Senin, 13 Juni 2011

Mystery of RAR

Cerpen horror pertamaku, maaf kalau jelek dan mengecewakan dan maaf kalau buat dongkol di akhir cerita… I’m Sorry This Is Mystery

Mystery of RAR 


“Datanglah jika kau berani… bawa serta 2 temanmu… ini bukan ajakan tapi ini tantangan, jika kau tak datang, maka kau dan kedua temanmu akan mati…”

Nah inilah yang sekarang dirasakan oleh Rio salah satu dari 3 sahabat semenjak duduk di bangku SMA 666. 3 sahabat itu adakh Ray, Alvin, dan Rio. Ray seorang cowok gondrong dengan bakat bermain drum dia adalah cowok yang paling penakut diantara 2 sahabatnya yang lain. Alvin cowok putih dengan suara merdu, dia adalah cowok yang paling cuek dengan segala sesuatu yang terjadi sedangkan Rio cowok manis dengan bakat gitar dia adalah cowok yang paling pemberani diantara 2 sahabatnya yang lain.

Sebenarnya hidup mereka aman-aman saja, mereka sudah bersahabat sejak SD bahkan rumah mereka bersebelahan, namun semua hidup mereka menjadi rusak semenjak mereka memutuskan masuk ke SMA 666, SMA yang di kenal horror dan pernah masuk TV akibat kengerian dari SMA itu. sebenarnya mereka tidak harus masuk sana, namun karena ajakan Rio yang dengan diam-diam mendapat sebuah tantangan membuat mereka terpaksa masuk SMA 666.
Inilah kisah mereka di SMA 666.

***

Disebuah rumah yang cukup besar terlihat 2 cowok berpakaian SMP penuh dengan corat-coret menunjukan kelulusan mereka sedang berbincang.

“Gimana setuju gak?” tanya cowok manis dengan nada berani. siapa lagi kalau bukan Rio –Mario Stevano Aditya Haling-

“Ha? Gue,gue..” jawab seorang cowok gondrong dengan nada takut. Siapa lagi kalau buakn Ray –Raynald Prasetya-

“Woi, ada apa sihh?” tanya seorang cowok putih seraya membawa nampan penuh makanan dan 3 gelas minuman dan kemudian di letakan di meja. Siapa lagi kalau bukan Alvin –Alvin Jonathan Sindunata- si pemilik rumah.

“Gue mau nantangin kalian buat masuk di SMA 666, lagipula nyokap bokap kita gak akan nyadar kita masuk di SMA mana, mereka kan sibuk?” kata Rio.

“Tapi Yo,, gue gak berani… gue mendingan sekolah di SMA lain deh..” kata Ray dengan nada pengecut.

“Ah.. pengecut loe… ngapain takut.. di sana gak ada apa-apa kok.. SMA 666 hanya SMA biasa dan kita harus buktiin itu…” kata Rio menggebu-gebu.

“SMA biasa gimana, SMA itu dikenal horror tau.. pernah masuk TV lagi…” kata Ray.

“Alah.. itu mah penipuan media massa. Mana ada sekolah kayak gitu… udah ak takut..” kata Rio. Ray yang terdiam dengan wajah takut.

“Kalau loe gimana Vin? Mau kan?” tanya Rio.

“Ya kalau gue sih terserah yaa… lagian gue juga belum ada pandangan buat masuk SMA mana..” jawab Alvin santai sambil membaca-baca majalah fotografi, itu adalah hobi Alvin yaitu fotografi.

“Nah gimana Ray.. loe mau gak? Alvin aja mau.. loe gak usah takut.. ada kita kok.. kita kan bakalan selalu bertiga…” kata Rio. Ray mencoba berfikir.

“Gue…” kata Ray ragu.

“Udah gak usah banyak pikir lagi deh.. mau gak?” tanya Rio dengan nada memaksa.

“Yaudah deh.. gue ikut… tapi kalau sampek ada apa-apa loe harus tanggung jawab…” kata Ray pasrah.

“Nah gitu donk.. itu baru sahabat gue…” kata Rio dengan puas, keinginannyapun tercapai.

***

Saat ini RAR (Ray,Alvin,Rio) sudah tepat berada di depan SMA 666 sebagai siswa SMA sana. Mereka pun berjejer bertiga mengedarkan pandangan ke SMA 666.


“Saatnya kita buktiin kalau SMA ini hanya SMA biasa…” kata Rio yang ada di tengah dengan nada yakin.

“Not bad…” kata Alvin yang berada di sebelah kanan Rio dengan nada santai.

“Yo.. loe serius nie…” kata Ray yang ada di sebelah kiri Rio dengan nada takut.

“Udah gak ada yang mesti ditakutin… kita harus buktiin…” kata Rio yakin. Sejurus kemudian merekapun berjalan memasuki SMA itu. kesan pertama yang didapat adalah menyeramkan. SMA itu seperti SMA tua yang sama sekali tidak terurus nyali Ray semakin ciut sedangkan nyali Rio semakin besar.

Dan disinilah petualangan mereka akan dimulai.

***

RAR masuk di kelas X.6 yang dikenal kelas paling angker. Di kelas itu hanya ada sekitar 30 orang dan rata-rata orang yang ada di sana sungguh misterius, malah ada orang dengan wajah pucat seperti mayat. Ray semakin takut dan nyalinya semaki ciut.

“Nah ini dia kelas X6…” kata Rio.

“Ya Allah, ini kelas atau apa sihh?” tanya Alvin heran. Maklum saja kelas itu Nampak suram dan menakutkan.

“Yoo.. gue balik aja deh.. gue takut banget Yoo..” kata Ray katakutan.

“AHh nanggung Ray.. kita udah jadi siswa di SMA ini, lagipula di sini kayak SMA pada umumnya kok… ada banyak siswa walaupun gak sebanyak SMA pada umumnya.. tapi gak ada yang perlu loe takutin kali Ray…” kata Rio.

“Aduhh Yoo.. elo mah bisa bilang kayak gitu, secara loe pemberani lah gue, loe kan tahu sejak orok gue udah penakut…” kata Ray.

“Gue rasa Ray bener deh Yo.. ini bener-bener gak layak untuk jadi SMA. Kita pindah aja deh Yo…” kata Alvin mulai ciut nyalinya.

“Gilak loe.. gak bisaa, kita udah kepalang tanggung.. elo juga Vin, perasaan loe bukan pengecut deh…” kata Rio sebel.
“Ya bukan gitu kali.. tapi ini itu menyangkut masalah nyawa tauu..” kata Alvin.

“Alahh buat apa sih takut sama hal kayak gini, yang harus kita takutin itu Cuma satu yaitu Tuhan, jadi gak perlu lebay deh…” kata Rio.

“Tapi…” kata Alvin.

“Udah mendingan kita masuk aja..” ajak Rio, Ray dan Alvin hanya mengikuti Rio saja walaupun mereka sangat takut. Saat mereka bertiga hendak masuk ke dalam kelas itu tiba-tiba langkah Rio terhenti saat merasa pundaknya di sentuh.

DEG! Jantung Rio berdetak lebih kencang saat merasa pundaknya di sentuh, langkahnyapun terhenti yang membuat Ray dan Alvin kaget.

“Eh loe kok berhenti sih?” tanya Alvin heran.

“wajah Rio Nampak bingung,dan menegok kearah belakang, melihat wajah temannya yang tidak tahu apa-apa dia yakin bukan temannya yang memegang pundaknya.

“Loe kenapa yo?” tanya Ray.

“Oh enggak kok…” jawab Rio mencoba tenang dan kembali berjalan menuju kelas itu. di dalam kelas itu sudah ada sekitar 10 orang, namun seperti yang di ceritakan tadi kesepuluh orang yang ada di kelas sangat misterius, mereka hanya diam dengan tatapan kosong.

“Eh kok malah pada diem sih? Tatapannya kosong pula…” kata Ray berbisik pada Rio.

“Udah gak usah takut…” kata Rio.

“Kita duduk mana nie?”  tanya Rio.

“Eh gue duduk sama Alvin ya.. gue gak mau duduk sendiri..” kata Ray udah membooking Alvin.
“Hla gue sama siapa donk..” kata Rio.

“Ya terserah loe… katanya loe kan pemberani… siapa suruh ajak kita masuk SMA ini…” kata Ray seakan membalas omongan Rio, Rio hanya manyun sebel.

“Vin, kita duduk sini aja yuk…” ajak Ray. Alvin hanya diam dan langsung duduk di sebalah Ray.

“Oke.. gue kan bukan penakut… gue mau duduk sendiri gak papa kok…” kata Rio langsung duduk di meja belakang Ray dan Alvin.

Tak berapa lama bel tanda masuk di bunyikan dan dalam kelas itu hanya ada 13 siswa, wauw angka yang cukup sial. 13 siswa itu adalah RAR, Deva, Ozy, Angel, Zahra, Oik, Aren, Shilla, Gabriel, Keke, Cakka. semua yang ada di kelas itu sangat misterius tanpa terkecuali si guru, Pak Duta guru itu sangat misterius, cara mengajarnyapun mengerikan. Wauw  sungguh mengerikan.

Selama pelajaran Rio merasa aneh, dia merasa tidak duduk sendiri, dia merasa sudah duduk di sebelah seseorang yang selalu memandangnya.

“duhh.. kenapa perasaan gue aneh yaa.. gue ngerasa ada yang ngelihatin gue deh…” batin Rio heran. Tapi rio mencoba tenang. Tapi semakin Rio mencoba tenang perasaan Rio menjadi tak enak Rio merasa benar-benar di perhatikan oleh sosok yang ada di sebelahnya.

“Sial! Siapa sih? Anjritt…” umpat Rio dalam hati. Karena merasa sudah risih, Rio memutuskan untuk menengok kearah sebelahnya.

DEG! Tepat saat Rio menengok kesebelahnya dia melihat sosok cewek dengan darah yang mengucur dari kepalanya.
“KYAA!!” teriak Rio mengegetkan seisi kelas.

“Siapa itu?” Pak Duta menghentikan penjelasnnya.

“Loe kenapa sih Yo?” tanya Alvin yang kaget dan langsung menengok ke belakang.

“kamu.. siapa nama kamu?” tanya pak Duta.

“Saya Rio pak.. saya tadi melihat cewek di sebelah saya penuh dengan darah… tapi setelah itu cewek tadi hilangg…” kata Rio ngos-ngosan.

“Cewek? Cewek apaan? Loe kan duduk sendiri..” tanya Ray heran.

Mendengar jawaban Rio, Pak Duta hanya tersenyum tipis.

“Perhatikan saja maka kau akan tahu…” kata Pak duta dengan senyum misterius dan kembali menenrangkan.

DEG! Jantung Rio kembali berdetak kencang tak hanya Rio tiba-tiba jantung Ray dan Alvin juga berdetak lebih kencang.
“Anjrit! Perasaan gue semakin gak enak…” batin Rio.

“Kenapa sama perasaan gue rasanya bakalan terjadi hal buruk…” batin Alvin.

“Mama… Ray takutt…” batin Ray.

***

Hal yang terjadi beberapa hari yang lalu belum seberapa. Saat ini sudah 4 hari RAR bersekolah di SMA 666. Perasaan aneh semakin menghinggapi perasaan RAR terutama Rio yang mendapatkan surat tantangan yang datang secara tiba-tiba di kamarnya.

Saat ini RAR sedang berjalan menuju kantin. Saat RAR sedang berjalan tiba-tiba Ray yang berada di belakang Rio dan Alvin seakan tertarik keatas dan hilang seketika , sempat terdengar jeritan Ray yang membuat Rio dan Alvin menengok.
"Kyaaa !" Jerit Ray saat tubuhnya tiba-tiba terangkat dan menghilang.

"RAY!" Sontak Alvin dan Rio langsung menengok dan seketika itulah Ray hilang .

"Ray ! Ray mana yo ? Tadi dia ada di belakang kita kan ?" Tanya Alvin panik.

"Gue juga gak tau yo , tadi gue juga lihat Ray ada dibelakang kita , tapi setelah teriakan itu.." Ucap Alvin tak menyelesaikan kata-katanya, kemudian Alvin dan Rio saling bertatapan, tatapan mereka nampak aneh.

"Ray dalam bahaya .. " Ucap Alvin dan Rio bersamaan. Seketika itu mereka langsung berlari untuk mencari Ray.


***

Sementara itu, Ray yang tiba-tiba hilang seakan terbawa kesuatu tempat, Ray seakan sedang meluncur dari sebuat prosotan yang sangat panjang..

"Kyaaaaaaaa!" Ray terus berteriak saat dirinya meluncur. Ray terus meluncur hingga dia terjatuh di sebuah hutan yang sangat menakutkan.

BRUGH Ray pun terjatuh di sebuah hutan yang sangat menakutkan.

WebRepOverall rating

"Aduhh" rintih Ray. Seketika Ray menyadari kalau dia sudah tidak ada di sekolah tapi dia berada di sebuah hutan.

"Gu,gue di mana?" Kata Ray ketakutan sambil mengedarkan pandangannya ke sekeliling hutan. Keringat Ray mengucur deras, bulu kuduknyapun berdiri, Ray merasa sangat takut.

Tiba-tiba muncul seorang cewek dengan wajah yang sangat pucat.

"Ikut aku..." Ajak cewek itu. Ray yang awalnya tertunduk ketakutan mendongakkan kepalanya dan mendapati sosok cewek yang sangat pucat itu.

"Kyaaaa !" Teriak Ray ketakutan. "E,elo siapa ?" Tanya Ray bergetar.

"Ikut aku, kami butuh bantuanmu .." Kata cewek itu mengulurkan tangannya.

"L,loe siapa ?" Tanya Ray lagi tanpa mau meraih tangan gadis itu.

"Ikut aku, atau kau akan terjebak di sini dan temanmu tak akan selamat..." Kata gadis itu. Mendengar kata-kata gadis itu Ray semakin takut.

"Rio, Alvin..." Ucap Ray teringat pada kedua sahabatnya itu.

"Ini bukan pilihan .." Kata gadis itu. Seketika Ray langsubg meraih tangan gadis itu dan mengikuti langkah gadis itu walaupun dalam kepalanya masih tersimpan tanda tanya yang besar tentang keadaan ini.

***

“Ray! Ray!” Rio dan Alvin berteriak mengelilingi sekolah mencari Ray.

“Ray loe di mana?” teriak Alvin sambil mencari keberadaan Ray.

“RAY!!!” Rio berteraik sangat kencang. Alvin dan Rio terus mencari keberadaan Ray.

“Ray…” kali ini suara Alvin Nampak bergetar, Alvin nampak terpukul dengan hilangnya Ray karena Alvin memang sangat dekat dengan Ray.

“Ray.. loe di mana..” suara Alvin makin bergetar, dia terpukul, dia tak menyangka. Sejurus kemudian dia terdiam dan teringat semua ini terjadi karena Rio. Ya! Kalau saja Rio tak pernah mengajak mereka skeolah di sini, Ray tak akan hilang. Semua karena Rio.

“SEMUA KARENA LOE!” sungut Alvin langsung mendorong Rio sampai tersungkur. Rio kaget karena tiba-tiba Alvin mendorongnya.

“Loe apa-apaan sih Vin..?” sungut Rio gak terima.

“HEH! Semua ini karena loe. Karena loe ajak gue sama Ray sekolah di sekolah terkutuk ini, Ray jadi hilang! Semua keran loe..!” sunggut Alvin yang wajahnya memerah. Rio tertegun mendengar perkataan Alvin, kepalanya tertunduk seakan dia sadar kalau semua ini karena dia, kemudian dia beranjak berdiri.

“Ini memang salah gue, gue memang bukan sahabat yang baik…” kata Rio menatap Alvin dengan tatapan menyesal sejurus setelah dia beranjak.

“Maafin gue Vin… kita cari Ray bareng ya…” kata Rio mengulurkan tangannya namun alih alih di balas, tangan Rio langsung di tepis oleh Alvin.

“Gak perlu! Gue akan cari Ray SENDIRI!!!” kata Alvin langsung pergi meninggalakn Rio sejurus setelah menepis tangan Rio. Rio tertegun mendengar perkataan Alvin, dia gak menyangka sahabatnya yang selalu diam ternyata bisa sesangar serigala jika melihat sahabatnya dalam bahaya. Rio benar-benar merasa bersalah, dia menyesali keputusannya untuk menanggapi tantangan surat gelap itu.

“AHH!!! SHITTT!!!!!” umpat Rio kesal sambil mengacak-acak rambutnya. Tiba-tiba tangan Rio seakan di pegang oleh seseorang.

GYUTTT

“eh..” kata Rio kaget, sejurus kemudian Rio mengengok dan dia mendapati sosok gadis dengan tatapan tajam.

“Ikut aku…” kata gadis itu.

“e,elo siapa?” tanya Rio.

“Selamatkan kami … ikut aku…” ajak gadis itu.

“Ta,tapi loe siapa…?” tanya Rio bingung.

“Ikut atau loe dan sahabat loe gak akan selamat…” ancam gadis itu.

“Ray, Alvin.. jadi loe tahu di mana Ray?” tanya Rio.

“Ikut aku…” kata gadis itu langsung menarik tangan Rio, entah mengapa Rio tak berdaya dan dia hanya mengikuti gadis itu pergi ke suatu tempat.

***

“RAY!!! loe dimana?” setelah pergi meninggalkan Rio, Alvin terus mencari Ray.

“Ray….” teriak Alvin.

Alvin terus mencari-cari Ray suara teriaknya semakin bergetar nyaris menangis, padahal Alvin jarang sekali menangis tapi untuk kali ini dia benar-benar terpukul dan sedih.

“Ray.. loe dimana?” teriakn Alvin bercampur dengan sesenggukan air mata. Alvin Nampak terpukul dan sejurus kemudian tubuhnya melemas dan dia terduduk di lapangan sekolah.

“Ray… loe dimana??” ratap Alvin tertunduk dan menyembunyikan kepalanya dengan kedua tangannya.

“Ikut aku…” tiba-tiba ada seoarang gadis yang mendatangi Alvin, mendengar suara gadis itu Alvin mendongakan kepalanya ditemukannya sosok gadis dengan wajah yang sangat dingin.

“Si,siapa loe?” tanya Alvin bingung bercampur takut.

“Selamatkan kami… atau kamu dan kedua temanmu akan mati…” kata gadis itu.

“Ray.. Rio… apa yang terjadi pada mereka? diama Ray?” tanya Alvin panic.

“Ikut denganku maka kau akan temukan mereka…” kata gadis itu.

“Tapi…” kata Alvin ragu.

“Tak ada waktu lagi…” kata gadis itu.

“Oke gue ikut, tapi loe janji loe akan ketemuin gue sama sahabat gue…” kata Alvin, gadis itu tidak menggubris dia hanya berjalan mendahului Alvin, sejurus kemudian Alvin beranjak dan mengikuti gadis itu.

***

In Ray’s Condition

“He.. kita mau kemana sih?” tanya Ray yang sejak tadi mengikuti gadis itu, Ray dan gadis itu semakin jauh memasuki hutan.

“Sebentar lagi kita akan tiba…” kata gadis itu datar.

Ray hanya mengangguk-angguk dna terus mengikuti langkah gadis itu. tak lama kemudian mereka tiba di sebuah sumur tua.


“Su,sumur?” nyali Ray kembali ciut saat mendapati sebuah sumur tua.

“Iyaa… ikut aku…” kata gadis itu berjalan mendekati sumur itu. walaupun takut Ray terpaksa mengikuti gadis itu.
Gadis itu semakin dekat dengan sumur itu dan sejurus kemudian gadis itu melongok ke dalam sumur itu diikuti oleh Ray.

“KYAAAAA!!!” teriak Ray kaget saat melongokkan kepalanya ke dalam mulut sumur.

***

In Rio’s Condition

“Ngapain kita ke sini?” tanya Rio heran karena saat ini di sudah berada di sebuah pantai yang sangat sepi. Gadis itu tidak menjawab dia hanya menengok kearah Rio dan tersenyum misterius


“Hey.. loe jangan macem-macem ya… ngapain kita ke sini?!” tanya Rio dongkol.

“Diam atau kau sama sekali tak bisa berbicara…” ancam gadis itu. mendengar ancaman gadis itu Rio ciut padahal biasanya dia yang paling berani, tapi entah mengapa dengan gadis itu dia sama sekali tak berani.

Setelah berjalan sekitar 5 menit langkah gadis itu terhenti dan tatapannya lurus kearah pantai.

“Kok berhenti? Kenapa?” tanya Rio yang ikut menghentikan langkahnya.

“Kita sudah sampai…” kata gadis itu masih menatap lurus pantai.

“Sampai? Di sini? Lalu di mana teman-teman gue?” tanya Rio.

“Lihatlah…” kata gadis itu menunjuk lurus apa yang tadi dia tatap. Riopun mengarahkan pandangannya mengikuti jari gadis itu, dia terkejut dengan apa yang dia lihat.

“I…..i….t….t….u…u…” kata Rio kaget.

***

In Alvin’s condition

“Dimana Ray?” tanya Alvin mengikuti gadis itu, saat ini Alvin di bawa ke sebuah rumah tua.


Gadis itu sama sekali tak menjawab dia terus masuk ke dalam rumah tua itu.

“hey.. loe mau kemana? Di mana Ray? dan apa yang terjadi dengan Rio?” tanya Alvin.

Gadis itu sama sekali tak menjawab. Alvin jengkel dan langsung menghentikan langkah gadis itu. dia tarik gadis itu dan dia dekatkan gadis itu pada dirinya, namun saat gadis itu berada di depannya tiba-tiba gadis itu jatuh pingsan.

“Astaga!” Alvin kaget saat gadis itu tiba-tiba pingsan dalam pangkuan Alvin. Dia panic setengah mampus.

“Hey bangun, hey bangun…” Alvin mencoba membangunkan gadis itu dengan memukul-mukul lembut pipi gadis itu dalam pangkuannya.

“Dingin…” Alvin merasakan tubuh gadis itu dingin seperti mayat.

Tak lama, perlahan mata gadis itu terbuka dan gadis itu mengucapkan sebuah kata yang membuat Alvin tertegun.
“Hanya 24 Jam.. selamatkan kami dan temanmu atau kita tak akan pernah bisa keluar…” kata gadis itu yang kembali pingsan dan tubuhnya sangat dingin.

“24 jam? Apa maksudnya?” tanya Alvin dalam hati, saat ini dia benar-benar bingung mau berbuat apa. Apa semuanya sudah terlambat? Bagaimana cara keluar dari tempat ini? dan dimana Ray dan Rio? Alvin benar. Benar bingung.

***

“KYAAAAA!!!”

“I…..i….t….t….u…u…”

“Hanya 24 Jam.. selamatkan kami dan temanmu atau kita tak akan pernah bisa keluar…”

-THE END-

I'm Sorry, This is Mystery . . . :)

***

2 komentar: