Mereka semua terus melanjutkan perdebatan gak jelas banget... kira-kira 5 menut kemudian bel sekolah berbunyi bersamaan dengan datangnya Alvin. Alvin dateng udah ngos-ngosan kayak abis di kejar maling pakek pesawat jet aja. Merekapun memulai pelajaran. Saat bel tanda istirahat seperti biasa The Jomblo langsung meluncur menuju kantin tapi gak buat Iel, tumben Iel gak mau ke kantin katanya sih dia gak laper, yaudah anak-anak yang lain pergi ke kantin tanpa Iel.
“Eh kantin yuk…” ajak Alvin.
“AYUKKKKKKKKK…” kata Ray paling semangat.
“Ehhh kalian berangkat aja dulu gue mau ngeladenin foto-foto sama anak-anak C-loverz dulu yaaa…” kata Cakka berada di tengah gerobolan anak C-lover yang sejak Cakka keluar dari pintu udah ngerubutin aja kayak semut.
“Yaudahhh berjuang ya brother.” Kata Ray berjalan bersama Rio, Deva dan Alvin.
“Loh Iel loe gak mau ikut?” tanya Rio yang baru sadar kalau sejak tadi Iel gak bergerak dari depan pintu.
“Hah?? Gue gak ikut lahhh… gue males ke kantin. Gue gak laper. Gue mau duduk-duduk aja di depan kelas…” kata Iel.
“Yakin loe?” tanya Alvin.
“Iya yakin… udah sana kalian ke kantin nanti selak penuh.” Kata Iel.
“Yaudah kalau gitu.” Kata Rio yang langsung berjalan dengan Ray dan Alvin.
Seperti yang di bilang Iel dia Cuma duduk-duduk di depan kelas aja tapi dia duduk-duduk di depan kelas bukan tanpa alas an, dia duduk-duduk di depan kelas sambil memperhatikan seseorang yang akhir-akhir ini udah buat dia bingung dan mengingatkannya pada Zahra..”
“Sebenernya dia itu siapa sih??? Apa hubungannya sama Zahra???” tanya Iel dalam hati sambil memperhatikan Ify yang sejak tadi bercanda dengan Zevana.
“Sumpah semenjak gue ketemu sama tu anak gue jadi ngersa aneh banget dehhh… siapa sih dia????” tanya Iel lagi dalam hati.
Sementara itu Zevana yang sudah mulai sadar kalau sejak tadi Iel memperhatikan Ify, ngadu sama Ify.
“Fy… loe lihat deh Iel dari tadi ngelihatin loe muluk tu.” Kata Zevana menyenggol Ify.
“Hah? Apa sih maksud loe?” tanya Ify bingung.
“Itu … si Iel anak X.2 dari tadi ngelihatin loe muluk.” Kata Zevana menggerak-gerakan kepalanya mengarah ke Iel.
“Hah? Masak?” tanya Ify sambil sedikit melirik kea rah Iel.
“Gimana beneran kan?” tanya Zevana.
“Ehhh iya loh… ngapin dia ngelihatin gue ya?” tanya Ify bingung.
“Ya mana gue tahu… naksir kali ma loe.” Kata Zevana.
“Naksir???? Gilak loe…. Mana mungkin dia naksir gue…” kata Ify gak percaya.
“Ya mungkin aja kan mukjizat itu nyata… hahahahaha.” Kata Zevana menggoda.
“Ahhh apaan sih loe.” Kata Ify yang mukanya mulai memerah.
“Tu kan muka loe merah.” Kata Zevana menggoda.
“Ihhh apaan sihh loe.” Kata Ify menggejar Zevana. Bodohnya Zevana malah lari kea rah Iel nah pas Ify lewat ke depan Iel tiba-tiba Ify kesandung dan gak sengaja Ify jatuh dalam pelukan Iel karena Iel respect nangkep Ify waktu Ify mau jatuh.
“E.Eh..” kata Iel kaget.
“Aduhh.” Kata Ify yang jatuh dalam pelukan Iel. selama berapa detik mereka saling bertatapan udah kayak film india gitu. Hahahahaha.
1 detik
2 detik
3 detik
4 detik
5 detik
“Woi…” kata Zevana mengagetkan Ify dan Iel.
“Astaga.” Kata Iel respek kaget dan menjatukan Ify.
“Aduhhhh…” kata Ify yang sakit karena jatuh.
“Ehh soriii.” Kata Iel membantu Ify berdiri.
“Ahhh elo mahhh… sakit tauk!” kata Ifyb malah menepis tangan Iel.
“Ihh kok elo gitu sihhh… gak sopan.” Kata Iel gak terima.
“Bodok ahhh….” Kata Ify bangkit berdiri.
“Udah ahh kalian gak usah berantem.” Kata Zevana menengahi.
“Auk ahh gelap.” Kata Ify melangkah meninggalkan Iel namun Iel menarik tangan Ify dan mendekapatkan tubuh Ify ke tubuhnya.
“Gue mau bicara ma loe… temui gue di taman deket kantin. Gue akan tunggu sampai loe dateng.” Bisik Iel pada Ify dan langsung mendorong Ify agar menjauh darinya.
Ify masih bingung dengan perkataan Iel dia bingung harus datang atau tidak. Sepanjang jalan menuju kelasnya Ify hanya melamun memikirkan perkataan Ify.
“Fy loe kenapa sih kok ngelamun aja.” Tanya Zevana.
“Ohh enggak kok gue Cuma lagi mikir sesuatua aja.” Kata Ify datar.
“Oooo gitu yaaa… udah jangan banyak pikiran entar cepet tua loh..” kata Zevana.
“Hhe.” Kata Ify tertawa kecut.
“Tadi Siapa?” tanya Cakka tiba-tiba menepuk pundak Iel ternyata Cakka melihat semua kejadian tadi.
“Cakka? Kok loe ada di sini?” tanya Iel bingung+kaget.
“Jadi itu yang buat loe gak napsu makan?” tanya Cakka sambil melirik kea rah Ify
“Maksud loe apaan sih?” tanya Iel bingung+gugup.
“Gue Cuma mau ingetin loe sama komitmen kita aja kok.” Kata Cakka menepuk-nepuk pundak Iel.
“Sumpah gue gak maksud sama kata-kata loe Cak…” kata Iel lagi.
“Udah lahhhh… gue Cuma ingetin loe aja.” Kata Cakka dan langsung meninggalkan Iel.
Setelah itu bel masuk di bunyikan. Semua anak masuk kelas. Menit demi menit jam demi jam berlalu hingga bel tanda pulang sekolah di bunyikan. Seperti janji Iel pada Ify, Iel pergi menuju taman belakang. The Jomblo yang lain ada yang japok ada yang balik ada yang masih kelayaban.
“Ehhh gue duluan yaaaa… ada urusan.” Kata Iel.
“Mau kemana loe?” tanya Alvin.
“Gue mau ketemuan ma mama gue.” Kata Iel beralasan.
“Ooo yaudahhhh sana…” kata Alvin.
“Ehh gue ma Cakka juga mau ke rumah Oik dulu yaaa…” kata Ray.
“Gue mau ke ruang guru deh tadi bu Winda mint ague bantuin dia.” Pamit Rio.
“Lah gue ama siapa donk.” Kata Alvin.
“Udah mendingan kita maen ke café oma loe aja gimana?” ajak Deva.
“Hmmm bener jug aloe bilang. Sekalian jemput Acha ya.” Kata Alvin.
“okedahhhh..” kata Deva.
Mereka semua udah nyebar menurut kepentingan. Yang jelas Iel langsung menuju taman belakang saat sudah mengetahui keadaan aman.
“Gue duduk sini deh.” Kata Iel menaruh tasnya di atas kursi. Iel menunggu Ify datang. Sebenernya apa sih yang mau di bicarakan Iel pada Ify???
1 menit
2 menit
3 menit
4 menit
5 menit
6 menit
7 menit
“Sori loe nunggu lama ya?” kata Ify yang akhirnya datang juga.
“Eh ahkirnya loe dateng juga.” Kata Iel tersenyum.
“Udah gak perlu basa-basi. Sekarang loe mau ngomong apa?? Yang jelas kalau loe mau cari masalah ke gue, gue gak mau tanggepin.” Kata Ify ketus.
“Iya gue tau. Mendingan sekarang loe duduk dulu deh.” Kata Iel menyuruh Ify duduk.
“Udah buruan waktu gue gak banyak.” Kata Ify masih ketus.
“Oke gue bakalan ngomong sekarang.” Kata Iel.
“Apa hubungan loe sama Zahra?” tanya Iel.
“Zahra???!!” kata Ify kaget.
“Kenapa loe kaget?? Jadi bener loe tau tentang Zahra?” tanya Iel.
“Sori gue gak kenal.” Kata Ify mencoba menutupi sesuatu.
“Bohong… gue yakin pasti loe ada hubungannya sama Zahra. Sejak gue anterin loe pulang sehabis pesta penyambutan Acha, gue ngerasa ada yang beda sama diri loe.” Kata Iel.
“Gue bilang gue gak tau siapa Zahra…” kata Ify masih menutupi sesuatu.
“Fy! Please loe jangan bohong sama gue…” kata Iel menatap Ify.
“Iel! gue juga mohon ke elo jangan paksa gue untuk bilang apa yang gak gue tahu.” Kata Ify.
“Tapi gak mungin loe gak tahu, gue yakin loe ada hubungannya sama kepergian Zahra ninggalin gue tiba-tiba.” Kata Iel maksa.
“Iel!! gue kan udah bilang kalau elo nyurus gue ke sini Cuma buat berdebat mendingan gue gak pernah Menuhin undangan loe.” Kata Ify beranjak.
“Ify!! Tunggu!!!...” tahan Iel.
“Apa lagi???!!!” kata Ify jengkel.
“Oke kalau loe gak mau jujur ke gue. Tapi please loe jangan pergi gue masih butuh tanya ke elo.” Kata Iel.
“Tanya apa lagi?” kata Ify kembali duduk.
“Jujur sekarang gue lagi dalam dilemma yang berat dan itu gara-gara loe.” Kata Iel.
“Gara-gara gue? Apa maksud loe?” tanya Ify balik.
“Semenjak gue kenal elo gue jadi ikut masuk dalam masalah loe.” Kata Iel.
“Masalah apa maksud loe?” tanya Ify.
“Pertama: nyokap loe yang tiba-tiba bilang ke gue kalau nasib keluarga loe sama dengan nasib kelarga Alvin. Kedua: Darah!” jelas Iel.
“Darah??? Apa maksud loe?” tanya Ify balik.
“Iya darah… bekas sekaan kemaren darah kan??? Iya kan?” kata Iel.
“Siapa bilang??? Itu bukan darah… itu kan lipdtik gue.” Kata Ify ngeles sambil sedikit menahan tangis.
“Hah?? Bohong banget loe… jelas-jelas waktu itu loe bilang loe gak pakek lipstick kok.” Kata Iel.
“Waktu itu gue bohong.” Kata Ify.
“Gak mungkin.” Kata Iel gak percaya.
“Udahlah gue gak mau ngomong lagi sama loe. Gue gak pernah mau ngelibatin loe kok. Jadi loe bisa keluar dari masalah yang loe anggap dilemma ini.” kata Ify.
“Gak segampang itu. Sebelum gue keluar dari maslah ini loe harus jelasin ke gue masalah ini.” kata Iel.
“Soriii… gue masih ada urusan.” Kata Ify meninggalkan Iel sambil berurai air mata. Saat Ify berlari gak sadar kalau dia nabrak Rio yang lagi jalan.
“Aduhhh.” Kata Rio.
“Ehh sori.” Kata Ify penuh air mata.
“Loe nangis??” tanya Rio sambil memandang Ify.
“Hah??? Enggak kok.” Kata Ify menyeka air matanya.
“Bohong… loe nagis.” Kata Rio memegang pundak Ify.
“Huwaaaa” kata Ify langsung memeluk Rio dan menangis di pelukan Rio.
“Loe kenapa kok nagis?” tanya Rio yang masih dipeluk oleh Ify.
“Hikz.hikz.hikz.hikz.” Ify hanya bisa menagis saja.
“Loe kenapa sih?” tanya Rio yang mencoba melepaskan pelukan Ify dan memegang pundak Ify.
“Hikz.hikz.hikz.hikz.hikz… gue… gue… gue… gue sedih banget.” Kata Ify terisak.
“Emangnya loe kenapa?” Tanya Rio mencoba menenangkan Ify.
“Iel… Iel…” kata Ify mengucap kata Iel dengan terisak.
“Iel??? Tunggu deh elo kan cewek yang waktu itu nyaris di tampar sama Iel?” tanya Rio memandangi muka Ify.
“Iya…” kata Ify makin terisak.
“Jadi dia nyari masalah lagi sama kamu?? Emang dasar si Iel itu emosinya tinggi banget.” Kata Rio emosi dan mau menghampiri Iel.
“Tunggu… gak usah.” Kata Ify menahan langkah Rio dan mencoba menggendalikan tangisannya.
“Loh kenapa? Katanya loe nangis karena Iel?? Udah biar gue kasih tau ke dia biar sopan sama cewek.” Kata Rio.
“Udah lah gue udah gak papa kok. Gue makasih banget ya sama loe… karena loe udah mau jadi tempat nangis gue.” Kata Ify.
“Iya santai aja lah… gue juga seneng kok bisa nolongin loe. Nanti kalau Iel buat masalah lagi sama loe, elo bisa minta bantuan gue, walaupun dia sahabat gue kalau dia berbuat buruk gue pasti akan negur dia.” Kata Rio.
“Iya tenang aja. Oya gue balik dulu yaaa… gue masih ada urusan nie…” kata Ify pamit dengan gelagat malu-malu.
“Oh iya… ati-ati ya…” kata Rio juga sedikit malu-malu.
Ternyata saat mereka berpelukan ada 2 sesosok orang yang melihat mereka dan merasa cemburu. Orang pertama jelas Septian namun siapa orang kedua itu???
“Ify… gue gak nyangka loe setega itu.” Kata Septian dalam hati.
“Shit!! Rio lagi Rio lagi… Sial!!” kata satu cowok lagi di sudut yang berbeda.
Sementara itu Cakka dan Ray yang sedang kerja kelompok di rumah Oik berulah konyol.
“Permisi…. Spada… sepedaaaa,,,” teriak Ray dari luar pintu sambil mengetuk pintu.
“Ehhh Kak Ray…” kata Keke yang membukakan pintu dan tersenyum melihat Ray datang (cieeeeeeeeeeee)
“Ehhh keke…” kata Ray yang juga tersenyum
“Ahhh keke curang Cuma Ray doang yang di sapa… gue gak di sapa…” protes Cakka.
“Itu sih DL…” kata Ray mengejek.
“Hah?? DL apaan noh?” tanya Cakka bingung.
“Derita LOoooooo…” kata Ray langsung lari menuju taman belakang.
“Rayyyyyyyyyyyyyyyyyyyy…” teriak Cakka yang mengejar Ray.
“STOP!!!” tahan Oik yang sudah mulai mengeluarkan tanduknya.
“Wusetttt….” Kata Ray tiba-tiba menghentikan langkahnya dan terjatuh karena kehilangan keseimbangan disusul Cakka yang juga jatuh karena kehilangan keseimbangan.
GUBRAK!!!
“RayYYYYY…. CakkAAAAA….” Kata Oik mulai marah.
“Iya Oikkkkk..” jawab Ray dan Cakka serempak dengan ketakutan.
“Huwaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa…. Kalian itu yaaaa… udah terlambat, bikin onar, bikin ribut, teriak-teriak di rumah orang lagiii… HUhhhhhhhhh… Awas ya kalian.” Kata Oik marah panjang lebar.
“Ampunnnn Oik.” Kata Ray dan Cakka yang Cuma bisa tertunduk takut.
“Udah sekarang kalian ke taman belakang temen-temen udah pada nungguin.” Kata Oik menarik baju mereka berdua dan menyeret mereka berdua.
“Duhh kak Oik kasian kan kak Ray sama kak Cakka.” Kata Keke.
“Udah dehhh diem aja. Sekarang kamu ke kamar sana.” Perintah Oik.
“Keke… help meee…” kata Ray memelas.
“Duhh Kak Ray kak Cakka sabar ya.” Kata Keke dan langsung menuju kamar.
Oik terus menyeret Ray dan Cakka sampek taman belakang.
“Astaga Oik loe bawa apaan noh… buset dahhhh…. Kasihan atuhhh.” Kata Olivia.
“Bodok ahhh.. Udah duduk sana.” Kata Oik langsung menghempaskan Ray dan Cakka ke kursi.
“Aduhhh sakit Oik.. loe pikir nie kasur apa?? Ini kan kursi kayu… sakit…” eluh Ray.
“Iya nie Oik… sakit tauk.” Eluh Cakka juga.
“Udah ahhh mendingan kita mulai sekarang dramanya.” Kata Oik.
“Lah Ozy mana???” tanya Cakka bingung.
“Dia lagi ke kamar mandi palingan bentar lagi balik.” Jawab Oik.
“Lohalo… saya di sini???” kata Ozy mengaggetkan.
“Ehh copot loe.” Kata Ray kaget.
“Jiahahahahahaha,,, Ray latah.” Kata Olivia ketawa.
“Diem loe…” kata Ray menyumpal mulut Olivia dengan roti kering.
“Buft.buft…. asemb e Ray kie…” omel Olivia.
“Bodok…. Wekkk..” ejek Ray balik.
“Udah ahhh ayo mulai dramanya….” Kata Oik.
Mereka memulai drama mereka.
DRAMA PLAY ~
(di skip yaaaaaa dimulai dari kedatangan Cinderella Agni ke pesta Pangeran Cakka hehehehe…)
“Wauwww indah sekali istana ini.” kata Cinderella Agni.
“Maaf silahkan masuk.” Kata pengawal Ray.
“Ohh terima kasih.” Jawab Cinderella Agni yang digandeng oleh Ray bak ratu.
“Silahkan menikmati pesta ini.” kata Pengawal Ray.
“Terima kasih.” Kata Cinderella Agni.
“Maaf kalau saya boleh tahu siapa nama putrid cantik yang berada di depan saya ini.” tanya Pangeran Cakka sambil menyodorkan tangannya.
“Nama saya Cinderella pangeran.” Kata Cinderella Agni lembut.
“Wauw nama yang cantik untuk orang yang sangat cantik.” Kata Pangeran Cakka.
“Terima kasih pangeran.” Kata Cinderella Agni.
“Izinkan saya mengajak putri cantik untuk berdansa.” Ajak Pangeran Cakka.
“Ohh tentu saja boleh pangeran.” Kata Cinderella Agni menerima ajakan Pangeran Cakka.
“CUT CUT CUT.” Kata Oik menyela dialog romantic itu.
“Apa lagi????” tanya Cakka sedikit jengkel. Yaiyalah secara dari tadi Oik bilang Cut-Cut muluk.
“Mana ekspresinyaaaaa.” Kata Oik bak sutradara kelas Hanung Bramantyo.
“Mau ekspresi gimana lagi?” tanya Cakka masih jengkel.
“Kalian itu harus lebih dapet chemistry donk… dalami peran kalian.” Kata Oik.
“Gue rasa chemistry kita udah dapet deh.” Kata Agni.
“Iya emang tapi kurang mantep gitu loh.” Kata Oik.
“Kalau kurang mantep gimana kalau di tambah garem aja. Pasti enak.” Celetuk Ray.
“Garem pale loe peyang… mau loe gue jejelin garem.” Kata Cakka.
“Yaaaeeelaaaahhhh gitu amet sihhh lo Cak ama gue.” Kata Ray.
“Diem loe…” kata Oik yang memebuat Ray cengo.
“Yaudah lahhh jangan marah-marah. Mendingan sekarang kita istirahat dulu.” Kata Ozy.
“Iya udah kita istirahat dulu nanti kita lanjutin.” Kata Oik.
Mereka semua istirahat dulu, di situ Cakka agak sedikit marah dengan ke-boosian Oik. Cakke lebih milih untuk duduk-duduk di pojok taman belakang rumah Oik.
“Hae…” kata Agni memberikan segelas orange jus pada Cakka yang sedang duduk.
“Ehh loe Ag… makasih yaaa.” Kata Cakka menerima orange jus dan sedikit meminumnya.
“Gue tahu loe merah sama Oik kan??” kata Agni.
“Marah??? Maksud loe.” Tanya Cakka.
“Udah lahhh gue tahu sifat orang kayak loe. Mungkin loe gak marah tapi loe sedikit jengkel kan?” tanya Agni.
“Iya sihhh… tapi loe jangan bilang ke Oik yaaa…” kata Cakka.
“Iya tenang aja. Udah lah jangan terlalu di anggep serius Oik kan orangnya emang gitu.” Kata Agni.
“Iya sihhh… tapi kok loe gak marah di marah-marahin gitu ma Oik.” Tanya Agni.
“Ashhh buat apa marah?? Gak penting ahhhh… Oik ngelakuin itu toh juga buat kebaikan kelompok kita kan.” Kata Agni.
“Iya juga sihhh… Ehh BTW gue kira loe orangnya emosian lohhh ternyata pikiran loe dewasa yaaa.” Kata Cakka.
“Tergantung…” kata Agni.
“Tergantung gimana?” tanya Cakka.
“Ya tergantung keadaan… kadang gue bisa emosional tapi terkadang gue juga bisa dewasa gitu little Cakka.” Kata Agni.
“Kok Little Cakka??? Ahhh elo mahhhh gitu kan… Dasar Agnoyyyyyyy…” balas Cakka.
“Agnoyyyy apaan tuh???” tanya Agni bingung.
“Yaaa kan loe nyebut gue little Cakka. Ya gue panggil loe Agnoyyy ajaaaa…. Hahahahaha.” Kata Cakka.
“Jiahhhh gitu yaaa loe…” kata Agni.
“AGNI CAKKA…. Ayo kita mulai latihan lagi.” Panggil Ozy. Mereka berdua pun langsung menuju ke tempat Ozy dkk. Kemudian mereka melanjutkan latihan drama.
***
“Dev loe mau pesen apa?” tanya Alvin yang sudah sampai di café bersama Deva dan Acha.
“Gue pesen orange jus aja dehhh..” kata Deva.
“Kalau kamu Cha?” tanya Alvin.
“Acha strawberry float aja deh kak.” Kata Acha.
“Oya dahhh gue pesen dulu ya Oma.” Kata Alvin meninggalkan Deva dan Acha. Awalnya Deva dan Acha sedikit canggung. Namun Acha membuka pembicaraan.
“Kak Alvin dan ma Via cocok yaaaa…” kata Acha.
“Hah??? Via??? Kok bisa????” tanya Deva bingung.
“Iya… sejak pertama aku lihat kak Via aku ngerasa dia cewek yang paling cocok buat kak Alvin.” Kata Acha.
“Cewek yang cocok??” Deva masih bingung.
“Iya kak… kan kalau nanti Acha gak bisa nemenin kak Alvin lagi, kak Via cocok sama kak Alvin.” Kata Acha.
“Achaaa!! Kamu ngomong apa sihhh??? Aku kan udah bilang ke kamu, kamu gak boleh bilang kayak gitu.” Kata Deva.
“Udah lah kak Acha capek.” Kata Acha.
“Achaaa… pleaseee… aku mohonnn…. Jangan menyerahh” kata Deva.
“Hush(menghela mafas) Kak…” panggil Acha.
“Iyaaa…” balas Deva.
“Kakak mau bak bantuin aku??” tanya Acha.
“Bantuin apa?” tanya Deva balik.
“Acha pingin kak Alvin jadian sama kak Via.” Kata Acha.
“Whattt??? Jadian sama Via?” kata Deva shock.
“Iya kak. Aku pinginnnnn banget kak Alvin sama Kak Via bisa jadian.” Kata Acha.
“Tatttaaapppiiii… kita itu udah ada komitmen.” Kata Deva bingung+gagap.
“Komitmen apa kak?” tanya Acha.
“Kita The Jomblo Alvin, Iel, aku, Ray, Rio, Cakka itu gak boleh pacaran sampaik kita lulus.” Jelas Deva.
“Tapiii kak… Acha pingin kak Alvinnnn….” Kata Acha yang tertahan.
“Akuuu??? Aku kenapa?” tanya Alvin yang datang membawa minuman.
“eee..eee gak papa kok Vin. Acha Cuma nanya gimana kamu selama Acha di Australia.” Kata Deva ngeles.
“Iya Kak,,, Acha Cuma nanya itu kok.” Kata Acha yang juga ngeles.
“Ohhh gitu.” Kata Alvin yang duduk di kursi di antara Acha dan Deva.
“Cha gimana tadi hari pertama sekolah kamu?” tanya Alvin.
“Hummm asik kak… Keke juga orangnya gokil kalau di sekolah.” Jawab Acha.
“Baguslahh kalau gitu.” Kata Alvin lega.
“Hmmm kak… Kak Via cantik ya.” Kata Acha.
“Brufttttt…” kata Alvin yang menyemprotkan minuman yang sedang ia minum.
“Lohh kakak kenapa?” tanya Acha.
“Kamu gak lagi ngelindur kan Cha?” tanya Alvin bingung sambil mengelap mulutnya yang basah dengan tissue.
“Enggak lahhh… aku serius kak Via itu cantik kan?” tanya Acha.
“Kagak.” Kata Alvin datar.
“Loh kenapa kak??? Kakak cocok kok sama kak Via.” Kata Acha sambil menyedot minumannya.
“Uhuk,Uhuk” Alvin kaget dan langsung tersedak saat meminum minumannya dan sedikit menyemburkan air dari minumannya
“Gilak Vin. Nyiprat tauk.” Eluh Deva.
“Sorry-Sorry gue gak sengaja.” Kata Alvin minta maaf pada Deva.
“Cha… kamu kenapa sihhh kok tiba-tiba ngomong kayak gitu.” Tanya Alvin.
“Enggak papa kok. Acha Cuma mau tanya aja.” Kata Acha nyantai.
“Acha.Acha aneh-aneh aja kamu ini.” kata Alvin sambil menyedot minumannya. Deva yang melihat itu Cuma bisa cengo aja. Dia bingung setengah mampus harus gimana. Bayangin aja Deva adalah sahabat Alvin yang punya komitmen sama The Jomblo untuk gak punya pacar tapi Deva udah janji mau nolongin Acha yang notabene orang yang disayang untuk mendekatkan Alvin dan Via.
***
TOK TOK TOK
“Spadaaaaaaaaa Spedaaaaa…..” kata Shilla mengetuk pintu rumah Rio.
TOK TOK TOK
“Persimiiiiiiiiii Permisiiiiiiii….” Kata Shilla lagi sambil mengetuk pintu rumah makin keras. Gak sadar kalau pintu udah dibuka Shilla mesih terus aja ngetuk pintu dan Rio yang membukakan pintu kena imbas di ketok Keningnya sama Shilla.
“Aduhhhh…” eluh Rio.
“Astaga Rio… maaf-maaf dehhhh Yooo…” kata Shilla kaget ternyata dia mengetuk kening Rio juga.
“Cepzzz… sakit tauk.” Eluh Rio lagi.
“Ya mangap Rio…” kata Shilla sambil mengelus tangan Shilla.
“Iya gak papa kok. BTW ngapain loe kesini?” tanya Rio.
“Hmmm biasalahhh gue nyari Riko my honey bunny sweety baby balabala tuing-tuing ku.” Kata Shilla panjang lebar sambil nyelonong masuk ke rumah.
“Kak Riko kagak ada.” Kata Rio.
“What??? Terus my honey bunny sweety baby balabala tuing-tuing ku mana?” tanya Shilla.
“Dia tu tadi baru aja pergi ke kos-annya temenya.” Kata Rio.
“Yahhh yaudah dehhhh.” Kata Shilla langsung duduk di sofa.
“Lahhh kakak ke sini ngapain?” tanya Rio.
“Hustttt… jangan panggil gue kakak ahhhh…. Gue kan udah bilang loe pannggil gue Shilla aja.” Kata Shilla.
“Iya Shilla… lo eke sini ngapain?” tanya Rio.
“Gue kan udah bilang kalau gue mau ketemu sama Riko.” Jawab Shilla.
“Yaaaa maksudku ngapain mau ketemu sama kak Riko?” tanya Rio lagi.
“Gue Cuma mau balikin ini.” kata Shilla sambil menunjukan bingkisan yang dia bawa.
“Hah?? Apaan nie?” tanya Rio.
“Buka aja.” Kata Shilla.
“Lohhh ini kan jaket aku yang waktu itu ilang.” Kata Rio kaget saat mengetahui isi bingkisan itu adalah jaket Rio yang waktu itu hilang.
“Lohhh itu jaket kamu ta Yooo.” Tanya Shilla balik.
“Iya ini jaket aku yang waktu itu ilang. Pantesan waktu aku cari gak ada. Kok bisa loe bawa sih?” tanya Rio balik.
“Jadi waktu gue malmingan ma kakak loe dia minjemin jaket yang dia pakek gitu.” Jelas Shilla.
“Wahhh sialan noh siiii kakak… awas aja kalau nanti.” Ancam Rio.
“Aduhhh jangan donkkk… kasihan atuhhh honey bunny ku.” Kata Shilla.
“Jiahhhhh…. Lebay ahhh.” Kata Rio.
“Huuuuuu… ehhh BTW minta minum napa… dari tadi gak di suguhin minuman.” kata Shilla sambil mengelus-elus tenggorokannya.
“Astaga gue lupa… udah ambil ndiri sanaaa… kan loe udah biasa nyelonong.” Kata Rio.
“Yeeeee… jelek loe.” Kata Shilla langusng meninggalkan Rio dan mengambil minum di dapur.
“SEKALIAN GUE YAAAA.” Pinta Rio teriak dan langsung duduk di sofa.
“BAWEL loe.” Balas Shilla.
Beberapa menit kemudian Shilla datang dengan 2 gelas orange jus.
“Nieee.” Kata Shilla memberikan satu gelas pada Rio.
“Buset dahhh lama amat loe ambil minum.” Kata Rio mengambil gelas dari Shilla.
“Tadi gelasnya ke selip.” Kata Shilla.
“Jiahhhhh lebay loe.” Kata Rio.
“Ciahhh mendingan diambilin… harusnya kan loe yang ambilin gue loe kan yang tuan rumah.” Kata Shilla.
“Hehehe… iya sihhh… yaudah dehhh makasih yaaaa.” Kata Rio.
Mereka berdua duduk sebelahan dan menikmati jus masing-masing.
1 menit
2 menit
3 menit
4 menit
5 menit
Tiba-tibaa….
“Loe ada masalah ya sama kak Riko?” tanya Rio tiba-tiba yang membuet Shilla kaget.
“Brfttt..” Shilla tersedak dan sedikit menyemburkan jusnya.
“Aduhhh pelan-pelan aja kalik minumnya.” Kata Rio memberikan tissue yang ada di meja sebelah sofa.
“Lahhh eloo nanyaknya kok kayak gitu.” Kata Shilla membersihkan semburan jusnya.
“Ya bukanya gitu tapi gue itu ngerasa aneh sama sikapnya kak Riko aja akhir-akhir ini.” kata Rio.
“Aneh??? Aneh kenapa coba?” tanya Shilla.
“Jadi tu setiap gue nanyain masalah loe dia kayak menghindar gitu. Terus akhir-akhir ini dia sering terima telepon malem-malem.” Jelas Rio.
“Telepon?” tanya Shilla balik.
“Iya… sihhh tapi gue gak tahu dari siapa.” Jawab Rio.
“Gue dah duga.” Kata Shilla lirih.
“Apa?” tanya Rio.
“Ohhh kagak.” Kata Shilla yang langusng melamun.
“Shill loe kenapa?” tanya Rio.
Shilla hanya terdiam.
“Shill loe kenapa sihh?” tanya Rio balik.
Shilla masih terdiam.
“Shillaaa..” panggil Rio.
Shilla melamun.
“Ashila Zahrantiara!!!” kata Rio sedikit berteriak.
Shilla kini menitikan air mata.
“Shil… loe kenapa kok nangis?” tanya Rio yang panic melihat Shilla menangis.
“Gueee… gueee… gueeee…” kata Shilla sambil terisak.
“Loe kenapa?” tanya Rio.
“Gue berantem sama Riko Yo.” Kata Shilla akhirnya menjawab pertanyaan Rio selama ini.
“Berantem??? Maksud loe??? Kok bisa?” tanya Rio kaget.
“Gue juga gak tahu Yoo.. waktu itu tiba-tiba Riko marah-marah sama gue, dan dia bentak-bentak gue. Gue gak terima makannya gue emosi dan bentak-bentak dia balik. Tapi gue nyesel Yoo makannya gue dateng ke sini untuk minta maaf. Tapi gue rasa Riko udah tahu kalau gue mau dateng makanya dia malah pergi ke rumah temennya.” Jelas Shilla.
“Tapi masak loe gak tahu kenapa Riko marah.” Tanya Rio.
“Gue tahu kok.” Kata Shilla masih terisak.
“Apa?” tanya Rio.
Shilla terdiam dan hanya menatap Rio.
“Gue gak bisa bilang alasannya Yo.” Kata Shilla menatap Rio.
“Shill… loe aneh…” kata Rio membalas tatapan Shilla.
“Gue emang aneh Yooo… aneh karena cinta.” Kata Shilla mengalihkan tatapannya dari Rio.
“Cinta??? Maksud loe?” tanya Rio makin bingung.
“Udah lahh gue mau balik dulu.” Kata Shilla bergegas pergi dan meningglakan Rio. Rio mencoba menahan namun dalam hatinya dia berfikir mungkin Shilla butuh waktu tuk sendiri.
***
Sepulangnya dari café Alvin langsung menuju kamar dan Acha pun juga langsung menuju kamarnya. Di kamar Alvin langsung merebahkan tubuhnya ke kasur.
“Huuuusssshhhhh… gilak hari ini capek banget gue. Mana tadi Acha tiba-tiba ngomong kayak gitu lagi. Apa coba maksud no anak.” Kata Alvin merebahkan badannya.
¯¯¯… YA YA KITA KAN TERUS BERLARI YA YA… ¯¯¯
Hape Alvin berbunyi tanda kalau ada sms masuk.
VIA
Woi Sipit Gilak!!!
SIPIT BOY
Sape nie???
VIA
Gue Via begokkkk…
SIPIT BOY
Sialan loe bilang gue begokkkk, sipittt gilakkkk lagiii… Sipit itu anugrah taukkkkk!! ><
VIA
Hehehehehe…. Gitu aja ngambekkkk…. Gue Cuma bercanda.
SIPIT BOY
Yeee sape juga yg ngmbk??? Loe tw numb gw dr spe???
VIA
Dri Oik laaa begokkk loe…
SIPIT BOY
Owwww… ngapainnnn loe sms gw??? Mw PDKT loe ma gw???? Sry2 je ye gw gx napsu ma elo… wekkk :p
VIA
Idihhh najis bin titan loeee… amit-amitttt….. gue sms loe buat ngomongin masalah drama begok kan 3 hari lagi kt penilaian…
SIPIT BOY
Hah??? Mank kt 3 hari lagi ya pnilaiannya…???? Kok gw gx tw???
VIA
Begok sihhh loe… makannya klo plajrannya bu winda jgn gossip muluk ma bpk2 PKK.
SIPIY BOY
Hah??? Bpk2 PKK??? Sape???
VIA
Yaaa gang loe itu… sape nohhh namenye???? The… The apa gitu….
SIPIT BOY
The Jomblo begokkk… katrok loe…. Gang gue thu paling Ok tauk di sekolahhh… kakak kelas aja pada ngehargain gang gue.
VIA
Whatever lahhh… back to topic…!!
SIPIT BOY
Halah gya loe pakek bhs inggris….
Yoyo… mank mau gmna dramane???
VIA
Gmna kalo lusa lathn????
SIPIT BOY
Ya gue sih ikut ajeee…. Tp loe yg kasihhh tahu ank2 yg laennnn… ogahhh gue.
VIA
Payah loeee… gx bs diandelinnn!!!! Huuuuuuuuuuuuu….
SIPIT BOY
Trimo raaaa????? Meh ngajak spering poooo pye????
VIA
Hah??? Speaking???? Apaan tu????
SIPIT BOY
Spering begokkk…. Bukan speaking…
Spering kie kayak tawuran gitu…
VIA
Asemmmmmm…… gayamu ngajak spering… huuuuuuuu…..
SIPIT BOY
SWT … uda ahhh males gw ribut ma elo. Bahan-bahan buat drama gimana??
VIA
Oiya gue lupaaaa…. Gimana kalo bsg kita aja yang beli pulang sekolah.
SIPIT BOY
Hah??? Berdua??? Jiahhhh ogah beud gue…
VIA
Beud beud… gay aloe leblay loeee…. Ketimbang bilang banget aja pakek kata-kata beud… huuuuuuu… LEBLAY
SIPIT BOY
Mending gue daripada loe ngomong lebay kok leblay…. Begok loe…. Wkwkwkwkwk….
VIA
Udah ahhhhh…. Gmna mw kgk loe nemenin gw beli bhn????
SIPIT BOY
Yaudh dh klo loe maksa…. Terpaksa gw… wkwkwkwkwk….
VIA
Ooooo jd loe terpaksa???? Yaudh klo loe trpaksa kgk usah ajaaaaa…. ><
SIPIT BOY
Jiahhhh gitu aja ngambk…. Iya-iya gw mau… bsg pulskul dhh… Puas loe….. wkwkwkwkwkwk…
VIA
Hahahahaha…. Gitu donkkkk…. Baru namanya SIPIT BOY…. Wkwkwkwkwkwk…
SIPIT BOY
Sipit Boy??? Enak aja loe…. Dasar BANTET….
VIA
Bantet???? Enak aja loe… gue gak bantet yaaaa…. Huuuuu…. ><
SIPIT BOY
Biarinnn lah elo manggil gue Sipit Boy…. Wekkkk….
VIA
Huuuuuuuuu….. ><
SIPIT BOY
Wekkkkkkk…. :p
VIA
Udah ahhhh… gw ngntk…. Mw tdr…. Dadadadadadadadada… Sipit Boy….. :pp
SIPIT BOY
Uda sana loe tdr… kalo bs jgn bangun yaaa Bantet…. Wkwkwkwkwkwk…. :pp
VIA
Enak aja loe….. huuuuu….
SIPIT BOY
Wkwkwkwkwkwkwkwk….
Mereka mengakhiri sms an mereka.
“Bantet-Bantet… aneh-aneh aja loe…. Dasar Bantet…. Aman manggil gue Sipit Boy lagi…. Gilak tu cewek…. Ckckckck…” kata Alvin sambil senyum-senyum sendiri.
“Oya gue simpen nomernya pakek nama bantet ahhhh… kan pasti dia juga nyimpen pakek nama Sipit Boy dehhh… enak aja…” kata Alvin mendapat ide dan langsung mengganti kontak Via dengan nama Bantet. Emang benar dugaan Alvin kalau Via menyimpan namanya dengan nama Sipit Boy.
***
“Kak Alvin…..!!!” panggil Acha yang sudah menunggu di dalam mobil Alvin.
“Iya Chaaa…. Sebentar…..” sahut Alvin sambil berjalan terburu-buru menuju mobil.
“Duhh kakak nie lama banget sihhh… pakek acara sepatu ilang lagiii… buruan kak… nanti Acha telat.” Omel Acha.
“Aduhhh iya maaf dehhh Cha… udah ayo kita sekarang berangkat pasang seatbelt yang kenceng gue mau ngebut.” Kata Alvin yang juga memasang seat belt nya dan langsung tancap gas.
Alvin langsung tancap gas dan dalam waktu 5 menit Alvin dan Acha sudah sampai di sekolah Acha. Acha langsung ngacir keluar mobil karena hari ini ada pelajaran ke 0 untuk persiapan ujian namun langkah Acha dihentikan oleh Alvin dari dalam mobil.
“Kak Acha langsungan ya kak.” Kata Acha langsung ngacir.
“Tunggu Cha…” tahan Alvin.
“Apa kak… Acha udah telat nie.” Kata Acha.
“Nanti yang jemput kamu temen kakak yaaaa… solanya kakak gak bisa jemput kamu.” Kata Alvin.
“Oya terserah dehhh… udah ya kak Acha udah telat nie.” Kata Acha langsung ngacir.
Alvinpun langsung tancap gas menuju sekoalh. Sesampainya di sekolah Alvin langsung menuju kelas. Di kelas udah ada Ray, Rio dan Cakka.
“Woi Vinnn….” Sapa Ray.
“Woi brothaaa…” sapa Alvin balik.
“Ehh Deva mana???” tanya Alvin.
“Deva??? Belum dateng tuh. Mank napa Vin?” tanya Cakka.
“Kagak gue Cuma mau minta tolong dia jemput Acha.” Jawab Alvin.
“Lah kok gak loe aja yang jemput?” tanya Rio balik.
“Nanti gue mau beli bahan drama ma Via.” Jawab Alvin.
“Lahhh kenapa gak loe ajak aja sekalian?” tanya Cakka.
“Kasihan kalau nanti gue ajak ntar kalau Acha kecapean gimana dia kan lagi masa pemulihan.” Jawab Alvin.
“Ooooo…” kata Cakka meng-o kan mulutnya.
“Gimana kalau loe aja Cak ya jemput?” kata Alvin.
“Jiahhh gue gak bisa hari ini gue gak bawa mobil solanya mobil gue lagi di bengkel.” Kata Cakka.
“Gimana kalau loe aja Yooo…” kata Alvin.
“Jiahhh apalagi gue… gue kan naik motor berdua ma kak Riko.” Kata Rio.
“Hmmmmm… kalau gitu gimana kalau loe aja Ray !” kata Alvin mantap dan menunjuk Ray.
“Hah gue????” tanya Ray bingung.
“Iya Ray… loe aja yang jemput Acha. Pleaseee lahhhh…” kata Alvin dengan tampang memelas dan menyipitkan matanya yang sudah jelas-jelas sipit dari orok.
“Kenapa harus gue…. Kenapa gak Deva ato Iel aja…” kata Ray.
“Yaaa gue maunya yang pasti-pasti aja buat adik gue… mau yaaaa…” bujuk Alvin lagi.
“Hmmm yaudah dehhh kasian gue ma loe udah mohon-mohon ma gue ampek mata sipit loe tambah sipit.” Kata Ray mengejek.
“Aishhhh Sialan loe bawa-bawa mata gue… mata gue ini anugerah taukkkk…. Loe mahh nolongin sihh nolongin tapi jangan menghina donk.” Kata Alvin ngambek.
“Yaudah kalau loe ngambek kagak gue jemput adik loe.” Ancam Ray.
“Aishhhh gitu amat sihhh loe…. Iyadehhhh…. Terserah loe dah mau ngapain gue.” Kata Alvin pasrah.
“Jiahahahahahahahahahahaha…..” kata Ray tertawa puas.
“Vin…” panggil Via.
“Ehhh loe… nape bantet??” kata Alvin.
“Bantet-bantet enak aja loe Sipit Boy…” balas Via.
“Nape loe ke sini?” tanya Alvin.
“Gue Cuma mau ngingetin ke elo aja nanti kita belanja buat drama loh…” kata Via.
“Iye-iye gue inget… bawel loe bantet.” Ejek Alvin lagi.
“Yeee dasar Sipit Boy…” balas Via.
“Udahhh ahhhh nyingkir loeee…. Gue lagi ngombrol nie ma temen-temen gue… ganggua j aloe bantet.” Usir Alvin.
“Huuuu dasar bapak-bapak PKK gaje.” Ejek Via yang langsung ngacir karena takut di gebukin ma the jomblo.
“Sialan loe…” kata Alvin.
“Biarin” kata Via yang udah ngacir.
“Vin… yakin loe ntar mau belanja ma Via?” tanya Cakka ragu.
“Yakin lahhhh…” kata Alvin yang mulai mengeluarkan rubik dari tasnya dan memainkannya.
“Ati-ati lohhh… jangan ampek loe suka ma Via… inget perjanjian kita.” Kata Cakka.
“Iya vin…” Sambung Rio.
“Iya tenang aja gue inget kok.” Kata Alvin masih mengutak-atik rubiknya.
Beberapa saat kemudiaan Deva dan Iel datang bersama katanya mereka ketemuan di parkiran. Mereka berdua langsung nibrung ngobrol udah précis kayak ibu-ibu PKK gitu. Bayangin aja kalau seorang Alvin, Iel, Ray, Cakka, Deva, dan Rio ngobrol kayak ibu-ibu PKK… jiahahahahahahahahahahahahahahahahahahahahahahahahahahahHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHA
BUKKKKKKKK
Klontang!!!!!!!!! Prang!!!!! !$#@$&^%*&^*)()(_+)(+!@$%^$%^*&((*)__)*()(^&*%^&$%#$!#$@!$#^%^&*&(_(*_)
TROUBLE~
Penulis: Woi sakit begokkk asal ngelempar banget ta kalian tu… dasar Anarkis…
Alvin: Bodokkk abis loe ndiri ngapa pakek bilang kita ibu-ibu PKK??? HUwaseeemmmmmm
Penulis: biarinnnn suka-suka gw donk kan yang buat cerita gw…. Wkwkwkwkwk…
Ray: tega amet sihhh loe jadi penulissss…
Penulis: bodok….
Iel: penulis Autissss…
Penulis: aissshhhh ngapain loe pakek kata-kata gue.
Iel: Bodok
Rio: penulis jangan macem-mecem yaaaa …. Lawan mu sangar lohhhh…
Penulis: halah ra wediiii…
Deva: halah gaya muuuuu…. Cewek aja sok berani…
Penulis: emang gue cewek mank napa???? Wkwkwkwkwk….
Cakka: wohhhh broooo …. Ngajak spering kieeee….
Ray: Iyo kieee yo gebuki waeee…
Alvin: yokkkkkk
Rio: Siapppp….
Deva: melu aku…
Cakka: Ayoooo…
DEBUK BRAK GEDEBUKKKK BRUKKKK BUK BAK BUK BRUK GEDEBUK BUK PRANG PIAR DUKKK BRUKKK BRAKKKK…
!#@$!$#@%$#^%$^*&&)(*_*+*_)&*&(^%&^%#$#!@$#@#%^(*)&_(*_(*)(&*(&^%^#$GEDEBUKKKKKKK PRANG PIARRRRRRRRR JDERRRRRRRRR!!!!!! !#!#$@@%$^#&$*^%&*(^*(&)*((+)()+_(_)*)*&(^^&%^#$@#!%#$^&^(*&_(*_(+)(_()(*
Penulis: sialan loe sakit tauukkk… beranine keroyokannn doankkk… (bonyokkkk)
The Jomblo: Biarinnn….
Penulis: udah sana balikkkk.. sialan kalian semuaaaa…. (masih bonyokkk…)
!$#@!!#@~!$#%@^&$*^%^(*&^)*(&)(*_++)(*_)&*)(^^&$#@$#@!#@~#@!#$^%$*&(*)
TROUBLE OFF
***
“Buset dah sialan banget tadi ada ulangan dadakan… kagak bisa sama sekali gue tadi…” omel Ray sambil keluar dari kelas bersama The Jomblo yang lain.
“Ahhh biasa aja ahhh buat gue…” kata Deva santai.
“Gampang pale loe peyanggg…. Puyeng banget tadi gue ulangan sejarah… bayangin aja udah ulangan dadakan kita Cuma di kasi waktu 5 menit belajar tapi kagak ada bukunya…” omel Ray.
“Iya sihhh… tadi gue ngarang indah loh…” sambung Cakka.
“Sebenernya kita juga sih yang salah, kenapa waktu kita di tawarin beli buku pada gak bawa duit, yaudah kehabisan buku deh.” Sambung Rio.
“Yaaaa iya sihhh… tapi parahnya tu gurunya kagak pernah kasih catatan coba, pelajaran aja dia malah ceramah” kata Alvin.
“Kalau gitu kita paketin aja noh guru… kita balikin ke asalnya di Jakarta… paket kilat.” Celetuk Iel.
“Wahhahahahaha… bener juga kate loe brooo… ayo kita paketin guru sejarah kita yang satu itu.” Kata Ray semangat banget.
“Hahahahahahaha….” Semuanya tertawa.
“Sipit Boy…” panggil Via.
“Ape loe bantet.” Balas Alvin.
“Bantet-bantet… Lihat nie… gue gak bantet yaaaa…” kata Via memperlihatkan bentuk tubuhnya yang dia rasa gak bantet.
“Tapi bagi gue loe itu bantet.” Kata Alvin.
“Dasar Sipit Boy loe… huh…” ejek Via.
“Biarinnn… wekkk…” balas Alvin.
“Udah ahhh… ayo buruan kita cari bahan buat drama.” Ajak Via dan menarik Alvin.
“Weit.weitz tunggu dulu.” Alvin mencoba melepaskan tarikanVia.
“Apa lagi…” kata Via.
“Bentar gue mau ingetin Ray dulu.” Kata Alvin yang menengok kearah teman-temannya yang sejak tadi Cuma bisa cengo mampus ngelihat Alvin dan Via.
“Woi Ray…” kata Alvin menyadarkan Ray.
“Ehhh iya..” balas Ray yang udah sadar diikuti oleh teman-teman yang lainnya.
“Kalian semua kenapa sihhh…” tanya Alvin bingung.
“Kagak kok.” Kata Ray.
“Ouu bagus lahhh… oya ray jangan lupa jemput Acha yaaa…” kata Alvin.
“Hah??? Ray jemput Acha???” kata Deva bingung dan kaget.
“Iyaaa… nape loe Dev???” tanya Alvin bingung.
“Ohhh kagak papa kok.” Jawab Deva ngeles.
“Udahhh yok Vin kita cari bahan.” Kata Via sambil menarik Alvin. Akhirnya Alvin pun pergi berdua… catat yaaaa BERDUA… B-E-R-D-U-A…. hanya BERDUA SAJAAAA… ckckckck… --“
Deva masih kaget mendengar kalau incerannya mau di jemput Ray… ckckckck.. kasihan Deva, dengan langkah lunglai Deva pun pulang dengan mobilnya. Rio sudah di tunggu oleh Riko di depan gerbang, karena takut Riko marah Rio langsung ngacir balik. Iel juga langsung ngacir aja katanya sih urusan (nahlo urusan apa yaaa???? RAHASIA hahahahaha….). Cakka masih harus menunggu jemputan, seperti biasa kalau Cakka menunggu jemputan dia pasti menunngu di ruang band sambil memainkan gitar.
Ray yang di minta menjemput Acha langsung tancap gas menuju sekolah Acha. Sebelumnya Ray yang udah di kasih nomer Acha sama Alvin sms Acha dulu.
RAY
Cha nie aku kak Ray temennya Alvin… hari ini aku yang jemput kmu.
ACHA
Ou nie kak Ray yaaaa…. Oya kak… makasih yaaaa… :)
Sekitar 7 menit kemudian Ray tiba di sekolah Acha yang juga merupakan sekolah Keke. Saat ray sampek di sekolah Acha, Acha sedang berjalan bersama Keke menuju depan gerbang. Keke yang udah gak asing lagi dengan mobil Ray mengira kedatangan Ray ke sekolah Acha dan Keke untuk menjemput Keke. Jelas lah Keke mengira seperti itu kan mereka berdua lagi masa penjajakan PDKT gitu. Tapi gimana reaksi Keke kalau tau Ray datang untuk menjemput Acha.
“Kak Ray?? Kakak kenapa ke sini… kan aku gak minta kakak jempu aku… aku di jemput sama supir kok kak.” Kata Keke menghampiri Ray.
“Keke??? Mampus gue… aduhhh… gue lupa kalau Acha satu sekolah sama Keke… mati joni gue kalau Keke tahu gue ke sini bukan jemput dia tapi jemput Acha.” Kata Ray lirih sambil menggaruk-garuk rambut gondrongnya tanda kebingungan.
“Kak… kakak kenapa?” tanya Keke yang heran dengan sikap Ray.
“Keke…” kata Ray gagap.
“Keee… kak Ray ke sini bukan jemput kamu kok tapi jemput aku.” Kata Acha langsung to the point… JDERRRR… mampus gak tuuu… Keke kan cemburuan… walaupun di antara Ray dan Keke belum ada ikatan tapi sebenernya Keke sayang banget sama Ray dan sebaliknya.
“A..aaa..ppp…aaa!!!!!!!” kata Keke kaget dan shock.
“Iya ke… tadi kak Alvin yang suruh kak Ray jemput aku.” Kata Acha santai. Wajarlahh Acha kan gak tahu kalau Keke dan Ray lagi HTS an.
“Kak Rayy…” kata Keke menatap wajah Ray mencoba meyakinkan dengan tatapan cemburu.
“Iiii…iiiyyyy….yyyyaaaa kkeee…” kata Ray seakan takut kalau Keke marah.
“Ohhh… yaudah kalau gitu aku mau balik duluan dehhh!!” kata Keke ketus pada Ray.
“Yaudahhh yokkk kak kita balik.” Ajak Acha pada Ray. Ray ragu memasuki mobil, dia masih menatap Keke yang berwajahkan marah dan cemburu mampus. Acha sudah masuk mobil namun Ray masih belum berani.
“Kak Ray… ayo buruan…” kata Acha dari dalam mobil.
“Iyaaa cha…” kata Ray membuka pintu mobil perlahan.
“Kkk..kkkeeee…kkkkeeee…” kata Ray mencoba merayu.
“Udah Balik Sana!!! Udah di tungguin noh.” Kata Keke ketus mampus.
“Aku balik yaaa….” Kata ray memasuki mobil.
“Iya!!!!” kata Keke ketus.
Akhirnya Ray pun balik bersama Acha. Sepanjang perjalanan Ray merasa kawatir kalau Keke marah, sepanjang jalan Ray hanya membayangkan gimana perasaan Keke tadi. Kalau di tanya Acha Ray Cuma bisa jawab ‘gak papa kok’.
***
“Vin… kita mau kemana dulu nie??” tanya Via.
“Ya terserah loe lahhh… gue kan Cuma nganterin. Mana gue tahu kita mau kemana.” Jawab Alvin.
“Aissshhh… payah loe… yaudah deh kita ke sana aja. Kita cari property dulu.” Kata Via menarik Alvin.
“kita dah di sini… sekarang property apa aja yang mau dibeli..” tanya Alvin.
“Ini daftarnyaa…” kata Via membuka daftar yang di bawa yang panjangnya aje gileee….
“Ckckckckck… nie daftar apaan sihhh… banyak amet…” kata Alvin kaget.
“Ya ini yang kita butuhin.” Kata Via santai.
“Hah??? Yakin loe… banyak amet.” Kata Alvin menganalisis daftar itu.
“Yupppzzz… udahhh ayok sekarang kita cari bahannya.” Ajak Via.
mereka berdua asik cari bahan berdua… karena bahan yang di butuhin banyak banget mungkin bakalan lama nie… mendingan kita lihat Cakka dulu yokkk… sambil menunggu Via dan Alvin belanja.
Cakka yang menunggu jemputan masih aja belum di jemput padahal dia udah mainin 5 lagu pakek gitar yang ada di ruang music. Dari tapi Cakka Cuma melihat hapenya saja menunggu callingan dari supirnya kalau supirnya udah dateng tapi dari tadi belum ada callingan dari supirnya.
“Buset dahhh… udah lama banget nie gue nunguin…” kata Cakka jengkel sambil melihat hapenya terus.
5 menit kemudian…
¯¯¯SESUNGGUHANYA DIA ADALAH DIRIKU¯¯¯
Hape Cakka berbunyi…
Cakka: haloo…
Mang ujang: halo dennn ini mang ujang…
Cakka: iya mang… mang di mana sihhh… Cakka udah nungguin lama nie…
Mang ujang: maaf den mobil mogok… jadi mang gak bisa jemput aden.
Cakka: apa mang??? Aduhhh kok gak ngomong dari tadi sihhh… tahu gitu kan tadi Cakka bareng temen Cakka.
Mang ujang: yaa maaf den… mogoknya tiba-tiba .. ini mang ujang aja lagi cari bengkel.
Cakka: cepzzz… yaudah deh mang… cakka balik sendiri aja.
Mang ujang: maaf in mang ujang ya dennn..
Cakka: iya mang gak papa kok… mang ujang cari bengkel aja… yaudah cakka mau cari taksi dulu.
Mang ujang: iya den…
Cakkapun langsung keluar menuju ruang band. Saat cakka melewati lapangan basket Cakka bertemu dengan Agni. Dengan semangat Agni manggil Cakka pakek sebutan Little Cakka.
“Little Cakka!!!” panggil Agni semangat. Cakka menoleh ke Agni dan kaget mendengar Agni memanggilnya dengan nama Little Cakka… karena takut banyak anak C-Loverz yang tahu sebutan itu Cakka langusng menghampiri Agni dan membungkam mulut Agni.
“Brtftrtbrft…” Agni gak bisa bernafas di bungkam oleh cakka.
“Diemm loe… gue kan bilang jangan sebut nama itu di sekolah apalagi di depan C-Loverz.” Kata Cakka membungkam mulut Agni dan sedikit merangkul Agni untuk mematikan pergerakan Agni.
“Lepasinnn.” Kata Agni gak jelas karena mulutnya masih di bungkam.
“Bodok ahhh… abisnya loe gitu sihh.” Kata Cakka masih membungkam mulut Agni.
“Lepasinnn…” kata Agni mengigit tangan Cakka.
“Auwww…. Sakit taukkk.” Kata Cakka melepaskan bungkamannya pada Agni.
“Buset dahhh loe Cakk… gue gak bisa nafas tauk…” protes Agni.
“Tangan gue juga sakit tauk loe gigit.” Protes Cakka juga.
“Lahh kan elo yang bungkam mulut gue.” Kata Agni.
“Ya habisnya loe sihhh pakek sebut-sebut nama Little Cakka keras-keras… gimana coba kalau anak-anak C-loverz taukkk… bisa turun pamor gue.” Kata Cakka.
“yaa maaf…” kata Cakka.
“Iya dehhh gue maafin… tapi jangan ulangi lagi loh…” kata Cakka.
“Iye-iye… tapi BTW kok loe belum balik. Perasaan tadi loe ma The Jomblo dah balik dehhh…” tanya Agni
“The Jomblo yang lain sihh udah tapi gue masih nunggui jemputan.” Jawab Cakka.
“Lahh terus mana jemputan loe.” Tanya Agni lagi.
“Gak bisa jemput soalnya mobilnya mogok di jalan.” Jawab Cakka.
“Lahh terus loe balik naik apa??” tanya Agni.
“Kagak tahu juga… palingan naik taksi.” Jawab Cakka.
“Hmmmm gimana kalau loe gue tebengin aja… daripada nungguin taksi pasti lama. Gimana mau gak?” tanya Agni.
“Hah??? Serius loe???” tanya Cakka meyakinkan.
“Serius lahhhh…” kata Agni.
“Wahhh tangkyu banget yaaa… Aduhhh Agni kamu baik banget sihh..” kata Cakka sambil mencubit pipi Agni.
“Aduhh sakit cakkk… lihat nohhh… kita di lihatin ma temen-temen ada C-loverz juga lagi.” Kata Agni.
“Hah??? Oya gue lupaa… haduhhh malu banget gue.” Kata cakka malu.
“Ya elonya sihh yang mulai…” kata Agni.
“Yaudah yok balik sekarang aja…” ajak Cakka dan langsung menarik Agni.
“Loe tunggu di sini yaaa…” kata Agni menyuruh Cakka menunggu di depan parkiran. Agni pun mengambil motornya. Beberapa saat kemudian Agni datang dengan motor Ninja nya… catat NINJA N.I.N.JA… bayangin seorang cewek naik motor ninja NINJA. Melihat itu Cakka cengo setengah mampus.
“Haaaaaaaaaaa” Cakka hanya bisa mangap ngelihat Agni naik motor ninja.
“Ngapa loe Cak…” tanya Agni sambil membuka helm yang dia pakai.
“Loeee naik ninja Ag???” tanya Cakka masih gak percaya.
“Iyaaa… mank kenapa???” jawab Agni.
“Loe kan cewek kok pakek motor cowok??? Ninja pula.” Kata Cakka masih gak percaya.
“Emang gak boleh???? Udah naik… nie pakek helm ini… untung gue bawa helm 2… buruan naik loe….” Suruh Agni.
“Yaaa…” kata Cakka masih gak percaya.
“Pegangan yaaaa… gue mau ngebut.” Kata Agni dan langsung tancap gas.
“Huwaaaaaaaaaaaaa….” Teriak Cakka kaget karena Agni langsung ngebut respek si Cakka megang pinggang Agni. Hloh…. Kok kebalik… wahahahahaha…. Kok lucu yaaaa Agni yang boncengin Cakka…. Wahwah… bahaya nieee…. Kebalik og py….. jiahahahahahaha…. Yasudahlahhhh kita lanjutkan saja ceritanya….
Cakkapun sampai di rumah dengan selamat walaupun sedikit kontraksi jantung karena diajak Agni ngebut.
Nah kelihatannya Alvin ma Via dah selesai deh belanjanya. Yok kita lanjutin ceritanya.
“Hushhh akhirnya kelar juga belanjanya.” Kata Via sambil menghela nafas lelah.
“Buset Viii… nie belanjaan buat property drama apa buat property buat sekampung sihh…” kata Alvin sambil melihat belanjaan-belanjaan yang udah seabrek.
“Ya buat Drama lahhh…. Mank kenapa kurang banyak yaaa?” tanya Via dengan santainya.
“Hah??? Kurang banyak pale loe?? Udah banyak banget nieeee….” Kata Alvin.
“Yaudah kalo gitu bagus dehhh…” kata Via yang sejak tadi tidak membawa barang sedikitpun, semua barang belanjaan di bawa oleh Alvin.
“Enak banget loe bilang bagus… udah kagak bawa barang apa-apa lagi… loe pikir gue kecung loe apa???” protes Alvin.
“Duhhh gue laper nieee…” kata Via menghiraukan perkataan Alvin sambil mengelus-selus perutnya yang laper.
“Sialan yaa loe… gue dari tadi ngomong kagak di dengerin.” Protes Alvin lagi.
“Udah dehhh mendingan sekarang kita makan yukkk…” ajak Via dan menarik tangan Alvin yang penuh dengan kantong belanjaan.
“Buset tarikan tangan loe kenceng amet… sakit taukkk… mana belanjaanya banyak lagi. Sialan loe.” Protes Alvin lagi-lagi yang sekarang sudah berada di salah satu meja restoran bersama Via.
“Yaa maaf-maaf … bukannya gue gak mau bawa tasnya… tapi apa loe tega liat cewek secantik gue bawa-bawa barang berat gitu.” Kata Via kepedean.
“Aisshhh… cantik??? Cantik dari manenye???? Sarap loe…” kata Alvin.
“Sudahlah nak akui saja kalau saya itu cantik.” Kata Via makin kepedean.
“Aishhhh najis loe… kepedean banget sihh loe.” Kata Alvin menoyor kepala Via.
“Aduh sakit tauk….” Kata Via sambil mengelus kepalanya yang ditoyor Alvin.
“Habisnya loe kepedean banget sihhhh…” kata Via.
“Udahhh ahhhh… mendingan sekarang kita pesen makanan.” Kata Via. Akhirnya merekapun memesan makanan. Sambil menunggu pesanan mereka ngobrol-ngobrol.
“Ehh Vin tapi mahkota putrinya udah kebeli kan?” tanya Via.
“Udah kok.” Kata Alvin sambil memeriksa belanjaan.
“Baguslahhhh… hahahahahaha…” Via tertawa.
“Loe tu kenapa sihhh dari tadi ketawa muluk.” Kata Alvin.
“Biarin ketawa itu kan sehat…” kata Via.
“Tapikan kalau kebanyakan ketawa jadi sarap.” Kata Alvin.
“Yang penting gue kagak sarap.” Kata Via.
“Perasaan loe dah sarap deh… hehe…” ejek Alvin.
“Aishhh gitu amet sihh loe Vin..” kata Via memanyunkan mulutnya.
“Jiahh ngambek nie anak.” Kata Alvin.
“Biarin.” Kata Via buang muka.
“Aduhhh bantet kamu jangan ngambek donk. Ntar bantetnya ilang loe.” Ejek Alvin.
“Tukannn ngejek lagi… dasar Sipit Boy… jangan kebanyakan ketawa yachhh ntar mantanya ilang loh…. Hahahahahahahaha….” Ejek Via puas.
“Ahhh elo mahhh…” kata Alvin.
“Biarin elo sih yang mulai.” Kata Via.
“hahahahahahaha…” mereka tertawa bersama.
“Viii…” kata Alvin menghentikan tawanya
“Yaaa…” kata Via juga menghentikan tawanya
“Kok loe lucu sih… ternyata loe itu lucu yaaaa…” kata Alvin.
“Emang gue lucu … loenya aja yang kagak pernah tau.” Kata Via.
“Ya abisnya pertemuan pertama kita gak enak sihhh…” kata Alvin.
“Iya juga sihhh… tapi gue rasa loe orangnya baik juga kok.” Kata Via.
“Emang iyaaa… hehehehe…” kata Alvin.
“Hmmm gimana kalau kita temenan aja… daripada kita musuhan muluk.” Kata Via.
“Bener juga sihhh… Teman…..” kata Alvin memberikan kelingkingnya.
“Teman.” Kata Via mengaitkan kelingkingnya ke kelingking Alvin.
“Hahahahaha…” mereka berdua tertawa lepas. Merekapun makin asik mengobrol sampai pesanan mereka datangpun mereka makan sambil ngobrol.
***
Ray merasa kuatir kalau Keke marah karena tadi Ray menjemput Acha. Ray takut Keke cemburu dan Ray takut Keke mengenggap Ray gak serius sama Keke. Untuk memastikaan Ray mencoba sms Keke.
KAK RAY
Keke…. J
5 menit, 10 menit, 15 menit, 20 menit, 25 menit, 30 menit
Keke masih gak membalas sms Ray.
KAK RAY
Manis Keke…. J
10 menit, 20 menit, 30 menit, 40 menit,
Keke masih gak membalas sms Ray
KAK RAY
Keke kamu marah yaaa??? L
Maaf ya Kee… sayang kamu J
30 menit
Keke masih gak membalas… karena Ray jengkel gak dibalas smsnya Ray menelpin pujaan hatinya.
TUUT TUUT TUUT TUUT (nada sambung)
Berulangkali Ray menelpon Keke tapi gak di angkat. Akhirnya di telepon ke 99 kali Keke baru mau angkat namun Keke masih gak mau ngomong.
Ray: astaga Kee… kamu kenapa sihhh??? Dari tadi aku sms kamu gak di di bales, di telepon berulang kali baru jawab sekarang.
Keke: …
Ray: Keee kamu kenapa sihh??? Aku kuatir sama kamu…
Keke: …
Ray: manissss kamu masih marah ya sama aku???
Keke: …
Ray: Keke aku tahu pasti semua omongan aku gak kamu dengerin kan… tapi aku Cuma mau bilang kalau aku sayang banget sama kamu.
Keke: …
Ray: Keee… aku tahu kamu marah kan tadi aku jemput Acha… tapi Keee aku mohon kamu dengerin dulu penjelasan aku…
Keke: …
Ray: Keke…. Aku itu gak ada apa-apa sama Acha…. Cuma kamu yang aku sayang…
Keke: …
Ray: Gabriel Angeline Thalita Pangemanan…!!! (dengan sedikit teriak)
Keke: udah selesai ngomongnya… kalau udah aku tutup (akhirnya keke menjawab karena sejak tadi keke hanya meletakan hapenya di telingan tanpa menjawab)
Ray: jangan keee… please… aku mau jelasin semuanya…
Keke: jelasin apa lagi kak… semua udah jelas kok kalau kakak emang gak serius sama aku.
Ray: kamu salah ke… aku serius banget sama kamu… aku itu sayang banget sama kamu.
Keke: udahlah kak Keke tahu kalau kakak Cuma anggap Keke mainan kan??? Walaupun Keke masih SMP tapi Keke gak mau di permainin sama kakak.
Ray: Kee… kamu salah pahammm… aku itu sayang banget sama kamu… kamu itu cinta pertama aku Ke…
Keke: maaf kak kalau udah gak ada yang diomongin Keke matiin yaaa…
Ray: JANGAN KE…!
Keke: apa lagi!! (sedikit kesal)
Ray: aku Cuma mau bilang ke kamu… dalam hati aku ini Cuma ada kamu dan aku yakin kalau dalam hati kamu sekarang Cuma ada aku kan…
Keke: kakak salah…
Ray: enggak aku gak salah… kalau aku salah kenapa kamu marah sekarang…
Keke: aku gak marah kok… untuk apa aku marah…( sedikit menahan tangis )
Ray: Kamu marah… kalau kamu gak marah kenapa kamu gak mau bales sms aku?? Itu namanya marah dan itu namanya cemburu.
Keke: AKU GAK MARAH KAK… DAN AKU GAK CEMBURU…!!!
Ray: tu kan kamu marah…. Ke… percaya sama aku… aku sayang banget sama kamu… kasih aku kesempatan lagi.
Keke: aku harus percaya gimana lagi… baru PDKT aja kakak udah buat aku sakit… gimana kalau kita beneran jadian??
Ray: Ke… please kasih aku kesempatannnn …. Aku mohon… aku sayang sama kamu…
Keke: kakak serius??? Kakak sayang sama Keke???
Ray: 100rius malahan ke… aku sayang kamu…
Keke: oke kalau kakak emang bener sayang sama Keke… keke akan kasih kakak satu kesempatan lagi… tapi keke mohon jaga kepercayaan Keke ya kak…
Ray: jadi kamu maafin aku ke???? (seneng banget)
Keke: asalkan kakak mau janji gak akan sakitin keke lagi.
Ray: pasti ke pasti ke…. (seneng banget…)
Keke: yaudah kak… keke mau belajar dulu dehhh besok ada TPM (tes pendalaman materi)
Ray: Yaaa… keee… selamat belajar yaaa… sayang kamu… muuuuuaaaaacccchhhhh….
Keke: sayang kakak jugaa…. Muaaaaccchhhh…
“Yessss… gue udah baikan lagi sama Keke… thanks GOD…. Keke I LOVE YOU…” Ray teriak-teriak sambil jingkrak-jingkrak dan jungkir balik (jiahhh alay pisan euy).
***
“Sipit Boy!!!” panggil Via pada Alvin saat Alvin berjalan menuju kelas.
“Apa???” jawab Alvin cool abis.
“Aissshhh… sok cool banget sihhh cara ngomongmu…” kata Via.
“Emang gue cool.” Kata Alvin cool.
“Aishhh sudahlahhh lupakannn… oya gue ke sini Cuma mau ingetin ke elo kalau nanti kita latihan drama loh.” Kata Via.
“Y ague udah taukkk kok… kan waktu itu loe dah bilang… mau dimana???” tanya Alvin.
“Di rumah loe!” kata Via semangat.
“What??? Rumah gue??? Kok pada gak kasih tau kalau latihannya di rumah gue???” protes Alvin.
“Hlahhh tadi katanya loe dah tau… gimana sihhh…” kata Via mencibir.
“Yaaa tapi kan gue gak tau kalau di rumah gue…” kata Alvin bingung.
“Udahhlah terima aja… okokokokokokokok…” kata Via menaik-naikan alisnya.
“Cepzzz… yaudah dehh pasrah gue…” kata Alvin pasrah.
“Baguslahhh…. Yaudah dehhh gue masuk dulu ya sipit boy…” kata Via mengacak-acak rambut Alvin dan langsung ngacir pergi.
“Ahhh sial noh cewekkk… dasar Bantet.” Omel Alvin sambil merapikan rambutnya.
Tiba-tiba…
“Huwaaa Alvinnnnn!!!!!!!!” teriak para anak-anak Alvinosta yang kebetulah lewat sana.
“Mampus gue…” kata Alvin menepuk keningnya dan bersiap-siap untuk lari.
“Alvinnn!!!!!!!!!!!! we love youuuuuu!!!!!!!! Alvinnnnnnnnnnnnnnn…..” teriak para cewek yang mengejar Alvin sampek muter-muter sekolah.
“HUwaaaaaa…..” teriak Alvin sambil lari dari kejaran anak-anak Alvinosta. Alvin udah kocar-kacir gak karuan, muter-muter sekolah … naik turun tangga… muter lapangan aja ampek 10 kali…
“Hushushushus…” kata Alvin dengan nafas terngah-engah.
“Aman gak nie…?” kata Alvin melihat keadaan sekitar.
“Alvinnnnnnnnn…” terdengar suara anak Alvinosta lagi, mendengar itu Alvin langsung lari lagi… dengan secepat kilat dan dengan kecerdikan sorang Alvin Jonathan, Alvin mengecoh Alvinosta dan akhirnya Alvin bisa juga masuk kelas dan aman dari kelajarn para ALvinosta.
“Hush.hush.hush.hush…” kata Alvin dengan nafas terengah-engah saat memasuki kelas.
“Nape loe broo??” tanya Cakka yang udah ada di kelas bareng Ray, Deva dan Rio.
“Busettt brooo gue di kejar-kejar ma anak-anak ALvinosta coba… gue udah lari kesana-kesini masihhh aja ketemu… sial gue…” jelas Alvin dengan nafas teregah-engah.
“Kasian loe broooo… sabarr ya nak.” Kata Cakka sok dewasa.
“Nak nek nak nek…. Mank gue anak loe.” Kata Alvin masih sempat menoyor kepala Cakka ditengah kelelahannya.
“Aduhh sakit banget taukkk…” protes Cakka.
“Ray loe ngapain dari tadi utak-atik hape muluk???” tanya Alvin.
“Hah??? Gak papa kok.” Kata Ray yang sejak tadi hanya smsan aja sama Keke.
“Aneh loe Ray…” kata Alvin.
“Ehhh lohhh Iel mana?” tanya Alvin lagi.
“Kelihatannya hari ini dia gak masuk dehh tadi waktu gue sms dia katanya dia gak masuk.” Jawab Rio.
“Kemana tu orang.” Kata Alvin sambil meletakkan tasnya di kursi.
“Gak tau juga. Mungkin sakit.” kata Deva.
“Ya kalau gitu kita jenguk aja dia nanti.” Usul Cakka.
“Waduhhh gue gak bisa nanti kan gue ma ma Deva ada latihan drama di rumah gue.” Kata Alvin.
“Iya gue nanti sama Alvin ada latihan drama.” Sambung Deva.
“Yaudah kalau gitu nanti biar gue, Cakka, ma Ray aja yang jenguk.” Kata Rio.
“Ya kalau gue sihhh ikut-ikut aja.” Kata cakka.
“Lah loe Ray.” Tanya Rio.
“hah??? Oyaya… gue juga bisa.” Kata Ray masih sibuk sms an.
“Ray loe sms an sama siapa sih?” tanya Cakka penasaran.
“Hah? Bukan siapa-siapa kok Cuma temen SMP.” Kata Ray ngeles.
“OOOOOO…” kata The Jomblo lainnya sambil meng-o kan mulut mereka.
Beberapa saat kemudia bel tanda masuk sekolah berbunyi dan benar kata Rio kalau Iel gak masuk. Mereka ber 5 mengikuti pelajaran seperti biasa namun terasa sediki berbeda karena Iel tidak masuk, biasanya kalau ada Iel mereka selalu saja heboh sendiri sampek kena marah guru. 8 jam berlalu akhirnya mereka pulang sekolah.
“Wahhhh tadi gak seruuu gak ada Iel.” kata Deva saat The Jomblo keluar dari kelas.
“Iya nie gak seruuuu…” sambung Rio.
“Wahhh kalian gak anggap aku nie… aku kan orangnya juga seruuu…” kata Ray gak terima.
“Buset dah loe Ray ngambekan banget sehh… kan kadar gokil kalian beda-beda… kita itu saling melengkapi broo…” kata Alvin
“Ha?? Emang kadar gokil gue gimana??” tanya Ray dengan wajah ngarep kalau Alvin bakal ngomong kadar gokil Ray lebih banyak.
“Kalau kadar gokil loe dah kelebihan ampek-ampek loe bukan gokil lagi tapi gilak.” Sambung Cakka
“Ahhh elo Cakk gitu amat sihhh ama gue.” Kata Ray ngambek.
“Jiahhh kagak cocok loe kalau ngambek. Hehehehe.” Kata Alvin cengar-cengir.
“Udah ini Ray kalau kagak ada masalah ma Iel ya pasti dapet masalah sama Cakka.” Kata Rio.
“Lahhh abisnya yang mulai Cakka juga sihhh…” kata Ray menuduh.
“Jiahhhh kok loe nuduh gue sehhh…” protes Cakka.
“Udah ah gue ma Deva mau latihan drama dulu nieeee…” kata Alvin.
“Iya gue ma Alvin cabut dulu yaaa…” pamit Deva yang langsung pergi menuju parkiran dengan Alvin.
“Yaudah sekarang kita ke rumahnya Iel aja yok.” Ajak Rio pada Cakka dan Ray.
Akhirnya mereka misah sesuai kebutuhan.
Saat Alvin dan Deva menuju parkiran untuk mengambil mobil Alvin (oya di sini ceritanya hari itu Deva gak bawa mobil.) mereka berdua bertemu dengan Via yang nampak kebingungan.
“Bantet… nape muka loe kayak orang kebingungan?” tanya Alvin yang heran melihat Via kebingungan.
“Duhhh… gue lupa nie kalau hari ini mau ke rumah loe tapi gak ada tebengan.” Jawab Via.
“Lohhh anak-anak yang lain mana??” tanya Alvin.
“Mereka balik dulu baru nanti ke rumah loe. Gue lupa nebeng tadi jadinya sekarang gue gak ada tebengan.” Jawab Via.
“Ooooo…” kata Alvin meng-o-kan mulutnya.
“Gimana kalau loe nebeng kita aja.” Ajak Deva (hloh??? Siapa yang punya mobil, siapa yang nawarin??? --“)
“Serius loe.” Kata Via.
“Ya itu terserah Alvin dink. Kan itu mobilnya Alvin.” Kata Deva.
“Gue???” kata Alvin kebingungan.
“Ya iyalah kan itu mobil loe…” kata Deva.
“Yaudah gak papa sihh… loe ikut kita aja tapi ntar loe nungguin langsung di rumah gue ampek anak-anak dateng.” Kata Alvin.
“Ya gak papa Vinn… tapi boleh kan?” tanya Via antusias.
“Bole…” jawab Alvin.
“Wahhh makasihh Sipit Boy…” kata Via.
“Eits… kali ini loe gak boleh ngejek gue… kalau loe ngejek gue kagak gue tebengin loe.” Ancam Alvin.
“Upssss… oke-oke..” kata Via pasrah.
“Yaudah ayo buruan.” Ajak Alvin.
“Ehh Vin terus si Acha gimana baliknya?” tanya Deva.
“Dia di jemput ma oma, gak tahu tuh tumben oma mau jemput Acha.” Jawab Alvin.
“Oma jemput Acha??? Jangan-jangannnnnnnn” kata Deva lirih.
“Napa loe Dev?” tanya Alvin yang heran melihat Deva termenung.
“Ohh gak papa kok. Udah yok kita berangkat.” Kata Deva mengejak Alvin dan Via. Saat mereka mau masuk mobil…
“Viaaa…” kata Deva.
“Apa???” jawab Via saat mau masuk ke bangku belakang mobil.
“Loe yang depan aja… gue mau tiduran di belakang.” Kata Deva.
“Heh?? Dev apa-apan sihh loe kok loe nyuruh si Bantet duduk depan. Lagian kalau loe mau tiduran kan lebih enak di depan.” Protes Alvin.
“Ehh sialan loe bilang gue bantet, baru aja kemaren baikan sekarang mulai lagi.” Protes Via.
“Udahlahhh gak papa Viii… lagian gue maunya selonjoran kok. Kan lebih enak di belakang, lagian bantalnya juga di belakang.” Kata Deva.
“Tapi kannnn…” kata Via ragu.
“Udah loe duduk aja gih di depan.” Kata Deva sambil mengarahkan langkah Via ke bangku depan mobil.
“Dev loe apa-apan sihhh…” bisik Alvin pada Deva.
“Udahhh gak papa.” Kata Deva mendorong Alvin ke bangku kemudi.
Mereka bertigapun berangkat menuju rumah Alvin. Selama perjalanan Via dan Alvin yang duduk dibangku depan canggung setengah mati, seddangkan Deva yang tiduran di belakang seakan sedang berfikir dan sesekali melirik kea rah Via dan Alvin.
“Apa yang gue lakuin itu bener?? Kok gue bisa ya mau deketin Alvin ma Via??? Padahal gue, ma yang laen termasuk Alvin kan gak boleh kejebak dengan yang namanya cinta. Tapi kalau di pikir-pikir gue ngelakuin ini semata Cuma untuk membuat Acha bahagia. Sebenernya apa sih yang gue rasain ke Acha. Kenapa gue harus segitu peduli sama dia sampek gue harus melanggar sumpah The Jomblo??? Dan kenapa juga gue harus kaget dan marah waktu itu gue tahu kalau Ray jemput Acha…?” kata Deva dalam hati sambil menatap atap-atap mobil.
“Hushhhh (menghela nafas panjang) tapi kalau dipikir-pikir Via sama Alvin cocok juga kok… Ashhh gak tahu ahhh gue puyengg..” kata Deva menggeleng-gelengkan kepalanya dan memejamkan matanya sejenak untuk refleksi.
Sementara itu antara Via dan Alvin masih aja canggung padahal mereka biasanya berantem loh. Karena dasarnya Via itu orangnya rame dan gak suka suasana garing dia coba mincing-mancing pembicaraan.
“Heh Sipit Boy…” panggil Via.
“Apa?” jawab Alvin datar.
“Aishhh datar amet sihh loe ngomongnya…” protes Via.
“Yak an gue emang cool…” kata Alvin sok.
“Aishhh sape loe…” kata Via.
“Gue Alvin lahhh… Lengkapnya Alvin Jonathan. You know bantet???!!!” kata Alvin sediki mengacak-acak rambut Via.
“U.uh loe thu apa-apaan sihhh, main ngacak-ngacak rambut orang aja.” Protes Via yang ngambek.
“Jiahhhh kok ngambek… tambah jelek thu…” ejek Alvin.
“Tu kan loe tu pasti aja nyari gara-gara.” Kata Via manyun.
“Via… Via… lucu banget sih loe kalau manyun…. Tambah jontor noh mulut.” Kata Alvin menggoda.
“Alvinnnn…” teriak Via.
“Ekhem… Ekhem” Deva batuk-batuk, maksudnya nyindir yang lagi mesra-mesraan gitu.
“Ihhh Deva loe apa-apaan sihhh…” protes Via yang menengok kea rah Deva yang sejak tadi Cuma pura-pura tidur.
“Kagak kok… gue kan tidur.” Kata Deva masih merem.
“Tidur kok ngomong… ndobos tenan…” kata Alvin medok.
“Welahhh ngeyelll, delok kie moto ku merem…” balas Deva sambil melihatkan mata beloknya yang dia buat merem.
“Ahhh udahhh ahhh… malah liat-liatan mata… udah Vin konsen nyetir sana.” Kata Via.
“Yeee siapa loe nyuruh-nyuruh gue…” Protes Alvin.
“Gue Via … Lengkapnya Sivia Azizah. Puas loe… Udah nyetir sana.!!” Perintah Via dan tanpa sadar Alvin asal ngikutin perintahnya Via.
Alvinpun mulai konsentrasi menyetir lagi dan keadaan kembali hening.
***
“Persimi… Permisi….” Teriak Ray sambil mengetok pintu rumah Iel.
“Buset dah loe Ray, kenceng amet loe teriaknya… sakit kuping gue.” Protes Cakka yang merasa dirugikan dengan teriakan Ray.
“Biarin donkkk…” kata Ray lagi.
“Udah lahhh jangan ribut. Biar gue aja yang ketok.” Kata Rio menengahi.
“Permisi…. Permisi.” Rio mengetok pintu dengan wajar ridak seperti Ray.
“Iya tunggu sebentar.” Teriak salah satu pembantu Iel yang berjalan menuju pintu dan membukakan pintu.
“Mbokk… Ielnya ada???” tanya Rio.
“Lohh bukannya den Gabriel tadi berangkat sekolah ya den.” Tanya Mbok balik.
“Lohh mbok tadi itu Iel gak masuk, makannya kita datang kesini, tadi sihhh dia sms gak masuk karena ada urusan mbok.” Kata Rio.
“Tapi den tadi itu den Gabriel pamit sama nyonya pergi ke sekolah, emang den Gabriel gak masuk sekolah ya den?” tanya Mbok lagi.
“Enggak thu mbok. Terus kira-kira kemana ya mbok?” tanya Rio balik.
“Duhhh den saya juga kurang tahu yaaa…. Tapi seinget saya kemaren sihh den Gabriel sempat pergi keluar malam-malam katanya sihh mau ketemu orang penting yang bakalan nemuin cinta pertamanya den.” Jelas mbok.
“Cinta pertama mbok??? Maksud mbok???” Sambung Ray.
“Kalau itu mbok gak tahu juga den.” Kata Mbok.
“Zahraaaa… pasti ini tentang Zahra dan pasti ini juga berhubungan sama Ify. Gue yakin.” Sambung Cakka.
“Hah??? Zahra??? Ify??? Kok bisa??” kata Ray bingung sendiri.
“Bener kata loe Cakk ini juga ada hubungannya sama Ify…” kata Rio yang mulai menganalisis masalah ini.
“Jadi loe tahu???” tanya cakka.
“Mungkin gue gak tahu semua tapi gue yakin ini ada hubungannya. Loe juga tahu kan???” kata Rio.
“Iya… gue tahu ada yang aneh sama Iel dan Ify… tapi gue gak tahu apa keanehan itu. Yang jelas gue pernah mergokin Iel natap Ify dengan tatapan yang beda dan aneh.” Kata Cakka.
“Gue juga pernah liat Iel bicara serius dengan Ify dan berulang kali membuat Ify menangis.” Kata Rio.
“Oke kalau gitu kita harus cari tahu masalah ini.” kata Cakka.
“Gue setuju.” Kata Rio.
“WOIIII!!! KALIAN INI NGOMONG APA SIHH??? SUNGGUH YAAA GUE GAK DONK…..!!!!” teriak Ray yang sejak tadi bingung dengan pembicaraan Rio dan Cakka.
“Udah Ray loe ikut kita aja…” kata Rio melingkarkan tangannya ke tangan kanan Ray.
“Iya loe ikut kita aja, ntar kita jelasin.” Kata cakka juga melingkarkan tangannya ke tangan kiri Ray yang membuat Ray sedikit terangkat seakan diangkat oleh tangan Rio dan Cakka, maklum lah Ray kan pendek di gandeng+di tarik sama 2 orang yang lebih tinggi.
“Lohhh dennn gak mau mampir dulu…” kata mbok.
“Enggak mbok kita masih ada urusan. Makasih ya mbok.” Kata Rio dan Cakka yang masih menggantungkan Ray dengan ke dua tangannya.
***
“Kak Via????” teriak Acha yang senang melihat kedatangan Via yang di ikuti Alvin dan Deva.
“Acha…” Via menanggapi.
“Kok kak Via bisa ke sini.” Kata Acha sambil cipika cipiki dengan Acha.
“Kan kakak mau latihan drama sama kakak kamu dan yang lainya di rumah kamu.” Kata Via.
“Ouuu gitu yaaaa…. Yaudah kak… Kak Via duduk dulu yuk.” Ajak Acha yang sejak tadi mengacuhkan Alvin dan Deva.
“Ehh Dev kok Acha bisa akrab banget sih ma Via… kan mereka baru ketemu Cuma waktu pesta , waktu di mall sama sekarang.” Kara Alvin berbisik.
“Ya man ague tahuuu… mungkin mereka udah sehati kali… mungkin Acha pingin Via jadi kakak Iparnya gitu.” Kata Deva.
“Kakak Ipar gundul muuu…” kata Alvin.
“Enak aja loe bilang gue gundul, orang jelas-jelas gue punya rambut juga.” Protes Deva yang mungkin aka membuka pertengkaran mulut gak jelas antara Alvin dan Deva.
“Kak Alvin tolong ambilin minum buat aku ma kak Via donk…” pinta Acha.
“Ya Cha… bentar.” Kata Alvin.
“Udah nohhh di suruh ma adik tercinta untuk ambilin minum buat calon istri.” Ejek Deva.
“Sialan loe… awas ya loe nanti.” Ancam Alvin sambil berjalan meuju dapur.
Akhirnya Alvin pun mengambilkan minum untuk Via, Acha, dan tak lupa untuk Deva juga.
Beberapa menit kemudian Alvin datang dengan membawa minuman menuju ruang tengah.
“Wahhh ternyata si Sipit Boy rajin juga yaaa…” kata Via.
“Iya donk kak kan kita di sini walaupun punya banyak pembantu tapi kita harus mandiri.” Kata Acha.
“Wahhh brooo tumben loe baikkk ambilin gue lagi.” Kata Deva.
“Jiahhh emang gue baik.” Kata Alvin sambil duduk.
“Oya kak, jadi waktu pertama kakak ketemu sama kak Alvin itu karena kak Alvin ngelamunin keadaan aku dan nyaris nabrak kakak ya…” kata Acha melanjutkan cerita dengan Via.
“Iya Cha… jadi waktu itu kakak kamu nyaris aja nabrak gue, nah dari situ mulai deh pertengkaran kita.” Kata Via.
“Weh jadi ternyata dari tadi kalian pada ngomongin gue nie… wahhh gak bener ini.” protes Alvin.
“Ya gak papa donk kak, kan Acha pingin tahu gimana kakak selama Acha gak di sini.” Kata Acha.
“Yak an kamu bisa tanya langsung ke aku.” Kata Alvin.
“Ahhh tapi kan kakak bisa aja bohong untuk nutupin images kakak, tapi kalau aku nanya ke temen kakak pasti bakalan jawab jujur. Iya kan kak Via, kak Deva.” Kata Acha.
“Betulll…” kata Deva.
“Yaudah kak lanjutin lagi.” Pinta Acha.
“Jadi thu gini…..” kata Via panjang lebar dan memulai pembicaraan seru mereka. Mereka terus-terusan bicara panjang lebar dan makin seru sampai saat anggota kelompok drama yang lain datang mereka masih asik-asik aja ngobrol jadi satu sama anggota lainnya, sampek latihanpun kebawa enjoy banget dan membuat mereka tambah akrab terlebih antara Alvin dan Via. Sekitar jam 6 sore latihan mereka selesai dan mereka balik ke rumah masig-masing.
“Kak Via pulangnya sama siapa?” tanya Acha.
“Gak tahu Cha mungkin nanti cari taksi abis temen-temen yang lain dah pada pulang terus gak bisa anteri aku pulang.
“Kalau gitu kakak pulang dianterin sama Kak Alvin aja, sekalian kak Alvin anterin kak Deva.” Kata Acha.
“Kok gue lagi.” Protes Alvin.
“Udahlahh kak… kan kasihan kak Via.” Pinta Acha.
“Yaudah dehhh kalau kamu yang minta.” Kata Alvin pasrah.
Alvinpun mengantarkan Deva dan Via pulang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar