” pinta Keke.
“Jadi maksud kamu… kamu terima cinta aku dan kamu udah maafin aku???” tanya ray Nampak senang.
“Iya kak… Keke udah lama kok anggap Kakak sebagai pacar Keke.” Kata keke senyum.
“Makasih ya Ke.. aku pasti akan jaga hati kamu ini.” kata Ray memeluk Keke.
“Iya kak.. aku percaya sama Kakak.” Kata Keke dalam pelukan Ray.

***
Saat itu Shilla di wajah Shilla selain terlihat wajah cemas akan keadaan Acha terlihat juga wajah sedih dari wajah Shilla. Rio yang melihat itu mencoba bertanya pada Shilla.
“Shill…” sapa Rio.
“Ya…” jawab Shilla.
“Loe kenapa kok muka loe kelihatan sedih…” tanya Rio.
“Gue kan kuatir sama Acha…” kata Shilla.
“Tapi gue rasa bukan Cuma itu dehh… pasti ada yang loe sembunyiin.” Kata Rio.
“Kok loe tahu???” tanya Shilla.
“Iya lah… gue tu kenal loe Shill…” kata Rio.
“Gue putus sama Riko.” Kata Shilla membuat Rio kaget.
“Hah?! Kok bisa???” tanya Rio kaget.
“Kita udah gak cocok dan Riko juga udah dapetin cewek yang lebih baik dari gue. Yang bisa cintain dia dengan tulus.” Jelas Shilla.
“Cewek lain??? Siapa???” tanya Rio.
“Gue juga gak tahu…udahlahh lupain aja… toh gue juga udah gak suka lagi sama Riko.” Kata Shilla mencoba tegar.
“Loe sabar ya… ada kok.. gue pasti akan ada di samping loe…” kata Rio menenangkan Shilla dan tanpa sadar merangkul Shilla.
“Makasih ya Yo…” kata Shilla yang tanpa sadar menyenderkan kepalanya di pundak Rio.

***
Setelah mereka bertanding basket, ternyata Cakka kalah dari Agni.
“APA???? Gue kalah?! Ini gak mungkin….” Kata Cakka kecewa.
“Loe kalah Cak…” kata Agni dengan berat hati.
“Hush…. (menghela nafas panjang) yaudah dehhh mungkin loe bukan jodoh gue….” Kata Cakka kecewa dan berjalan pergi meninggalkan Agni.
“Tunggu!” tahan Agni.
“Apa ag???” tanya cakka lemas.
“Loe emang kalah Cak… tapi sebenernya loe itu menang…” kata Agni tersenyum pada Cakka.
“Apa maksud loe??? Kan jelas2 gue udah kalah dan loe gak bakalan terima gue.” Kata Cakka kecewa.
“Loe itu udah menang Cak… loe itu udah memenangin hati gue.” Kata Agni tersenyum.
“Apa??? Maksud loe??? Elo nerima gue gitu… terus pertandingan ini??” tanya Cakka dengan wajah sumringah.
“Mau loe menang atau kalah gue akan tetep terima loe kok.” Kata Agni tersenyum.
“Jadi… elo mau jadi cewek gue…???” tanya cakka seneng.
“Iya…” kata Agni.
“Serius loe…” kata Cakka bahagia.
“Iya little Cakka ku…” kata Agni.
“Makasih ya Ag… makasih banget Ag…” kata Cakka bahagia banget.
“Yaudah mendingan kita sekarang ke RS aja yukk… tapi jangan bicaraain ini ke temen-temen. Kita tunggu waktu yang tepat.” Kata Agni.
“Iya Ag…” kata Cakka.
Mereka berduapun berangkat ke RS. Setibanya di sana semuanya sedang berkumpul di depan ruangan Acha.
“Agni, Cakka…” kata Iel.
“Alvin… gimana keadaan adik loe???” tanya Agni.
“Gue masih belum tahu… dokter nyuruh kita kumpul di sini. Katanya ada yang inging di omongin Acha ke kita.” Jawab Alvin.
“Semuannya silahkan kalian masuk ke dalam. Acha ingin mengungkapkan sesuatu pada kalian semua.” Kata suster yang tiba-tiba keluar dan menyuruh mereka semua untuk masuk ke dalam.
Merekapun masuk kedalam. Acha sudah menunggu mereka.
“Acha…” panggil Alvin yang mendekati Acha bersama yang lainya.
“Kak Alvin…” kata Acha dengan segenap tenaga yang tersisa.
“Cha… kamu cepet sembuh yaa…” kata Alvin.
“Iya Cha kamu cepet sembuh ya…” kata Deva.
“Koko Alvin… Acha udah gak kuat lagi Ko…” kata Acha terpotong-potong.
“Cha kamu jangan bilang kayak gitu…” kata Alvin mulai menitikan air mata.
“Ko… Acha punya permohonan ke Koko sebelum Acha pergi…” kata Acha.
“Permohonan apa Cha… kamu jangan pergi…” kata Alvin menagis, yang lainnya pun mulai terharu.
“Acha mohon koko jangan berantem sama temen2 koko dan jangan salahin kak Ray terus. Berdamailah dengan temen2 koko. Koko jangan egois ko… Acha gak suka sama sikap Koko yang kayak gitu. Acha mohon The Jomblo gang Koko jangan pecah, demi Acha… tetaplah bersahabat tanpa komitmen yang berlebihan…” kata Acha berusaha mengucapkan semua kata2 itu tidak sadar mata menetes dari matanya.
“Iya Cha… koko udah damai kok sama yang lain… tapi kamu cepet sembuh ya …” kata Alvin.
“Maafin Acha ko kalau selama ini Acha udah ngerepotin Koko… satu lagi permohonan dari Acha untuk Koko.” Kata Acha lagi.
“Apa Cha…” tanya Alvin.
“Acha mohon ke Koko. Cintailah kak Via.. anggap dia sebagai pengganti Acha… jangan sakiti kak Via… dan selalu jaga Kak Via demi Acha Ko…” kata Acha terpotong-potong.
“Kamu ngomong apa sih Cha… kamu harus kuat…” kata Alvin menangis.
“Kak Via… tolong gantiin posisi Acha di hati Koko… sayangin Koko dengan sepenuh hati… Acha tahu kalian saling suka… Acha mau saat Acha ke surga Acha melihat kalian bahagia dari atas.” Kata Acha lemas dan terpotong-potong.
“Chaa… kamu jangan bilang kayak gitu… gak ada yang bisa gantiin kamu di hati koko kamu…” kata Via menagis.
“Kak Deva… Acha sayang sama Kak Deva… Acha mohon tetap kenang dan sayangin Acha…tapi carilah pengganti Acha yang lebih baik…” kata Acha.
“Cha… kamu jangan pergi Cha… kakak sayang sama kamu…” kata Deva menangis.
“Kak Ify… aku tahu nasib kita sama… tetap berjuang kak… jangan putus asa seperti Acha… jadikan keputusasaan Acha sebagai pelajaran buat kakak, agar kakak bisa berjuang melawan penyakit itu. Acha akan selalu jaga kakak. Dan saat Acha bertemu Tuhan Acha akan minta agar Tuhan memberi Kak Ify semangat hidup yang besar.” Kata Acha terpotong-potong.
“Iya Cha… aku akan berjuang demi kamu…” kata Ify menitikan air mata.
“Kak Ray… aku mohon jaga Keke… demi Acha… jadilah kalian berdua bahagia…” kata Acha.
“Iya Cha… aku janji…” kata Ray.
“Semuanya maafin kesalahan Acha… tugas Acha udah selesai di sini… saatnya Acha pergi ke rumput yang lebih hijau… semuanya tetap kenang Acha sebagai malaikat di hati kali….an…” kata Acha menghembuskan nafas terakhirnya.
“ACHAAAAAAA!!!!” kata Alvin histeris dan menangis.
“Acha…!!!!” semuanya menangis.
***
Untuk Koko Alvin…
Ko…
Acha tahu Acha udah salah ke Koko…
Acha rahasiain ini dari Koko…
Tapi Acha lakuin ini agar Koko gak cemas sama Acha…
Penyakit Acha memang gak akan bisa sembuh Ko…
Oma, Mama, Papa, dan Kak Deva tahu ini…
Tapi Acha meminta pada mereka semua untuk merahasiakan ini…
Koko jangan marah ke mereka ya…
Ko…
Memang ini yang namanya cinta Ko…
Sejak Acha rahasiain ini Acha merasakan indahnya cinta…
Itu Acha rasain dari kak Deva…
Perhatian Kak Deva, spirit dari Kak Deva membuta Acha jadi mecintai kak Deva…
Koko jangan cemburu yaa…
Walau Acha cinta sama Kak Deva tapi tetep aja cowok paling Acha sayang itu Koko…
Ko…
Acha kecewa sama sikap Koko ke temen2 Koko…
Koko berubah… Acha kecewa…
Koko jangan gitu lagi yaa…
Acha akan sedih kalau Acha tahu Koko kayak gitu lagi. Egois itu Ko…
Koko damai ya sama temen Koko…
Acha mohon Koko jangan pernah bertengkar sama temen2 Koko…
Temen2 Koko itu baik2 semua.. Acha tahu itu…
Ko…
Acha punya permohonan ke Koko…
Cintailah kak Via…
Acha tahu Koko dan Kak Via saling sayang…
Kalian harus bersatu demi Acha…
Jadikan Kak Via Princess di hati Koko…
Jaga gak Via…
Jangan sakiti Kak Via…
Lakukan itu Demi Acha…
Dan yang terakhir Ko…
Saat Acha sudah gak ada lagi… jangan lupakan Acha…
Jaga keluarga kita demi Acha…
Jadikan Acha kenangan terindah di hati Koko dan yang lain…
Selalu kenang Acha sebagai malaikat kecil Koko…
Acha sayang Koko dan Acha sayang semua… muach… :*
I LOVE YOU ALL… muach…. :*

Begitulah yang tertulis dalam sebuah lebaran yang di berikan suster pada Alvin dan yang lain saat pemakaman Acha. Itu merupakan wasiat terakhir dari Acha… Oma, Mama, Papa, Alvin dan teman-teman yang lain memang sedih sekali… mereka menangis di pemakaman. Acha meninggal karena komplikasi penyakit leukemia dan ginjal, darah yang di donorkan ray percuma saja, namu  tidak ada kata sia-sia bagi mereka semua. Tertulis di batu nisan tersebut nama malaikat kecil Alvin ‘Acha Sidunata’… sedih, kehilangan, menyesal itu yang mereka rasakan saat kehilangan sosok Acha… bukan hanya Alvin… Devapun sangat terpukul, dia tidak bisa lagi membendung air matanya saat kehilangan sosok cewek yang paling dia cintai… semuanya terpukul. Semuanya sedih saat kehilangan Acha… tapi apalah daya mereka semua… mereka hanya bisa meratapi semua ini… namun yang jelas di balik semua ini terdapat kebahagian karena kini persahabatan The Jomblo dapat bersatu kembali dan moto mereka yang berbunyi ‘No Woman No Cry’ sudah tidak berlaku lagi. Dan kini mereka mengganti moto mereka menjadi ‘We also need a love’.

***
Sudah 1 minggu semenjak kepergian Acha, mungkin waktu 1 minggu belum bisa menghapuskan kepedihan akan kehilangan sosok Acha. namun The Jomblo dan yang lainya harus kembali ke kehidupan nyata. Mereka harus mengikuti ujian kenaikan kelas dan Keke harus mengikuti UAN.

1 minggu berlalu…
Mereka semua sudah mengikuti ujian kenaikan dan UAN dengan baik… mereka hanya tinggal menunggu hasilnya saja.

Saat itu The Jomblo sudah menyelesaikan ujian terakhir mereka.
“Wahh gilak sukses berat gue tadi waktu ngerjain soal fisika…” kata Ray seneng.
“Iya gue juga… ini berkat kita yang serius belajar.” Kata Cakka.
“Iya nie… gue harap kita semua bisa naik kelas dan masuk jurusan yang sama…” kata Iel.
“Amienn…” kata Rio, diikuti anggukan dari yang lainnya. Tiba-tiba..
“Hai Sayang….” Panggil seorang cewek yang mendatangi The Jomblo.
“Hai Sayang…” jawab salah satu anggota The Jomblo. Sontak The Jomblo yang lain kaget dan cengo mampus.
“Kita pulang yok…” ajak cewek itu tersenyum.
“Ayukk sayang…” kata sang cowok tersenyum menghampiri sang cewek dan merangkulnya.. Mereka pun langsung pergi meninggalkan The Jomblo lainya yang masih cengo. Saat The Jomblo sadar kalau mereka berdua bergi sontak The Jomblo berteriak.
“ALVIN…… VIA….. Sialan kalian!!!!!!!!!!” teriak Ray, Iel, Cakka, Deva, dan Rio gak terima.

-THE END-

Tidak ada komentar:

Posting Komentar